Menurut DDII, katanya, pelaksanaan syariat Islam haruslah berlangsung di seluruh Indonesia dan itulah yang terus diperjuangkan oleh DDII melalui berbabagai bentuk aktivitas dakwah dan pendekatan politik. Implementasi syariat Islam yang kaffah di Indonesia dalah hal wajar mengingat negeri ini bebas dari penjajahan/konlonialisme tak terlepas dari peran pesar muslimin dengan jihad fisabilillah. Muslimin mayoritas di Indonesia.
Untuk itu, dia berharap pengurus DDII di seluruh Indonesia dapat meningkatkan aktivitas dakwah, sehingga secara bertahap masyarakat Islam tak menolak lagi syariat Islam. Dalam pengetahuannya selama ini, sering kali jika ada tuntutan pemberlakukan syariat Islam, maka yang menolaknya juga ummat Islam. Lihat saja pemberlakuan Perda-Perda Syariat Islam di beberarapa daerah, yang memproteskan juga ummat Islam.
Ia berharap, syariat Islam di Aceh yang telah mendapat legitimasi UU dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga tidak gagal dan menjadi momok bari daerah lain di Indonesia. Dalam hal ini DDII mestilah lebih banyak dengan meningkatkan dakwah Islamiah, memperkuat jalinan kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota dan terus menerus melakukan advokasi terhadap berbagai pelanggaran syariat Islam.
Syuhada Bahri juga mengharapkan peningkatan dakwah yang santun di seluruh Indonesia, memperkuat SDM da’i, manejemen dakwah dan meningkatkan jaringan DDII kab/kota di seluruh Indonesia. Katanya, di era otonomi sekarang ini, yang mesti ditingkatkan adalah keberadaan DDII kab/kota, sehingga dapat lebih mewarnai pelakasanaan syariat Islam dan bermitra dengan bupati/walikota.
Dialog dakwah dilajutkan dengan bedah buku “Aceh dan Inisiatif NKRI” karya Ketua DDII Aceh, Tgk Hasanuddin Yusuf Adan. Buku itu dibedah oleh Sekjen DDII Pusat H Amlir Syaifa Yasin. Buku yang terdiri dari 252 halaman dan diterbitkan Adnin Foundation Banda Aceh 2010 itu memuat sejarah kekecewaan Aceh terhadap Jakarta sejak DI/TII dan konflik GAM-RI.
Muswil 3 DDII Aceh dilanjutkan dengan agenda pertanggungjawaban pengurus, perumusan program kerja dan pemilihan pengurus baru. Insya Allah, Ahad 17/7 pengurus baru diharapkan telah terpilih.
Banda Aceh, 16 Juli 2011
14 Syakban 1432
Ketua Umum DDII Aceh,
Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan