Oleh: Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed

Hari-hari ini dalam bulan Mei 2025 kita telah dibuka mata oleh Allah untuk melihat bagaimana dhaifnya penjajah Yahudi Zionis dalam mempertahankan diri dari pasukan Allah yang namanya api, badai salju, angin puting beliung yang katanya sebagai pembawa api untuk meluluh lantakkan bangsa biadab tersebut. Kita lihat ummat Islam Indonesia, Pakistan, Afganistan, Iran, Irak, Suriah, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Bangladesh, Yaman, Saudi Arabia, Mesir, Yordania, Aljazair, Tunisia, Turki, dan Malaysia, sangat lemah tidak berdaya dan pengecut kepada Bani Israel modern—Yahudi penjajah. Sehingga semua ummat Islam beserta dengan para pemimpin kita tidak sanggup membantu saudara kita seiman di Gaza. Sehingga Allah akhirnya turun tangan untuk menjawab jeritan hamba-Nya di Gaza yang hingga kini sudah 58.800 orang kehilangan nyawa, ini yang bisa terdeteksi menurut pemerintah Palestina. Namun yang tidak terdeteksi lebih dari 180 ribu orang yang tertimbun bangunan dan reruntuhan dan ditangkap oleh penjajah Bani Israel modern sejak 18 bulan yangh lalu.

Namun kita juga berterima kasih kepada pasukan Houthi Yaman, Iran dan Hizbullah Libanon yang telah membantu suadara kita di Gaza, walaupun sebagian orang tidak menyukai mereka karena mereka bukan sunni.

Karena dhaifnya ummat Islam atau karena tidak mau peduli terhadap saudaranya seiman, maka Allah akan membantu sendiri hamba-hamba-Nya yang selalu meminta dan memohon kepada-Nya. Ini artinya bahwa Allah telah mentaukidkan janganlah meminta kepada manusia karena mereka sangat dhaif dan tidak akan membantu kamu sebelum kamu membenarkan kesalahan mereka, membenarkan kejahatan yang mereka buat, dan mendukung kedhaliman mereka.

Inilah manusia termasuk ummat Islam di dalamnya dan ini telah terbukti terhadap saudaranya di Palestina-Gaza, Muslim Rohingya, Muslim Uyghur, dll. Karena itu sebagai ummat Islam sebelum menghadap Allah swt perlu kita buat sebuah jawaban pasti kepada Allah tentang persaudaraan Islam, hak Muslim terhadap Muslim lainnya, Muslim seperti tubuh yang satu, dan Muslim seperti bangunan yang kokoh terhadap Muslim yang lain. Kalau kita ummat Islam ini sebuah kewajiban yang perlu dijawab bersama dengan para pemimpinnya. Kecuali kalau kita bukan Islam, maka gugurlah dari tuntutan ini.
Sebenarnya apa yang Allah perlihatkan kepada Bani Israel modern menjadi contoh kepada semua manusia dan para pemimpin mereka agar mereka harus bertaubat total dan masuk ke dalam agama Allah secara kaffah semuanya karena tidak ada satu kekuatanpun yng bisa menentang api di Israel walaupun Amerika, Inggris dan Pernacis sekalipun. Namun itulah manusia yang keras kepala walaupun nyawa sudah berada di kerongkongan, namun tidak ada tanda-tanda ketundukan kepada Penguasa Langit dan Bumi—Allah Yang Maha Kuasa. Beginilah nasib Abu Thalib dan Firaun walau sudah menjelang ajal, namun tidak juga mau mengakui Allah. Beginilah nasib Benjamin Netanyahu dan para pemimpin dunia sekarang ini dalam rangka mengakui kemahakuasaan Allah. Mereka berpikir kekuasaan mereka bisa diperkuat dan dipertahankan oleh tentara, polisi, pengawal khusus, dan para bodyguard yang handal, bukankah persenjataan penjajah Israel yang dibantu Amerika super canggih. Mereka membunuh dan membantai serta menghancurkan umat Islam Palestina dan Gaza dengan menggunakan bom, buldozer, pesawat tempur, tank Merkava, senjata canggih, bahkan senjata kimia.

Namun Allah meluluh lantakkan Israel hari ini tidak perlu pakai senjata canggih dan mudah-mudahan para penjajah itu semuanya dan para pendukungnya menggigit jari keputusasaan sebelum mereka menghadapi pengadilan yang maha dahsyat di yaumil mahsyar.

Kalau apa yang terjadi di seluruh Israel hari ini tidak bisa menjadi pelajaran kepada semua manusia di abad ini, maka manusia ini melebihi Kaum ‘Ad, melebihi Kaum Tsamud, melebihi kaum Nabi Nuh, melebihi kaum Nabi Luth, dan melebihi Fiaraun dan bala tentaranya. Kalau kita lihat bencana yang Allah kirimkan kepada penjajah Israel sekarang ini hampir sama seperti yang dialami oleh Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud dan kaum Nuh. Sekarang Allah kirimkan hujan es, banjir, petir yang mematikan, dan api yang belum pernah dikirimkan kepada bangsa-bangsa di masa lalu.

Kali ini nampaknya neraka tidak sanggup lagi menunggu lebih lama untuk membakar dan melahab manusia-manusia sombong dan super biadab, hingga neraka Allah harus turun ke bumi untuk mencari mangsanya para pengikut Benjamin Netanyahu dan antek-anteknya di atas bumi ini.

Hanya baru dua tempat di zaman modern ini pasukan Allah menjalankan tugasnya, pertama Los Angeles-Amerika, dan kedua di Israel.

Sejarah tidak pernah menyebutkan ada negara Yahudi seperti Israel yang ada sekarang ini, mereka adalah penjajah dan perampas yang sangat tidak mempunyai sifat-sifat kemanusiaan. Pemiliknya dibunuh, hartanya dirampas, dan tanah airnya diambil secara paksa, itulah mereka penjajah Yahudi Zionis yang sekarang berada di Israel. Ketika Allah merebut kembali tanah rampasan dari umat Islam Palestina, tidak perlu senjata, tank, bom, pesawat tempur dan peralatan canggih lainnya. Cukup dengan pasukan Jahannam bisa membakar semua lahan, membakar semua Gedung dan bangunan, membakar semua taman mereka, tempat tinggal mereka, dan apa yang mereka lakukan terhadap ummat Islam di Gaza, Allah kembalikan semua kepada mereka.
Mereka para penjajah yang tidak percaya kepada kekuatan Allah itu berpikir dengan mengambil paksa tanah umat Islam di Palestina, dan mereka bumi hanguskan semua pohon zaitun dan pohon kurma supaya dapat menghilangkan jejak tanah rampasan, mereka merasa telah berhasil dan merasa bangga dan penuh kesombongan. Mereka datang ke Eropa mencari bibit pohon yang rindang dan menghijau untuk menjadikan taman-taman yang indah dan megah di daerah jajahan (Jerussalem), dan sengaja membumi hanguskan pohon-pohon yang lain sebab menurut hadis Rasulullah nanti di akhir zaman menjelang kiamat, Al-Mahdi dan Isa a.s. akan muncul dan pada waktu itu semua batu dan pohon akan berpihak kepada ummat Islam untuk membunuh semua Yahudi dan membunuh Dajjal. Malah sekarang semua pohon yang pesanan dari Eropa menjadi sangat bermanfaat untuk menyalakan api ke seluruh Israel. Berkat adanya pohon-pohon itu, ditambah lagi kekeringan yang sangat bermanfaat, dibantu tiup oleh angin yang mulia, maka tidak perlu mancis dan minyak untuk menyalakannya serta membumihanguskan negara Israel. Inilah scenario dari Allah yang dimana para pendurhaka yang sombong dan angkuh harus menggigit jari kekecewaan karena berpaling dari Kehebatan Allah.

Celakanya bukan hanya pemimpin Israel yang tidak tunduk dan patuh kepada Allah, pemimpin-pemimpin lainnya juga seolah-olah tidak merasa kecut sedikitpun tentang eksisnya pasukan Allah di Israel. Mereka berpikir pasukan Allah yang namanya air, api, angin, burung, dan binatang-binatang lainnya tidak akan sampe ke negara-negara mereka, mereka pikir kekuasaan yang sedang berada pada mereka tetap langgeng dan tetap eksis hingga hari kiamat. Inilah yang selalu Nabi saw ingatkan bahwa manusia ini selalu tertipu oleh dua hal, yaitu kesehatan yang prima dan waktu yang lapang. Mungkin giliran kedua nanti pasukan Allah akan pergi ke negara-negara ummat Islam dan negara-negara kafir untuk menghajar bangsa tersebut dengan para pemimpin mereka atas kerelaan melihat pembantaian ummat Islam di Gaza, Rohingya, dan Uyghur. Bala bencana ini bukan tidak mungkin terjadi? Sangat mungkin, karena Allah itu tidak lalai. Yang jelas orang-orang yang main mata dan bersekongkol dengan musuh Islam secara diam-diam, maka segala niat dan perbuatan mereka akan dibalas oleh Allah baik di dunia ataupun di akhirat. Kita sudah lama hidup di dunia ini dan telah melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang ingkar, munafik, sombong, angkuh, dan tirani akhirnya semuanya tersungkur dan terhina di dunia ini. Lamba tatu cepat kita akan melihat dan merasakan akibat dari mengabaikan perintah Allah dan rasul-Nya.
Kita punya otak atau pemikiran tetapi tidak kita gunakan untuk berpikir positif dan mencari solusi untuk menghindari penderitaan dan kesengsaraan manusia di atas bumi ini, konon lagi saudaranya seiman. Kita mempunyai kekuatan, namun tidak tersentuh hati untuk membela kebenaran dan kaum tertindas atau terdhalimi, bahkan kita membela kebiadaban dan kejahatan. Kita diberi hati dan telinga untuk mendengar jeritan manusia, kepedihan dan kemelaratan ummat manusia, kesengsaraan ummat manusia di belahan bumi ini, namun kita punya hati telah membatu dan membeku seperti kutub utara, telinga kita sudah tuli dari semua jeritan dan penderitaan. Kita punya mata namun tidak melihat bagaimana sengasaranya sebagai ummat manusia di pelosok bumi ini, bagaimana sedihnya kehidupan mereka, bagaimana terbelakangnya pendidikan mereka, bagaimana rendahnya taraf hidup mereka namun mata kita buta semuanya atas penderitaan dan kekurangan tersebut. Kita merupakan manusia super ego yang hanya memikirkan hak kita, memikirkan nasib kita, keluarga kita, bangsa kita, kaum kita, kroni kita, tim sukses kita, dan handai taulan kita saja. Kita baca al-Qur’an dan Hadis Nabi saw tetapi kita bukan pengikut Qur’an dan Sunnah, malah penentangnya. Karena itu marilah kita satukan langkah untuk dapat saling memberi nasehat kepada sesama muslim dan memaknai makna persaudaraan dan ukhuwah antara ummat Islam. Kalau kita seorang ulama, maka nasehatilah para pemimpin untuk taat dan takut kepada Allah, dan hindarilah menjadi penjilat penguasa dan pembenar kesalahan penguasa.

Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed
Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Prov. Aceh

Oleh: Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed

Ketika penulis masih kecil senantiasa menyanyi dalam bahasa Aceh yang mengisahkan kepada nasib para hakim di hari kiamat. “Padumna leu hakim-hakim asoe jahim uroe dudoe.” Ketika meja hijau berobah menjadi abu-abu, pada saat itulah semua orang tidak lagi percaya kepada penegak hukum yang duduk di meja hijau karena hukum itu sangat tergantung pada uang yang kita peroleh agar bisa menyogok para pengambil keputusan.

Presiden Prabowo ketika baru-baru dilantik sebagai Presiden RI, pernah mencadangkan untuk menaikkan gaji para hakim 100% karena beliau melihat bahwa gaji hakim sekarang dibawah upah minimum Regional para pekerja. Dan juga menanggapi respon terhadap ribuan hakim yang akan mengikuti aksi cuti bersama se-Indonesia. Ini sebagai bentuk protes menuntut hak para hakim yang sangat minim kesejahteraan mereka selama ini. Ditambah lagi, Prabowo geram dengan keputusan hakim terlalu ringan bagi koruptor triliunan rupiah.

Misalnya keputusan Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat yang memvonis Harvey Moeis 6.5 tahun atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha pengelolaan area PT Timah (Persero) Tbk. Malah presiden meminta kepada Kejaksaan Agung untuk naik banding terhadap hukuman 6.5 tahun dan denda 1 milyar, seharusnya 50 tahun harus dihukum kepada pelaku korupsi.

Kalau kita pikir-pikir tidak banyak gaji, apakah kalau gaji banyak seperti gaji dirut pertamina? Apakah mereka tidak lagi melakukan korupsi? Pepatah Aceh ternyata sangat benar “yang meurot adalah lumo tumbon”.

Memang benar yang suka merumput atau makan rumput yang banyak adalah lembu yang gemuk. Sedangkan lembu kurus, jangankan untuk merumput, jalan saja ia tidak sanggup. Apa yang terjadi di Pertamina itu orang miskin atau tidak cukup gaji? Pelajarilah Pendidikan Islam kenapa mereka melakukan ini akan terjawab.

Harkat dan martabat meja hijau sudah mencapai titik nadir derajatnya karena integritas para hakim atau para penjaga garis perbatasan terakhir sudah bobol. Tinggal menunggu air bah secara membabi buta memporak=porandakan seluruh penduduk negeri.

Meja hijau sudah abu-abu karena semuanya bisa dimuluskan kalau mau bebas dari jeratan hukum. Namun coba lihat apakah benar para hakim itu menerima gratifikasi dan sogok karena gaji dan kesejahteraan mereka sangat tidak memadai? Kalau kita tahu hakim itu sedikit gajinya , siapa yang menyuruh kita melamar menjadi hakim? Sama saja kita sering dengar guru atau dosen gajinya sedikit, siapa suruh melamar jadi guru atau dosen? Bukankah kita yang menulis surat atau membuat surat permohonan kepada pemerintah untuk diangkat sebagai PNS dll? Kalau dipikir-pikir kekuarangan gaji, silakan keluar dan cari kerja di tempat lain yang banyak gaji dan menjamin dunia akhirat. Atau cari kerja di luar negeri mungkin akan mencapai hajat yang kita inginkan, itupun kalau kita memiliki skill yang diperlukan.

Rakyat banyak semakin tidak percaya lagi yang namanya pengadilan dan para penegak hukum. Kita mengenang kembali kasus 3 orang hakim di Pengadilan Surabaya yang memvonis bebas Gregorius Ronald Tannur yang membunuh pacarnya Dini Sera Afrianti 30 tahun pada Oktober 2023. Tiga orang hakim yang menangani kasus ini yaitu Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapul terbukti menerima suap dan gratifikasi 1 Milyar rupiah ditambah lagi 308 ribu dolar Singapura (sekitar 3,67 Milyar rupiah).

Kasus ini masih belum hilang dalam benak dan telinga masyarakat , muncul lagi kasus baru di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yaitu empat orang hakim menerima suap 60 milyar rupiah. Mereka adalah Muhammad Arif Nuryanta, Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena beliau menerima suap Rp. 60 milyar rupiah untuk mengatur agar tiga korporasi yang terseret perkara korupsi divonis lepas yaitu Permata Hijau Group, Wilmar Group, dan Musim Mas Group. Kemudian Djuyamto, sebagai hakim ketua sidang; Agam Syarif Baharuddin dan Ali Muhtarom yang sama-sama menikmati uang haram itu. Ketiga hakim ini diduga menerima suap dari pengacara para terdakwa melalui Muhammad Arif Nuryanta sebesar Rp. 22.5 milyar.

Ini merupakan kasus-kasus yang sudah mencuat karena tidak mungkin lagi diperam, mungkin kasus ini berhadapan dengan kekuasaan. Biasanya kalau kasus-kasus yang terjadi dilakukan oleh lawan-lawan politik atau oposisi pemerintah, maka kasus tersebut cepat sekali diputuskan oleh pengadilan. Mudah-mudahan semua kasus yang sudah dibongkar tidak ada hubungannya dengan seseorang tetapi murni kesalahan atau akumulasi dari kesalahan-kesalahan sebelumnya yang berlipat ganda hingga Yang Maha Kuasa menerima doa-doa hamba-hamba yang dhaif dan terdhalimi, maka kasus demi kasus terbongkar kepermukaan. tetapi semua boleh menganalisis mungkin banyak kasus-kasus yang lain terbungkam atau tidak jadi dipublish ke khalayak ramai.

Sebenarnya ini seperti “Tupai melompat, sesekali jatuh juga”. Kalau kita memiliki kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa, maka tidak heran jika seseorang sudah begitu professional dalam suatu bidang, namun sesekali hilang keprofessionalannya karena lupa kepada Zat Yang Paling Professional—Allah azza wajalla. Kita bisa merenung mengapa musibah terjadi pada diri seseorang? Mengapa Allah mempermalukan seseorang? Mengapa seseorang terbuka aib secara umum? Musibah itu datang sebagai cobaan dan ujian bagi diri seseorang. Kalau bukan karena kedua hal tersebut berarti sebagai hukuman dari Allah atas kesalahan-kesalahan masa lalu yang tidak pernah mau bertobat. Allah mempermalukan kita, mungkin kita pernah mempermalukan orang di masa lalu. Dan kenapa air kita terbuka, mungkin kita telah membuka aib orang di masa lalu.

Camkanlah wahai saudara-saudaraku yang bekerja untuk urusan kaum muslimin dan muslimat. Kalau kamu membuka aib kaum muslimin di dunia, maka Allah akan membukan aibmu di akhirat.

Kalau sudah mencuat begini apa kata orang terhadap system peradilan kita selama ini, apakah semua hakim begitu atau hanya beberapa orang oknum yang nakal, atau apakah semua pengadilan di Republik ini begitu cara mainnya, namun kita setuju bahwa yang namanya manusia itu terbagi dua—-ada yang baik dan ada yang buruk, dan ini dimana-mana ada manusia yang seperti ini. Kenapa ini terjadi, padahal mereka sebagai penegak hukum, teladan di dalam negara, tembok terakhir dalam negara untuk mempertahankan supremasi hukum, bukan orang terakhir yang harus melumpuhkan hukum. Maka kepada saudara-saudara kita yang bertugas sebagai pengadil dimanapun, pengambil kebijakan, penentu keputusan dan penegak hukum serta penjaga garis batas antara halal dan haram, sesekali boleh mengenang kembali lagu Aceh yang di awal tadi tentang para hakim di hari kiamat nanti.

Sebenarnya ini tidak tertuju kepada hakim melulu, tetapi kepada siapapun yang bertugas sebagai pengambil kebijakan seperi orang tua dalam rumah tangga, guru di sekolah, para kepala kantor, komandan tentara, komandan polisi, pimpinan pesantren, pimpinan perusahaan, dan kepala-kepala lain sebagainya harus berlaku adil kepada bawahannya atau anak buahnya konon lagi para pemimpin negara terhadap rakyatnya.

Semoga Allah mengampuni kita semua atas kesalahan yang kita lakukan, dan mengirimkan kepada kita bangsa Indonesia ini para pemimpin yang adil dan jujur dan para penegak hukum yang takut kepada azab Allah.

Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed


Laporan SindoNews, Senin 07 Maret 2025 bahwa Tentara Zionis Israel semkain biadab dalam membantai ummat Islam di Gaza. Ketika warga Gaza terbangun pada Senin 7 April Maret 2025 melihat pemboman dan pembantaian dimulai lagi oleh tentara Zionis.

Lebih dari 400 orang yang terdiri dari wanita dan anak-anak syahid, dan dilaporkan bahwa serangan ini mendapat “lampu Hijau” dari Presiden Amerika, Donald Trump. Gencatan senjata tetap gencatan senjata namun dalam masa gencatan senjata 150 ummat Islam gaza sudah dibantai. Makanya yang namanya Yahudi apalagi Zionis, penuh dengan kebohongan dan dusta karena sifat dasar Yahudi adalah suka mendengar berita bohong, suka makan haram, suka berkhianat, suka menipu dan pura-pura.

Sejak perang Palestina Israel 7 Oktober 2023 hingga kini April 2025 sudah 40 ribu umat Islam Gaza telah syahid dan itu belum belum termasuk harta benda, namun yang paling celaka dunia diam walau Benyamin Netanyahu telah disahkan oleh PBB sebagai penjahat peran dan negara Israel sebagai negara tidak sah secara hukum karena mereka adalah perampas tanah hak milik bangsa Palestina dan pembunuh ummat Islam secara biadab.

Ya Allah, hamba ini sangat dhaif, tidak ada senjata, tidak ada kekuasaan, tidak punya harta yang banyak, dan tidak banyak kawan dan rakan yang sefikrah untuk menolong saudara kami seiman di Gaza yang dibantai oleh drakula Zionis Yahudi, karena itu Wahai Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Kuat, tolonglah saudara kami di Palestina, berikan rahmat kepada saudara kami sebagaimana telah Engkau berikan kepada para Ashabul Kahfi, berikan kekuatan kepada mereka sebagaimana Engkau berikan kepada Musa a.s. dalam mengalahkan Firaun laknatullah, berikan kekuatan kepada mereka sebagaimana Engkau berikan nabi-Mu Muhammad saw yang dapat mengalahakan Abu Lahab, Abu Jahal dan para pengikutnya, berikan kesabaran kepada mereka agar dapat melawan musuh-Mu — Yahudi Zionis. Ya Allah Zat Yang Maha Mengetahui siapa-siapa yang membantu dan menyokong Zionis, maka hamba memohon kepada-Mu dengan tulus dan penuh harap, hancurkanlah mereka dan hinakanlah mereka di dunia dan akhirat, walaupun mereka para pemimpin di negeri-negeri Islam. Namun jika mereka mau bertaubat, maka terimalah taubat mereka.

Ya Allah Yang Maha Mendengar, hamba ini tidak sanggup pergi ke Gaza untuk membantu saudara kami, tidak punya minyak yang banyak untuk dikirimkan ke Gaza, dan tidak punya senjata yang canggih untuk dikirim ke sana, karena itu ampunilah dosa hamba ini, dan terimalah doa hamba ini untuk saudara kami di Gaza dan di seluruh dunia agar Engkau menolong mereka. Ya Allah hancurkan tentara-tentara yang membantu Yahudi Zionis, Ya Allah hancurkan para pemimpin yang membiarkan umat Islam dibantai, Ya Allah Yang Maha Kuat dan Maha Melihat penderitaan hamba-Mu, ambillah kekuasaan dari para pemimpin yang bersekongkol dengan Yahudi Zoinis, hinakanlah mereka, hancurkan ekonomi mereka, hancurkan tentara-tentara mereka, kirimknalah burung ababil di Gaza untuk menghancurkan tentara-tentara Zionis dan pendukungnya, berilah peringatan kepada mereka akan azab-Mu yang sangat pedih. Ya Rabb Yang Maha Mengetahui, hamba memohon kepada-Mu agar berkenan menghancurkan negara-negara yang membela Yahudi Zionis dan menolong mereka dan cabutlah kekuasaan yang ada pada mereka, dan gantilah orang-orang yang baik untuk memimpin di bumi ini.
Kekejaman Israel terhadap umat Islam Palestina terhenti sebentar di Jalur Gaza ketika kesepakatan genjatan senjata antara Hamas dan Zionis Israel tahap pertama dua bulan lalu. Namun pada tanggal 17 Maret 2025 malam hari para tentara Zionis kembali membombardir penduduk Gaza yang diantaranya anak-anak dan wanita menjadi korban dan hingga Apil 2025 hampir 40 ribu umat Islam Palestina telah syahid semuanya dan dunia hanya pandai berdiam saja termasuk para pemimpin di negeri-negeri Muslim. Ya Allah Yang Memiliki Kekuasaan, ambillah kekuasaan pada orang-orang yang tidak tidak punya kasih sayang kepada hamba-Mu di Gaza dan dimanapun juga. Ada segelintir hamba-Mu yang dhaif wahai Rabb yang punya Kekuasaan Dunia dan Akhirat, memohon dengan ikhlas berilah kekuasaan kepada orang-orang yang pandai bersyukur dan memperhambakan diri kepada-MU, dan cabutlah kekuasaan dari orang-orang yang sombong, pongah, dan ingkar kepada-Mu, walaupun mereka para pemimpin di negeri muslim. Ya Rabb, hancurkan barisan mereka, cerai-beraikan persatuan mereka, porak-prandakan hati dan pemikiran mereka, turunkan azab kepada mereka.
Efek dari senjata umat Islam (doa dan penuh harap) dari hamba-hamba yang dhaif yang bertebaran di seluruh bumi ini dapat dilihat satu demi satu. Dalam bulan pertengahan April 2025 ada seribu (1000) perajurit dan perwira Israel telah menandatangani surat kepada pemerintah Yahudi Zionis untuk memprotes agar diakhirinya perang di Gaza dan utamakan pembebasan sandera. Bahkan akibat dari surat protes tersebut, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, penghisap darah umat Islam, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka semua akan dipecat dari dinas militer karena mereka adalah “kelompok extrimis yang mencoba menghancurkan masyarakat Yahudi dari dalam.” Dan demikian juga pernyataan Kepala Staf militer Israel dan Komandan Angkatan Udara, Tomer Bar untuk memecat mereka semuanya jika tidak menarik balik surat itu. Perihal tersebut juga dperkuat oleh pernyataan Panglima Militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir untuk memecat semua perwira dan perajurit tersebut yang jelas-jelas menunjukkan pembangkangannya terhadap pemimpin tertinggi yaitu Perdana Menteri Netanyahu. Ini sebuah kemenangan bagi ummat Islam karena doa-doa kita diterima Allah agar mereka saling bertentangan sesama sendiri.

Diantara orang-orang yang menanda tangani petisi itu adalah mantan Kepala Staff, Letnan Jenderal (Purn) Halutz, mantan Panglima Angkatan Udara, Mayor Jenderal (purn) Nimrod Sheffer, dan mantan Kepala Otoritas Penerbangan Sipil, Kolonel (purn) Neri Yarkoni dan perajurit-perajurit lainnya. Mudah-mudahan kekacauan dan saling bertengkar antara sesama mereka Allah lanjutkan atas doa-doa para syuhada di Palestina. Sesungguhnya mesin perang Zionis adalah Benjamin Netanyahu yang mendapat sookongan Amerika, maka kalau kita berdoa untuk kehancuran Yahudi Zionis jangan lupa kehacuran Amerika sekaligus presidenya Donald Trump. Karena sumber penyakit ini berasal dari Amerika, jika Amerika tidak mendukung Israel, mungkin satu hari negara Israel tamat.

Karena itu yang mampu mengalahkan Amerika dan Yahudi Zionis dan semua musuh Allah adalah Allah sendiri lewat cara-Nya dan metode-Nya sendiri. Atau orang-orang mukmin yang Allah berikan kekuatan dan keistiqamahan tentang Islam, merekalah yang mampu membunuh semua Yahudi dan musuh-musuh Allah yang lain walau mereka sedikit jumlahnya. Ini merupakan janji Allah terhadap siapa yang sanggup membunuh Dajjal dan penguasa dhalim di akhir zaman.

Kalau kita orang beriman, tidak perlu heran dan bertanya-tanya, diktator Suharto jatuh di tangan mahasiswa, presiden Marcos di Filipina berakhir tahtanya karena janda Benigno Aquino, Keperkasaan Syah Iran (Muhammaed Reza Pahlevi), karena dihantam oleh orang tua berjenggor—Ayatullah Ruhullah Khomeiny, dan juga para pemimpin lainnya di dunia yang melampaui batas.


Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed


Belum selesai pembangunan kembali Los Angles-California (hingga 20 Januari 2024 belum ada tanda-tanda padam), akibat dari kebakaran di AS, sekarang pada akhir bulan April 2025-hingga bulan Mei 2025 neraka dari California berpindah rupanya menuju Israel, bukankah ini sebuah bala bencana yang menimpa kaum yang terlaknat oleh Allah?

Kebakaran hutan di Jerussalem bukan tidak mungkin menyebar hingga ke Tel Aviv dengan angin yang super kencang dan kekeringan yang sedang terjadi sementara ini. Namun bagi mereka tidak menjadi masalah karena para masih bisa mengandalkan pemadam kebakaran dari darat dan udara siap memadamkan api bahkan dari negara luar yang mendukung Israel sudah tiba disana.

Kalau orang beriman ini adalah akibat dari kebiadaban mereka dalam membantai manusia di Gaza dan juga para pendukung Israel, yaitu Amerika cs. Mereka pembunuh umat Islam, pembunuh anak-anak ummat Islam dan pembunuh wanita-wanita Islam, penghancur masjid-masjid dan pembantai manusia secara khusus dan ini telah mendapat pengiktirafan PBB bahwa Pemerintah Israel dibawah kepemimpinan manusia haus darah, Benjamin Netanyahu adalah pelaku genosida dan wajib dihukum karena penjahat perang.

Hakim ICC pada November 2024 telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dan juga kepada Pemimpin Hamas, Ibrahim al-Masri atas tuduhan kejahatan perang di Gaza.

Bahkan ICC juga menyetujui Joe Biden, mantan Presiden Amerika termasuk penjahat perang di Gaza karena bantuannya kepada Israel. Secara haqqul yakin bisa dikatakan ini adalah kutukan Allah dan terijabahnya doa-doa ummat Islam dan orang-orang tertindas di seluruh dunia khususnya ummat Islam Gaza, untuk menghukum Israel menurut cara Allah sendiri. Mudah-muadahan ada orang-orang Yahudi yang mau mengerti balasan Allah seperti ini.

Bukti berikutnya adalah sebulan yang lalu para petinggi militer Israel lebih dari seribu orang termasuk tentara cadangan telah menanda tangani sebuah petisi kepada Netanyahu untuk mengakhiri perang di Gaza dan gencatan senjata total atau permanent. Mereka merasa menyesal apa yang mereka lakukan di Gaza adalah tidak bermakna sama sekali selain hanya membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Ini sebuah pemandangan bahwa tentara Israel tidak mau mati sia-sia hanya demi mempertahankan kekuasaan Netanyahu langgeng, mereka harus mempertaruhkan nyawa mereka di Gaza. Ditambah lagi konflik Netanyahu dan Bos Shin Bet (kepala Intelegence Israel), Ronen Bar, Ini semakin tegang antara Kepala Inteligence Negara dan Presiden.

Demikian pula para politis Israel juga memprediksikan kemungkinan perang saudara akan terjadi di Israel antara sesama Yahudi dan Zionis serta antar partai-partai yang ada di Israel dengan partai yang berkuasa. Disamping terjadinya korupsi yang sangat merajalela dibawah kepemiminan Netanyahu.

Namun ini semua tidak dipikirkan oleh Netanyahu asalkan Amerika mendukungnya, habis perkara. Celakanya ada juga umat Islam yang mendukung Israel secara diam-diam demi menjaga hubungan diplomatik dan demi melanggengkan kekuasaannya. Kita memang tidak dapat mengukur atau mendeteksi kemunafikan seseorang, namun dari penampilan lahir dan perbuatan nyata menjadi tolok ukur stereotype seseorang. Tetapi ummat Islam khususnya orang-orang beriman tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, karena Allah telah menjanjikan menolong orang-orang beriman. Orang beriman ini dalam sejumlah kecil akan tetap eksis hingga akhir zaman dan merekalah nanti yang akan membunuh Dajjal.

Namun Dajjal benaran mungkin belum muncul, akan tetapi dajjal-dajjalan banyak sekali di dunia ini sekarang yang menjelma sebagai penjegal, pembantai, penipu, pencipta kerusakan, pendukung kebiadaban dan maksiat serta pengajak manusia ke jalan sesat. Suatu saat nanti kita akan melihat bagaimana nasib ummat Islam dan para pemimpin di negeri-negeri Islam yang tidak mau membantu saudara mereka di Gaza akan menggigit jari dan putus asa karena kekuasaan mereka akan sirna. Allah akan menggantikan para pemimpin dhalim kepada pemimpin yang beriman hanya tinggal menunggu waktu. Para pendurhaka, anti Allah, Rasulullah dan Islam akan menghadapi azab Allah baik di dunia ataupun di akhirat. Janji Allah akan tetap berlakuk kepada orang-orang dhalim lambat atau cepat.

Kebakaran yang melanda hutan di Sefela, Sha’ar HaGai, Netaf, Yad Hashmonah, Nefeh Ilan, Mavo Houron, Canada Park, Anaba hingga Latrun, Neveh Shalom, Mesilat Zion, dan Beit Shemesh, Burma Road hingga hutan Ashkelon, serta Beit Meir dan Shoresh, mungkin akan terus ke Tel Aviv.

Tempat-tempat ini terletak 15 mil ke sebelah barat Jerussalem. Ini tercatat dalam sejarah bahwa kebakaran hutan kali ini terbesar di negara tersebut. Kecepatan hembusan angin sekitar 60-90 kilometer per-jam. Menurut Times of Israel angin diperkirakan meningkat cepat hingga mencapai kecepatan 90-100 kilometer per-jam. Jika angin terus berhembus dan ditambah dengan kekeringan yang melanda Israel terus menerus, mungkin Tel Aviv tinggal menunggu waktu. Sebenarnya dalam pandangan ummat Islam, api, air (Sungai, laut, mata air), angin, burung-burung, dan binatang ada komandonya. Mereka tidak bergerak kalau atas perintahnya sendiri, dan pandangan inilah yang tidak dimiliki oleh orang-orang kafir konon lagi Yahudi Zionis. Mudah-mudahan ada sejumlah orang Yahudi di Israel yang dapat memahami bagaimana kehendak Yang Maha Kuasa dan kedhaifan atau keterbatasan kita sebagai manusia sehingga kalaupun kita tidak ikut perintah Allah secara total, dan jangan menolak seratus persen karena Allah itu tidak lengah atau lalai.

Seharusnya kebakaran Los Angeles menjadi ibrah bagi orang-orang yang punya hati dan otak, peristiwa air bah yang memusnahkan anak dan isteri Nabi Nuh bersama ummatnya dapat menjadi pelajaran penting bagi manusia, peristiwa burung ababil yang menyerang tentara gajah dibawah kendali Abrahah yang menyerang Ka’bah merupakan tragedy mengenaskan bagi manusia, mengganasnya laut di Jepang, Palu, Thailand, dan Aceh (tsunami) di zaman modern ini seharusnya menjadi pelajaran kepada manusia bahwa laut setiap kali ratusan kali meminta kepada Allah untuk menghancurkan orang-orang yang berbuat maksiat di atasnya dan di daratan. Namun semuanya itu tinggal menunggu komando dari yang Maha Kuasa.

Semua itu sebagai pengalaman terbaik bagi manusia supaya selalu dalam ketaatan dan ketundukan kepada Penguasa Langit dan Bumi yang setiap saat memantau kegiatan hamba-hamba-Nya.

Tugas ummat Islam tidak henti-henti membaca qunut nazilah agar saudara kita di Palestina selamat dunia dan akhirat dan kehancuran bagi Yahudi Zionis baik yang ada di Israel ataupun diseluruh dunia. Itulah senjata pamungkas ummat Islam, orang beriman, dan kaum dhuafa. Jika ada kelebihan harta, maka bantulah saudara kita di Gaza dengan harta dan senjata agar mereka bisa hidup dan mempertahankan negara dan agama serta harkat dan martabat orang-orang beriman di seluruh dunia. Namun bantuan Allah-lah yang sangat berarti bagi saudara kita di Gaza dan diseluruh dunia yang berada dalam penindasan kaum kuffar.

Isreal sebenarnya hendak menggelar sebuah perayaan hari kemerdekaan hasil rampasan negeri Palestina menjadi bahagian daripada negara Israel. Mereka hendak melakukan upaya perayaan obor tahunan yang berkaitan dengan hari kemerdekaan tersebut, namun Allah mengirimkan obor yang terbesar untuk membakar negara haram itu. Ini yang mereka tidak paham karena mereka merupakan manusia yang mengutamakan nafsu kebinatangan dan anti eksistensi Allah dalam setiap aktivitas mereka. Malah manusia yang semacam itu banyak juga yang mendukungnya seperti Amerika, India, Argentina, Brazil, Thailand, Filipina, Miyanmar, dan Singapura. Mudah-mudahan Allah akan mengirim bala tentaranya ke negara-negara yang membantu mengesahkan pembantaian di Gaza dan pembantaian umat Islam di seluruh dunia. Namun, kalau kita mengharapkan bantuan dari negara-negara Islam untuk memusnahkan Israel dan para pendukungnya, pasti kita akan menggigit jari karena keputusasaan, tetapi dengan mengharap kepada Allah melalui doa-doa yang sangat khusyu’ dan penuh harap, Insya Allah para musuh Allah akan merasakannya bagaimana nasib mereka sekarang sedang terbakar, mengungsi, dan harta benda mereka hancur dilahap api dan penuh kesengsaraan. Ini akaibat dari kebiadaban mereka bagaimana membakar Gaza dan ummat Islam.

Semoga Allah terus membeli pelajaran kepada hamba-hamba yang pongah dan sombong melebihi Firaun.

Sekarang apa yang Israel lakukan kepada saudara kita di Gaza, telah Allah balas secara kontan kepada mereka bagaimana nasib harta benda mereka hangus terbakar, nasib mereka dalam kemah pengungsian, nasib mereka dipicrok (dikejar) oleh pasukan Allah yang namanya api, nasib mereka dipenuhi pasukan asap tebal yang mematikan.

Sebenarnya kita atau dunia tidak perlu berlangsungkwa kepada penjajah Isreal karena kawasan-kawasan yang terbakar itu adalah daerah-daerah rampasan dari bumi Palestina, dan kalau mereka punya pikiran yang baik pasti berpikir bahwa tanah Palestina yang dirampas secara haram harus dikembalikan kepada bangsa Palestina. Karena dewasa ini zaman perbudakan dan penjajahan sudah sepatutnya ditukar menjadi era kemerdekaan dan kebebaan berkespessi dan menentukan nasib sendiri.

Dosen Pasca Sarjana UIN Ar-Ranirhy-Banda Aceh

Prof. Syabuddin Gade

Oleh Prof. Dr. Syabuddin Gade, M.Ag


Hari Raya sering kali identik dengan kegembiraan dan kemeriahan, terutama dengan tradisi memakai pakaian baru, berkumpul bersama keluarga, serta berbagi kebahagiaan. Namun, jika kita merenung lebih dalam, sebenarnya makna sejati dari perayaan Hari Raya tidak hanya terletak pada aspek fisik seperti pakaian dan kendaraan baru, tetapi lebih kepada aspek spiritual, yaitu peningkatan ketaatan kepada Allah dan pengampunan dosa. Sebagaimana tertulis dalam sebuah ungkapan klasik, “ليس العيد لمن لبس الجديد إنما العيد لمن طاعته تزيد” yang berarti, “Hari Raya bukan milik orang yang memakai pakaian baru, tetapi milik orang yang bertambah ketaatannya.” (Hasyiah Bajuri I, hal. 224).
Ungkapan ini memberikan pengertian bahwa Hari Raya adalah perayaan bagi mereka yang semakin dekat dengan Allah melalui amal ibadah dan ketakwaan. Ketika kita menjalani ibadah puasa dengan penuh kesungguhan, seperti yang tercermin dalam firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183). Dengan menjalankan ibadah puasa secara optimal, kita berharap dapat memperoleh keberkahan dan kedekatan dengan Allah, yang menjadi inti dari perayaan Hari Raya.
Lebih lanjut, perayaan Hari Raya bukan hanya milik orang yang tampak luar biasa dengan pakaian baru atau kendaraan mewah, melainkan milik orang yang dosanya terampuni oleh Allah. Dalam ungkapan lain yang tercatat dalam Hasyiah Bajuri, “ليس العيد لمن تجمل باللباس والمركوب إنما العيد لمن غفرت له الذنوب”, yang artinya, “Hari Raya bukan milik orang yang mengandalkan penampilan luar dengan pakaian dan kendaraan baru, tetapi milik orang yang dosanya terampuni.” Hal ini mengingatkan kita bahwa makna sejati dari Hari Raya adalah kesempatan untuk memperoleh pengampunan Allah, sebagaimana diungkapkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan pengharapan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, Hari Raya harus dijadikan momen untuk introspeksi diri dan meningkatkan kualitas ibadah. Ini bukan hanya sekadar perayaan duniawi, tetapi juga perayaan spiritual yang menyatukan kita dengan Allah. Dalam konteks ini, kita bisa merayakan Hari Raya dengan penuh rasa syukur, setelah menjalani bulan Ramadhan dengan ikhlas dan mengharapkan pengampunan-Nya.
Sebagai kesimpulan, Hari Raya yang sejati adalah hari yang penuh dengan pengampunan dan ketaatan kepada Allah. Pakaian baru dan kemeriahan di luar hanyalah simbol, sementara esensi yang lebih penting adalah bagaimana kita menyambutnya dengan hati yang bersih dan penuh rasa syukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya amal yang paling mulia adalah yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah” (HR. Tirmidzi), Hari Raya harus menjadi momentum untuk memperbaiki diri, bukan hanya dalam aspek duniawi, tetapi yang lebih utama adalah dalam aspek iman, spiritual, amal shalih dan ukhwah Islamiyah sebagai manifestasi insan bertaqwa. Wa Allahu a’lam

Oleh Afrizal Refo, MA

Tepat Pada tanggal 26 Desember 2004 silam, dunia dikejutkan oleh bencana dahsyat yang melanda Aceh yaitu gempa dan tsunami yang menewaskan lebih dari 200.000 orang dan juga banyak korban yang hilang serta menghancurkan hampir seluruh infrastruktur di wilayah tersebut. Gempa berkekuatan 9,1 skala Richter yang memicu gelombang tsunami ini merenggut banyak nyawa dan mengubah wajah Aceh dalam sekejap. Namun, meskipun kehancuran yang begitu besar terjadi, ada satu hal yang tak bisa diabaikan: masjid-masjid Allah tetap berdiri kokoh, tak terpengaruh oleh gelombang dahsyat yang menerjang.

Peristiwa tersebut mengundang banyak refleksi, terutama bagi kita yang hidup di zaman yang kerap kali lupa akan pentingnya kembali kepada Allah. Tsunami Aceh mengajarkan banyak hal, namun di antara pelajaran-pelajaran tersebut, ada satu pesan yang jelas: betapa pentingnya untuk tidak lalai dalam menjalankan ibadah dan menjaga hubungan kita dengan Allah. Bencana besar seperti ini tidak hanya mengingatkan kita akan keterbatasan manusia, tetapi juga menunjukkan betapa dunia ini hanyalah tempat sementara. Segala sesuatu yang kita miliki yaitu harta, kekuasaan, dan bahkan bangunan megah dapat hilang dalam sekejap mata. Tetapi, hanya hubungan kita dengan Allah yang akan abadi.

Salah satu pemandangan yang paling menggugah dalam tragedi tsunami Aceh adalah bagaimana bangunan-bangunan tinggi yang dibangun dengan kekuatan manusia roboh rata dengan tanah, sementara masjid-masjid Allah tetap berdiri kokoh. Masjid yang seharusnya menjadi tempat ibadah dan pengingat kita kepada Allah, tetap menjadi simbol keteguhan dan kekuatan yang lebih tinggi dari segala sesuatu yang ada di dunia ini.

Pemandangan ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini pada akhirnya akan runtuh. Rumah, gedung-gedung pencakar langit, mobil-mobil mewah, dan harta benda lainnya, semua itu tidak akan kita bawa mati. Namun, masjid sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah tetap kokoh dan kuat. Ini adalah simbol bahwa yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya adalah hubungan kita dengan Allah, bukan dunia yang fana ini.

Sebagai manusia, kita sering terjebak dalam godaan dunia. Kita berlomba-lomba mengejar kesenangan duniawi, mengejar kekayaan, status sosial, dan kekuasaan. Namun, bencana besar seperti tsunami Aceh mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita anggap kekal di dunia ini bisa hilang dalam sekejap. Hanya ibadah dan ketakwaan kepada Allah yang menjadi sandaran kita yang sesungguhnya.

Salah satu pesan terbesar yang dapat diambil dari peristiwa tsunami Aceh adalah pentingnya menjaga ibadah kita dan tidak lalai dengan dunia. Tsunami tersebut datang begitu tiba-tiba, tanpa ada peringatan sebelumnya. Begitu juga dengan kehidupan kita; ajal dan bencana bisa datang kapan saja tanpa kita duga. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga hubungan kita dengan Allah, menjaga ibadah kita, dan tidak terlena dengan gemerlap dunia yang sementara.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Kamu dilalaikan oleh (perhiasan dunia) sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At-Takatsur: 1-2). Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita sering kali terlena dengan kehidupan dunia yang penuh dengan kesenangan semu, sementara kita lupa bahwa kehidupan akhirat yang kekal lebih utama. Tsunami Aceh menjadi pengingat bagi kita bahwa dunia ini tidaklah abadi. Harta yang kita kumpulkan, jabatan yang kita raih, atau rumah megah yang kita bangun, semua itu pada akhirnya akan meninggalkan kita. Yang tinggal hanyalah amal ibadah yang kita lakukan di jalan Allah.

Tsunami Aceh juga mengingatkan kita tentang pentingnya kembali kepada Allah dalam segala keadaan. Ketika bencana datang, banyak orang yang menyadari bahwa kekuatan manusia sangat terbatas. Meskipun sudah berusaha keras untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana, nyatanya tak ada yang bisa menghindari kehendak Allah. Di tengah kehancuran, banyak orang yang berdoa, meminta ampunan, dan berharap agar diberikan keselamatan. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa dalam keadaan apapun baik dalam kesenangan maupun kesulitan kita harus senantiasa kembali kepada Allah, mengingat-Nya, dan meminta pertolongan-Nya.

Saat bencana datang, kita semua menjadi sadar akan keterbatasan kita sebagai manusia. Tsunami Aceh tidak hanya menghancurkan fisik, tetapi juga menggugah jiwa dan hati banyak orang untuk kembali kepada Allah. Tidak sedikit yang setelah bencana menjadi lebih rajin beribadah dan lebih dekat dengan Allah, menyadari bahwa dunia ini hanya sementara dan yang kekal hanyalah kehidupan akhirat.

Refleksi untuk Generasi Mendatang

Tsunami Aceh memberikan pelajaran berharga yang harus dipahami oleh generasi mendatang. Ketika kita melihat betapa banyaknya korban yang meninggal dan hilang akibat bencana tersebut, kita harus merenungkan bagaimana kehidupan kita yang sementara ini tidak bisa dijadikan fokus utama. Kita harus terus menjaga ibadah kita, memperbanyak amal saleh, dan menjalin hubungan yang baik dengan Allah.

Generasi mendatang harus diberi pemahaman bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah ujian dari Allah. Kekayaan, jabatan, dan semua kenikmatan yang kita rasakan hari ini bisa saja hilang dengan sekejap mata. Oleh karena itu, jangan sampai kita terperangkap dalam kehidupan dunia yang sementara ini. Fokuskan hati kita kepada Allah, perbaiki niat dan amal kita, dan senantiasa menjaga ibadah sebagai prioritas utama dalam hidup.

Marilah kita mengambil hikmah dari peristiwa tersebut dan kembali kepada Allah dengan sepenuh hati, tidak hanya dalam keadaan susah, tetapi juga dalam keadaan senang. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah dan tidak terlena dengan kehidupan dunia yang sementara.

Penulis adalah Sekjen Dewan Dakwah Kota Langsa dan Wakil Ketua Parmusi Kota Langsa

Oleh Afrizal Refo, MA

Setiap anak pasti memiliki sosok yang sangat istimewa dalam hidupnya. Sosok tersebut adalah ibu. Ibu adalah orang pertama yang kita kenal saat kita berada di dalam kandungan. Ibu pula yang pertama kali menyambut kita ke dunia, memberikan kasih sayang, dan melatih kita untuk bertumbuh menjadi individu yang memiliki rasa empati, etika, dan moral. Ibu adalah guru pertama dan utama dalam kehidupan kita, karena ia adalah orang yang pertama mengajarkan kita tentang kehidupan, kasih sayang, dan nilai-nilai yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang baik.

Sebagai seorang anak, kita sudah sepantasnya untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua kita, terutama ibu. Ibu adalah guru pertama dan utama dalam hidup kita. Ia adalah sosok yang tidak hanya mengajari kita hal-hal dasar dalam kehidupan, tetapi juga membentuk kita menjadi pribadi yang baik, berbudi luhur, dan penuh kasih sayang. Ibu mengajarkan kita tentang cinta, kedisiplinan, tanggung jawab, dan nilai-nilai moral yang akan membimbing kita sepanjang hidup.

Ibu mengajarkan kita nilai-nilai dasar yang akan membentuk karakter kita sepanjang hidup. Ketika kita masih kecil, ibu adalah orang pertama yang mengajari kita berbicara, berjalan, dan melakukan hal-hal sederhana lainnya. Namun, peran ibu sebagai guru tidak berhenti di situ. Seiring bertambahnya usia kita, ibu juga mengajarkan kita tentang pentingnya sopan santun, menghormati orang lain, dan menjaga hubungan dengan sesama. Ibu adalah orang yang dengan sabar mengingatkan kita untuk selalu berbicara dengan baik, bersikap ramah, dan tidak menyakiti perasaan orang lain.

Pendidikan moral yang diberikan ibu sangat berperan dalam membentuk jati diri kita. Ibu mengajarkan kita tentang cinta kasih, kejujuran, kesabaran, dan ketulusan hati. Semua nilai ini tidak diajarkan melalui kata-kata saja, tetapi juga melalui contoh dan teladan yang ditunjukkan ibu dalam kehidupan sehari-hari. Ibu adalah sosok yang selalu ada untuk kita, memberi perhatian penuh kepada kebutuhan fisik dan emosional kita. Ia adalah guru yang tidak mengenal lelah, yang selalu siap memberi dukungan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Kasih sayangnya yang tulus mengajarkan kita tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang lain dengan penuh cinta dan perhatian.

Selain itu, ibu juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik kita dalam hal spiritualitas. Ibu adalah orang pertama yang mengajarkan kita tentang agama dan nilai-nilai moral dalam beribadah. Ketika kita masih kecil, ibu yang mengajarkan kita untuk shalat, membaca doa, dan memahami arti pentingnya beribadah kepada Allah. Melalui ibu, kita diajarkan tentang kasih sayang kepada sesama, menghormati orang tua, dan menjaga adab dalam berinteraksi dengan dunia sekitar. Semua ini adalah pelajaran yang sangat penting untuk membentuk kita menjadi manusia yang baik, tidak hanya dalam kehidupan sosial, tetapi juga dalam hubungan kita dengan Allah.

Peran ibu dalam pendidikan tidak hanya terbatas pada hal-hal spiritual dan moral saja, tetapi juga dalam mendidik kita untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Ibu mengajarkan kita untuk menghargai waktu, belajar dengan tekun, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal yang kita lakukan. Ibu adalah sosok yang selalu mengingatkan kita untuk menjaga kesehatan, menjaga kebersihan diri, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang kita kerjakan. Semua pelajaran ini diberikan oleh ibu dengan penuh kasih sayang, dan kita sebagai anak harus mampu menghargainya.

Namun, meskipun ibu adalah guru pertama yang sangat penting dalam hidup kita, kita tidak bisa melupakan peran ayah. Ayah adalah pemimpin keluarga yang tidak hanya memberi nafkah, tetapi juga berperan penting dalam mendidik kita dalam hal kebaikan. Ayah mengajarkan kita tentang tanggung jawab, kedisiplinan, dan bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Ayah juga berperan dalam menjaga nilai-nilai agama dalam kehidupan kita, dengan mendidik kita untuk menjaga ibadah dan menjauhi perbuatan yang dilarang. Peran ibu dan ayah saling melengkapi, dan keduanya memiliki peranan yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk kepribadian anak.

Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup yang semakin berat, kita sebagai anak harus mampu menghargai pengorbanan ibu. Ibu adalah sosok yang sangat berharga, yang selalu ada untuk kita dalam suka maupun duka. Kita harus selalu mengingat dan menghargai segala bentuk kasih sayang dan perhatian yang telah ibu berikan selama ini. Sebagai anak, sudah sepantasnya kita menjaga ibu, merawatnya, dan selalu berusaha membuatnya bahagia. Ibu adalah harta yang sangat berharga, dan kita harus selalu berusaha untuk berbakti kepadanya.

Oleh karena itu, kita sebagai seorang anak harus selalu menjaga dan menghargai ibu kita, karena tanpa ibu, kita tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Sebagai anak, sudah menjadi kewajiban kita untuk berbakti kepada ibu dan memberikan kasih sayang serta perhatian yang sama seperti yang ia berikan kepada kita. Ibu adalah sosok yang tidak tergantikan, dan peranannya dalam hidup kita tidak akan pernah terlupakan.

Penulis adalah Ketua KGR Kota Langsa dan Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa.

Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed

Sunhaji (38 tahun), pedagang es teh yang diolok-olok penceramah ternama Miftah Maulana Habiburrahman (gus Miftah) dalam salah satu pengajiannya (cermahanya) di Magelang adalah salah seorang yang bertanggung jawab terhadap keluarganya dalam mencari kehidupan yang halal walaupun sebagain orang melihat ini sebuah pekerjaan rendahan. Sunhaji orang biasa yang memiliki dua orang anak yang masih bersekolah di SD dan SMP di Magelang. Dia tinggal di Dusun Gestari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

Sunhaji seorang pekerja keras untuk mencukupi keluarganya dan keuntungan menjual es teh yang tidak menentu, kadang-kadang bisa dapat untung Rp. 10 ribu dalam satu hari. Dia menjual es teh ini untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dan dua anak yang masih usia sekolah.

Inilah tanggung jawab seorang ayah terhadap keluarganya (anak dan isterinya) walaupun kadang-kadang manusia punya prinsip yang berbeda diantara kita dalam hal melihat seseorang mencari kehidupan. Namun ini biasa hina dalam pandangan manusia, namun mulia dalam pandangan Allah.

Kalau dia mendapat untung Rp. 10 ribu, maka uangnya ditabung untuk keperluan sekolah anak-anaknya, ini adalah seorang ayah yang punya visi yang jelas walau harus merangkak dan bertungkus lumus dalam berikhtiar agar masa depan anak-anaknya terbantu. Sebelum menjadi penjual es teh, Bapak Sunhaji adalah seorang tukang kayu. Namun pada suatu hari terjadi kecelakaan yang menyebabkan salah satu anggota badannya tidak lagi normal untuk terus melanjutkan karirnya sebagai tukang kayu, maka ia beralih profesi dari tukang kayu menjadi penjual es teh, hinggalah ia dihina oleh seorang yang mengaku pemilik Pesantren dan penceramah kondang.

Kalau dia Ulama atau penceramah atau benar-benar pemilik pesantren, mungkn tidak akan mengeluarkan kata-kata yang sifatnya olok-olok kepada seorang pencari harta halal (penjuah es teh). Mungkin ini sebuah teguran dari Allah kepada seseorang bahwa kesombongan itu bukan milik manusia tetapi milik Allah, karena itu janganlah memakai pakaian Allah. Jika tidak juga mau berubah, maka Allah bisa saja berkehendak lain, dan inilah yang mungkin Misbah lakukan terhadap penjual es-teh. Ini artinya Allah membukan aib seseorang apabila ianya sudah berulang kali melakukan kesalahan yang tidak mau meminta ampun kepada-Nya dan tidak mau memohon maaf kepada Allah. Makanya kalau kita punya ilmu bertindaklah sesuai dengan ilmu, kalau kita ulama, maka berbuatlah seperti ulama, kalaunkita penceramah, maka jangan untuk orang lain, tetapi untuk diri sendiri dulu dan keluarga. Kalau kita jadi ulama, jangan jadi ulama penjilat. Kalau ia sering mendatangi pintu-pintu penguasa, bermakna ia ulama su’. Seorang public figure perlu sentiasa bermuhasabah dan bukan melulu ingin menggapai pangkat keduniaan dan ketenaran karena ini bertentangan dengan sifat ilmu, kecuali kalau ia seseorang yang dungu alias tidak punya ilmu.

Miftah mengeluarkan kata-kata kasar kepada Pak Sunhaji yang sedang menjaja es teh-nya. Saat itu Sunhaji sedang berjualan di acara pengajiannya di Magelang, dan Miftah sebagai pencramahnya. Dia mengatakan kepada penjual es teh, “Es tehmu seh okeh ra? (Es teh mu masih banyak gak?) masih? Yo kono didol goblok, (Ya sana dijual bodoh),” demikian ucap si Miftah itu kepada penjual es teh.

Ucapan tersebut langsung disambut gelak tawa oleh para hadirin yang datang, demikianlah kalau para hadirin samanya pikirannya dengan penceramahnya atau dengan gurunya. Kemudian Miftah melanjutkan guyonannya, “Dolen disek, nko lak during payu, wes, takdir (jual dulu, kalau belum laku, sudah takdir,”), demikian kata Misbah. Namun apa yang dilakukan oleh Miftah terhadap Sunhaji ini timbul berbagai pemikiran pro dan kontra terhadapnya, ada orang-orang yang sealiran dengannya malah tidak cepat-cepat menyalahkan Misbah karena mungkin seperti (Chinese in one building), namun yang berpikiran sebaliknya, langsung saja mengkritik dan bahkan menghujuat penceramah atau pemilik pesantren itu karena tidak sesuai dengan apa yang disandangnya selama ini.

Makanya kalau berceramah jangan sampe untuk orang lain saja, tetapi untuk kita sendiri dan keluarga sendiri dulu, kalau mau jadi ulama, maka jangan sering-sering merengek-rengek penguasa, dan jangan jadi ulama atau penceramah penjilat. Nanti Allah akan buka aibmu karena keberpura-puraanmu.

Miftah ini adalah pemilik Pondok Pesantren di Kawasan Ora Aji, Kepanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekarang ini selama Presiden Prabowo menjadi Presiden RI, ia dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

Namun pada Hari Jum’at 6 Desember 2024 Gus Miftah secara resmi mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Ini diawali karena ketelanjurannya terhadap Sunhaji (penjual es teh) hingga datang kritikan dan sorotan dari berbagai kalangan masyarakat terhadapnya. Akhirnya dia mengundurkan diri. Dalam hal ini kita memetika Pelajaran penting dari Gus Miftah ini bahwa ia sangat bertanggung jawab atas kekhilafannya sehingga tidak segan-segan meminta maaf pada Sunhaji atas keteledorannya dan juga untuk tidak mencemarkan nama baik Presiden Prabowo, ia legowo mundur.

Ini perlu diambil oleh para pejabat lain, kalau anda pikir tidak berguna bagi ummat dan tidak sanggup berlaku adil dan tegas silakan lempar handuk. Namun kebanyakan para penegak hukum di negeri ini yang cepat sekali menuntaskan kasus masyarakat kelas bawah walau penuh rekayasa seperti terjadi Kasus KM 50, kasus Vina Cirebon, Jessica Kumala Wongso, namun kalau kasus yang menimpa para petinggi negara kasus ketua KPK jenderal (Purn) Polisi Firli Bahuri yang sudah setahun ditangani Polda Metro Jaya belum kunjung selesai, kasus Rudi Soik di Polda NTT karena membongkar penimbunan BBM, kasus judi online yang hanya terlibat orang-orang sipil di Kementerian Komdigi saja dan belum menyentuh para backingnya dari oknum-oknum penegak hukum, dan kasus-kasus lainnya yang yang tak kunjung tuntas.

Seharusnya kalau ia punya komitmen atau rasa malu, maka langsung ia undur diri dari jabatan penegak hukum baik polisi, jaksa dan hakim karena masih ada orang-orang lain yang lebih tegas dan adil di negeri ini yang bisa menuntaskan semua perkara baik yang terjadi dalam masyarakat, atau dilakukan oleh pejabat negara atau oleh para oligarkhi. Demikian pula kasus Jokowi yang diduga berijazah palsu dan para pejabat lainnya yang juga ada yang berijazah palsu namun belum ada yang punya nyali menuntaskannya baik para penyidik ataupun para hakim. Kita salut kepada Gus Miftah dalam hal ini karena ada kesalahannya langsung ia minta maaf dan mengundurkan diri.

Setelah terjadinya pengolok-olokan terhadap Sunhaji, maka kritikan dan sorotan berdatangan dari berbagai penjuru bahkan hingga ke Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Beliau berkata, “Ternyata orang yang paham agama, yang bicara tentang Islam, akidah, Shalat, dan Sunnah (bisa sombong). Tetapi bila timbul (kesombongan), saya merasa aneh, agak luar biasa,” demikian kata Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim dalam sebuah pidato yang disampaikan pada acara pertemuan dengan Kementerian Keuangan Malaysia pada hari Kamis tanggal 5 Desember 2024. Dan juga masyarakat luas memintanya Gus Miftah mengundurkan diri dari jabatan dan meminta maaf kepada Sunhaji. Secara gentleman, Gus Miftah telah melakukan kedua hal ini dan kita patut beri apresiasi kepadanya karena tanggung jawabnya sementara para pejabat lainnya hamper tidak pernah ada yang mau mengundurkan diri walau sudah divonis bersalah. Begitulah tebal mukanya tanpa sedikit rasa malu untuk mengundurkan diri dari jabatan.

Peristiwa Gus Miftah dan Bapak Sunhaji bisa diambil Kesimpulan dua hal: pertama Allah merendahkan atau menghinakan siapa saja yang dikehendaki-Nya dan kedua Allah meninggikan derajat siapa yang Dia kehendaki-Nya. Gus Miftah yang selama ini menjadi penceramah kondang, dipercayai oleh Presiden Joko Widodo dan merupakan ulama Kerajaan namun tiba-tiba terperosok kakinya ke dalam lobang kehinaan karena merendahakan seseorang yang belum tentu hina dalam pandangan Allah; berikutnya Bapak Sunhaji yang mungkin sangat ikhlas menjalani kehidupan ini yang penuh tanggung jawab untuk memuaskan keluarganya serta anak-anaknya, dan Allah berkehendak lain, beliau mendapat cucuran rahmat dari Allah serta mendapat bantuan yang tidak pernah disangka-sangka berupa uang ratusan juta rupiah, dapat tiket umrah, dapat beasiswa untuk dua orang anaknya, dapat bantuan modal usaha, dan lain-lain. Sebelum ini Bapak Sunhaji tidak pernah bermimpi akan semua ini dan bagaimana apabila Allah berkehendak seketika akan berlaku, oleh karena itu jika kita berdoa, maka berdoalah kepada Allah, jika kita meminta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah.

Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed
Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Prov. Aceh

Prof. Syabuddin Gade

Oleh Prof. Syabuddin Gade


Basmalah merupakan satu ayat pertama dari al-fatihah, ada juga ulama yang berpendapat bahwa basmalah adalah satu ayat dalam surah an-Namlu. Bagi umat Islam basmalah sudah menjadi bacaan dan amalan keseharian dalam kehidupan mereka. Namun, tidak semua umat Islam memahami bahwa membaca Basmalah mengandung banyak keutamaannya. Karena itu tulisan ringkas ini mencoba mendeskripsikan sejumlah hadis yang menyebutkan keutamaan Basmalah dan penjelasan ringkas.

1. Hadis tentang Keberkahan Memulai dengan Basmalah

Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيهِ بِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فَهُوَ أَبْتَرُ
“Setiap perkara yang penting yang tidak dimulai dengan ‘Bismillahirrahmanirrahim’ maka ia terputus (dari keberkahan).”
(HR. Abu Dawud, Ahmad, dan lainnya. Sebagian ulama menilainya hasan dengan penguat.)

2. Hadis tentang Basmalah dalam Makan

Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا، فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللَّهِ، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ، فَلْيَقُلْ: بِسْمِ اللَّهِ فِي أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
“Jika salah seorang dari kalian makan, hendaklah ia mengucapkan ‘Bismillah’. Jika lupa mengucapkannya di awal, hendaklah ia mengucapkan, ‘Bismillahi fii awwalihi wa akhirihi.’”
(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi)

3. Hadis tentang Perlindungan dari Setan

Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ
“Jika seseorang masuk ke rumahnya dan menyebut nama Allah ketika masuk dan ketika makan, setan berkata, ‘Tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makanan bagi kalian (di sini).’”
(HR. Muslim, no. 2018)

4. Basmalah sebagai Awal Wahyu

Allah SWT menyebutkan Bismillahirrahmanirrahim dalam Al-Qur’an:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Makna: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Fatihah: 1)
Hal ini menunjukkan bahwa Basmala adalah lafaz yang penuh dengan keberkahan, bahkan menjadi bagian dari wahyu pertama dalam Al-Qur’an.

Pentingnya Memahami Hadis

Beberapa hadis di atas, meskipun memiliki beragam derajat keabsahan (shahih, hasan, atau dha’if), menunjukkan perhatian Islam terhadap pentingnya mengucapkan Basmalah dalam berbagai aktivitas.

Hal ini menjadi panduan bagi Muslim untuk selalu menyebut nama Allah sebagai bentuk zikir dan pengingat akan kehadiran-Nya. Wa Allahu a’lam.

Oleh Afrizal Refo, MA


Pilkada adalah salah satu mekanisme demokrasi yang sangat penting dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Melalui pilkada, rakyat diberi hak untuk memilih pemimpin mereka di tingkat daerah, yang akan menentukan arah kebijakan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Setiap kali pilkada usai, harapan rakyat tentunya tidak hanya terbatas pada pesta demokrasi yang berjalan lancar, tetapi juga pada apa yang akan dilakukan oleh pemimpin terpilih untuk memajukan daerah dan mensejahterakan rakyat. Pilkada sudah usai, siapapun yang terpilih, saatnya untuk fokus pada tugas yang lebih besar: memperhatikan kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas pendidikan, menanggulangi kemiskinan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Memahami Esensi Pilkada: Rakyat Menginginkan Pemimpin yang Peduli

Pilkada adalah kesempatan bagi rakyat untuk memilih pemimpin yang dianggap mampu dan memiliki visi untuk membangun daerah. Namun, terlepas dari siapa yang terpilih, yang paling penting adalah bagaimana pemimpin tersebut menjalankan amanah dan tanggung jawabnya setelah masa pemilihan berakhir. Banyak pemimpin terpilih yang seringkali terjebak dalam hiruk-pikuk politik jangka pendek atau lebih fokus pada agenda pribadi atau kelompok, padahal yang paling penting adalah kesejahteraan rakyat.

Pilkada bukan sekadar ajang kompetisi untuk mendapatkan kursi kekuasaan, melainkan juga sebagai bentuk harapan masyarakat terhadap perubahan yang lebih baik. Setiap suara yang diberikan dalam pilkada adalah cerminan dari kebutuhan rakyat akan pemimpin yang peduli terhadap masalah sosial, ekonomi, dan pendidikan. Oleh karena itu, siapapun yang terpilih dalam pilkada, baik itu Gubernur, Walikota, atau Bupati, harus bisa memanfaatkan kemenangan tersebut untuk memperjuangkan aspirasi rakyat dan membawa perubahan nyata.

Pendidikan: Pilar Utama dalam Pembangunan Daerah

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting untuk kemajuan suatu daerah. Dengan pendidikan yang baik, kualitas sumber daya manusia (SDM) akan meningkat, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Sayangnya, di banyak daerah, terutama di kawasan terpencil atau daerah yang terbelakang, akses terhadap pendidikan yang berkualitas masih terbatas. Ini adalah tantangan besar yang harus dihadapi oleh pemimpin daerah yang terpilih.

Pemimpin yang baik harus memiliki komitmen kuat untuk memperbaiki kualitas pendidikan di daerahnya. Salah satunya adalah dengan meningkatkan fasilitas pendidikan, seperti pembangunan sekolah yang layak, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar. Selain itu, harus ada perhatian terhadap akses pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di daerah terpencil atau daerah dengan infrastruktur yang minim. Tidak hanya itu, penting juga untuk memperkenalkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman, seperti penguasaan teknologi, pengembangan keterampilan vokasi, dan penguatan karakter bangsa.

Di sisi lain, pemimpin daerah juga perlu memastikan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada tingkat dasar dan menengah, tetapi juga memperhatikan pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan. Peningkatan kualitas pendidikan di berbagai jenjang akan membuka lebih banyak peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi diri dan berkontribusi pada pembangunan daerah. Oleh karena itu, komitmen terhadap pendidikan harus menjadi salah satu prioritas utama bagi setiap pemimpin yang terpilih dalam pilkada.

Meningkatkan Ekonomi Daerah: Mendorong Pertumbuhan yang Inklusif

Salah satu janji utama dari setiap pemimpin dalam pilkada adalah peningkatan ekonomi daerah. Memang, ekonomi yang berkembang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi pemimpin terpilih juga harus memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi bersifat inklusif, yakni dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir orang atau kelompok tertentu.

Untuk itu, perlu adanya kebijakan yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Pemimpin daerah harus bekerja sama dengan sektor swasta, lembaga keuangan, dan berbagai stakeholder lainnya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Selain itu, kebijakan yang mendukung UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sangat penting untuk diperhatikan, karena sektor ini adalah salah satu pilar utama ekonomi daerah. Melalui pemberian bantuan modal, pelatihan, dan akses pasar, UMKM dapat berkembang dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Selain itu, pemimpin daerah harus peka terhadap potensi ekonomi lokal yang ada di wilayahnya. Banyak daerah di Indonesia memiliki potensi alam dan budaya yang belum digali secara maksimal. Misalnya, pengembangan pariwisata, pertanian, atau industri kreatif bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Dengan pendekatan yang tepat, potensi lokal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan.

Tidak kalah penting, kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan hidup juga harus menjadi bagian dari kebijakan ekonomi. Pembangunan yang hanya berfokus pada keuntungan ekonomi jangka pendek tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dapat merusak potensi ekonomi daerah dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pembangunan yang berwawasan lingkungan harus diutamakan agar sumber daya alam daerah dapat dimanfaatkan dengan bijaksana.

Mengatasi Kemiskinan: Tanggung Jawab Pemimpin Daerah

Kemiskinan masih menjadi masalah serius yang dihadapi banyak daerah di Indonesia. Walaupun Indonesia telah berhasil menurunkan angka kemiskinan dalam beberapa dekade terakhir, namun gap kemiskinan antara daerah yang satu dengan yang lainnya masih cukup lebar. Di banyak daerah, terutama yang terletak di kawasan terpencil atau kurang berkembang, kemiskinan masih menjadi persoalan besar yang mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.

Pemimpin daerah yang terpilih harus fokus pada pemberdayaan masyarakat miskin dengan memberikan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Selain itu, bantuan sosial yang tepat sasaran, seperti pemberian bantuan langsung tunai atau program subsidi lainnya, harus diperhatikan untuk memastikan bahwa mereka yang benar-benar membutuhkan dapat memperoleh bantuan yang dibutuhkan untuk keluar dari jeratan kemiskinan.

Namun, solusi jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan adalah dengan menciptakan peluang ekonomi yang adil dan merata. Program pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat, seperti koperasi atau program pelatihan keterampilan, bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin. Pemerintah daerah juga harus mendorong investasi di sektor-sektor yang memiliki potensi untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin.

Kesimpulan: Tugas Berat Pemimpin Setelah Pilkada

Setelah pilkada usai, pemimpin yang terpilih harus segera mengalihkan perhatian mereka dari politik menuju pekerjaan besar yang sesungguhnya: memperhatikan dan memajukan kesejahteraan rakyat. Meningkatkan kualitas pendidikan, mengembangkan ekonomi daerah, serta mengatasi kemiskinan adalah tugas utama yang harus diemban oleh pemimpin tersebut. Semua ini membutuhkan komitmen yang tinggi, kebijakan yang tepat, serta kerja sama yang erat dengan masyarakat dan berbagai pihak terkait.

Pilkada hanyalah awal dari perjuangan panjang untuk menciptakan perubahan yang nyata. Rakyat telah memberikan kepercayaan mereka, dan sudah saatnya bagi pemimpin yang terpilih untuk membuktikan bahwa mereka pantas menerima kepercayaan tersebut dengan mewujudkan perubahan yang positif bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat.

Penulis adalah Wakil Ketua Parmusi Kota Langsa dan Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa