Khusus dalam konteks Ke-Acehan, sejak mulai terbentuk kepengurusan Dewan Da’wah pada Tahun 1991 sampai dengan sekarang juga telah memberi kontribusi dalam perjuangan Islam dan ummatnya di Aceh. Menyikapi kondisi terakhir di Aceh dengan era keterbukaan pasca tsunami, di samping positifnya rehab dan rekons, telah menimbulkan berbagai efek negatif—pergeseran nilai, pola pikir, tatanan sosial, akhlak dll– sebagai efek samping rehab rekons dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Untuk itu, guna melacak akar sejarah masa lalu dan prediksi masa depan Aceh, Dewan Da’wah NAD menggelar Dialog Sehari pada tanggal 10 Maret 2007 dengan tema “ Masa Depan Aceh Perspektif Syari’at Islam”. Dialog yang diikuti oleh sekitar 30 peserta dari berbagai elemen dan kalangan internal Dewan Da’wah dibahani oleh tiga pemateri, masing-masing Ghazali Abbas Adan, Ustadz Faisal Hasan Sufi dan Hasanuddin Yusuf Adan.
Dialog yang rencana berlangsung di Metting Room Dewan Da’wah NAD di Kawasan Jeulingke Depan Mesjid Polda NAD diakhiri dengan pembahasan kepanitiaan Musyawarah Wilayah ke-2 Dewan da’wah NAD, mengingat kepengurusan di bawah komando Drs. Muhammad AR, M.Ed sudah berakhir masanya. Diharapkan dalam waktu dekat akan terbentuk kepengurusan baru guna melanjutkan tugas da’wah yang semakin berat, demikian lapor Ustadz Samir Abdullah selaku Organizing Committee dialog sehari.