Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya jadwal audiensi dengan gubernur Aceh yang disampaikan oleh Pengurus Wilayah Dewan Da’wah Aceh terkabulkan. Melalui staf ahli bidang hukum dan Politik, Tgk. Adli Abdullah, MCL, pertemuan tersebut dillaksanakan di Meuligoe Gubernur Aceh, Selasa (19/8) pagi.
Rombongan Dewan Da’wah Aceh sejumlah enam orang, Dr. Tgk. H. Hasanuddin Yusuf Adan, MCL, MA, selaku Ketua Umum, didampingi oleh Dr. H.Muhammad AR, M.Ed, Drs. Zulkarnain Gamal, Drs. Bismi Syamaun, Tgk. Jamaluddin,MA dan Said Azhar selaku sekretaris umum. Sementara Gubernur didampingi oleh Kepala Biro Isra Serta Aceh, Drs. Ilyas Nyak Tuy, pejabat bagian Humas, staf pribadi, Tgk. Muzakkir Hamid serta Staf Ahli bidang Politik dan Hukum.
Dalam pertemuan tersebut, di samping silaturrahmi, Dewan Da’wah Aceh juga menyampaikan beberapa program kerja yang sudah dan sedang dikerjakan, seperti pembinaan muallaf di daerah perbatasan bekerjasama dengan Baitul Mal Aceh, sosialisasi Syari’at Islam melaui talk show kerjasama dengan Dinas Syariat Islam, pembinaan remaja dan mahasiswa secara berkala, juga memfasilitasi pendidikan untuk anak-anak muallaf di pesantren-pesantren terpadu yang ada di Aceh dan di Pulau Jawa, serta pengiriman mahasiswa S1 ke Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir di Jakarta dan S2 ke UIKA (Universitas Ibnu Khaldun) Bogor dalam rangka program kaderisasi ulama kerjasama dengan Baznas.
Sementara program yang prioritas saat ini adalah mendirikan Akademi Da’wah Indonesia (ADI) di Markaz Dewan Da’wah di Gampong Rumpet. Peserta program ini adalah anak-anak fakir miskin dan muallaf di daerah perbatasan yang tidak memiliki kemampuan untuk melanjutkan pendidikan. Mereka dididik selama dua tahun di ADI , kemudian dikirim ke STID Mohammad Natsir untuk melanjutkan program S1 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Saat ini sudah 13 mahasiswa yang sedang mengikuti program ADI.