Banda Aceh — Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh yang bernaung dibawah Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia sebagai lembaga pencetak kader dai Ilallah menggelar acara wisuda/tasyakuran angkatan IX tahun akademik 2022/2023 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Selasa (15/8/2023).
Direkur ADI Aceh Dr. Abizal Muhammad Yati, Lc, MA menyampaikan jumlah dai dan da’iyah yang diwisuda kali ini sebanyak 23 orang, terdiri dari 7 laki-laki dan 16 orang perempuan.
“Mayoritas mereka berasal dari perbatasan Aceh-Sumatera Utara, diantaranya berasal dari Subulussalam, Pulau Banyak Aceh Singkil, Dairi Sumatera Utara,” kata Ustaz Abizal.
Ia menjelaskan para wisudawan ini telah menempuh pendidikan selama 1 tahun di ADI Aceh. Mareka dibekali dengan ilmu syariat, tauhid, teori dakwah dan juga mereka telah melaksankan praktek da’wah lapangan sebulan penuh pada bulan ramadhan lalu.
“Setelah menyelesaikan studinya di ADI Aceh mereka akan melanjutkan program sarjana S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohd. Natsir Jakarta,” kata Ustaz Abizal.
Ketua Panitia Pelaksana Dr. Ramadon Tosari Fauzi, MA menambahkan wisuda kali ini juga diisi dengan orasi Ilmiah yang disampaikan oleh wakil rektor 1 Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. DR. Agussabti, M. Si.
Selain itu juga diberikan penghargaan kepada wisudawan/wati terbaik dengan beberapa katagori. Untuk katagori IPK tertinggi diberikan kepada Alda Yanti wisudawati asal subulussalam dengan IPK 3,89 dengan yudisium Cumlaude, katagori hafalan Al-Qur’an tertinggi 8 juz diberikan pada Sayyid Sabiq wisudawan asal Banda Aceh dan katagori hafalan 6 juz diberikan kepada Alda Yanti dari Subulussalam.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Prof. Dr. Muhammad AR, M. Ed menyampaikan dalam sambutannya agar wisudawan/wati yang dikukuhkan hari ini sebagai alumni ADI untuk tidak berhenti sampai disini saja, namun melanjutkan study ke tingkat yang lebih tinggi sampai tingakat S-3.
Ia berharap nantinya setelah selesai pendidikan agar menjalankan tugas dakwah di daerahnya masing-masing.
“Mengingat daerah perbatasan sangat membutuhkan banyak dai dan daiyah. Selain itu disana juga rentan terjadi pendangkalan aqidah dan lemahnya pemahaman dan pengalaman Islam,” ungkap Prof Muhammad AR.
Pada kesempatan tersebut Sekretaris Jenderal Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat, Dr. Avid Solihin, MM juga menyampaikan sambutannya secara virtual melalui jaringan zoom.
Ia mengataka kehadiran dai ilallah sangat dibutuhkan untuk di tempatkan di daerah terpencil dan pedalaman, maka kehadiran ADI dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut sehingga dakwah tersampaikan pada setiap ummat.
“Kepada para wisudawan sangat diharapkan untuk benar-benar menyiapkan diri menjadi da’i yang sesugguhnya dengan ilmu keislaman yang luas, mental yang tangguh dan akhalak yang terpuji,” pungkasnya.