Oleh: Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed
Paus Fransiskus tiba di Indonesia 3 September 2024 dan 4 September langsung bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara. Namun bukan hanya sebatas itu, yang menarik lagi bahwa ada seseorang dalam medsos mencium tangan Paus dan ini sangat tidak senang kalau yang cium itu orang Islam. Karena ia salah cium, seharusnya kalau orang Islam perlu mencium tangan ayah dan ibunya dan gurunya. Namun, ada issu yang mencium tangan Paus itu adalah warga NU atau warga GP Ansor. Kalau ini yang terjadi ini artinya sudah menyalahi kultur K.H. Hasyim Asy’ari, dan para Kyai lainnya. Walaupun demikian setelah ditelusuri, foto yang tersebar ketika kunjungan GP Anshor bertemu dengan Pemimpin Vatikan tersebut, bukan dari NU dan Ansor.
Menurut Wakil Sekjen Pengurus Pusat GP Ansor, KH Aunullah A’la Habib (Gus Aun) bahwa yang mencium tangan Paus Fransiskus adalah A.M. Adiyarto Sumardjono, seorang beragama Katolik. “Ia adalah Kepala Biro Umum di Kantor Wantimpres. Rupanya budaya cium tangan itu bukan hanya ada di Islam saja, tetapi dalam agama Khatolik pun ada seperti yang kita lihat dalam hari-hari kedatangan Paus ke Indonesia.
Cuma yang tidak ada adalah jika umat agama lain yang mencium tangan ulama Islam, demikian pula umat Islam yang mencium tangan Paus atau mencium kepala Paus. Kalaupun ada dikalangan ummat Islam yang mencium tangan dan kepala Paus itu namanya bahagian dari Khatolik, bukan lagi Islam tapi Islam KTP.
Memang menarik sekali Ketika kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia bak seorang anak yang sudah lama berpisah dengan ayahnya, namun pada saat ayahnya pulang dia peluk dan cium dan penuh haru dan tangis. Itu wajar sekali antara anak dan ayah/bapaknya.
Namun ketika Paus mengunjungi Masjid Istiqlal dengan baju keimamannya datang mencium kening Paus Fransisku, entah ini sama seperti anak mencium kening bapaknya atau murid mencium gurunya. Menurut berita CNN Indonesia, Kamis 5 September 2024 Imam besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar sangat terharu dan hormat kepada Paus sehingga dalam gambar beliau mencium kening dan kepala Paus. Nampak dalam gambar di medsos Prof. Nasaruddin Umar sangat melekat dan memuliakan Paus seperti seseorang memuliakan Ulama atau orang tuanya. Atau seperti memuliakan Nabi? Padahal Paus Fransisikus, menurut BBC News Indonesia 19 Desember 2023, Paus mengatakan bahwa para pastor dibolehkan untuk memberkati kepada pasangan sesame jenis, atau LGBT yang menganut agama Katolik Roma.
Detiknews Selasa 19 Desember 2023 menambahkan bahwa Doktrin Vatikan 2021 masih melarang pemberkatan kawin sesama jenisdengan alas an pada waktu itu Tuhan tidak bisa memberkati dosa. Namun pada 18 Desember 2023 pastor boleh memberkati pasangan sesama jenis kelamin. Sejak terpilih tahun 2013 lalu, Paus berusaha membuat gereja yang beranggotakan 1.35 miliar orang itu lebuh ramah terhdap kelompok LGBT tanpa mengubah doktrin moral.
Dulu di Aceh ada seorang Ulama yang bernama Teungku Muhammad Daud Beureueh, ketika datang orang-orang atau masyarakat datang berjumpa atau menziarahinya, ada yang berjabat tangan dengannya dan ada yang menciumnya. Ketika ada orang yang mencium tangannya, beliau bertanya, “Apakah kamu mencium tangan ibumu atau ayahmu” , kalau kamu tidak mencium tangan ibumu dan ayahmu, maka tidak perlu mencium tanganku.
Ada yang bilang kalau orang Khatolik mencium tangan dan kepala Paus Fransiskus, wajar saja karena itu imam mereka dan orang yang paling suci dalam anggapan mereka. Tetapi kalau ada ummat Islam yang dengan penuh haru dan hormat mencium tangan dan kening Paus, itu namanya kurang ajar, karena meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Itu namanya tasyabbuh, atau menyerupai mereka.
Dalam kaedah Islam barang siapa yang menyerupai sesuatu kaum, makai ia adalah bahagian dari mereka (kaum tersebut). Kalau ada ummat Islam yang melakukan seperti yang terlihat dalam medsos terhadap Paus bermakna orang itu sudah salah minum obat. Apalagi yang paling kurang ajar lagi adalah yang menyuruh orang (mayoritas) ummat Islam untuk meniadakan suara azan maghrib dan menggantikan dengan running text ketika ummat Khatolik melakukan misa. Ini kebablasan benar dan mereka sangat mencintai harta dan tahta.
Persoalan yang paling parah lagi adalah jika ada orang yang menandatangani surat agar seluruh saluran TV baik milik negara ataupun swasta pada waktu misa dilakukan, maka suara azan harus diganti dengan running text. Ini artinya mereka baik yang mendengar atau yang menyuruh matikan azan adalah Iblis, karena makhluk yang paling takut mendengar suara azan adalah mereka (iblis). Namun kalau ini datangnya dari ummat Islam, perlu dilihat penyakitnya, apakah ini sakit fisik atau sakit jiwa? Jangan sampe salah minum obat, atau kadang-kadang perlu chemoteraphi akibat penyakitnya yang sudah sangat parah.
Dalam Bahasa Aceh disebut “bek peupungo-pungo droe” sebab nanti akan gila benaran. Berita dari kemenag.go.id melaporkan bahwa Kominfo Kementerian Agama telah bersurat kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait penyiaran Azan Maghrib dan Misa Akbar Bersama Paus Fransiskus. Surat yang ditandatangani oleh Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin dan Dirjen Bimas Khatolik, Suparman merupakan respons atas surat yang disampaikan oleh Panitia Kedatangan Paus Fransiskus. Dalam surat ini ke Kominfo bersifat permohonan yang mengandung dua hal: Pertama, agar Misa Bersama Paus Fransiskus pada tanggal 5 September 2024 diasiarkan secara langsung pada pukul 17.00 WIB hingga 19.00 WIB. Kedua, agar penanda waktu maghrib ditunjukkan dalam bentuk running text sehingga misa bisa diikuti secara utuh oleh umat katolik seluruh Indonesia.
Menurul akal sehat dan pikiran Islam yang sangat jernih, kedua persoalan di atas sangat erat hubungannya dengan Aqidah/tauhid, kalau gara-gara persoalan ini menyebabkan aqidah kita tergadaikan, maka silakan berhenti dari tempat kerja atau tinggalkan jabatan tersebut biar digantikan oleh orang lain yang imannya abal-abal. Bukankah kita ini milik Allah yang nantinya destinasi akhir kita adalah mati dan masuk ke dalam kuburan, dan mempertanggung jawabkan semua tindakan kita di dunia, dan juga menunggu pengadilan Allah di yaumil hisab.
Apakah kita sanggup menghentikan tugas malaikat maut untuk merampas nyawa kita, apakah kita mampu melawan Mungkar dan Nakir ketika menyodorkan beberapa pertanyaan di alam kubur dan menyiksa kita para pesalah semasa didunia, atau apakah kita mampu menghadang para penjaga neraka untuk tidak masuk kedalamnya? Oleh karena itu wahai anak manusia yang sangat dhaif dan penuh keterbatasan, Allah itu Maha Kuat, Allah itu Maha Mengetahui, Allah Maha melihat dan Allah itu pemilik dunia dan akhirat, manusia itu sangat terbatas kuasanya.
Lihat betapa hebatnya Suharto, tetapi 32 tahun jatuh dan phak luyak di tangan mahasiswa. Lihat Presiden Ferdinand Marcos dengan kekuasaannya yang sangat hebat, semua Angkatan darat, laut, udara dan Polisi semua warehnya tetapi dihancurkan oleh Benigno Aquino, seorang janda yang suaminya dibunuh Marcos, lihat Shah Iran yang begitu kejamnya dengan pasukan berenjatanya serta inteljennya Savak yang sangat biadab, tetapi akhirnya Kerajaan Shan Reza Pahlevi harus bertekukuk lutut pada Imam Khomeny, orang tua berjenggot yang tak berdaya tetapi dapat meluluh lantakkan Kerajaan Shah Iran. Demikian lah Fiaraun dan sebangasanya. Semua sirna dan mengigit jarai jika Allah menyempurnakan janji-Nya.
Demikianlah orang Indonesia, baik Katolik dan orang Islam model Katolik mengagungkan orang yang melegakan LGBT dan mencium kepala dan tangannya yang pikirannya sudah sarat dengan boleh kawin sesama jenis dan membolehkan LGBT. Padahal kalau ia orang Islam apalagi Imam Besar Masjid Istiqlal sudah salah tempat sembahyang. Sebenarnya ia harus sembahyang sebelah yaitu ke Katedral supaya sama-sama membela LGBT. Kita semua tahu LGBT dan pelaku Kaum LUTH disuruh bunuh oleh Nabi Muhammad saw. Kita malah memberkatinya, benar-benar slah masuk kendang. Itulah kekuatan ummat Islam Indonesia yang dapat ditundukkan oleh kekuatan dua saja. Mari sama-sama kita melihat tokoh-tokoh munafik nanti di Yaumil Hisab, apakah mereka mengikuti Nabi Muhammad ke sorga atau mengikuti Abdullah bin Ubay bin Salul ke Jahannam.
Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Provinsi Aceh