Oleh Afrizal Refo, MA
Agama Islam adalah identitas kita sebagai seorang muslim dan menjadi pondasi moral dalam kehidupan kita. Agama Islam juga membantu kita dalam menemukan makna dalam hidup dan memperkuat hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Di dunia yang semakin terbuka dan mudahnya akses teknologi akibat arus globalisasi, kita mudah terpengaruh oleh berbagai ajaran agama lain yang tidak sesuai dengan kepercayaan kita. Namun, penting untuk diingat bahwa kita sebagai umat beragama harus mempertahankan keyakinan kita dan tidak tergoda oleh ajaran lain.
Setiap manusia mempunyai keyakinan dan nilai-nilai yang ia anut. Dalam agama Islam, iman dan aqidah adalah elemen yang sangat penting. Iman yang kuat akan menjadikan seseorang semakin teguh dan kokoh dalam mengarungi kehidupan. Namun, di era modern ini, banyak sekali orang yang berpaling dari aqidah dan mencoba mengikuti ajaran agama lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Memperkuat aqidah kita dengan iman adalah hal yang sangat penting. Iman yang kuat akan mempersatukan hati dan pikiran kita, sehingga kita mampu menjalani hidup dengan lebih mantap dan penuh dengan kebahagiaan. Dalam Islam, aqidah adalah landasan agama yang harus dikuatkan setiap umat Muslim. Aqidah yang benar akan membebaskan kita dari keraguan dan kebingungan, serta membuat kita semakin teguh dalam menghadapi cobaan dan godaan di dunia ini.
Namun, di tengah banyaknya ajaran agama lain yang bertebaran di masyarakat, kita harus tetap waspada dan tidak mengikuti mereka. Setiap agama memiliki aqidah dan keyakinan masing-masing. Memilih untuk mengikuti ajaran agama lain bisa membuat kita kehilangan jalan yang benar dan membuat kita tersesat dalam mencari kebenaran hidup. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk selalu memperkuat aqidah kita dengan iman dan tetap istiqamah dalam mengikuti ajaran agama yang kita anut.
Selain memperkuat aqidah kita, kita juga harus berusaha untuk memahami dengan benar ajaran agama Islam yang kita anut. Kita harus belajar dari ulama dan ahli agama yang memahami tafsir Al-Quran dan Hadits dengan baik. Dengan ilmu yang benar, kita akan semakin yakin dan kokoh dalam menghadapi rintangan dan masalah dalam hidup kita.
Saat ini, isu toleransi seringkali terdengar di telinga kita. Digagas sebagai bentuk menghargai perbedaan dalam masyarakat, toleransi menjadi pilar penting dalam menjaga harmoni sosial. Tidak bisa dipungkiri, Indonesia merupakan negara dengan masyarakat multi-etnis, multi-budaya dan multi-agama yang membutuhkan adanya toleransi untuk mencapai kehidupan yang berdampingan dalam keberagaman. Namun, sering kali toleransi disalahgunakan dengan dalih menggadaikan aqidah dan keyakinan seseorang.
Dalam prakteknya, toleransi seharusnya tidak akan merugikan diri sendiri atau orang lain, serta tidak boleh merusak prinsip atau keyakinan agama. Namun, seringkali dalam kehidupan sehari-hari, terjadi penyalahgunaan nilai toleransi dalam masyarakat. Contohnya, seorang muslim merasa takut untuk menolak tindakan-tindakan yang bertentangan dengan Islam meskipun dirinya sendiri tidak merasa cocok dengan hal tersebut, semata-mata untuk menghindari kesan yang tidak sopan atau bisa disebut sebagai intoleran. Hal seperti inilah yang sebenarnya menggadaikan aqidah dan keyakinan seseorang dengan dalih toleransi.
Menggadaikan aqidah dengan toleransi jelas merugikan sendiri. Dalam dunia pendidikan, ini bisa dilihat dari cara pembelajaran agama. Di beberapa tempat, terutama di sekolah umum, pembelajaran agama seringkali sekadar menjadi penghias kurikulum tanpa memberi pengaruh yang memadai pada diri siswa. Hal ini terjadi karena kesanggupan untuk menghargai perbedaan agama, seakan akan membenarkan untuk mengajarkan “pengetahuan” pada siswa tanpa bobot sebenarnya. Akibatnya, muncul generasi yang tidak memahami aqidahnya sendiri untuk menghindari keterlibatan dalam tindakan yang dapat merusak dirinya sendiri, seperti bullying atau tawuran, meski dalam agamanya sendiri mengutuk kekerasan.
Sementara itu, penyalahgunaan toleransi bagi yang lain dengan menggadaikan aqidah juga dapat merusak keberagaman dan keharmonian dalam masyarakat. Tidak ada jaminan bahwa hukum untuk merujuk pada toleransi akan sejalan dengan kebijakan toleransi yang sesungguhnya. Jika tidak terjadi kerja sama dan tindakan tegas di antara masyarakat, terutama yang terlibat dalam pelanggaran, tindakan merugikan dan mengingkari prinsip-prinsip keyakinan suatu agama akan terus terjadi dan berkembang di masyarakat.
Dalam kesimpulan, memperkuat aqidah kita dengan iman sangatlah penting, terlebih di era modern yang kompleks seperti sekarang ini. Kita harus tetap waspada dan tidak mengikuti ajaran agama lain, serta selalu memperdalam pemahaman kita tentang aqidah dan iman dengan cara yang benar. Dengan begitu, kita akan semakin kokoh dan teguh dalam mengarungi hidup ini, serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penulis adalah Dosen PAI IAIN Langsa dan Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa.