Oleh: Junaidi bin Ibrahim [1]
A. Pendahuluan
Lahirnya berbagai peralatan teknologi dalam bidang penyiraan: radio, televisi, percetakan, telekomonikasi dan yang terakhir internet, telah memberi harapan baru bagi aktivis dakwah untuk sekala global. Seiring dengan itu maka muncullah istilah televangelism, teledakwah, e-dakwah dan lain-lain. Harapan ini memang sangat menjajikan, ini dikarenakan skop dakwah melalui signel tersebut jangkauannya sangat luas dan mendunia, bagaikan kata pepatah sekali terdayung dua-tiga pulau terlewati.
Dalam konteks ini, harapan yang ditawarkan oleh teknologi media untuk kepentingan dakwah-dakwah agama perlu dicermati dengan bijak, sehingga sarana yang ada dapat diakomudir dengan tepat sasaran dan terhindari dari efek negatif yang timbul secara seporadis. Dakwah dalam media bisa hadir dalam berbagai segmen yang intinya mengulas tentang isu relegius dalam berbagai sisi, baik di media cetak maupun media elektronik. Talk show, artikel dan teleconference keagamaan adalah beberapa contoh wajah baru dakwah agama yang tampil dalam teknologi media yang dapat membentuk citra dan sekaligus memperluas jangkauan audiens dakwah, tidak hanya mereka yang seagama, namun juga kepada pemeluk agama lain.
Di sisi lain para da’i dituntut agar peka dengan setiap isu yang muncul disamping bisa menguasai manajemen dalam mengelola media yang ingin ditranfer ide dakwah. Dengan demikian, tingkat penyebaran nilai-nilai agama menjadi lebih luas dan singkat waktu, minimal dalam tataran informatif. Orang-orang dapat mengambil banyak manfaat dari maraknya program agama Islam di radio, televisi, koran dan internet, dimana sebahagiannya sibuk tidak sempat menghadiri majelis taklim. Hadirnya nilai-nilai agama dengan perantaraan teknologi media tersebut sangat membantu mereka dalam menjaga kontinuitas keberagamaannya.
Dakwah melalui media massa seperti di radio, televisi, koran memang sangat menghematkan waktu dan sasaran yang ingin dicapaipun lebih banyak, namun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Akan tetapi hadirnya dunia internet dengan akses selama 24 jam ternyata memberi solusi kepada dunia dakwah hari ini, anda tidak perlu mereguh kocek sampai jutaan, cukup lima ribuan satu jam anda dapat mentranfer bermacam dokumen, artikel, makalah, ceramah ke dunia siber baik dalam bentuk audio atau video.
Bagi peminat dunia maya, dakwah melalui siber memang sangat mengasyikkan. Ini dikarenakan fasilitas yang disediakan oleh pemilik provider dan server cukup kreatif dan inovatif. Hanya sedikit tambahan ilmu pengetahuan tentang komputer terutama copy-paste nya anda sudah dapat memiliki sebuah bloger gratis. Hanya saja kreasi design web dan updatingnya yang memerlukan keseriusan dalam mengelola manajemen dakwah melalui siber tersebut. Walau bagaimanapun kita dituntut keseriusan dan kesungguhan dalam berbagai bidang yang ingin kita geluti jika memang kesuksesan mau diraih.
B. Pembahasan
1. Pengertian E-Dakwah Dan Siber
E-dakwah, secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan dakwah dengan bantuan teknologi informasi, terutama Internet. Sebagaimana halnya e-mail yang digunakan untuk mengirim surat dan e-commerce yang merupakan perdagangan dengan bantuan Internet[2]. Pada umumnya istilah ini digunakan dalam dunia computer dan internet. Sedangkan istilah siber sering digunakan untuk sebuah komonitas dalam dunia maya atau dunia fantasi. Hadirnya berbagai istilah baru ini membawa kita ke sebuah alam tanpa wujud di dunia nyata namun ia muncul dalam alam pikiran computer dalam bentuk fantasi. Alam inilah yang kemudiannya menterjemahkan ide pikiran manusia menjadi rialtime di dunia nyata.
Istilah E-Dakwah selaras dengan istilah E-Book dan E- E- lainya di dunia computer. Istilah ini muncul untuk menjawab tantangan zaman, sehingga misi dakwah tetap jalan dalam kondisi bagaimanapun.
2. Dialektika Teknologi
Sebuah teknologi tentu datang dengan dialektikanya sendiri. Ada sisi baik dan ada sisi buruk. Sikap skeptis yang menolak sebuah teknologi apalagi mengharamkannya lantaran tidak dipahaminya bukanlah sebuah tindakan yang bijak. Namun juga tidak lantas menerima mentah-mentah semua teknologi yang ada tanpa ada filterisasi yang standar.
Disadari atau tidak, teknologi informasi kini telah berkembang begitu pesat dan telah merambah ke hampir setiap sisi kehidupan. Perkembangan ini memaksa manusia terutama kaum muslimin, menjadi lebih kreatif. Memang teknologi informasi ini, sebagaimana teknologi yang lain juga datang dengan dua sisi yang berbeda, yang dari sudut pandang akidah Islam, sangat diametral. Dimana seakan-akan dunia dakwah Islam pada satu sisi dan dunia anti dakwah Islam pada sisi yang lain, keduanya saling produktif.
Dialektika inilah yang harus dipahami oleh para da’i dalam mengelola website nya di internet. Pemanfaat teknologi ini sangat penting di era globalisasi sekarang, jika tidak praksi kejahatan dengan segala fasilitas dan kepakaran yang mereka miliki siap menyuguhkan informasi yang menggiurkan, yang pada akhirnya praksi kebenaran kalah bersaing di pentas dunia maya[3].
Pada dasarnya masalah dialektika teknologi ini dalam penyebaran nilai-nilai agama juga dihadapi oleh komunitas agama lain, seperti kekhawatiran seorang cendekiawan Kristen berikut: “Tetapi teknologi baru, dan komunikasi yang dimungkinkannya, bersifat ambigu (dua-arti): teknologi tersebut sama-sama dapat meneruskan atau merusak impuls-impuls profetik“[4]. Namun disamping kekhawatiran dan masalah yang muncul, di sisi lain, kita tidak bisa menutup mata bahwa teknologi memberikan banyak manfaat positif bagi manusia. Hanya saja sejauh mana manusia tersebut dapat beradaptasi dengan dunia maya tersebut.
3. Perlukah berdakwah melalui internet?
Untuk menjawab pertanyaan diatas ada baiknya kita mengetahui sekilas tentang internet dan luas jangkauannya. Sebab tanpa diketahui apa itu internet maka akan sulit dipahami apa itu dunia maya atau siber. Oleh karena itu pengetahuan dasar tentang internet sangat penting agar dakwah tidak salah jalur bahkan tersesat dalam terang.
Sebagaimana diketahui internet merupakan sebuah saluran informasi melalui jaringan telepon baik seluler atau non seluler. Artinya dimana sinyal telepon dapat diakses maka disitu pula sekarang jaringan internet dapat diaktifkan. Jaringan ini lebih luas dari gelombang televisi dan radio, terutama di negara maju dimana rata-rata penduduknya memiliki jaringan internet. Oleh karena jangkauannya yang sedemikian luas maka tidak heran jika dalam satu waktu yang bersamaan internet dapat di akses oleh ratusan juta manusia.
Pada tahun 2004 pengguna Internet di seluruh dunia telah mencapai lebih dari setengah milyar dan diperkirakan akan mencapai satu milyar. Angka ini meningkat tajam pada tahun 2005 menjadi satu milyar dan pada tahun 2007 mencapat 1.4 milyar[5]. Inilah sebenarnya dakpak positif yang luar biasa yang dibawa internet dalam dunia informasi. Itu belum lagi kecanggihan internet yang melebihi teknologi TV dan radio dari berbagai sudut.
Jumlah pengguna Internet di Indonesia akan akan terus bertambah sejalan dengan waktu mengingat penetrasi Internet di Indonesia yang masih di bawah 2% tahun 2004. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi meramalkan bahwa pengguna potensial Internet di Indonesia mencapai 61 juta yang terdiri dari pengguna rumahan, pengguna kantoran, pengguna di warung Internet, universitas, sekolah, dan pondok pesantren. Dalam konteks e-dakwah di Indonesia, statistik ini menunjukkan peluang e-dakwah. Belum lagi jika kita berpikir untuk membidik sasaran di luar Indonesia dengan bahasa utama Inggris[6].
Informasi di dunia internet muncul dengan sangat cepat dan dahsyat, maka lahirlah website-website yang nyeleneh dan kekirian yang membawa ribuan misi pribadi dan kelompoknya masing-masing, sehingga muncullah istilah peperangan siber. Istilah ini muncul setelah dua misi yang berbeda berlaga di alam maya, yang satu menarik ke kanan dan yang lainnya menarik ke kiri, begitu juga antara kejahatan dan kebenaran juga saling adu otak menarik kliennya.
Munculnya website seperti http://groups.yahoo.com/group/Anti-Islamicsite, http://groups.yahoo.com/group/anti-islamicapologists. dan berbagai website lainnya telah membuat ajang diskusi menjadi sangat keras dan ekstrim. Disinilah sebenarnya dunia dakwah mengambil andil meluruskan persepsi keislaman yang salah dan dangkal. Maka lahirlah website-website Islamic seperti http://theholyquran.com/, http://islamport.com dan banyak lagi. Semuanya mencoba merespon tantangan dunia maya yang bebas tak terkendali.
Jika kita tidak mau melirik perkembangan dunia internet saat ini sebagai usaha dalam rangka membendung arus penistaan moral yang kini mengarah pada titik nol, maka sebuah bom yang disinyalir sebagai sebuah bencana kemanusian di abad melenium kian tak terbendung, yang pada akhirnya generasi manusia akan bertukar menjadi generasi hewan berwajah manusia. Dari sisi inilah pentingnya dakwah hadir dalam dunia siber sebagai respon penyelamatan manusia menuju kehidupan yang bermartabat layaknya sebagai manusia bukan hewan.
4. Manajemen Dakwah Melalui Siber
Dalam komonitas dunia siber dakwah bisa berjalan dengan sebebas-bebas tanpa hambatan, sebenarnya bukan hanya dakwah, media yang lain yang anti dakwah juga menikmati kebebasan yang sama. Disinilah diperlukan sebuah manejemen yang matang untuk mengelola informasi dakwah bagi audiens nya. Jika tidak dakwah yang disiarkan bukan hanya ditinggalkan oleh pemeluk agama lain bahkan kaum muslimin sendiri akan meninggalkan website yang tidak propesional tersebut.
Pengelolaan website dakwah hampir sama dengan pengelolaan website lainnya yang tidak berbasis dakwah, jika sebuah website memerlukan manajemen yang matang maka website dakwahpun memerlukan hal yang sama demi memenuhi konfigurasi website itu sendiri. Yang membedakan website dakwah dengan website lainnya adalah hanya pada konfigurasi dan fitur-fitur Islami serta memenuhi standar dakwah secara propesional.
Manajemen dakwah melalui siber selayaknya dilihat sebagai upaya untuk memoptimalkan peran dakwah dalam skala global. Maka sudah semestinya organisasi dakwah di menej dengan berbagai sub kerja yang propesional sehingga website dapat di akses dengan updating nya secara berkala dan terus menerus. Prosedural ini sudah selayaknya diperhatikan dan ditinjau ulang dari waktu ke waktu agar kebutuhan masyarakat tentang dakwah terpenuhi.
Manajemen dakwah melalui siber ini tidak semestinya di tunjangi dengan dana yang besar, yang lebih penting adalah kepakaran web developer sebagai administrator atau sebagai admin bersedia membangun website yang menarik. Berdakwah melalui siber bukanlah hal yang sulit, yang dituntut adalah kesungguhan dan kerja keras dalam menghidangkan berbagai artikel, dokumen dan software yang memenuhi selera para web browser. Pasar dunia web tidak selalu meminta artikel, dokumen dan software pemilik web tersebut, namun apa yang mereka hidangkan memenuhi keperluan pasar dalam dunia siber.
5. Manajemen Web Dakwah
Sudah seyogianya web dakwah dikemas dan diramu dengan manajemen yang handal agar bisa bersaing website lain yang senada dengannya, berikut ini beberapa trik dalam mengolah website berbasis dakwah agar menarik minat para pengunjung dalam melayari web yang kita tampilkan:
< Design web yang menarik dan tidak terlalu fulgar, oleh itu pilih warna dasar, background color serta picture Islami yang sesuai, dan yang lebih penting penempatan fitur tepat pada posisinya sehingga menghasilkan sebuah design web yang menarik.
< Dalam penampilan web sebaiknya para web developer menghindari animasi dan picture yang berlebihan, oleh karena itu biasakan menggunakan animasi atau picture dalam format *.gif untuk mengecilkan bite yang besar, sehingga para pelayat web dapat mengakses web degan mudah.
< Web yang baik adalah web yang selalu menampilkan data dan informasi baru dalam dunia Islam, oleh karena itu usahakan agar web selalu di update minimal satu kali seminggu.
< Dalam melengkapi kesempurnaan penampilan web sebaiknya disertakan juga hal-hal kecil tapi manarik seperti menyediakan kolom poling pendapat, chat antar member, link web Islami yang sejenis dan berbagai hal lainya yang dianggap perlu.
< Kemeriahan web biasanya dengan banyak pelayat, salah satu trik agar web mendapat banyak palayatnya adalah dengan menghadirkan forum diskusi, mailing list yang dapat di akses oleh members.
< Web yang mendunia adalah web yang dapat di akses dengan cepat di urutan pertama oleh engine search seperti yahoo, google, altavista dan lain-lain. Maka diperlukan trik apa yang dinamakan add URL pada yahoo atau google, dan jangan lupa menentukan keyword Islami sehingga web anda berada di urutan pertama pada engine search[7].
< Pastikan web dakwah berisi berbagai artikel, dokumen, wallpaper, ceramah agama dan software yang Islami, kalua bisa siapkan database untuk menampung uploading anda tersebut.
< Usahakan proses download yang dilakukan para palayat secepat mungkin, oleh karena itu pilihlah provider yang menyediakan server dengan speed (berkecepatan) tinggi sehingga bisa menghemat dana dan waktu para pelayat web tersebut.
< Pagari web dakwah dengan security yang memadai, sehingga tidak memberi peluang bagi para hecker mengganyang serta merusak data dan fasilitas web, walaupun tidak ada web yang tidak bisa ditembus oleh para hecker setidaknya anda telah melakukan backup data sebagai antispasi kehilngan data sewaktu-waktu.
< Promosikan web dakwah tersebut keberbagai web lainnya baik melalui chat, forum diskusi, mailing list atau sarana lainnya yang disediakan oleh web lain, agar palayat tau web dakwah tersebut telah hadir untuk memenuhi kebutuhan mereka.
< Menejlah web dakwah dengan sehemat mungkin, baik dalam penggunaan dana, waktu dan tempat. Oleh karena itu diperlukan minimal seorang web developer (pembuat web) namun tidak perlu yang punya izajah web, yang penting orang tersebut dapat mengelola web dengan baik. Ini untuk menghemat dana, kecuali web dakwah tersebut berasal dari sebuah instansi yang memerlukan hal seprti itu.
6. Misi E-Dakwah
E-Dakwah merupakan sebuah metode baru dalam menyampaikan misi keislman dalam kontek yang lebih besar dan lebih luas. Pada dasarnya misi dakwah melalui internet sama dengan misi dakwah yang dilakukan melalui internet, namun E-Dakwah tidak berdiri sendiri dan lepas satu sama lain, melainkan saling berhubung. Oleh sebab demikian E-Dakwah pada dasarnya hanya memperkuat dakwah dalam dunia nyata dan dakwah yang sesungguhnya. E-Dakwah bisa di gunaka sebagai sarana untuk membantu dakwah dalam beberapa hal sebagai mana berikut:
a). Memperluas Jangkauan Dakwah
Ada ungkapan dalam manajemen pemasaran bahwa “sebetulnya konsumen ada di mana-mana, namun masalahnya pemasar tidak bisa berada di semua tempat itu”. Hal yang sama juga terjadi dalam medan dakwah dimana mad’u yang menginginkan siraman informasi dan nilai-nilai Islam, bisa berada di mana-mana, namun program dakwah tidak bisa menjangkau semuanya. Maka melalui model E-Dakwah cakupan dakwah dapat diperluas hampir tak terhingga, sehingga dapat merentas berbagai dimensi batas ruang dan waktu. Konsep ini sebenarnya telah lama dikembangkan dengan tujuan bisnis secara online via website dengan istilah e-commerce.
b). Menampilkan wajah Islam yang sesungguhnya
Menampilkan wajah Islam yang sesungguhnya sangatlah penting. Hal yang penting ini sekarang dapat diwujudkan dengan mudah jika kita mau. E-dakwah dengan jangkauannya yang hampir tak terbatas menyampaikan kita pada satu titik mau atau tidak berdakwah melalu internet?. Apalagi, sampai saat ini, sebagian pengguna Internet adalah mereka yang belum mengikuti jalan Islam dalam arti beragama Islam[8].
c). Membangun citra Islam
Citra Islam yang rusak akibat segelintir orang, setidaknya dapat diperbaiki dengan hadirnya jawaban yang berimbang antara Barat dan Islam. Keadaan ini dapat memperbaiki citra Islam di mata dunia, walaupun sebagian besar kalangan Barat sangat benci dengan Islam sebaik apapun citranya sebagaimana di sinyalir oleh Allah dalam Al-Qur’an. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk “.Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (Surat Al-Baqarah Ayat 120).
C. Penutup
Dengan hadirnya digital islamic library dengan mendokumentasikan naskah-naskah pemikiran Islam dalam bentuk digital pada tahun 2003 oleh International Institute for Islamic Thoughts (IIIT) dan banyak lagi website yang serupa, hendaknya menyadarkan kita untuk segera memanfaatkan barang gratisan tersebut. Oleh karena demikian E-Dakwah dapat disimpulkan sebagai berikut:
E-Dakwah adalah sebuah keniscayaan zaman yang merupakan respon terhadap kemajuan teknologi informasi. Umat Islam sebagai komunitas yang tidak bisa terpisahkan dari komunitas dunia, tidak bisa menutup mata dan pasrah terhadap perkembangan yang ada. Pemanfaatan teknologi dalam proses dakwah merupakan sebuah respon aktif-kreatif yang wajib dilakukan oleh umat Islam.
E-Dakwah sudah seharusnya dikelola serius sejalan dengan dakwah konvensional. Sudah banyak pihak yang mengelola dengan serius E-Dakwah di Indonesia. Namun tidak salah jika pengelolaan dan pengembangan E-Dakwah juga dilakukan oleh pihak yang peduli dengan dakwah Islam (seperti organisasi-organisasi sosial keberagamaan Islam. Sebagai konsekuensi dari peningkatan keseriusan pengelolaan e-dakwah harusnya ada departemen atau badan atau majelis teknologi informasi pada setiap organisasi Islam. Namun sayang banyak universitas Islam tidak memiliki website dalam mengelola informasi universitas tersebut. Muda-mudahan dengan tulisan singkat ini menggugah para pembaca untuk memberikan kontribusinya pada medan dakwah.
Daftar Pustaka
Al-Qur’an, terjemahan Depag, 2000
Internet Users Will Top 1 Billion in 2008, Wireless Internet Users Will Reach 48% in 2008, http://www.c-i-a.com/pr032102.htm, diakses 02 Agustus 2008.
Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, Yogyakarta: Gava media, 2004.
http://www.drury.edu/ess/church/church.html, diakses pada tanggal 20 September 2002.
Budiayono, Homepage gratis, cet Gramedia, Jakarta: 2006.
Fathuddin. Dakwah Era Digital, cet media dakwah, Jakarta: 2007.
[1]Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Konsentrasi Dirasah Islamiyah. Makalah disampaikan pada diskusi Mata Kuliah Manajemen Dakwah, dengan dosen pembimbing Prof. Drs. Yusni Sabi, Phd dan Dr. Abdul Rani, Msi.
[2] Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, Yogyakarta: Gava media, 2004. hal 8.
[3] Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, Yogyakarta: Gava media, 2004. hal 30.
[4] http://www.drury.edu/ess/church/church.html, diakses pada tanggal 20 September 2002.
[5] Internet Users Will Top 1 Billion in 2008, Wireless Internet Users Will Reach 48% in 2008, http://www.c-i-a.com/pr032102.htm, diakses 02 Agustus 2008.
[6] Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, Yogyakarta: Gava media, 2004, hal 10.
[7] Budiayono, Homepage gratis, cet Gramedia, Jakarta, 2006, hal 54.
[8] Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, Yogyakarta: Gava media, 2004, hal 10.