آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Proses panjang sejarah perjuangan Islam (baca; dakwah) yang diemban oleh Rasulullah Saw. selama lebih kurang 23 tahun telah membawa posisi umat Islam ke puncak kejayaan. Dunia mencatat, kepemimpinan Rasulullah telah melahirkan generasi yang sanggup menaklukkan dua negara super power saat itu, yakni Persia dan Romawi. Sehingga Michael H. Hart mengurut Rasulullah Saw sebagai orang nomor wahid yang paling berpengaruh dalam bukunya Seratus Tokoh Dunia.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Selanjutnya posisi umat Islam dalam pentas dunia—setelah dihantarkan kepada puncak kemajuan oleh Nabi Saw.—sampai saat ini mengalami pasang surut dan fluktuasi yang sangat zig-zag dalam perjalanannya. Ini semua tidak bisa dilepaskan dari andil yang dimainkan oleh ummat Islam dalam pengelolaan dunia. Sejarah memang selalu berputar, tetapi dia tidak serta merta terjadi begitu saja. Dibalik keberhasilan suatu umat, ternyata di belakangnya terdapat tokoh-tokoh yang memiliki komitmen tinggi dalam upaya pemberhasilan tersebut. Tulisan ini, karena keterbatasan ruang dan waktu,آ tentu saja tidak mungkin mengeksplorasi seluruh peristiwa sejarah ummat Islam semenjak masa Rasulullah Saw sampai hari ini. Paling tidak bahasan ini semacam Kaleidoskop Umat Islam di pentas dunia.
Fluktuasi Posisi Umat Islam di Pentas Dunia
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Setelah Rasulullah Saw. wafat tongkat estafet dilanjutkan oleh Abubakar As-Shiddiq. Periode ini kepemimpinan Islm lebih disibukkan oleh upaya konsolidasi kekuatan ummat. Di mana sebagian umat yang masih rentan aqidahnya terhadap goncangan, mulai melakukan manuver-manuver—seperti gerakan murtad, ingkar zakat dan nabi palsu—yang menyebabkan instabilitas di tengah-tengah masyarakat. Namun berkat kepiawaian Abubakar, intrik-intrik tersebut dapat dipadamkan dan berhasil mempertahankan kelanggengan kemajuan umat Islam sebagaimana ditinggalkan oleh Nabi Saw. Setelah berkuasa selama dua tahun, Abubakar mewasiatkan kekhalifahan kepada Umar bin Khattab.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Perkembangan umat Islam memasuki masa ekspansi ketika kepemimpinan beralih ke tangan Umar bin Khattab. Beliau mulai melakukan gerakan-gerakan dakwah ke mancanegara, sehingga banyak wilayah seperti Persia, Suriah, dan Mesir takluk dalam kekhalifahannya. Selama kepemimpinnanya, Umar bin Khattab telah melakukan berbagai terobosan, di antaranya yang paling spektakuler adalah kebijakan dalam upaya transparansi, dengan mendaftar harta kekayaan pejabat yang akan dilantik. Di Indonesia baru sekarang mulai muncul kesadaran untuk melakukan hal tersebut.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Kemajuan Islam, mulai dimasuki awan kabut ketika akhir kepemimpinan Usman bin Affan dan masa Ali bin Abi Thalib, dimana konflik internal mulai berjangkit yang berakibat pada terbunuhnya kedua khalifah tersebut. Namun demikian banyak prestasi peradaban yang dihasilkan oleh khalifah Usman bin Affan, diantaranya; penyatuan al-Quran untuk menghindari ikhtilaf (perbedaan) dan juga al-Quran disusun persurat dalam mushaf yang seragam, pembangunan angkatan laut untuk mempertahankan diri dari serangan angkatan laut Romawi, perluasan mesjid Nabawi dan mesjidil Haram dan beberapa prestasi lainnya.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Setelah berakhirnya masa Khulafa’ al-Rasyidin, dibentuklah dinasti-dinasti (sistem monarki) yang semakin memperpanjang daftar konflik internal umat Islam, sehingga sering dijadikan bahan oleh orang-orang luar Islam (baca;orientalis) untuk menyerang Islam. Sekalipun mengadopsi sistem kerajaan, banyak kemajuan yang dicapai oleh umat Islam pada masa ini. Ketika Bani Umayyah berkuasa kekuasaan Islam semakian luas, dan puncaknya ketika kekuasaan berada di tangan Umar bin Abdul Aziz. Kehidupan rakyat berada dalam kemakmuran, sehingga dikabarkan sampai-sampai tidak ada orang yang menerima zakat. Kalaupun ada, hari ini menerima zakat besok dia sudah wajib mengeluarkan zakat, disebabkan banyaknya zakat yang dia terima. Malah, sebagian sejarawan muslim memasukkan Umar bin Abdul Aziz dalam salah seorang (khalifah kelima) dari Khulafa’ al-Rasyidin.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Kejayaan Islam di pentas dunia memasuki klimaknya pada masa dinasti Abbasiyah, di masa Harun al-Rasyid dan al-Makmun. Di saat inilah Islam sudah menguasai Eropa dan menjadi pusat studi berbagai negara Barat, yang dipusatkan di Cordova (Spanyol). Namun masa kejayaan ini bertahan sampai tahun 1924 Masehi di masa Khilafah Turki Usmani.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Pada tanggal 3 Maret 1924, Mustafa Kamal Attaturk (tokoh Yahudi di Turki) membubarkan sistem khilafah (Wolrd State) dan wilayah Islam terpecah menjadi negara-negara kecil (Nation State). Akibatnya Umat Islam dengan mudah dikuasai oleh musuh lewat proses kolonialisasi dan imperialisme. Negara Aceh, sebagai bagian dari Kekhalifahan Turki Usmani pada masa kesultanan Aceh juga mengalami imbas imperialisme Portugis, Belanda dan Jepang. Sekalipun mereka tidak pernah menguasai Aceh.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Dengan berakhirnya sistem khilafah, maka posisi umat Islam di pentas dunia kembali berada pada titik paling bawah, menjadi negara-negara terjajah. Sampai hari ini negara yang mayoritas umat Islam (Indonesia salah satunya) dijuluki dengan negara ketiga atau negara berkembang, sebagai “penghalusan istilah†oleh neo-imperials dan kolonialis untuk negara terjajah.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Penjajahan yang mereka (baca;Barat dan atau Yahudi) lakukan memang—sebagian besar, kecuali beberapa negara seperti Palestina, Chehnya, Kashmir, Moro, Aceh, dan beberapa wilayah perang lainnya—bukan dalam bentuk fisik. Tetapi ketergantungan ekonomi, politik, hukum, pertahanan keamanan yang mereka ciptakan sehingga kebijakan negara-negara mayoritas muslim tetap berada di tangan mereka. Lembaga-lembaga semisal IMF, World Bank, ADB, PBB merupakan sarana penjajahan negara-negara maju (barat dan Yahudi) terhadap negara ketiga (negara berkembang) yangآ mayoritasnya umat Islam.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Demikianlah sejarah berulang, karena dia memang bukan masa lalu yang mati, not a dead past. Melainkan sebagia peristiwa yang tetap hidup di masa kini, still living in a present, dan merupakan ibrah bagi generasi sekarang. Allah Swt. menegaskan dalam al-Quran; “…Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia agar mereka mendapat pelajaran dan supayaآ Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)…â€. آ (QS Ali Imran ayat 140). Semoga, dengan munculnya beberapa gerakan Islam dan mulai tegaknya kekuasaan Islam seperti di Afganistan, dan perlawanan yang dilakukan Umat Islam di seluruh dunia akan membawa kembali posisi umat Islam ke puncak kejayaan. Tentunya ini memerlukan proses dan waktu serta keseriusan umat Islam untuk mewujudkannya. Rasulullah Saw. dalam haditsnya mengingatkan: “barangsiapa yang tidak peduli (apatis, masa bodoh, acuh tak acuh) terhadap maju mundurnya umat Islam maka mereka bukan dari golongan Islamâ€. آ
آ
Penutup
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Syakib Arselan dalam sebuah tulisannya menyebutkan Umat Islam mundur, terbelakang karena meninggalkan agamanya dan orang kafir maju, juga karena meninggalkan agamanya. Jadi penyebabnya pada sama-sama meninggalkan agama, tetapi orang kafir justeru mengalami kemajuan. Kondisi ini mudah dipahami, karena ajaran agama mereka bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Sejarah telah membuktikan bagaimana para ilmuan mereka dibantai karena mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan doktrin gereja. (baca kasus pembakaran Compernicus, pembunuhan Galileo dan lain-lain). Sehingga dengan meninggalkan doktrin gereja kemajuan peradaban dapat mereka capai. Sementara Islam tidak menghambat sama sekali perkembangan ilmu pengetahuan, hanya perlu dilandasi tauhid dan dikoridori oleh syariat Islam. Sehingga dengan komitmen keagamaan yang tinggi justeru akan mencapai puncak kejayaan. Sebaliknya, dengan meninggalkan ajaran agama—di mana perkembangan dan perubahan zaman dapat diakomodir di dalamnya—umat Islam menjadi umat yang “sontoloyoâ€.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Kenyataan umat Islam mulai meninggalkan agamanya, terlihat dari gejala mulai mengurangnya kepedulian terhadap persiapan pendidikan Islam bagi generasi yang akan datang. Orang tua—kendati tidak semuanya–tidak begitu gusar apabila anaknya tidak mengaji, tidak aktif dalam kegiatan keislaman. Tetapi justeru mereka susah kalau anaknya tidak dapat rangking pertama disekolah, tidak pergi les, dan berbagai kesibukan di luar koridor Islam lainnya. Hanya karena alasan ulangan anak tidak pergi ngaji, bagi mereka hal biasa. Sehingga tidak heran, ada anak orang Aceh yang beragama Islam, ayah ibunya Islam, endatunya Islam, tetapi ketika sudah kuliah dan berumur sekitar 19 tahun baru belajar metode iqrak. Inilah sebagian dari realitas umat Islam, khususnya di Aceh hari ini.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Bagi mereka yang tahu agama tetapi tidak memiliki pola pikir keummatan, tidak mau peduli dengan kondisi ummat yang justeru menjadi tanggungjawabnya. Anggapan kebanyakan mereka bahwa, dengan sudah shalat berjamaah lima waktu, puasa, shalat sunat, baca al-Quran, takziyah orang meninggal, membangun mesjid dan sekian rutinitas ritual keagamaan lainnya–tanpa berusaha melakukan proses islamisasi seluruh aspek hidup dan kehidupan–kiranya sudah cukup syarat menjadi muslim yang paripurna (baca;kaffah) sebagaimana perintah Allah Swt (QS al-Baqarah: 208)
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Memang, kondisi di atas wajar, karena kita sudah sekian lama mengalami invasi (serangan) pemikiran dari orang-orang kafir. Lewat program “cuci otak†(brain washing) melalui institusi pendidikan yang dikotomi (pemisahan ilmu umum dan agama) lahirlah orang-orang sekuler, sistem ekonomi kapitalistik (dengan menyuburkan praktek riba), sistem sosial budaya yang individualistik dan jauh dari nilai-nilai Islam, juga melalui media komunikasi (baik cetak maupun elektronik) yang mengumbar syahwat dan menyusupkan nilai-nilai ideologis, sistem hukum peninggalan kolonial, sistem politik menghalalkan segala cara (melalui suap, becking). Semua ini sudah berurat-akar dalam pola pikir umat Islam, sehingga sangat sulit meneratasnya. Hanya dengan upaya keras dan tak kenal lelah dari umat Islam yang memiliki kemampuan dan komitmen tinggi,آ posisi umat Islam, pelan namun pasti, akan dapat diangkat ke puncak kejayaan sebagaimana posisi yang pernah diantar oleh Rasulullah saw.
آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ آ Momentum tahun baru 1431 Hijriah yang akan datang beberapa hari lagi kiranya menjadi penyumbang semangat baru guna mengembalikan kejayaan Islam dan ummatnya, terutama di Provinsi Aceh dengan cita-cita penegakan Islam secara kaffah semoga menjadi kenyataan. Insya Allah, sejarah akan berulang!
——
آ
آ