Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M. ED
PP Nomor 28 Tahun 2024 mengandung aturan pemberian alat kontrasepsi bagi siswa sekolah. Majlis Ulama Indonesia (MUI) menolak pemberian kondom kepada siswa sekolah dengan alasan apapun dan mekanisme apapun juga karena ia bertentangan dengan ideologi bangsa yang menjunjung tinggi nilai nilai agama dan Sila Pertama—Ketuhanan Yang Maha Esa.
Namun belum selesai masalah ini, muncul lagi masalah baru, yaitu tidak boleh memakai hijab/jilbab atau menutup aurat bagi wanita yang ikut Paskibraka.
Menurut Irwan Indra, Pembina Paskibraka Nasional 2021, bahwa kewajiban copot jilbab bagi Paskibraka perempuan merupakan ulah BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) yaitu datangnya dari BPIP. Demikian laporan Republika. CO.ID. Karena dulu yang menangani KEMENPORA (Kementerian Pemuda dan Olahraga).
Namun yang menjadi sasarannya adalah Pancasila dan agama khususnya Islam. Beginikah perlakuan pemerintah negeri ini selama ini terhadap ummat Islam dan agamanya? Apakah di negeri ini tidak ada lagi umat Islam yang punya kuasa dalam negara ini yang punya hati dan ruh keislamannya?
Dalam sebulan dua pil pahit yang harus ditelan oleh ummat Islam, nasib baik masih ada saudara kita yang memiliki ruh Islam di Majlis Ulama Pusat yang mau berjibaku dengan peraturan tersebut. Sedangkan saudara-saudara kita di Senayan duduk-duduk saja membenarkan yang salah dan diam seribu Bahasa. Sedangkan ummat Islam yang lain dianggap golongan yang ketiga, yaitu tergolong manusia yang memiliki selemah-lemah iman.
Kalau menurut Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam salah satu diskusinya beberapa hari yang lalu di Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry bahwa yang harus melaksanakan amar makruf Nahi Mungkar adalah bukan ulama, tetapi polisi, tantara dan kejaksaan, karena mereka mempunyai kuasa dan senjata.
Kita berdoa saja kepada Allah swt mudah-mudahan nanti akan ada diantara mereka yang mau membela kebenaran dan Pancasila seperti Jendral Gatot Nurmantio ketika pensiun. Karena rezim kali ini sudah mencapai puncaknya untuk menghina Pancasila dan agama khususnya Islam. Selanjutnya mengacaukan pelaksanaan Hari Kemerdekaan dengan issu-issu yang menyayat hati bagi ummat Islam untuk menanggalkan jilbab. Bagaimana anak-anak kita yang sudah pakai jilbab sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah hingga ke perguruan tinggi, tiba-tiba harus menanggalkan jilbab mereka.
Bukankah kemerdekaan ini hasil perjuangan ummat Islam dalam menghalau penjajah? Lalu ketika mengadakan upacara kemerdekaan malah ummat Islam lagi yang disakiti. Ini memang benar-benar keterlaluan.
Rezim ini bukan menunjukkan husnul khatimah di akhir-akhir hayatnya, malah memamerkan pendurhakaan kepada hukum Allah dan ummat Islam sebagai pejuang kemerdekaan Republik ini. Namun sayang seribu kali sayang yang hanya merasa tersinggung atas semua ini adalah kalangan bawah yang tidak memiliki kemampuan, kekuatan, dan backing yang kuat, jadi akhirnya rakyat jelata ini menjadi domba-domba makanan lezat serigala.
Namun rakyat jelata ini yang masih memiliki iman dan mengakui KEKUASAAN ALLAH azzawajalla sebagai satu-satunya Zat Yang Maha Perkasa, hanya bisa berkomat-kamit, menadahkan tangan ke langit, memohon ampun dan kekuatan serta perlindungan kepada-Nya. Ingat! Jika rakyat jelata, orang awam, dan orang-orang terdhalimi sudah menyerahkan sesuatu kepada Penguasa Alam ini, tunggu saja kehancuran total yang akan dikirimkan Allah secara menyeluruh.
Kalau untuk Bangsa Aceh tidak usah lagi ditanyakan bagaimana dahsyatnya Yang Maha Kuasa, dan ini telah dipertotonkan pada Hari Ahad tanggal 26 Desember 2004.
Maka sangat wajar bangsa yang berada di ujung Pulau Sumatera ini harus sangat takut dan berserah diri secara totalitas kepada Allah. Pada waktu terjadinya gempa dan tsunami tidak ada satupun makhluk saat itu yang menunjukkan kehebatannya, keangkuhannya, kebiadabannya, dan kesombongannya, akan tetapi semuanya tersungkur, tertunduk layu dan terhina. Karena itu jangan main-main dengan hukum dan agama Allah.
Dan jangan mengundang lagi pasukan Allah seperti gempa bumi, tsunami, banjir, burung ababil, hujan batu, peting beliung, halilintar, dan sebagainya untuk menamatkan riwayatmu dengan tragis.
Ingatlah wahai orang-orang yang punya kuasa, nanti anda semua merupakan orang-orang pertama diadili didepan MAHKAMAH Allah di hari kiamat. Kehidupan dunia hanya sebentar saja, harta tidak akan membawanya ke alam kubur, isteri cantik tidak bisa bersama di alam kubur, suami yang gagah tidak pula menemani anda alm barzakh, jabatan dan pangkat tidak bisa menggertak Malaikat Maut ketika roh kita dicabut, mampukan kita melawan Munkar dan Nakir ketika berada di perut bumi.
Wahai orang-orang munafik, nanti anda akan menggigit jari ketika sakratul maut, akan bertekuk lutut dihadapan pengadilan Allah, dan penuh jeritan dan raungan ketika berhadapan dengan para penjaga neraka.
Wahai para pembenar yang salah, dan para penyalah yang benar , ingatlah waktu anda tidak lama di dunia ini, semua kita adalah sama dihadapan Allah, namun siapa yang banyak beramal shalih dan berkorban demi agama Allah, maka merekalah yang mendapat prioritas sorga-Nya. Bagi orang-orang yang memperoleh kesenangan di dunia ini, apalagi dengan cara menjilat penguasa, membenarkan kesalahan penguasa, menipu rakyat dan merampok harta negara, mempermaikan hukum, menjadikan hukum rimba, menjadikan negara ini seperti NEGERI KONOHA, maka anda akan bersama Abu Lahab, Abu Jahal, Abdullah bin Ubay bin Salul, Firaun, Namrud, Haman, Qarun, Ariel Sharon, Yitzak Shamir, Yitzak Rabin, Netanyahu dan kawan-kawannya di dalam neraka nanti.
Memang peraturan membolehkan pemakaian alat kontrasepsi atau kondom untuk siswa untuk apa? Apakah untuk membiarkan anak-anak sekolah untuk melakukan zina di sekolah, di kelas-kelas kosong, di toilet-tolet sekolah atau akan disediakan tempat-temoat tertentu di setiap sekolah? Kenapa tidak dimulai saja di rumah-rumah orang yang mencetuskan ide ini, kenapa anda merusak anak orang lain, rusaklah anakmu sendiri dulu? Ini sama saja dengan orang yang bilang “kawin sesama jenis adalah sunnatullah”, seharusnya ini harus dimulai oleh orang yang mencetuskan ide ini, bukan untuk orang lain. Itu baru dikatakan orang istiqamah dalam berpikiran kotor dan berpikirah Tel Aviv.
Demikian pula orang yang menyuruh orang lain membuka jilbab, atau membuka aurat, kenapa ini terjadi? Wajar ini datangnya dari pelakunya, karena isterinya pamer aurat, anak perempuannya pamer aurat, saudara-saudara perempuannya pamer aurat. Gak jadi masalah bagi mereka.
Tapi ini masa sedang panas-panasnya moderasi beragama, hargai pendapat orang lain, bukan menghargai pendapatmu saja, bukan memaksa pendapamu saja kepada orang lain. Namun kalau mereka ini beragama Islam, bertuhan Allah, bernabi Muhammad saw, tidak mungkin menjadi seperti musang berbulu ayam.
Jangan-jangan mereka ini adalah sahabat-sahabat dari C. Snouck Hurgronje, Charles Adam, Annemarie Schimmel, Arthur J. Arberry, D.S. Margoliouth, Fuat Sezgin, Gabriel Said Reynolds, Gustav Flugrel, Gustav Weil, H.A.R. Gibb, dll. Yang mereka ini ahli dalam agama Islam, tetapi mati di luar Islam. Mempelajari Islam hanya untuk mencari-cari kelemahan Islam dan Nabi Muhammad saw.
Memang selama ini tidak dapat dinafikan, bahwa banyak orang-orang yang mengatasnakan Islam tetapi pikirannya merusak Islam, seperti musuh dalam selimut. Inilah model pengikut Abdullah bin Ubay bin Salul. Nauzubillah!
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Aceh