Oleh Afrizal Refo, MA
Pada tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam di seluruh dunia memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hari ini menjadi salah satu hari yang paling ditunggu-tunggu dalam kalender Islam, karena sebagian besar umat Islam bersyukur atas hadirnya seorang nabi yang memperjuangkan kebaikan, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, dan menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW juga menjadi tonggak penting dalam sejarah umat manusia, karena dalam sosoknya, lahir pemimpin yang amanah, yang membawa pesan kemanusiaan dan keadilan untuk seluruh dunia.
Aceh sebagai salah satu provinsi dengan mayoritas umat muslim di Indonesia, seharusnya dapat mengambil pelajaran dari momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW untuk menjadikan dirinya sebagai daerah yang menjalankan syariat Islam, yang ramah dan toleran bagi setiap orang, serta menjadikan kepemimpinan yang amanah..
Pada awalnya Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1511 M. Aceh menjadi salah satu daerah yang menjadi pusat perdagangan, sehingga terkenal dengan kerajaan Islam yang memegang rahasia perdagangan tersendiri. Oleh karena itu, kedudukan Aceh sebagai pusat perdagangan telah menarik banyak pengaruh dari negara-negara luar, terutama dari India, Yaman, Persia, dan Timur Tengah.
Namun, sejak datangnya Belanda di Indonesia pada tahun 1607, Aceh mulai kehilangan kedaulatannya. Kota-kota dan pelabuhan ditaklukkan dan digantikan oleh Belanda sebagai pusat perdagangan di kawasan itu. Dalam era modern, Aceh terkenal karena banyaknya konflik lokal yang terjadi antara daerah-daerah di Aceh, terutama konflik horizontal yang memicu diskriminasi terhadap etnis tertentu dalam masyarakat.
Oleh karena itu, momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW dapat menjadi teladan bagi calon gubernur di Aceh untuk memimpin dengan kebaikan dan keadilan, serta menghindari terjadinya diskriminasi atau konflik antara masyarakat.
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang sangat menghargai keadilan. Oleh karena itu, calon gubernur di Aceh harus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil harus melibatkan semua pihak dan dapat memberikan manfaat bagi rakyat Aceh. Kebijakan yang diambil harus dijalankan dengan transparansi dan mengacu pada prinsip-prinsip yang adil.
Dalam konteks Aceh, sebagai salah satu provinsi dengan populasi muslim terbesar di Indonesia, momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tahun juga dapat menjadi pengingat bagi calon gubernur dalam membangun Aceh yang lebih baik. Semoga calon Gubernur Aceh terpilih nantinya dapat memikirkan kepentingan umat Islam yaitu menjalankan syariat Islam secara menyeluruh dan juga membangun daerah yang lebih maju, dan tentunya mindset yang lebih baik tentang diri kita sebagai seorang pemimpin, untuk membangun negeri dengan keadilan dan perdamaian.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami betapa besar pengaruh sosok Nabi Muhammad SAW dalam sejarah umat manusia. Nabi Muhammad SAW bukanlah hanya pemimpin agama, tetapi juga pemimpin sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Sikap-sikap yang dicontohkannya, termasuk amanah, bertanggung jawab, keadilan, saling menghormati, kerja sama, kejujuran, dan integritas harus bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam memperingati momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW, kita harus meningkatkan kecintaan kita kepada Allah SWT dan makhluk-Nya, serta meningkatkan kualitas hidup kita melalui perilaku yang baik. Dalam upaya membangun Aceh yang lebih baik, keberadaan calon gubernur yang memiliki prinsip kepemimpinan yang baik dan teladan sangat diperlukan. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama mendukung calon gubernur Aceh yang memiliki komitmen tinggi dalam memimpin Aceh dengan kebaikan dan keadilan.
Pada akhirnya, menjadi pemimpin yang amanah dan berkualitas dalam mengelola Aceh adalah tugas berat dan tak mudah. Namun, jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, membangun Aceh yang maju dan sejahtera dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan sejarah, sosok Nabi Muhammad SAW adalah teladan dalam kepemimpinan yang ideal, mengajarkan umatnya tentang kerja sama, keadilan, dan amanah, serta menghindari kekerasan dan diskriminasi.
Pada akhirnya, tentu saja hal tersebut tidak dapat dicapai dalam waktu singkat dan membutuhkan dukungan dan partisipasi dari seluruh masyarakat Aceh. Tantangan terberat adalah bagaimana masyarakat Aceh juga terlibat aktif dalam menghadapi permasalahan dan melakukan perubahan-perubahan positif untuk meningkatkan kualitas hidup di Aceh dengan mengacu pada nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran. Dengan kerjasama, partisipasi, dan komitmen yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, Aceh bisa menjadi daerah yang maju, sejahtera, dan menjadi contoh bagi yang lainnya.
Oleh karena itu penting untuk diingatkan kembali bagi calon gubernur di Aceh ataupun bagi siapa saja yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam menentukan arah asa Aceh. Momentum kelahiran Nabi Muhammad SAW harus menjadi momen refleksi bagi setiap individu dalam menjalankan kepemimpinan, guna menciptakan masyarakat Aceh yang ramah, Islami, adil dan sejahtera. Agar cita-cita Aceh sebagai daerah yang maju dan sejahtera dapat tergapai sesuai dengan prinsip yang berlandaskan Alquran dan hadits serta mendukung terhadap peradaban dunia.
Semoga kita dapat terus berjuang dan memperlihatkan kepedulian kepada masyarakat, serta memberikan kontribusi menghasilkan perubahan positif bagi Aceh yang kita cintai. Semangat!
Penulis adalah Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa