Salah satu ajaran Islam di bulan Zulhijjah adalah mempersembahkan Qurban, selain dari ibadah haji bagi yang mempunyai kemudahan harta dan keamanan dalam perjalanan Haji ke Baitullah adalah salah satu rukun Islam yang lima, sementara menyembelih qurban adalah ibadah sunat yang sangat digalakkan dalam ajaran Islam khususnya di bulan Zulhijjah. Ini adalah warisan Nabi Ibrahim a.s. dan sebagai symbol kepatuhan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Menjelang Idul Adha, kaum muslimin disunatkan untuk menyembelih Qurban berupa unta, kibasy, kambing, domba, kerbau dan lembu. Daging Qurban ini sebaiknya didistribusikan kepada fakir dan miskin (orang-orang yang sangat memerlukannya) serta kepada karib dan keluarga sebagai langkah mempererat silaturrahmi serta saling membantu antara satu sama lain.
Oleh karena itu marilah kita korbankan perasaan dan harta kita untuk menjalankan syiar Islam ini dengan mengedepankan perintah Allah daripada perintah makhluk. Mengorbankan harta dan perasaan demi Islam adalah tidak seberapa jika dibandingkan dengan karunia Allah yang diberikan kepada kita.
Marilah kita korbankan perasaan pelit atau kikir serta bakhil untuk bersedekah lewat penyembelihan hewan qurban di Hari Raya Idul Adha ini. Marilah kita korbankan perasaan demi mengikuti syari’at Allah secara komprehensif termasuk berkurban di bulan Zulhijjah.
Menurut Rasulullah SAW bahwa pekerjaan anak Adam yang paling utama pada hari ini (Idul Adha) adalah menumpahkan darah (menyembelih qurban). Kemudian bertakbir, bertahmid, bertahlil, dan bertasbih di bulan Zulhijjah hingga hari keempat Idul Adha. Namun bagi orang-orang yang mempunyai kelebihan harta, aman dalam perjalanan, memiliki kesehatan yang prima, diwajibkan atasnya berhaji ke Baitullah. Namun selama Covid-19 sudah dua tahun umat Islam tidak melakukan haji karena menghindari penyakit yang berbahaya yang sedang menyebar di mana-mana.
Marilah kita korbankan perasaan untuk mengikuti syari’at Allah untuk menutup aurat sebagaimana anjuran Allah dan Rasul-Nya. Baik laki laki maupun wanita memiliki tatakrama dalam berpakaian bagi kaum muslimin dan muslimat yang sudah baligh dan berakal. Karena itu marilah kita ikuti perintah Allah untuk tidak membuka aurat atau telanjang dalam hal berpakaian, walaupun harus korban perasaan sedikit.
Islam memiliki cara tersendiri untuk berpakaian dan mungkin tatakrama berpakaian tidak diatur dalam agama lain. Namun jika ada orang yang sengaja membuka aurat baik laki laki maupun perempuan dan didalam hatinya ada sedikit kesombongan, artinya tidak takut kepada siapapun termasuk kepada Khalik, maka hati-hatilah jika anda mati dalam keadaan demikian maka anda mati dalam keadaan tidak beriman.
Marilah pula mengorbankan perasaan kita untuk berdoa kepada Allah siang dan malam agar Allah memberikan kita rezki yang halal, ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar, hati yang khusyu’, agama yang lurus, keselamatan dari segala bencana, dan rasa syukur kepada-Mu ya Allah atas segala anugerah-Mu dan Petunjuk-Mu serta hidayah yang telah Engkau berikan kepada kami.
Marilah kita korbankan perasaan untuk menjalankan amar makruf dan nahi mungkar (menjalankan dakwah) baik yang ada didepan mata kita, di rumah kita, di kantor kita, di lingkungan kita, dan di dalam rumah tangga kita agar Allah tidak mengekalkan bala bencana di negeri atau qaryah kita yang berkepanjangan.
Dan marilah kita korbankan perasaan kita untuk menjalankan syari’at Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, dan kita korbankan perasaan kita untuk tidak menjual sejengkal-pun tanah negeri Islam kepada musuh Islam. Juga, marilah kita korbankan perasaan kita, kita korbankan hawa nafsu kita untuk tidak menerima sogokan dari para pengkhianat Negara, dari orang asing yang ingin menggorogoti Negara kita, dan marilah kita korbankan perasaan kita untuk menjalankan keadilan secara adil dan merata kepada semua manusia tanpa pandang bulu dan diskriminasi.
Marilah kita mengorbankan perasaan untuk hal-hal yang demikian, karena pada hakikatnya semakin banyak harta haram yang kita bawa pulang kerumah kita, maka semakin banyak penyakit yang akan kita peroleh, semakin banyak murka Allah akan diturunkan, dan semakin banyak anggota keluarga kita yang akan menimpa berbagai musibah karena kesalahan memasukkan penyakit dan benda haram ke dalam perutnya. Korbankan perasaan dan tuntutan anda untuk tidak mengikuti/mematuhi hawa nafsu.
Marilah kita korbankan perasaan untuk mengikuti shalat berjamaah lima waktu di Masjid atau di musalla agar semua umat Islam akan bersatu hati semuanya untuk melawan maksiat, melawan kedhaliman, kebohongan, kemusyrikan, serta kemunafikan yang tengah merajalela di bumi tercinta ini.
Mungkin dengan inilah Covid-19 akan terusir sendiri karena kesatuan, kebersamaan, dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Marilah kita korbankan perasaan kita untuk tidak pernah bosan-bosannya dalam berdoa kepada Allah agar Yang Maha Kuasa menurunkan kepada kita Pemimpin yang adil dan taat kepada Allah serta takut akan azab-Nya dan sayang kepada rakyatnya.
Marilah kita korbankan harta dan perasaan kita untuk berkurban apakah kerbau, lembu, kambing, domba dan unta untuk disembelih pada hari Raya Qurban tahun ini. Hikmah berkurban adalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah; menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim a.s.; memperbanyak hadiah dan pemberian kepada keluarga dan fakir –miskin sebagai ungkapan adanya kasih sayang antar sesama manusia; dan sebagai rasa syukur kepada Allah yang telah menundukkan binatang ternak kepada kita sehingga tidak menjadi beban ketika kita lakukan penyembelihan. Kalau bukan dengan bantuan Allah dalam hal menundukkan bintatang ternak, maka ayampun tidak dapat disembelih karena mereka akan melawan atau berontak kepada manusia. Namun semua ini telah Allah tundukkan kepada manusia.
Oleh Dr. Muhammad AR. M.Ed
Penulis Adalah Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Aceh.