Oleh : Afrizal Refo, MA
Valentine Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari merupakan salah satu momen yang sering digunakan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 120).
Islam adalah agama yang lengkap, yang bukan hanya sekedar agama. Lebih dari itu, Islam adalah sistem nilai sekaligus sistem hidup.
Bagi sebagian orang, Islam adalah pembebas, Islam adalah penyelamat. Akan tetapi bagi sebagian orang yang telah aman dan mapan dengan sistem yang telah dianutnya, Islam adalah ancaman. Bukan hal yang luar biasa jika begitu banyak sikap antipati terhadap Islam. Sejak Islam lahir pun sudah begitu. Berbagai cara digunakan untuk menghancurkanya. Melalui cara terang-terangan atau dengan cara diam-diam.
Upaya paling efektif dan tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menghancurkan Islam salah satunya adalah dengan mengaburkan ajaran Islam.
Samuel Zwemer dalam konferensi al Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al-Qur’an dan Sunnah)”.
Salah satu momen yang sering digunakan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya adalah valentine day.
Di era modern ini banyak hal atau budaya barat yang masuk ke Indonesia. Salah satunya melakukan atau merayakan hari valentine yang sering disebut juga dengan hari kasih sayang.
Banyak pemuda-pemudi sekarang yang merayakan hari valentine, karena mereka tidak mau dikatakan anak kuper. Hari valentine ini biasanya identik dengan pemberian coklat, bunga, atau kado.
Seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG.
Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasana valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.
Apalagi sekarang adalah bulan dimana mereka merayakan hari tersebut. Mereka merayakan hari valentine dengan memberikan coklat ataupun hal lainnya kepada pasangan atau kekasih mereka Padahal harga untuk membeli kado kado tersebut pun harganya tidak murah. Bahkan mereka membelinya pun masih meminta uang kepada orang tua mereka. Untuk sekedar membelikan kado kepada pasangan mereka di hari valentine.
Merayakan hari valentine memiliki banyak dampak negatif. Dampak nya pun tidak hanya satu tetapi banyak sekali. Dampak yang pertama mengakibatkan hidup boros atau menghambur hamburkan uang. Yang kedua tidak sesuai dengan syariat agama islam. Efek negatif dari valentine lebih banyak terjadi, terutama freesex. Mengkonsumsi narkoba juga merupakan dampak dari merayakan valentine.
Dan bagi teman-teman terutama yang remaja sebaiknya sebelum kita memperingati atau merayakan sebaiknya kita pelajari dulu dan pahami apa yang akan kita lakukan. Jadi jangan asal ikut-ikutan sesuatu yang kita tidak tahu asal-usulnya. Padahal hari perayaan valentine dapat digunakan untuk merusak aqidah orang-orang Muslim agar berbuat maksiat.
Jauhnya umat dengan Islam membuat umat muslim seakan asing dengan agamanya. Hingga rela beraktifitas dengan sesuatu yang tak ada dalam ajaran Islam.
Sekularisme telah membawa kaum muslim tidak paham dengan ajaran agamanya sendiri. Jadilah orang muslim dan orang kafir melakukan hal yang sama, mirisnya umat muslim yang terseret dalam keyakinan umat agama lain.
Sistem sekularisme sukses menjadikan umat muslim tak mengenal islam. Inilah yang menjadi tujuan orang kafir agar Islam terlempar jauh kehidupan umatnya.
Berbagai perayaan digelar dengan sengaja agar umat muslim turut serta didalamnya. Parahnya perayaan tak sekedar perayaan, tapi ada latar belakang terhadap sebuah keyakinan agama tertentu.
Keberadaan negara yang menerapkan sistem buatan manusia telah mencetak kaum muslim yang anti terhadap ajaran agamanya sendiri. Sistem pemisahan kehidupan dari agama telah terbukti tidak bisa menjaga umat. Oleh karena itu keberadaan sistem Islam memanglah sangat dibutuhkan. Hanya sistem islamlah yang akan menjaga akidah umat agar tetap lurus.
Sejarah Valentine Day
Valentine day jatuh pada tanggal 14 Februari. Valentine day seakan-akan menjadi perayaan universal bagi seluruh umat manusia, tidak peduli latar belakang agamnya. Apakah ia beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, dll.
Valentine day tak ubahnya hari maksiat sedunia. Kasih sayang yang ditawarkan tak ubahnya seperti racun yang dipolesi dengan manis oleh madu. Membunuh secara perlahan, dan kita terkadang tidak merasakannya.
Patutkah budaya yang sama sekali tidak kita kenal untuk kita ikuti tanpa melihat asal-usul timbulnya budaya tersebut?
Hari Kasih sayang (Valentine’s day) bermula pada tanggal 14 februari 269 M, Santo Valentine seorang pendeta harus menerima hukuman pancung dari penguasa (raja) Claudus II Ghotikus melalui tangan-tangan Algojonya.
Santo Valentine dianggap melanggar ketentuan imperium, yakni ia telah berani menikahkan sepasang remaja yang sedang merasakan kisah-kasih yang menyenangkan secara diam-diam (back street).
Tindakan pendeta Valentine tersebut akhirnya diketahui oleh pihak kerajaan. Padahal sudah ada ketentuan pada masa itu, para remaja yang single dilarang untuk menikah dulu karena mereka dibutuhkan untuk menjadi prajurit yang tangguh. Prajurit yang belum menikah dianggap memiliki prestasi yang baik dimedan pertempuran.
Pada tanggal 14 Februari 296 M, dikota Cisalpine Gaul, tepatnya di jalan Flaminia. Pihak gereja telah menobatkan Santo Valentine sebagai pahlawan yang telah melindungi orang yang saling mencintai. Paus St. Julius I telah membuatkan bangunan kehormatan untuk menghormati Santo Valentine tersebut.
Paus Galesium I adalah pelopor pencetus peringatan hari kasih sayang pertama tahun 496 M
Menyikapi Valentine Day
Sejarah Valentine di atas menjelaskan kepada kita apa dan bagaimana valentine day itu, yang tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan kasih sayang.
Lalu kenapa kita masih juga menyambut hari valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat kebiasaan? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya? Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri muslim – yang terkena penyakit ikut-ikutan mengikuti budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah SWT berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya? (QS. Al-Isra’ [17]: 36).
Sungguh sangat jelas sikap yang harus diambil oleh kaum muslimin, bahwa merayakan valentine berarti meniru budaya kufur kaum lain, padahal kita dilarang untuk mengekor, mengambil cara hidup yg lahir dari akidah selain Islam, seperti valentine day.
Sudah cukup kita hanya mengambil pandangan hidup yang terlahir dari akidah Islam karena sudah jelas bahwa Islam adalah agama yang sempurna sebagaimana diterangkan Allah swt dalam Qur’an surah Al-Maidah ayat 3 :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu??
Maka apalagi yang kita tunggu selain meninggalkan bentuk acara valentine day itu, marilah serkarang kita mulai meninggalkan sesuatu yang memang wajib diingkari, dan memulai untuk berusaha menerapkan ajaran-ajaran Islam, memilih-milih mana perkara yg tdk bertentangan dengan Islam kita ambil, sementara perkara yg bertentangan dengan Islam kita tolak dan tinggalkan
Ikut valentine day berarti menghancurkan kepribadian dan karakter kita sendiri, kepribadian muslim. Maka dari itu jauhilah kebiasaan yang jahiliyah, yang dapat merusak kepribadian kita, merusak keIslaman kita. Jika generasi muda muslim telah rusak, maka Islam ini akan mudah dihancurkan.
Kita sebagai muslim memiliki karakter dan kepribadian yang khas dan istimewa berdasarkan teladan Rasulullah SAW. Tanggung jawab kita adalah menyerap, mengamalkan dan memeliharanya.
Jadi, mengapa harus mengambil kepribadian orang lain yang belum tentu baik, atau bahkan nyata keburukannya? Jauhilah dan say Good Bye! Wallahu A`lam.