The popularity of online classified websites has grown significantly in recent years, with Backpage being one of the most well-known platforms. Backpage provides a space latina backpage ny for individuals to post ads in various categories, including adult services. One particular category that has gained attention is “latina backpage ny.” This category refers to the ads posted by Latina women in New York who offer adult services. While the use of online platforms for such services raises ethical concerns, it is important to acknowledge that individuals have the right to make decisions about their own bodies and livelihoods. However, it is crucial to ensure that these activities are conducted safely and consensually, while also addressing any potential issues related to exploitation or trafficking.
Tinggal hitungan jam menuju pergantian tahun 2023. Malam pergantian tahun baru di Indonesia identik dengan ucapan tahun baru, makan besar, tiup terompet, hingga bakar mercon dan kembang api.
Pergantian tahun tersebut didasarkan dari sistem penanggalan kalender Masehi. Sementara, ajaran Islam mengenal sistem penanggalan kalender Hijriah yang ditetapkan pada masa Umar bin Khattab sahabat Rasulullah SAW.
Diantara kebiasaan umat Islam dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, pesta musik semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai ngetrend di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru.
Jika melihat faktanya, tradisi perayaan Tahun Baru Masehi selalu sarat dengan maksiat. Anak-anak muda berpesta semalam suntuk, laki-laki dan perempuan berbaur, booking hotel sebagai tempat perzinaan dan terkadang diisi dengan pesta minuman keras. Na’udzubillahi min dzalik.
Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru?
Bolehkah Muslim Merayakan Tahun Baru Masehi?
Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana Idul Fitri, Idul Adha ataupun hari Jum’at. Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim.
Pada dasarnya, ajaran Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi syi’ar dan ibadah orang kafir. Bila ditelisik melalui sejarahnya, perayaan tahun baru bermula dari Kaisar Julius Caesar yang membuat kalender matahari.
Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Langsa dan juga sekretaris umum Dewan Da’wah Kota Langsa Afrizal Refo, MA dalam satu kajiannnya mengatakan, umat Islam tidak boleh merayakan tahun baru karena Tahun Baru Masehi bukanlah tahun baru bagi umat muslim karena titik tolak sejarah awal tahun Masehi berbeda dengan tahun Hijriyah.
“Setiap umat punya hari raya dan hari besarnya sendiri, silakan berbahagia dan suka cita di hari itu. Umat muslim juga tidak memaksa dan menuntut umat lain mengucapkan selamat atas hari besar Islam,” kata Afrizal Refo
Untuk diketahui bahwa hari-hari istimewa yang telah menjadi budaya dan tradisi bagi kaum muslim untuk mengagungkannya. Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Dahulu orang Jahiliyah memiliki dua hari untuk mereka bermain-main pada tiap tahunnya.” Ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah, beliau bersabda: “Dahulu kalian memiliki dua hari yang kalian bisa bermain-main saat itu. Allah telah menggantikan keduanya dengan yang lebih baik dari keduanya, yakni hari Fithri dan hari Adha.” (HR Abu Daud 1134; An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra 1755; Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 1098)
Dari ‘Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Hari Arafah, hari penyembelihan qurban, hari-hari tasyriq, adalah hari raya kita para pemeluk Islam, itu adalah hari-hari makan dan minum.” (HR At Tirmidzi 773)
Bahkan dalam Hadis disebutkan hari Jumat sebagai hari paling agung dalam Islam. Jumat adalah Sayyidul Ayyam (penghulu semua hari), keagungannya ada pada sisi Allah lebih agung dibanding hari Idul Adha dan Idul Fitri.
Selain hari Jumat, Idul Fitri dan Adha, umat Islam juga memiliki hari-hari istimewa seperti hari Senin, Kamis, 10 hari pertama Dzulhijjah, 6 hari Syawwal, hari ‘Asyura, Ayyamul Bidh, 17 Ramadhan, Tahun Baru 1 Muharam, dan Lailatul Qadar.
Sebab itu, berdasarkan penelusuran sejumlah kitab muslim seperti Al Mi’yar al Ma’riby, Ar Raudhah, Faydhul Qodir, Hasyiyah al Jamal ala al Minhaaj, dan Ihyaa ‘Ulumuuddin sepakat bahwa hukumnya haram karena dianggap tasyabbuh atau menyerupai orang kafir.
Dalil umum yang melarang seorang muslim untuk menyerupai orang kafir dijelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 120, yang artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Sungguh, jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari (azab) Allah.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga bersabda: “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR Abu Daud)
Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan kepadanya: “Apakah disana ada berhala sesembahan orang Jahiliyah?” Dia menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya, “Apakah di sana tempat dirayakannya hari raya mereka?” Dia menjawab, “Tidak”. Maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tunaikan nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nadzar dalam maksiat terhadap Allah dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam”. (Hadits Riwayat Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan terlarangnya menyembelih untuk Allah di tempat yang bertepatan dengan tempat yang digunakan untuk menyembelih kepada selain Allah, atau di tempat orang-orang kafir merayakan pesta atau hari raya. Sebab itu berarti mengikuti mereka dan menolong mereka di dalam mengagungkan syi’ar-syi’ar kekufuran. Perbuatan ini juga menyerupai perbuatan mereka dan menjadi sarana yang mengantarkan kepada syirik. Apalagi ikut merayakan hari raya mereka, maka di dalamnya terdapat wala’ (loyalitas) dan dukungan dalam menghidupkan syi’ar-syi’ar kekufuran. Akibat paling berbahaya yang timbul karena berwala’ terhadap orang kafir adalah tumbuhnya rasa cinta dan ikatan batin kepada orang-orang kafir sehingga dapat menghapuskan keimanan.
Keburukan yang Ditimbulkan
Seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru akan tertimpa banyak keburukan, diantaranya:
Merupakan salah satu bentuk tasyabbuh (menyerupai) dengan orang-orang kafir yang telah dilarang oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.
Melakukan amal ketaatan seperti dzikir, membaca Al Qur’an, dan sebagainya yang dikhususkan menyambut malam tahun baru adalah pebuatan bid’ah yang menyesatkan.
Ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita seperti yang kita lihat pada hampir seluruh perayaan malam tahun baru bahkan sampai terjerumus pada perbuatan zina, Na’udzubillahi min dzaalika…
Pemborosan harta kaum muslimin, karena uang yang mereka belanjakan untuk merayakannya (membeli makanan, bagi-bagi kado, meniup terompet, bakar kembang api dan lain sebagainya) adalah sia-sia di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Serta masih banyak keburukan lainnya baik berupa kemaksiatan bahkan kesyirikan kepada Allah. Wallahu a’lam…
Penulis: Afrizal Refo, MA
Dosen Pendidikan Agama Islam IAIN Langsa.
Sekretaris Umum Dewan Da’wah Kota Langsa
When it comes to finding an escort near me, it is important to approach the search with caution and professionalism. It is essential to prioritize safety and legality in escort near me such matters. Engaging the services of an escort can be a personal choice, but it is crucial to ensure that the individual or agency is reputable and operates within the bounds of the law. Conducting thorough research and reading reviews can help in finding a reliable and trustworthy escort service. Additionally, it is advisable to set clear boundaries and expectations before meeting with an escort to ensure a mutually respectful and safe experience.