Oleh Al-Faqir Syabuddin Gade
Wahai orang tua yang beriman. Jagalah anak-anak mu agar senantiasa dalam keimanan dan beribadah kepada Allah. Jika orang tua dan anak keturunannya tetap dalam iman dan ibadah kepada Allah hingga ia kembali kepada Allah, maka kelak mereka akan bersama-sama “reuni” dalam syurga.
Kelak orang-orang yang beriman akan berkumpul kembali bersama anak-cucu mereka yang senantiasa mengikuti keimanan mereka di dalam surga. Hal ini telah Allah tegaskan di dalam Al-Qur’an surah Ath-Thur ayat 21:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ
Artinya: Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tiada mengurangi sedikit pun pahala amala (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Surat Ath-Thur: 21).
Karena itu, marilah semua kita menjaga iman dan terus beribadah kepada Allah, bukan hanya diri kita, tetapi juga keluarga dan anak keturunan, cucu, cicit kita agar tetap dalam iman dan ibadah kepada Allah.
Apalagi, dalam waktu dekat ini, akan hadir tamu agung, berupa bulan puasa, bulan yang sepanjang bulan selalu siap menumpuk-numpuk pahala dan mengikis semua dosa orang-orang beriman yang berpuasa serta melaksnakan berbagai ibadah wajib dan sunnah lainnya dengan penuh keimanan dan keikhlasan karena Allah. Rasulullah bersabda;
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه.
“Barangsiapa yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan, akan diampuni segala dosa yang pernah dilakukannya”. (al-Hadis)
Reuni dalam syurga tentu harapan semua umat Nabi Muhammad SAW. Kita ingin bersama —kalaupun tidak bisa dekat— dalam barisan Rasulullah SAW, pemberi syafaat atas izin Allah dan baginda adalah Rasul pertama yang masuk syurga.
Kita tentu berharap tidak hanya reuni bersama keluarga, tetapi bersama para Nabi dan Rasul, para syuhada, orang-orang shalih, dan seluruh umat muslim sejak Nabi Adam hingga umat akhir zaman.
Ayo saudaraku, jangan lalai. Kita hidup di dunia hanya sementara. Kita harus berusaha menjadi orang cerdas, yakni orang yang beramal untuk persiapan setelah mati. Jangan kita termasuk orang yang lemah atau gagal, yakni orang yang dipimpin oleh hawa nafsunya lalu ia berharap kebaikan dari Allah datang secara “sim salabim abra kadrabra”. Wa Allahu A’lam…