Oleh: Afrizal Refo, MA

Aktivis Pendidikan dan Pemerhati Anak

Setiap Tanggal 23 Juli kembali mengingatkan kita akan pentingnya memuliakan dan melindungi hak-hak anak melalui peringatan Hari Anak Nasional (HAN). Setiap tahun peringatan ini menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa terletak pada kualitas anak-anak hari ini. Namun di saat peringatan Hari Anak Nasional kita juga harus berani melihat kenyataan bahwa anak-anak Indonesia termasuk di Aceh menghadapi tantangan besar di era digital yang berkembang sangat cepat.

Anak-anak saat ini tumbuh dalam era di mana teknologi menjadi bagian dari kehidupan sejak usia dini. Mereka belajar, bermain, bahkan bersosialisasi melalui gawai dan internet. Sayangnya, tidak semua anak mendapatkan bimbingan yang cukup dalam mengakses dunia digital yang luas dan tak berbatas itu. Maka dari itu momentum Hari Anak Nasional harus menjadi panggilan bagi semua pihak yaitu orang tua, guru, pemerintah, dan masyarakat untuk bersatu membekali anak-anak agar bijak menggunakan teknologi sejak dini.

Dunia digital bukanlah sesuatu yang bisa dihindari. Ini adalah bagian dari kehidupan modern yang harus disikapi dengan cerdas dan bijaksana. Banyak manfaat dari teknologi bagi anak-anak, mulai dari aplikasi belajar interaktif, video edukatif, hingga akses informasi yang luas. Tapi di sisi lain teknologi juga menyimpan risiko besar jika digunakan tanpa pendampingan seperti kecanduan gawai, konten negatif, pergaulan bebas daring, cyberbullying, hingga eksploitasi online.

Kita sebagai orang dewasa khususnya para pendidik dan orang tua tidak bisa hanya menyalahkan anak atau melarang mereka menggunakan teknologi. Tugas kita adalah membimbing, mendampingi, dan mengarahkan agar anak-anak memahami bahwa teknologi adalah alat, bukan pelarian. Teknologi adalah sarana belajar dan berkarya, bukan tempat untuk tersesat.

Sebagai aktivis pendidikan saya sering menyaksikan betapa banyak anak-anak di sekolah dasar hingga menengah yang mengalami penurunan konsentrasi belajar, ketidakmampuan bersosialisasi secara sehat, bahkan gangguan emosi akibat penggunaan gawai yang berlebihan. Banyak dari mereka yang kecanduan game online, terpapar konten dewasa, atau aktif di media sosial tanpa kontrol yang memadai.

Hal ini menandakan bahwa pendidikan karakter berbasis digital sangat mendesak untuk diterapkan. Anak-anak perlu diajarkan bukan hanya cara mengoperasikan teknologi tapi juga bagaimana menggunakan teknologi secara sehat, aman, dan bertanggung jawab.

Sekolah harus menjadi tempat yang tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai akhlak, etika bermedia, dan tanggung jawab digital. Guru tidak hanya dituntut menguasai IT, tetapi juga harus mampu membimbing anak membangun literasi digital yang sehat.

Peran Keluarga, Sekolah, dan Pemerintah

Keluarga adalah benteng utama dalam membentuk karakter dan kebiasaan anak dalam menggunakan teknologi. Orang tua perlu menjadi role model dalam penggunaan gawai. Jangan sampai anak diminta menjauh dari gawai sementara orang tua sendiri terus asyik dengan ponsel di hadapannya.

Lebih dari itu orang tua perlu aktif memberikan edukasi digital, menjelaskan mana konten yang baik dan buruk, serta menetapkan aturan waktu dan batasan penggunaan gawai. Bukan sekadar melarang tetapi mengajak anak berdialog dan memahami dampak dari teknologi dalam kehidupan mereka.

Sekolah juga memegang peranan krusial dalam membekali anak dengan keterampilan literasi digital yang sehat. Tidak cukup hanya mengajarkan penggunaan teknologi sebagai alat bantu belajar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai etika dan tanggung jawab digital.

Program pendidikan karakter harus terintegrasi dengan pembelajaran teknologi. Anak-anak perlu belajar tentang pentingnya jejak digital, privasi online, serta etika berkomunikasi di media sosial. Guru tidak lagi hanya menjadi pengajar, tetapi juga fasilitator dan pembimbing dalam menjelajahi dunia maya dengan aman.

Pemerintah, melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kominfo, dan Kemendikbudristek, memiliki tanggung jawab besar dalam menyediakan regulasi dan fasilitas yang melindungi anak-anak di ruang digital. Penguatan regulasi terhadap konten negatif, penyediaan platform edukatif anak, serta kampanye nasional tentang literasi digital harus menjadi agenda prioritas.

Selain itu, komunitas masyarakat, organisasi keagamaan, dan LSM juga bisa berkontribusi dalam mengadvokasi penggunaan teknologi secara sehat. Forum parenting digital, pelatihan guru, hingga kegiatan kampanye sadar gadget di sekolah dan masjid bisa menjadi gerakan sosial yang efektif.

Waspadai Pergaulan Bebas Virtual

Salah satu tantangan yang semakin mengkhawatirkan adalah pergaulan bebas melalui media sosial. Banyak anak-anak yang berkenalan dengan orang asing, bahkan menjalin hubungan asmara virtual yang tak sehat sejak usia dini. Fenomena ini kerap terjadi secara diam-diam karena orang tua dan guru sering tidak menyadarinya.

Di Aceh dengan identitas sebagai provinsi bersyariat ini menjadi tantangan tersendiri. Masyarakat kita harus peka terhadap fenomena ini bukan hanya dengan melarang dan menghukum tetapi dengan mendidik dan menguatkan akhlak serta spiritualitas anak-anak kita. Inilah inti dari syariat Islam membina, bukan hanya membatasi.

Momentum Hari Anak Nasional 2025 seharusnya menjadi panggilan untuk melahirkan generasi anak Aceh dan Indonesia yang bukan hanya cakap teknologi tetapi juga kuat karakter dan nilai agamanya. Kita ingin anak-anak tidak hanya menjadi konsumen teknologi tetapi juga produsen konten positif, inovator, dan pemimpin masa depan.

Anak yang bijak digital adalah anak yang bisa memilah mana konten bermanfaat dan mana yang berbahaya, mana informasi valid dan mana hoaks, mana pergaulan sehat dan mana yang menjerumuskan. Untuk mencapai itu, kita butuh pendekatan kolaboratif antara pendidikan formal, keluarga, masyarakat, dan negara.

Penutup
Peringatan Hari Anak Nasional bukanlah sekadar perayaan tahunan. Ini adalah alarm bagi semua pihak untuk mengambil bagian dalam perjuangan besar menyelamatkan dan membentuk masa depan anak-anak kita di tengah gempuran era digital. Kita tidak bisa hanya berharap pada sekolah atau pemerintah. Kita semua bertanggung jawab.
Mereka bukan hanya penerus, tapi juga pembaru. Namun mereka tidak bisa berjalan sendiri. Mereka butuh tangan yang membimbing, suara yang menenangkan, dan teladan yang menginspirasi.

Selamat Hari Anak Nasional 2025. Anak Terlindungi, Indonesia Maju. Anak Cerdas Digital, Aceh Bermartabat.

Penulis adalah Dosen PAI IAIN Langsa dan Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa.

Dr. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, MCL., MA

Oleh Prof. Dr. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, MCL., MA
(Ketua Majlis Syura Dewan Dakwah Aceh & Dosen Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh)


Aceh merupakan satu wilayah yang luasnya 58.377 km2 yang terletak dihujung barat Pulau Sumatera. Suatu masa dahulu di zaman Sultan Iskanda Muda Meukuta Alam ia merupakan satu negara berdaulat yang berhubungan diplomatik langsung dengan Khilafah Utsmaniyah di Turki dan diperhitungkan kekuatan militer dan persenjataannya oleh negara-negara di Eropa.

Kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam (KAD) zaman Iskandar Muda berkisar dalam abat ke-17 sekitaran tahun 1607 – 1636, dalam masa tersebut Iskandar Muda berjaya mengusir penjajah Portugis, berjaya memperluas wilayah sampai ke semenanjung Malaysia dan hampir seluruh Pulau Sumatera, Berjaya menjadikan Al-Qur’an, Al-Sunnah, Ijmak dan Qiyas sebagai sumber hukum negara KAD dan berhasil menjalankan Syari’ah (Hukum Islam) dalam negara sebagai hukum negara.

Wilayah tersebut kemudian diporak-porandakan oleh penjajah Belanda ketika Belanda menjajah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan wilayah lainnnya yang kini dijadikan Republik Indonesia. Penjajahan tersebut dapat menguasai seluruh wilayah yang diklaim Indonesia hari ini tetapi tidak dengan Aceh, Aceh tidak pernah menyerah kalah terhadap Belanda sehingga ia berdiri tegak yang kemudian menjadi penyelamat Indonesia yang nyawanya sudah di kerongkongan pada bulan Desember 1948.

Sebagai mantan sebuah negara dan insya Allah akan menjadi sebuah negara kembali tentunya banyak jasanya yang diberikan kepada pihak lain, demikian juga banyak jasa pihak lain yang diterimanya. Salah satu pihak yang saling memberi dan menerima jasa Aceh adalah Republik Indonesia yang tiada dasar kenegaraannya, tiada dasar hukum negaranya dan tiada komunitas aslinya serta tiada hukum, adat dan peradabannya. Yang ada adalah milik kerajaan-kerajaan yang pernah wujud di Nusantara seperti Kerajaan Aceh, Kerajaan Deli, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mojopahit, Kerajaan Ngurah Rai, Kerajaan Kutai dan lainnya. Lalu dari mana negara Indonesia itu datang?

Indonesia merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Belanda yang dahulu diberi nama Pemerintahan Hindia Belanda dan ketika ia mau merdeka berobah namanya menjadi Indos Nesos, dari Indos Nesos inilah kemudian berubah menjadi Indonesia yang wilayahnya ditetapkan bekas wilayah jajahan Belanda dari Sabang sampai Marouke. Dengan demikian Indonesia ini merupakan sebuah negara peukheb-peukheb (negara adonan) yang tidak memiliki akar tunggal, tidak memiliki pemilik azasi, tidak memiliki regulasi asli melainkan semuanya titipan dan formatan penjajah Belanda yang dikawal, dipelihara dan dijarah oleh kuasa besar dunia sampai hari ini.

Terkait hubungan Aceh dengan Indonesia yang saling memberi dan menukar jasa semenjak Indonesia belum ada sampai Indonesia ada, Indonesia berkuasa, dan wujud dalam peta dunia sangat romantis sekali, sekaligus sangat angker sekali.

Kenapa romantis? Karena keikhlasan Aceh habis-habisan membantu Indonesia, dan kenapa angker? Karena Indonesia habis-habisan mengkhianati, memperkosa, merampas, dan membunuh Aceh tanpa perikemanusiaan dari dahulu samapai sekarang. Untuk konkritnya informasi ini mari kita lihat secara objektif pertukaran jasa antara Aceh dengan Indonesia.

JASA ACEH UNTUK INDONESIA

Dalam rentetan waktu antara jajahan dan kemerdekaan ketika wilayah Hindia Belanda masih dipimpin dan dikuasai oleh penjajah Belanda, Aceh sudah lebih awal menanam jasa untuk wilayah tersebut berbanding dengan wilayah-wilayah lain yang kini sama-sama menjadi bahagian Republik Indonesia.

Jasa-jasa Aceh tersebut betul-betul tidak tertandingi oleh mana-mana wilayah selain Aceh di Indonesia, di antara jasa-jasa Aceh tersebut adalah:

1. Perlawanan Aceh terhadap penjajah Belanda untuk kemerdekaan Indonesia yang dipimpin oleh Teungku Syhik Muhammad Saman di Tiro, Teuku Umar Djohan Pahlawan, Cut Nyak Dhien, Cut Meutia dan Teungku Muhammad Dawud Beureu-éh;

2. Pemberian uang untuk membeli dua pesawat terbang pertama oleh Aceh kepada Indonesia yang kemudian menghasilkan pesawat terbang bernama; Seulawah I dan Seulawah II. Dua pesawat C-47 Dakota tersebut kemudian diganti nama oleh penguasa Indonesia menjadi Garuda Indonesia Airways.

Kisah heroik ini berawal dari kedatangan Soekarno sebagai presiden Indonesia ke Aceh pada 16 Juni 1948 yang meminta bangsa Aceh membantu membeli pesawat terbang untuk Indonesia. Tak tunggu esok-lusa Teungku Muhammad Dawud Beureu-éh sebagai ulama dan Gubernur Militer untuk wilayah Aceh, Langkat dan Tanah Karo segera mengumumkan niat baik tersebut kepada seluruh bangsa Aceh. Hasilnya, keesokan hari tanggal 17 Juni 1948 bangsa Aceh beramai-ramai mengumpulkan uang, emas, padi, hayawan, tanah dan lainnya yang dikordinir oleh M. Djuned Joesoef sebagai ketua Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (GASIDA), dan 1 Agustus 1948 ketua GASIDA bersama beberapa orang lainnya berangkat ke Singapura untuk membeli pesawat Dakota;

3. Pewujudan Radio Rimba Raya di Krueng Simpo (hari ini masuk wilayah Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen) oleh Kolonel Husin Yusuf (Putera Kota Juang Bireuen) dalam tahun 1948 yang mulai beroperasi tanggal 20 Desember 1948. Radio inilah yang menjadi penyelamat negara Indonesia yang sudah diklaim Belanda sudah ditaklukkan oleh mereka. Dalam suasana dunia sudah terpengaruh oleh klaim Belanda, tiba-tiba Radio Rimba Raya mengudara dan menginformasikan bahwa bangsa Islam Aceh masih berperang melawan Belanda di Medan Area Sumatera Timur dan menyatakan Indonesia belum jatuh ketangan Belanda. Siaran tersebut diterima oleh radio India di New Delhi dan beberapa stadion luar negeri lainnya termasuk PBB. Inilah dasar hukum yang membuat PBB menolak klaim Belanda dan mengakui IIndonesia masih wujud. Bayangkan tanpa Radio Rimba Raya, tanpa jihat akbar bangsa Islam Aceh di Medan Area dimanakah Indoesia yang sedang merampas empat pulau dlam wilayah Aceh di Aceh SIngkil dalam tahun 2025 ini?;

4. Pertahanan bangsa Islam Aceh dalam perang Medan Area di Sumatera Timur sehingga Belanda gagal menguasai Indonesia. Pada masa ini tiada lagi Indonesia karena presiden dan wakilnya sudah ditangkap, ibukata Jakarta dikuasai Belanda, Ketika ibukaota dipindahkan ke Jogjakarta, Jogjakartapun dikuasai Belanda, yang tingggal dan tidak mampu dikuasai penjajah Belanda adalah Aceh dengan pertahanan perang di Medan Areanya;

5. Bantuan biaya Aceh kepada Dr. Sudarsono sebagai duta besar Indonesia di India, L.N. Palar sebagai duta Besar Indonesia di PBB New York, dan Haji Agussalam sebagai duta keliling Indonesia untuk memperjuangkan Indonesia Merdeka dalam masa agresi Belanda tahun 1947-1948. Semua keperluan mereka baik untuk pribadi maupun untuk keperluan Indonesia secara penuh dibiayai oleh Bangsa Islam Aceh, orang Aceh bilang: sampe luweue cuet ngon bajei salang disedekahkan oleh bangsa Aceh;

6. Aceh menampung Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia/PDRI (Syafruddin Prawiranegara) dan sejumlah pejabat negara lainnya dari kalangan polisi, TNI, kejaksaan, kehakiman dan lainnya Ketika Indonesia sudah dikuasai lagi oleh penjajah Belanda dalam agresi kedua Desember 1948, hanya Aceh yang masih bertahan pada masa tersebut manakala Jakarta jatuh ketangan Belanda. Ketika ibukota negara dipindahkan ke Jokjakarta, Jogjapun diikuasai Belanda seraya presiden dan wakil presiden ditangkap dan ditahan penjajah. Pada masa itulah Muhammad Hatta selaku wakil presiden mengirim kawat telegram kepada Syafruddin Prawiranegara yang sedang menyelamatkan diri di Bukit Tinggi Sumatera Barat untuk bertindak sebagai Presiden PDRI. Ternyata Sumatera Baratpun dijarah Belanda sehingga Syafruddin Prawiranegara berhijrah ke Aceh dan ditampung, serta diberikan segala keperluan bagi mereka oleh bangsa Islam Aceh. Pada waktu itu tiada lagi negara yang diberi nama Indonesia karena ibukotanya sudah diduduki, pemimpinnya sudah ditangkap, wilayahnya sudah dikuasai kecuali wilayah Aceh. Wilayah Aceh inilah yang menjadi pertahanan tangguh, tunggal dan menjadi modal dasar, modal utama dan modal kebangsaan dan keagamaan bagi Indonesia. Rahasia apalagi yang para penguasai mabuk Indonesia mau kalian sembunyikan?;

7. Aceh menolak memisahkan diri dari Indonesia karena sangat sayang kalau pecahnya Indonesia. Dalam masa jabatan Gubernur Militer untuk wilayah Aceh, Langkat dan Tanah Karo 1947-1949 dua surat dalam bungkusan warna kuning dilepaskan oleh pesawat utusan Tengku mansur sebagai gubernur Sumatera Timur dalam bingkai Republik Indonesia Serikat (RIS), yang satu dilepaskan di Banda Aceh dan satu lagi di Takengon. Kedua surat tersebut mengajak Teungku Muhammad Dawud Beureu-eh menerima tawaran Belanda bergabung dalam negara serikat ciptaan penjajah Belanda. Gubernur militer menolaknya karena sedang berperang dengan penjajaah Belanda tidak mungkin menerima perangkapnya. Belanda berkepentingan dengan RIS agar mudah menghadu domba sesama anak bangsa Indonesia;

8. Obliigasi. Ketika Indonesia bangkrut dalam tahun 1945-1950 tiada sumber keuangan negara yang dapat dihandalkan. Pemerinntah mengajak rakyat Aceh membeli obligasi negara secara beramai-ramai, hanya bangsa Acehlah yang menutupi kemiskinan Indonesia dengan membeli obligasi beramai-ramai termasuk salah seorangnya adalah Nyak Sandang, orang Aceh menjual tanah, menjual lembu-kerbau peliharaannya menjual emas simpanannya untuk menyelamatkan keuangan negara Indonesia, hanya bangsa Aceh yang menyelamatkan kehancuran Indonesia;

9. Aceh secara Ikhlas atau terpaksa telah rela memberikan semua gas alam Aron Lhokseumawe sebagai salah satu produsen LNG terbesar di dunia kepada Indonesia sehingga habis total di tahun 2015. Tiada sepersenpun ditinggalkan untuk Aceh sampai para pemberontak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) berjaya menekan Indonesia sehingga pasca perdamaian tahun 2005 baru Indonrsia membagi hasilnya dengan Aceh yang katanya 70% untuk Aceh dan 30% untuk Indonesia, itupun masih dikelola penuh oleh Indonesia dan orang Aceh tidak tau persis apakah benar diberikan 70% kepada Aceh atau tipu jakarta;

10. Aceh juga tanpa daya Ikhlas atau terpaksa sudah merelakan semua hasil hutannya dikeroyok Indonesia dan dibawa ke Pulau Jawa sehingga Aceh menjadi kurus kering dan rawan panas yang disertai banjir. Maka layaklah kalau salah seorang guru besar Universitas Indonesia asal Aceh zaman Orde Baru (Orba) menyatakan: “Aceh papa dan mundur karena kekayaan alamnya semua diangkut ke Jakarta;

11. Jasa Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) yang bekerja sama dengan Dai Nippon untuk memerangi dan mengusir penjajah Belanda merupakan ide brillian bangsa Islam di Aceh yang tidak terpikirkan oleh para pemimpin Indonesia lainnya. Dengan Kerjasama tersebut membuat Belanda keluar dari Indonesia dalam sekitaran tahun 1942;

12. Pemberontakan kolaborasi bangsa Islam Aceh terhadap Belanda yang dimotori kaum ulama PUSA, ulama tradisional dan kaum Uleebalang seperti Teungku Muhammad Dawud Beureu-eh, T. M. Amin, Teungku Abdul Wahab Seulimeum, Teungku Syeikh Abdul Hamid (Ayah Hamid), dan Teungku Namploh serta Teuku Nyak Arief dan Teuku Panglima Polem Muhammad Ali. Persiapan para tokoh dan ulama tersebutlah yang membuat Belanda kucar kacir di Aceh;

13. Penggabungan Tentera Pelajar menjadi Tentera Nasional Indonesia dalam wilayah Sumatera oleh Gubernur Militer untuk wilayah Aceh, Langkat dan Tanah Karo; Teungku Muhammad Dawud Beureu-eh merupakan sesuatu yang Ajaib karena berkali-kali dilakukan oleh pihak lain tapi tak pernah berhasil;

14. Aceh telah memberikan format Majlis Ulama Indonesia yang berasal dari Aceh, sebelumnya Indonesia tidak ada Lembaga ulama negara resmi seperti MUI;

15. Aceh telah memberi format Badan Perancang Pembangangunan Nasional (BAPPENAS) yang cikal bakalnya berasal dari Aceh Development Board (Badan Pembangunan Aceh) yang kemudian dijadikan Lembaga nasional bernama BAPPENAS dan untuk provinsi diberi nama BAPPEDA (Badan Perancang dan Pembangunan Daerah).

HADIAH INDONESIA UNTUK ACEH

1. Presiden pertama Indonesia Soekarno ingkar janji dengan ulama dan tokoh kharismatik Aceh Teungku Muhammad Dawud Beureu-eh karena tidak mau menjadi syari’at Islam sebagai hukum Indonesia yang pernah ia janjikan ketika meminta bantu Aceh mempertahankan perang Medan Area untuk memelihara kemerdekaan Indonesia tahun 1948;

2. Soekarno tidak memenuhi janjinya dengan Aceh yang dijanjikan untuk menjadikan Aceh sebagai daerah otonomi khusus dan daerah Istimewa yang berlaku syari’at Islam melalui pemimpin Aceh Teungku Muhammad Dawud Beureu-eh sehingga Aceh melawan dan menuntut dengan Gerakan DI/TII Aceh 20 September 1953 dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) 4 Desember 1976;

3. Soekarno mengacaukan struktur pemerintahan di Aceh dengan memindahkan Putera-putera Aceh dan digantikan dengan orang-orang dari luar Aceh yang tidak menyatu dengan adat budaya Masyarakat Aceh dalam tahun 1950-1953;

4. Menurunkan pangkat dan jabatan Kolonel Husin Yusuf sebagai putera Aceh yang berhaluan PUSA dari panglima Divisi X menjadi komandan brigade dengan pangkat Letnan Kolonel tahun 1950. Brigade ini kemudian diletakkan di bawah kekuasaan Panglima Bukit Barisan pimpinan Kawilarang, selanjutnya Husin Yusuf diberhentikan dari tugasnya, padahal Husin Yusuf adalah pendiri Radio Rimba Raya yang menjadikan Indonesia merdeka dengan siarannya;

5. Memindahkan ketua polisi Aceh Muhammad Insya dan Komisaris Muda Polisi Yusuf Effendi ke Medan dan diganti dengan orang-orang luar Aceh yang paradoks dengan budaya Aceh;

6. Memindahkan semua batalyon tentera yang dipimpin Putera Aceh keluar Aceh dan digantikan oleh orang luar Aceh yang mayoritasnya non muslim seperti pemindahan Mayor Hasballah Haji ke Tarutung Tapanuli yang digantikan oleh Letnan Kolonel Nazir yang berhaluan Komunis. Batalyon T. Manyak dipindahkan ke Jawa Barat, Batalyon Alamsyah ke Indnesia Timur, Batalyon Hasan Saleh ke Sulawesi Selatan lalu ke Maluku Selatan dan Batalyon Nyak Adam kamil juga dipindah dari Aceh. Sebagai pengganti didatangkan penggantinya dari Tapanuli seperti Batalyon Manaf Lubis, Batalyon Ulung Sitepu yang berhaluan Komunis dan Batalyon Boyke Nainggolan, yang dari namanya saja mengerikan;

7. Mencabut provinsi Aceh, menjadikan Aceh sebagai daerah Residen sebagai bahagian dari provinsi Sumatera Utara pada 14 Agustus 1950 oleh Kabinet Halim yang berkedudukan di Jogjakarta dengan Perpu nomor 5 tahun 1950 yang ditandatangani oleh pemangku jawatan presiden Indonesia Mr. Assat dan Mendagri Indonesia Mr. Soesanto Tirtoprojo;

8. Indonesia melakukan Rasia Sukiman yang juga disebut Razia Agustus 51 yang menginjak-injak kehormatan para ulama PUSA di Aceh. Awalnya Razia ini diperuntukkan untuk mencari senjata sisa-sisa Komunis tapi di Aceh dibelotkan untuk menangkap para ulama PUSA, tiga rumah Teungku Muhammad Dawud Beureu-eh diobrak abrik mereka dan sejumlah ulama PUSA ditangkapnya;

9. Menarik mobil dinas yang sedang dipakai oleh gubernur Aceh Teungku Muhammad Dawud Beureu-eh oleh gubernur Sumatera Utara Abdul Hakim secara kasar menjadi satu penghinaan kasar bagi Aceh dan bangsanya;

10. Menolak terang-terangan pemberlakuan syari’at Islam di Aceh yang dijanjikan Ketika Indonesia sakarat oleh Soekarno, dalam pidatonya di kampus Universitas Indonesia di Salemba dan di Amuntai Kalimantan Selatan, sebagaimana ditulis Prof. Deliar Noer dalam bukunya; Partai Islam di Pentas nasional dengan bunyinya: “tidak mungkin kita memberlakukan syari’at Islam di belahan bumi Indonesia, bagaimana saudara kita yang hindu di Bali dan bagaimana pula dengan saudara kita yang Kristen di Menado. Padahal mereka hanya 10% ramai-ramai agama waktu itu, sementara muslim 90% di seluruh tanah air;

11. Membantai Masyarakat Pulot, Cot Jeumpa dan Kruengkala di Aceh Besar oleh pasukan TNI tahun 1955 yang menewaskan 99 jiwa termauk anak-anak dan Wanita. Awalnya pasukan TNI mati ditembak pasukan DI/TII lalu mereka membawa pasukan banyak menangkap Masyarakat mengumpulkan di lapangan lalu ditembak secara brutal, mirip sekali dengan kerja Yahudi di Palestina, seperti itulah balasan dan hadiah Indonnesia terhadap Aceh;

12. Menghadu domba antara kaum ulama Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) dengan kaum ulama tradisional dan kaum Uleebalang dalam tahun 1950-1951 agar Indonesia melihat orang Aceh berkelahi sesama mereka;

13. Menutup perjalanan kereta api di Aceh dalam kurun waktu tujuh puluhan, efek dari itu bangsa Aceh susah mencari rizki, banyak masyarakat Aceh kenak PHK, banyak menghadirkan fakir miskin secara mendadak di Aceh waktu itu;

14. Membubarkan Kodam Iskandar Muda di Aceh yang berlambang gajah putih pada tahun 1985, baru dihidupkan kembali pada 15 Februari 2002 untuk menjinakkan GAM agar mau berdamai. Pembubaran Kodam ini juga sarat dengan nuansa penghapusan peradaban Aceh di mana lambang Gajah Putih itu punya relasi dengan kejayaan Aceh zaman Sultan Iskandar Muda, sementara pembukaan Kodam kembali juga penuh nuansa politis karena GAM sedang bereaksi yang susah dipadamkan Indonesia;

15. Memberlakukan Daerah Operasi Militer (DOM) untuk Aceh dengan membunuh bangsa Aceh secara brutal dalam tahun 1989-1998. Tercatat dalam Sejarah pelanggaran HAM lebih dari 3000 orang dibunuh, 23 kuburan massal hasil pembunuhan oleh TNI/Polri ditemukan, diperkirakan dari 5000 sampai 39000 orang telah hilang, lebih dari 128 anak dara/gadis dan Perempuan diperkosa dan 597 rumah bangsa Aceh dibakar;

16. Memberlakukan Darurat Militer di Aceh tahun 2002-2003 dengan target melumpuhkan Gerakan Masyarakat sipil dan membiarkan kesewenang-wenangan aparat keamanan bertindak karena dalam darurat militer itu yang berkuasa adalah tentara;

17. Memberlakukan Darurat Sipil di Aceh tahun 2003-2004, darurat sipil ini diberikan hak kepada pemerintah Aceh untuk melawan GAM sebagai upaya menghadu domba orang Aceh dengan orang Aceh agar banyak mati orang Aceh;

18. Membantai muslim Aceh yang tidak bersalah dengan Indonesia (Masyarakat sipil) seperti yang terjadi dalam kasus Arakundoe, kasus Simpang KKA/ Pulo Rungkom yang membunuh 31 masyarakat tidak bersalah dan lebih 100 orang cedera pada 3 Mei 1999, kasus Gedung KNPI Lhokseumawe yang mematikan empat orang dan puluhan lainnya luka-luka, kasus Bantaqiyah di Beutong Ateueh yang menelan korban 71 pada 23 Juli 1999 dan kasus-kasus lain tanpa proses pengadilan;

19. Rencana penempatan 4 batalyon TNI di Aceh dalam tahun 2025 tanpa mendapatkan persetujuan Aceh merupakan hadiah paling bermakna untuk membungkam Aceh. Padahal dalam poin 4.7 dan 4.8. MoU Helsinky ditetapkan: Jumlah tentara organik yang tetap berada di Aceh setelah relokasi adalah 14.700 orang. Jumlah kekuatan polisi organik yang tetap berada di Aceh setelah relokasi adalah 9.100 orang. 4.8. Tidak akan ada pergerakan besar-besaran tentara setelah penandatanganan Nota Kesepahaman ini. Semua pergerakan lebih dari sejumlah satu peleton perlu diberitahukan sebelumnya kepada Kepala Misi Monitoring.

20. Yang paling akhir dan upto date adalah pengalihan empat pulau (Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Ketek/kecil dan Pula Mangkir Gadang (besar) di Aceh Singkil dari wilayah Aceh kedalam wilayah Tapanuli Tengah di Sumatera Utara dengan Kepmendagri 050-145 tahun 2022 dan dikukuhkan lagi dengan Kepmendagri nomor 300.2.2-2138 tahun 2025 tentang pemberian dan pemutakhiran kode serta data wilayah administrasi pemerintahan dan pulau. Dari berbagai data yang sangat sah dan sahih empat pulau tersebut merupakan wilayah Aceh Singkil dalam provinsi Aceh, tapi oleh Menteri dalam negeri Tito Karnavian sengaja menutup mata dengan data-data yang akurat dan menyerahkan empat pulau tersebut kepada Sumatera Utara yang kini dipimpin Bobby Nasutian sebagai menantu Jokowi dan Jokowi sebagai masternya Tito Karnavian. Jadi ada udang di balik batu dalam kasus tersebut.

Alhasil akhirnya dengan pengambil alihan kasusu tersebut oleh presiden Prabowo, Tito dan Bobby tertunduk patuh dan menyerah untuk tidak lagi merampas empat pulau tersebut.

Berdasarkan prilaku Indonesia seperti di atas terhadap Aceh, maka timbullah satu pertanyaan; persoalan apa lagi yang Indonesia tidak mau menipu dan memperolok-olok Aceh? Sebagai orang Aceh kita terus menunggu babak demi babak dan adegan demi adegan yang dirancang dan dicanangkan para sutradara Indonesia untuk Aceh. Kita sangat yakin selagi Indonesia menjadi negara nasional yang dalam praktiknya sekular masih sangat banyak adegan Indonesia yang akan dimainkan di Aceh pada masa mendatang, kecuali bangsa Aceh memilih jalan sendiri.
Perhatikanlah wahai bangsaku mana lebih banyak antara jasa Aceh untuk Indonesia berbanding dengan hadiah Indonesia untuk Aceh. Perhatikan juga yang mana bermanfa’at dan yang mana mudharat antara jasa Aceh untuk Indonesia berbanding dengan hadiah Indonesia untuk Aceh. Lalu buatlah kalkulasi:

MASIH LAYAKKAH ACEH MENJADI BAHAGIAN DARIPADA INDONESIA?

Jawabannya tetap ada pada diri masing-masing kita. Kalau jawabannya MASIH maka bertahan dan nikmatilah pemerkosaan demi pemerkosaan tersebut agar tidak terasa sakit dari kejahatan yang bejat. Sekiranya jawabannya; TIDAK maka bergegaslah untuk mencari jalan keluarnya.

Artikel ini sengaja aku tulis untuk mengingatkan kita akan romantisme hidup bersama Indonesia yang mayoritas bangsa Islam Aceh tidak mengetahuinya. Untuk itulah mohon artikel ini dibagikan kepada seluruh anak bangsa Islam Aceh untuk dua kegunaan: pertama agar para pembaca dapat mengoreksi kesilapan dan kesalahan yang ada di dalamnya, dan kedua agar anak bangsa Islam Aceh tahu jati diri, punya identitas ke-Aceh-an dan tidak menjadi generasi warong kuupi yang tidak peduli dengan syari’ah agama dan tidak tahu menahu dengan tanoh pusaka dari endatu.
Atas segala kesalahan, kekhilafan, kelemahan dan kekurangan dari paparan ini mohon dibetulkan, karena tujuan penulisan ini semata-mata untuk mengingatkan anak bangsa dari mudah ditipu musuh-musuhnya yang bukan hanya tidak tahu membalas jasa melainkan sangat pandai berkhianat terhadap kita selaras dengan rentetan yang terhuraikan dalam pemaparan di atas tadi. Hanya Allahlah yang menjadi hakim yang Maha ‘Adil, hanya Allahlah yang Maha berkuasa, hanya Allahlah yang maha ‘Arif lagi Bijaksana.

Para penguasa Indonesia dari masa ke masa hanya berupa patung-patung ciptaan Allah yang tidak berdaya di hadapanNya. Hanya orang-orang yang bertaqwalah yang Mulya di hadapan Allah Ta’ala, hanya orang-orang yang bertaqwa kepada Allah dan Rasulnya sajalah yang bakal mendapatkan syurga, dan sudah pasti hanya orang-orang yang bermakshiyat kepada Allah dan RasulNyalah yang bakal mengisi neraka (Q.An-Nisak;13-14). Untuk itu kepada segenap bangsa Islam di Aceh;

pertahankanlah harta milik sendiri keuneubah endatu sampai nyawa berpisah dengan tubuh badan dan jangan pernah merampas harta orang sebagaimana mereka merampas harta milik kita. Yakinkanlah bahwa Allah akan selalu bersama kita manakala kita selalu tunduk patuh dan ta’at kepada seluruh perintahnya.

Prof. Syabuddin Gade

Oleh: Al-Faqir Syabuddin Gade (Guru Besar UIN ar-Raniry)


Alhamdulillah, pada hari yang mulia ini kita masih diberikan kesempatan hidup oleh Allah. Karena itu, janganlah kita sia-siakan waktu untuk terus berusaha meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Allah. Hanya dengan ketaqwaan terbaik akan meningkatkan kemuliaan kita di sisi Allah dan dengan kemuliaan itu, nikmat dan rahmat Allah akan semakin melimpah ruah atas diri kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Bukankah kita masuk syurga dan berjumpa dengan Allah karena rahmat-Nya?

Dalam rangka meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Allah, marilah kita merenungi kembali ucapan Rasulullah SAW dalam dua hadis berikut:

1. Rasulullah SAW bersaba:
كل بني أدم خطاءون وخير الخطائين التوابون (رواه الترمذي)
Artinya: Setiap bani Adam berbuat salah dan sebaik-baik orang berbuat salah adalah orang-orang bertaubat (H.R. At-Tarmizi)

2. Rasulullah SAW bersabda:
إن العبد إذا أخطأ خطيئة نكتت في قلبه نكتة سوداء فإن هو نزع واستغفر وتاب صقل قلبه وإن عاد زيد فيها وهو الران الذي ذكر الله؛ كلا بل ران على قلوبهم بما كانوا يكسبون (المطففين؛ ١٤)

Hadis pertama menggambarkan bahwa semua anak cucu Adam bisa saja berbuat kesalahan (berdosa). Hanya para Nabi dan Rasul yang terbebas dari dosa, karena mereja senantiasa dijaga diawasi oleh Allah. Hadis ini juga menjelaskan bahwa sebaik-baik orang berdosa adalah orang-orang bertaubat. Jadi, meskipun bani adam ini tidak luput dari dosa, toh masih bisa menjadi orang baik kalau merka mau bertaubat kepada Allah.

Adapun hadis kedua menggambarkan konsekuensi Bani Adam yang berbuat kesalahan atau dosa, antara lain;

a. Orang berbuat satu kesalah atau dosa akan timbul satu noda hitam dalam hatinya. Kalaulah seseorang setiap hari melakukan satu kesalahan, maka bisa dibayangkan betapa hitamnya hati orang–orang yang bergelimang dosa sepanjang hidupnya.

b. Noda hitam pekat berupa dosa yang menimpa hati seseorang hanya dapat dibersihkan dengan cara; naza’ (ia mencabut diri dari perbuatan dosa), beristighfar (minta ampun pada Allah) dan taba (bertaubat kepada Allah). Nah, kalau ia melakukan tiga hal ini, niscaya hati mereka akan bersih dari noda hitam itu. Maksudnya, Allah akan membersihakan hati mereka dari dosa.

c. Tetapi, kalaulah manusia pendosa itu, kembali lagi berbuat kesalahan, maka mereka akan semakin terjerumus dalam dosa hingga noda hitam itu akan semakin menutupi hati mereka. Kondisi seperti ini persis seperti apa yang digambarkan Allah tentang makna “ar-rana” dalam surah al-Muthaffifin, ayat: 14, yang artinya: “Sekali-kali tidak, bahkan hati mereka tertutup dengan apa yang mereka usahakan”.

ar-rana atau ar-raina dalam ayat di atas diartikan dengan “al-hijaab al-katsiif al-maani’ li al-qalbi ‘an ru’yati al-haqqi wa al-inqiyadu lahu (hijab tebal yang menghalangi hati melihat dan kecendrungan pada kebenaran).

Karena itu, Islam memerintahkan kita untuk segera bertaubat dengan sungguh-sungguh. Tidak membiarkan dosa menumpuk, meskipun itu hanya dosa kecil. Sebab, sekecil apapun dosa kita kalau sudah menumpuk, maka akan membinasakan kita. Rasulullah SAW bersabda:

إياكم ومتحقرات الذنوب فإنهن يجتمعن على الرجل يهلكنه (رواه أحمد).
Hindarilah dosa-dosa kecil, sebab dosa-dosa kecil yang bertumpuk pada seseorang akan mencelakakannya (H.R. Ahmad).

Keharusan segera bertaubat dapat dipahami dari firman Allah;
إنما التوبة على الله للذين يعملون السوء بجهالة ويتوبون من قريب وكان الله عزيزا حكيما.
Allah sangat senang pada hamba-Nya yang segera bertaubat atas segala dosa mereka sebagaimana digambarkan hadis berikut:
لله أشد فرحا بتوبة عبده…

Allah sangat gembira dengan hamba-Nya yang bertaubat.

Kegembiraan Allah tentu akan membawa pengampunan dari-Nya terhadap dosa hamba. Bahkan, dalam satu riwayat disebutkan bahwa “Selama seorang hamba berharap ampunan dari Allah, nisacaya Allah akan mengampuni dosa hamba-Nya, Allah tak perduli walau seberapa besar dosa hamba-Nya itu”.

Jadi, intinya kita selaku hamba Allah yang tidak luput dari dosa perlu segera memutuskan hubungan dengan kejahatan atau kesalahan, memohon ampun dari Allah dan bertaubat kepada-Nya sesegera mungkin sebelum ajal tiba.

Betapa tidak, Rasulullah saw saja sebagai insan suci setiap hari 100 kali bertaubat kepada Allah. Hal ini sesuai dengan sabdanya;
ياأيها الناس توبوا إلى الله فإني أتوب في اليوم إليه مائة مرة.
Wahai manusia taubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku setiap hari 100 kali bertaubat kepada Allah.

Nah, kita ini siapa? Rasul bukan, Nabi bukan, sahabat bukan, tabi’in bukan, tabi’ tabi’in bukan dan ulama pun bukan. Kita ini hanya hamba Allah yang dhaif hampir dalam semua sisi. Karenanya, sekali lagi mari kita bertaubat kepada Allah sehingga kualitas ketaqwaan kita pun akan meningkat. Jika kualitas ketaqwaan semakin meningkat maka akan semakin mulialah kita di sisi Allah. Jika kita kita sudah dimuliakan Allah, maka apapun fasilitas kenikmatan duniawi dan ukhrawi pasti akan Allah curahkan kepada kita. Wa Allahu a’lam.

(Intisari Khutbah Jum’at di Mesjid Baitul ‘Alam, Kuta Alam, Banda Aceh, Tgl. 13 Juni 2025)

Oleh: Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed

Hari-hari ini dalam bulan Mei 2025 kita telah dibuka mata oleh Allah untuk melihat bagaimana dhaifnya penjajah Yahudi Zionis dalam mempertahankan diri dari pasukan Allah yang namanya api, badai salju, angin puting beliung yang katanya sebagai pembawa api untuk meluluh lantakkan bangsa biadab tersebut. Kita lihat ummat Islam Indonesia, Pakistan, Afganistan, Iran, Irak, Suriah, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, Bangladesh, Yaman, Saudi Arabia, Mesir, Yordania, Aljazair, Tunisia, Turki, dan Malaysia, sangat lemah tidak berdaya dan pengecut kepada Bani Israel modern—Yahudi penjajah. Sehingga semua ummat Islam beserta dengan para pemimpin kita tidak sanggup membantu saudara kita seiman di Gaza. Sehingga Allah akhirnya turun tangan untuk menjawab jeritan hamba-Nya di Gaza yang hingga kini sudah 58.800 orang kehilangan nyawa, ini yang bisa terdeteksi menurut pemerintah Palestina. Namun yang tidak terdeteksi lebih dari 180 ribu orang yang tertimbun bangunan dan reruntuhan dan ditangkap oleh penjajah Bani Israel modern sejak 18 bulan yangh lalu.

Namun kita juga berterima kasih kepada pasukan Houthi Yaman, Iran dan Hizbullah Libanon yang telah membantu suadara kita di Gaza, walaupun sebagian orang tidak menyukai mereka karena mereka bukan sunni.

Karena dhaifnya ummat Islam atau karena tidak mau peduli terhadap saudaranya seiman, maka Allah akan membantu sendiri hamba-hamba-Nya yang selalu meminta dan memohon kepada-Nya. Ini artinya bahwa Allah telah mentaukidkan janganlah meminta kepada manusia karena mereka sangat dhaif dan tidak akan membantu kamu sebelum kamu membenarkan kesalahan mereka, membenarkan kejahatan yang mereka buat, dan mendukung kedhaliman mereka.

Inilah manusia termasuk ummat Islam di dalamnya dan ini telah terbukti terhadap saudaranya di Palestina-Gaza, Muslim Rohingya, Muslim Uyghur, dll. Karena itu sebagai ummat Islam sebelum menghadap Allah swt perlu kita buat sebuah jawaban pasti kepada Allah tentang persaudaraan Islam, hak Muslim terhadap Muslim lainnya, Muslim seperti tubuh yang satu, dan Muslim seperti bangunan yang kokoh terhadap Muslim yang lain. Kalau kita ummat Islam ini sebuah kewajiban yang perlu dijawab bersama dengan para pemimpinnya. Kecuali kalau kita bukan Islam, maka gugurlah dari tuntutan ini.
Sebenarnya apa yang Allah perlihatkan kepada Bani Israel modern menjadi contoh kepada semua manusia dan para pemimpin mereka agar mereka harus bertaubat total dan masuk ke dalam agama Allah secara kaffah semuanya karena tidak ada satu kekuatanpun yng bisa menentang api di Israel walaupun Amerika, Inggris dan Pernacis sekalipun. Namun itulah manusia yang keras kepala walaupun nyawa sudah berada di kerongkongan, namun tidak ada tanda-tanda ketundukan kepada Penguasa Langit dan Bumi—Allah Yang Maha Kuasa. Beginilah nasib Abu Thalib dan Firaun walau sudah menjelang ajal, namun tidak juga mau mengakui Allah. Beginilah nasib Benjamin Netanyahu dan para pemimpin dunia sekarang ini dalam rangka mengakui kemahakuasaan Allah. Mereka berpikir kekuasaan mereka bisa diperkuat dan dipertahankan oleh tentara, polisi, pengawal khusus, dan para bodyguard yang handal, bukankah persenjataan penjajah Israel yang dibantu Amerika super canggih. Mereka membunuh dan membantai serta menghancurkan umat Islam Palestina dan Gaza dengan menggunakan bom, buldozer, pesawat tempur, tank Merkava, senjata canggih, bahkan senjata kimia.

Namun Allah meluluh lantakkan Israel hari ini tidak perlu pakai senjata canggih dan mudah-mudahan para penjajah itu semuanya dan para pendukungnya menggigit jari keputusasaan sebelum mereka menghadapi pengadilan yang maha dahsyat di yaumil mahsyar.

Kalau apa yang terjadi di seluruh Israel hari ini tidak bisa menjadi pelajaran kepada semua manusia di abad ini, maka manusia ini melebihi Kaum ‘Ad, melebihi Kaum Tsamud, melebihi kaum Nabi Nuh, melebihi kaum Nabi Luth, dan melebihi Fiaraun dan bala tentaranya. Kalau kita lihat bencana yang Allah kirimkan kepada penjajah Israel sekarang ini hampir sama seperti yang dialami oleh Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud dan kaum Nuh. Sekarang Allah kirimkan hujan es, banjir, petir yang mematikan, dan api yang belum pernah dikirimkan kepada bangsa-bangsa di masa lalu.

Kali ini nampaknya neraka tidak sanggup lagi menunggu lebih lama untuk membakar dan melahab manusia-manusia sombong dan super biadab, hingga neraka Allah harus turun ke bumi untuk mencari mangsanya para pengikut Benjamin Netanyahu dan antek-anteknya di atas bumi ini.

Hanya baru dua tempat di zaman modern ini pasukan Allah menjalankan tugasnya, pertama Los Angeles-Amerika, dan kedua di Israel.

Sejarah tidak pernah menyebutkan ada negara Yahudi seperti Israel yang ada sekarang ini, mereka adalah penjajah dan perampas yang sangat tidak mempunyai sifat-sifat kemanusiaan. Pemiliknya dibunuh, hartanya dirampas, dan tanah airnya diambil secara paksa, itulah mereka penjajah Yahudi Zionis yang sekarang berada di Israel. Ketika Allah merebut kembali tanah rampasan dari umat Islam Palestina, tidak perlu senjata, tank, bom, pesawat tempur dan peralatan canggih lainnya. Cukup dengan pasukan Jahannam bisa membakar semua lahan, membakar semua Gedung dan bangunan, membakar semua taman mereka, tempat tinggal mereka, dan apa yang mereka lakukan terhadap ummat Islam di Gaza, Allah kembalikan semua kepada mereka.
Mereka para penjajah yang tidak percaya kepada kekuatan Allah itu berpikir dengan mengambil paksa tanah umat Islam di Palestina, dan mereka bumi hanguskan semua pohon zaitun dan pohon kurma supaya dapat menghilangkan jejak tanah rampasan, mereka merasa telah berhasil dan merasa bangga dan penuh kesombongan. Mereka datang ke Eropa mencari bibit pohon yang rindang dan menghijau untuk menjadikan taman-taman yang indah dan megah di daerah jajahan (Jerussalem), dan sengaja membumi hanguskan pohon-pohon yang lain sebab menurut hadis Rasulullah nanti di akhir zaman menjelang kiamat, Al-Mahdi dan Isa a.s. akan muncul dan pada waktu itu semua batu dan pohon akan berpihak kepada ummat Islam untuk membunuh semua Yahudi dan membunuh Dajjal. Malah sekarang semua pohon yang pesanan dari Eropa menjadi sangat bermanfaat untuk menyalakan api ke seluruh Israel. Berkat adanya pohon-pohon itu, ditambah lagi kekeringan yang sangat bermanfaat, dibantu tiup oleh angin yang mulia, maka tidak perlu mancis dan minyak untuk menyalakannya serta membumihanguskan negara Israel. Inilah scenario dari Allah yang dimana para pendurhaka yang sombong dan angkuh harus menggigit jari kekecewaan karena berpaling dari Kehebatan Allah.

Celakanya bukan hanya pemimpin Israel yang tidak tunduk dan patuh kepada Allah, pemimpin-pemimpin lainnya juga seolah-olah tidak merasa kecut sedikitpun tentang eksisnya pasukan Allah di Israel. Mereka berpikir pasukan Allah yang namanya air, api, angin, burung, dan binatang-binatang lainnya tidak akan sampe ke negara-negara mereka, mereka pikir kekuasaan yang sedang berada pada mereka tetap langgeng dan tetap eksis hingga hari kiamat. Inilah yang selalu Nabi saw ingatkan bahwa manusia ini selalu tertipu oleh dua hal, yaitu kesehatan yang prima dan waktu yang lapang. Mungkin giliran kedua nanti pasukan Allah akan pergi ke negara-negara ummat Islam dan negara-negara kafir untuk menghajar bangsa tersebut dengan para pemimpin mereka atas kerelaan melihat pembantaian ummat Islam di Gaza, Rohingya, dan Uyghur. Bala bencana ini bukan tidak mungkin terjadi? Sangat mungkin, karena Allah itu tidak lalai. Yang jelas orang-orang yang main mata dan bersekongkol dengan musuh Islam secara diam-diam, maka segala niat dan perbuatan mereka akan dibalas oleh Allah baik di dunia ataupun di akhirat. Kita sudah lama hidup di dunia ini dan telah melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang ingkar, munafik, sombong, angkuh, dan tirani akhirnya semuanya tersungkur dan terhina di dunia ini. Lamba tatu cepat kita akan melihat dan merasakan akibat dari mengabaikan perintah Allah dan rasul-Nya.
Kita punya otak atau pemikiran tetapi tidak kita gunakan untuk berpikir positif dan mencari solusi untuk menghindari penderitaan dan kesengsaraan manusia di atas bumi ini, konon lagi saudaranya seiman. Kita mempunyai kekuatan, namun tidak tersentuh hati untuk membela kebenaran dan kaum tertindas atau terdhalimi, bahkan kita membela kebiadaban dan kejahatan. Kita diberi hati dan telinga untuk mendengar jeritan manusia, kepedihan dan kemelaratan ummat manusia, kesengsaraan ummat manusia di belahan bumi ini, namun kita punya hati telah membatu dan membeku seperti kutub utara, telinga kita sudah tuli dari semua jeritan dan penderitaan. Kita punya mata namun tidak melihat bagaimana sengasaranya sebagai ummat manusia di pelosok bumi ini, bagaimana sedihnya kehidupan mereka, bagaimana terbelakangnya pendidikan mereka, bagaimana rendahnya taraf hidup mereka namun mata kita buta semuanya atas penderitaan dan kekurangan tersebut. Kita merupakan manusia super ego yang hanya memikirkan hak kita, memikirkan nasib kita, keluarga kita, bangsa kita, kaum kita, kroni kita, tim sukses kita, dan handai taulan kita saja. Kita baca al-Qur’an dan Hadis Nabi saw tetapi kita bukan pengikut Qur’an dan Sunnah, malah penentangnya. Karena itu marilah kita satukan langkah untuk dapat saling memberi nasehat kepada sesama muslim dan memaknai makna persaudaraan dan ukhuwah antara ummat Islam. Kalau kita seorang ulama, maka nasehatilah para pemimpin untuk taat dan takut kepada Allah, dan hindarilah menjadi penjilat penguasa dan pembenar kesalahan penguasa.

Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed
Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Prov. Aceh

Oleh: Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed

Ketika penulis masih kecil senantiasa menyanyi dalam bahasa Aceh yang mengisahkan kepada nasib para hakim di hari kiamat. “Padumna leu hakim-hakim asoe jahim uroe dudoe.” Ketika meja hijau berobah menjadi abu-abu, pada saat itulah semua orang tidak lagi percaya kepada penegak hukum yang duduk di meja hijau karena hukum itu sangat tergantung pada uang yang kita peroleh agar bisa menyogok para pengambil keputusan.

Presiden Prabowo ketika baru-baru dilantik sebagai Presiden RI, pernah mencadangkan untuk menaikkan gaji para hakim 100% karena beliau melihat bahwa gaji hakim sekarang dibawah upah minimum Regional para pekerja. Dan juga menanggapi respon terhadap ribuan hakim yang akan mengikuti aksi cuti bersama se-Indonesia. Ini sebagai bentuk protes menuntut hak para hakim yang sangat minim kesejahteraan mereka selama ini. Ditambah lagi, Prabowo geram dengan keputusan hakim terlalu ringan bagi koruptor triliunan rupiah.

Misalnya keputusan Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat yang memvonis Harvey Moeis 6.5 tahun atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha pengelolaan area PT Timah (Persero) Tbk. Malah presiden meminta kepada Kejaksaan Agung untuk naik banding terhadap hukuman 6.5 tahun dan denda 1 milyar, seharusnya 50 tahun harus dihukum kepada pelaku korupsi.

Kalau kita pikir-pikir tidak banyak gaji, apakah kalau gaji banyak seperti gaji dirut pertamina? Apakah mereka tidak lagi melakukan korupsi? Pepatah Aceh ternyata sangat benar “yang meurot adalah lumo tumbon”.

Memang benar yang suka merumput atau makan rumput yang banyak adalah lembu yang gemuk. Sedangkan lembu kurus, jangankan untuk merumput, jalan saja ia tidak sanggup. Apa yang terjadi di Pertamina itu orang miskin atau tidak cukup gaji? Pelajarilah Pendidikan Islam kenapa mereka melakukan ini akan terjawab.

Harkat dan martabat meja hijau sudah mencapai titik nadir derajatnya karena integritas para hakim atau para penjaga garis perbatasan terakhir sudah bobol. Tinggal menunggu air bah secara membabi buta memporak=porandakan seluruh penduduk negeri.

Meja hijau sudah abu-abu karena semuanya bisa dimuluskan kalau mau bebas dari jeratan hukum. Namun coba lihat apakah benar para hakim itu menerima gratifikasi dan sogok karena gaji dan kesejahteraan mereka sangat tidak memadai? Kalau kita tahu hakim itu sedikit gajinya , siapa yang menyuruh kita melamar menjadi hakim? Sama saja kita sering dengar guru atau dosen gajinya sedikit, siapa suruh melamar jadi guru atau dosen? Bukankah kita yang menulis surat atau membuat surat permohonan kepada pemerintah untuk diangkat sebagai PNS dll? Kalau dipikir-pikir kekuarangan gaji, silakan keluar dan cari kerja di tempat lain yang banyak gaji dan menjamin dunia akhirat. Atau cari kerja di luar negeri mungkin akan mencapai hajat yang kita inginkan, itupun kalau kita memiliki skill yang diperlukan.

Rakyat banyak semakin tidak percaya lagi yang namanya pengadilan dan para penegak hukum. Kita mengenang kembali kasus 3 orang hakim di Pengadilan Surabaya yang memvonis bebas Gregorius Ronald Tannur yang membunuh pacarnya Dini Sera Afrianti 30 tahun pada Oktober 2023. Tiga orang hakim yang menangani kasus ini yaitu Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapul terbukti menerima suap dan gratifikasi 1 Milyar rupiah ditambah lagi 308 ribu dolar Singapura (sekitar 3,67 Milyar rupiah).

Kasus ini masih belum hilang dalam benak dan telinga masyarakat , muncul lagi kasus baru di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yaitu empat orang hakim menerima suap 60 milyar rupiah. Mereka adalah Muhammad Arif Nuryanta, Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan karena beliau menerima suap Rp. 60 milyar rupiah untuk mengatur agar tiga korporasi yang terseret perkara korupsi divonis lepas yaitu Permata Hijau Group, Wilmar Group, dan Musim Mas Group. Kemudian Djuyamto, sebagai hakim ketua sidang; Agam Syarif Baharuddin dan Ali Muhtarom yang sama-sama menikmati uang haram itu. Ketiga hakim ini diduga menerima suap dari pengacara para terdakwa melalui Muhammad Arif Nuryanta sebesar Rp. 22.5 milyar.

Ini merupakan kasus-kasus yang sudah mencuat karena tidak mungkin lagi diperam, mungkin kasus ini berhadapan dengan kekuasaan. Biasanya kalau kasus-kasus yang terjadi dilakukan oleh lawan-lawan politik atau oposisi pemerintah, maka kasus tersebut cepat sekali diputuskan oleh pengadilan. Mudah-mudahan semua kasus yang sudah dibongkar tidak ada hubungannya dengan seseorang tetapi murni kesalahan atau akumulasi dari kesalahan-kesalahan sebelumnya yang berlipat ganda hingga Yang Maha Kuasa menerima doa-doa hamba-hamba yang dhaif dan terdhalimi, maka kasus demi kasus terbongkar kepermukaan. tetapi semua boleh menganalisis mungkin banyak kasus-kasus yang lain terbungkam atau tidak jadi dipublish ke khalayak ramai.

Sebenarnya ini seperti “Tupai melompat, sesekali jatuh juga”. Kalau kita memiliki kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa, maka tidak heran jika seseorang sudah begitu professional dalam suatu bidang, namun sesekali hilang keprofessionalannya karena lupa kepada Zat Yang Paling Professional—Allah azza wajalla. Kita bisa merenung mengapa musibah terjadi pada diri seseorang? Mengapa Allah mempermalukan seseorang? Mengapa seseorang terbuka aib secara umum? Musibah itu datang sebagai cobaan dan ujian bagi diri seseorang. Kalau bukan karena kedua hal tersebut berarti sebagai hukuman dari Allah atas kesalahan-kesalahan masa lalu yang tidak pernah mau bertobat. Allah mempermalukan kita, mungkin kita pernah mempermalukan orang di masa lalu. Dan kenapa air kita terbuka, mungkin kita telah membuka aib orang di masa lalu.

Camkanlah wahai saudara-saudaraku yang bekerja untuk urusan kaum muslimin dan muslimat. Kalau kamu membuka aib kaum muslimin di dunia, maka Allah akan membukan aibmu di akhirat.

Kalau sudah mencuat begini apa kata orang terhadap system peradilan kita selama ini, apakah semua hakim begitu atau hanya beberapa orang oknum yang nakal, atau apakah semua pengadilan di Republik ini begitu cara mainnya, namun kita setuju bahwa yang namanya manusia itu terbagi dua—-ada yang baik dan ada yang buruk, dan ini dimana-mana ada manusia yang seperti ini. Kenapa ini terjadi, padahal mereka sebagai penegak hukum, teladan di dalam negara, tembok terakhir dalam negara untuk mempertahankan supremasi hukum, bukan orang terakhir yang harus melumpuhkan hukum. Maka kepada saudara-saudara kita yang bertugas sebagai pengadil dimanapun, pengambil kebijakan, penentu keputusan dan penegak hukum serta penjaga garis batas antara halal dan haram, sesekali boleh mengenang kembali lagu Aceh yang di awal tadi tentang para hakim di hari kiamat nanti.

Sebenarnya ini tidak tertuju kepada hakim melulu, tetapi kepada siapapun yang bertugas sebagai pengambil kebijakan seperi orang tua dalam rumah tangga, guru di sekolah, para kepala kantor, komandan tentara, komandan polisi, pimpinan pesantren, pimpinan perusahaan, dan kepala-kepala lain sebagainya harus berlaku adil kepada bawahannya atau anak buahnya konon lagi para pemimpin negara terhadap rakyatnya.

Semoga Allah mengampuni kita semua atas kesalahan yang kita lakukan, dan mengirimkan kepada kita bangsa Indonesia ini para pemimpin yang adil dan jujur dan para penegak hukum yang takut kepada azab Allah.

Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed


Laporan SindoNews, Senin 07 Maret 2025 bahwa Tentara Zionis Israel semkain biadab dalam membantai ummat Islam di Gaza. Ketika warga Gaza terbangun pada Senin 7 April Maret 2025 melihat pemboman dan pembantaian dimulai lagi oleh tentara Zionis.

Lebih dari 400 orang yang terdiri dari wanita dan anak-anak syahid, dan dilaporkan bahwa serangan ini mendapat “lampu Hijau” dari Presiden Amerika, Donald Trump. Gencatan senjata tetap gencatan senjata namun dalam masa gencatan senjata 150 ummat Islam gaza sudah dibantai. Makanya yang namanya Yahudi apalagi Zionis, penuh dengan kebohongan dan dusta karena sifat dasar Yahudi adalah suka mendengar berita bohong, suka makan haram, suka berkhianat, suka menipu dan pura-pura.

Sejak perang Palestina Israel 7 Oktober 2023 hingga kini April 2025 sudah 40 ribu umat Islam Gaza telah syahid dan itu belum belum termasuk harta benda, namun yang paling celaka dunia diam walau Benyamin Netanyahu telah disahkan oleh PBB sebagai penjahat peran dan negara Israel sebagai negara tidak sah secara hukum karena mereka adalah perampas tanah hak milik bangsa Palestina dan pembunuh ummat Islam secara biadab.

Ya Allah, hamba ini sangat dhaif, tidak ada senjata, tidak ada kekuasaan, tidak punya harta yang banyak, dan tidak banyak kawan dan rakan yang sefikrah untuk menolong saudara kami seiman di Gaza yang dibantai oleh drakula Zionis Yahudi, karena itu Wahai Zat Yang Maha Kuasa dan Maha Kuat, tolonglah saudara kami di Palestina, berikan rahmat kepada saudara kami sebagaimana telah Engkau berikan kepada para Ashabul Kahfi, berikan kekuatan kepada mereka sebagaimana Engkau berikan kepada Musa a.s. dalam mengalahkan Firaun laknatullah, berikan kekuatan kepada mereka sebagaimana Engkau berikan nabi-Mu Muhammad saw yang dapat mengalahakan Abu Lahab, Abu Jahal dan para pengikutnya, berikan kesabaran kepada mereka agar dapat melawan musuh-Mu — Yahudi Zionis. Ya Allah Zat Yang Maha Mengetahui siapa-siapa yang membantu dan menyokong Zionis, maka hamba memohon kepada-Mu dengan tulus dan penuh harap, hancurkanlah mereka dan hinakanlah mereka di dunia dan akhirat, walaupun mereka para pemimpin di negeri-negeri Islam. Namun jika mereka mau bertaubat, maka terimalah taubat mereka.

Ya Allah Yang Maha Mendengar, hamba ini tidak sanggup pergi ke Gaza untuk membantu saudara kami, tidak punya minyak yang banyak untuk dikirimkan ke Gaza, dan tidak punya senjata yang canggih untuk dikirim ke sana, karena itu ampunilah dosa hamba ini, dan terimalah doa hamba ini untuk saudara kami di Gaza dan di seluruh dunia agar Engkau menolong mereka. Ya Allah hancurkan tentara-tentara yang membantu Yahudi Zionis, Ya Allah hancurkan para pemimpin yang membiarkan umat Islam dibantai, Ya Allah Yang Maha Kuat dan Maha Melihat penderitaan hamba-Mu, ambillah kekuasaan dari para pemimpin yang bersekongkol dengan Yahudi Zoinis, hinakanlah mereka, hancurkan ekonomi mereka, hancurkan tentara-tentara mereka, kirimknalah burung ababil di Gaza untuk menghancurkan tentara-tentara Zionis dan pendukungnya, berilah peringatan kepada mereka akan azab-Mu yang sangat pedih. Ya Rabb Yang Maha Mengetahui, hamba memohon kepada-Mu agar berkenan menghancurkan negara-negara yang membela Yahudi Zionis dan menolong mereka dan cabutlah kekuasaan yang ada pada mereka, dan gantilah orang-orang yang baik untuk memimpin di bumi ini.
Kekejaman Israel terhadap umat Islam Palestina terhenti sebentar di Jalur Gaza ketika kesepakatan genjatan senjata antara Hamas dan Zionis Israel tahap pertama dua bulan lalu. Namun pada tanggal 17 Maret 2025 malam hari para tentara Zionis kembali membombardir penduduk Gaza yang diantaranya anak-anak dan wanita menjadi korban dan hingga Apil 2025 hampir 40 ribu umat Islam Palestina telah syahid semuanya dan dunia hanya pandai berdiam saja termasuk para pemimpin di negeri-negeri Muslim. Ya Allah Yang Memiliki Kekuasaan, ambillah kekuasaan pada orang-orang yang tidak tidak punya kasih sayang kepada hamba-Mu di Gaza dan dimanapun juga. Ada segelintir hamba-Mu yang dhaif wahai Rabb yang punya Kekuasaan Dunia dan Akhirat, memohon dengan ikhlas berilah kekuasaan kepada orang-orang yang pandai bersyukur dan memperhambakan diri kepada-MU, dan cabutlah kekuasaan dari orang-orang yang sombong, pongah, dan ingkar kepada-Mu, walaupun mereka para pemimpin di negeri muslim. Ya Rabb, hancurkan barisan mereka, cerai-beraikan persatuan mereka, porak-prandakan hati dan pemikiran mereka, turunkan azab kepada mereka.
Efek dari senjata umat Islam (doa dan penuh harap) dari hamba-hamba yang dhaif yang bertebaran di seluruh bumi ini dapat dilihat satu demi satu. Dalam bulan pertengahan April 2025 ada seribu (1000) perajurit dan perwira Israel telah menandatangani surat kepada pemerintah Yahudi Zionis untuk memprotes agar diakhirinya perang di Gaza dan utamakan pembebasan sandera. Bahkan akibat dari surat protes tersebut, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, penghisap darah umat Islam, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka semua akan dipecat dari dinas militer karena mereka adalah “kelompok extrimis yang mencoba menghancurkan masyarakat Yahudi dari dalam.” Dan demikian juga pernyataan Kepala Staf militer Israel dan Komandan Angkatan Udara, Tomer Bar untuk memecat mereka semuanya jika tidak menarik balik surat itu. Perihal tersebut juga dperkuat oleh pernyataan Panglima Militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir untuk memecat semua perwira dan perajurit tersebut yang jelas-jelas menunjukkan pembangkangannya terhadap pemimpin tertinggi yaitu Perdana Menteri Netanyahu. Ini sebuah kemenangan bagi ummat Islam karena doa-doa kita diterima Allah agar mereka saling bertentangan sesama sendiri.

Diantara orang-orang yang menanda tangani petisi itu adalah mantan Kepala Staff, Letnan Jenderal (Purn) Halutz, mantan Panglima Angkatan Udara, Mayor Jenderal (purn) Nimrod Sheffer, dan mantan Kepala Otoritas Penerbangan Sipil, Kolonel (purn) Neri Yarkoni dan perajurit-perajurit lainnya. Mudah-mudahan kekacauan dan saling bertengkar antara sesama mereka Allah lanjutkan atas doa-doa para syuhada di Palestina. Sesungguhnya mesin perang Zionis adalah Benjamin Netanyahu yang mendapat sookongan Amerika, maka kalau kita berdoa untuk kehancuran Yahudi Zionis jangan lupa kehacuran Amerika sekaligus presidenya Donald Trump. Karena sumber penyakit ini berasal dari Amerika, jika Amerika tidak mendukung Israel, mungkin satu hari negara Israel tamat.

Karena itu yang mampu mengalahkan Amerika dan Yahudi Zionis dan semua musuh Allah adalah Allah sendiri lewat cara-Nya dan metode-Nya sendiri. Atau orang-orang mukmin yang Allah berikan kekuatan dan keistiqamahan tentang Islam, merekalah yang mampu membunuh semua Yahudi dan musuh-musuh Allah yang lain walau mereka sedikit jumlahnya. Ini merupakan janji Allah terhadap siapa yang sanggup membunuh Dajjal dan penguasa dhalim di akhir zaman.

Kalau kita orang beriman, tidak perlu heran dan bertanya-tanya, diktator Suharto jatuh di tangan mahasiswa, presiden Marcos di Filipina berakhir tahtanya karena janda Benigno Aquino, Keperkasaan Syah Iran (Muhammaed Reza Pahlevi), karena dihantam oleh orang tua berjenggor—Ayatullah Ruhullah Khomeiny, dan juga para pemimpin lainnya di dunia yang melampaui batas.


Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed


Belum selesai pembangunan kembali Los Angles-California (hingga 20 Januari 2024 belum ada tanda-tanda padam), akibat dari kebakaran di AS, sekarang pada akhir bulan April 2025-hingga bulan Mei 2025 neraka dari California berpindah rupanya menuju Israel, bukankah ini sebuah bala bencana yang menimpa kaum yang terlaknat oleh Allah?

Kebakaran hutan di Jerussalem bukan tidak mungkin menyebar hingga ke Tel Aviv dengan angin yang super kencang dan kekeringan yang sedang terjadi sementara ini. Namun bagi mereka tidak menjadi masalah karena para masih bisa mengandalkan pemadam kebakaran dari darat dan udara siap memadamkan api bahkan dari negara luar yang mendukung Israel sudah tiba disana.

Kalau orang beriman ini adalah akibat dari kebiadaban mereka dalam membantai manusia di Gaza dan juga para pendukung Israel, yaitu Amerika cs. Mereka pembunuh umat Islam, pembunuh anak-anak ummat Islam dan pembunuh wanita-wanita Islam, penghancur masjid-masjid dan pembantai manusia secara khusus dan ini telah mendapat pengiktirafan PBB bahwa Pemerintah Israel dibawah kepemimpinan manusia haus darah, Benjamin Netanyahu adalah pelaku genosida dan wajib dihukum karena penjahat perang.

Hakim ICC pada November 2024 telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dan juga kepada Pemimpin Hamas, Ibrahim al-Masri atas tuduhan kejahatan perang di Gaza.

Bahkan ICC juga menyetujui Joe Biden, mantan Presiden Amerika termasuk penjahat perang di Gaza karena bantuannya kepada Israel. Secara haqqul yakin bisa dikatakan ini adalah kutukan Allah dan terijabahnya doa-doa ummat Islam dan orang-orang tertindas di seluruh dunia khususnya ummat Islam Gaza, untuk menghukum Israel menurut cara Allah sendiri. Mudah-muadahan ada orang-orang Yahudi yang mau mengerti balasan Allah seperti ini.

Bukti berikutnya adalah sebulan yang lalu para petinggi militer Israel lebih dari seribu orang termasuk tentara cadangan telah menanda tangani sebuah petisi kepada Netanyahu untuk mengakhiri perang di Gaza dan gencatan senjata total atau permanent. Mereka merasa menyesal apa yang mereka lakukan di Gaza adalah tidak bermakna sama sekali selain hanya membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Ini sebuah pemandangan bahwa tentara Israel tidak mau mati sia-sia hanya demi mempertahankan kekuasaan Netanyahu langgeng, mereka harus mempertaruhkan nyawa mereka di Gaza. Ditambah lagi konflik Netanyahu dan Bos Shin Bet (kepala Intelegence Israel), Ronen Bar, Ini semakin tegang antara Kepala Inteligence Negara dan Presiden.

Demikian pula para politis Israel juga memprediksikan kemungkinan perang saudara akan terjadi di Israel antara sesama Yahudi dan Zionis serta antar partai-partai yang ada di Israel dengan partai yang berkuasa. Disamping terjadinya korupsi yang sangat merajalela dibawah kepemiminan Netanyahu.

Namun ini semua tidak dipikirkan oleh Netanyahu asalkan Amerika mendukungnya, habis perkara. Celakanya ada juga umat Islam yang mendukung Israel secara diam-diam demi menjaga hubungan diplomatik dan demi melanggengkan kekuasaannya. Kita memang tidak dapat mengukur atau mendeteksi kemunafikan seseorang, namun dari penampilan lahir dan perbuatan nyata menjadi tolok ukur stereotype seseorang. Tetapi ummat Islam khususnya orang-orang beriman tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, karena Allah telah menjanjikan menolong orang-orang beriman. Orang beriman ini dalam sejumlah kecil akan tetap eksis hingga akhir zaman dan merekalah nanti yang akan membunuh Dajjal.

Namun Dajjal benaran mungkin belum muncul, akan tetapi dajjal-dajjalan banyak sekali di dunia ini sekarang yang menjelma sebagai penjegal, pembantai, penipu, pencipta kerusakan, pendukung kebiadaban dan maksiat serta pengajak manusia ke jalan sesat. Suatu saat nanti kita akan melihat bagaimana nasib ummat Islam dan para pemimpin di negeri-negeri Islam yang tidak mau membantu saudara mereka di Gaza akan menggigit jari dan putus asa karena kekuasaan mereka akan sirna. Allah akan menggantikan para pemimpin dhalim kepada pemimpin yang beriman hanya tinggal menunggu waktu. Para pendurhaka, anti Allah, Rasulullah dan Islam akan menghadapi azab Allah baik di dunia ataupun di akhirat. Janji Allah akan tetap berlakuk kepada orang-orang dhalim lambat atau cepat.

Kebakaran yang melanda hutan di Sefela, Sha’ar HaGai, Netaf, Yad Hashmonah, Nefeh Ilan, Mavo Houron, Canada Park, Anaba hingga Latrun, Neveh Shalom, Mesilat Zion, dan Beit Shemesh, Burma Road hingga hutan Ashkelon, serta Beit Meir dan Shoresh, mungkin akan terus ke Tel Aviv.

Tempat-tempat ini terletak 15 mil ke sebelah barat Jerussalem. Ini tercatat dalam sejarah bahwa kebakaran hutan kali ini terbesar di negara tersebut. Kecepatan hembusan angin sekitar 60-90 kilometer per-jam. Menurut Times of Israel angin diperkirakan meningkat cepat hingga mencapai kecepatan 90-100 kilometer per-jam. Jika angin terus berhembus dan ditambah dengan kekeringan yang melanda Israel terus menerus, mungkin Tel Aviv tinggal menunggu waktu. Sebenarnya dalam pandangan ummat Islam, api, air (Sungai, laut, mata air), angin, burung-burung, dan binatang ada komandonya. Mereka tidak bergerak kalau atas perintahnya sendiri, dan pandangan inilah yang tidak dimiliki oleh orang-orang kafir konon lagi Yahudi Zionis. Mudah-mudahan ada sejumlah orang Yahudi di Israel yang dapat memahami bagaimana kehendak Yang Maha Kuasa dan kedhaifan atau keterbatasan kita sebagai manusia sehingga kalaupun kita tidak ikut perintah Allah secara total, dan jangan menolak seratus persen karena Allah itu tidak lengah atau lalai.

Seharusnya kebakaran Los Angeles menjadi ibrah bagi orang-orang yang punya hati dan otak, peristiwa air bah yang memusnahkan anak dan isteri Nabi Nuh bersama ummatnya dapat menjadi pelajaran penting bagi manusia, peristiwa burung ababil yang menyerang tentara gajah dibawah kendali Abrahah yang menyerang Ka’bah merupakan tragedy mengenaskan bagi manusia, mengganasnya laut di Jepang, Palu, Thailand, dan Aceh (tsunami) di zaman modern ini seharusnya menjadi pelajaran kepada manusia bahwa laut setiap kali ratusan kali meminta kepada Allah untuk menghancurkan orang-orang yang berbuat maksiat di atasnya dan di daratan. Namun semuanya itu tinggal menunggu komando dari yang Maha Kuasa.

Semua itu sebagai pengalaman terbaik bagi manusia supaya selalu dalam ketaatan dan ketundukan kepada Penguasa Langit dan Bumi yang setiap saat memantau kegiatan hamba-hamba-Nya.

Tugas ummat Islam tidak henti-henti membaca qunut nazilah agar saudara kita di Palestina selamat dunia dan akhirat dan kehancuran bagi Yahudi Zionis baik yang ada di Israel ataupun diseluruh dunia. Itulah senjata pamungkas ummat Islam, orang beriman, dan kaum dhuafa. Jika ada kelebihan harta, maka bantulah saudara kita di Gaza dengan harta dan senjata agar mereka bisa hidup dan mempertahankan negara dan agama serta harkat dan martabat orang-orang beriman di seluruh dunia. Namun bantuan Allah-lah yang sangat berarti bagi saudara kita di Gaza dan diseluruh dunia yang berada dalam penindasan kaum kuffar.

Isreal sebenarnya hendak menggelar sebuah perayaan hari kemerdekaan hasil rampasan negeri Palestina menjadi bahagian daripada negara Israel. Mereka hendak melakukan upaya perayaan obor tahunan yang berkaitan dengan hari kemerdekaan tersebut, namun Allah mengirimkan obor yang terbesar untuk membakar negara haram itu. Ini yang mereka tidak paham karena mereka merupakan manusia yang mengutamakan nafsu kebinatangan dan anti eksistensi Allah dalam setiap aktivitas mereka. Malah manusia yang semacam itu banyak juga yang mendukungnya seperti Amerika, India, Argentina, Brazil, Thailand, Filipina, Miyanmar, dan Singapura. Mudah-mudahan Allah akan mengirim bala tentaranya ke negara-negara yang membantu mengesahkan pembantaian di Gaza dan pembantaian umat Islam di seluruh dunia. Namun, kalau kita mengharapkan bantuan dari negara-negara Islam untuk memusnahkan Israel dan para pendukungnya, pasti kita akan menggigit jari karena keputusasaan, tetapi dengan mengharap kepada Allah melalui doa-doa yang sangat khusyu’ dan penuh harap, Insya Allah para musuh Allah akan merasakannya bagaimana nasib mereka sekarang sedang terbakar, mengungsi, dan harta benda mereka hancur dilahap api dan penuh kesengsaraan. Ini akaibat dari kebiadaban mereka bagaimana membakar Gaza dan ummat Islam.

Semoga Allah terus membeli pelajaran kepada hamba-hamba yang pongah dan sombong melebihi Firaun.

Sekarang apa yang Israel lakukan kepada saudara kita di Gaza, telah Allah balas secara kontan kepada mereka bagaimana nasib harta benda mereka hangus terbakar, nasib mereka dalam kemah pengungsian, nasib mereka dipicrok (dikejar) oleh pasukan Allah yang namanya api, nasib mereka dipenuhi pasukan asap tebal yang mematikan.

Sebenarnya kita atau dunia tidak perlu berlangsungkwa kepada penjajah Isreal karena kawasan-kawasan yang terbakar itu adalah daerah-daerah rampasan dari bumi Palestina, dan kalau mereka punya pikiran yang baik pasti berpikir bahwa tanah Palestina yang dirampas secara haram harus dikembalikan kepada bangsa Palestina. Karena dewasa ini zaman perbudakan dan penjajahan sudah sepatutnya ditukar menjadi era kemerdekaan dan kebebaan berkespessi dan menentukan nasib sendiri.

Dosen Pasca Sarjana UIN Ar-Ranirhy-Banda Aceh

Prof. Syabuddin Gade

Oleh Prof. Dr. Syabuddin Gade, M.Ag


Hari Raya sering kali identik dengan kegembiraan dan kemeriahan, terutama dengan tradisi memakai pakaian baru, berkumpul bersama keluarga, serta berbagi kebahagiaan. Namun, jika kita merenung lebih dalam, sebenarnya makna sejati dari perayaan Hari Raya tidak hanya terletak pada aspek fisik seperti pakaian dan kendaraan baru, tetapi lebih kepada aspek spiritual, yaitu peningkatan ketaatan kepada Allah dan pengampunan dosa. Sebagaimana tertulis dalam sebuah ungkapan klasik, “ليس العيد لمن لبس الجديد إنما العيد لمن طاعته تزيد” yang berarti, “Hari Raya bukan milik orang yang memakai pakaian baru, tetapi milik orang yang bertambah ketaatannya.” (Hasyiah Bajuri I, hal. 224).
Ungkapan ini memberikan pengertian bahwa Hari Raya adalah perayaan bagi mereka yang semakin dekat dengan Allah melalui amal ibadah dan ketakwaan. Ketika kita menjalani ibadah puasa dengan penuh kesungguhan, seperti yang tercermin dalam firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183). Dengan menjalankan ibadah puasa secara optimal, kita berharap dapat memperoleh keberkahan dan kedekatan dengan Allah, yang menjadi inti dari perayaan Hari Raya.
Lebih lanjut, perayaan Hari Raya bukan hanya milik orang yang tampak luar biasa dengan pakaian baru atau kendaraan mewah, melainkan milik orang yang dosanya terampuni oleh Allah. Dalam ungkapan lain yang tercatat dalam Hasyiah Bajuri, “ليس العيد لمن تجمل باللباس والمركوب إنما العيد لمن غفرت له الذنوب”, yang artinya, “Hari Raya bukan milik orang yang mengandalkan penampilan luar dengan pakaian dan kendaraan baru, tetapi milik orang yang dosanya terampuni.” Hal ini mengingatkan kita bahwa makna sejati dari Hari Raya adalah kesempatan untuk memperoleh pengampunan Allah, sebagaimana diungkapkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan pengharapan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, Hari Raya harus dijadikan momen untuk introspeksi diri dan meningkatkan kualitas ibadah. Ini bukan hanya sekadar perayaan duniawi, tetapi juga perayaan spiritual yang menyatukan kita dengan Allah. Dalam konteks ini, kita bisa merayakan Hari Raya dengan penuh rasa syukur, setelah menjalani bulan Ramadhan dengan ikhlas dan mengharapkan pengampunan-Nya.
Sebagai kesimpulan, Hari Raya yang sejati adalah hari yang penuh dengan pengampunan dan ketaatan kepada Allah. Pakaian baru dan kemeriahan di luar hanyalah simbol, sementara esensi yang lebih penting adalah bagaimana kita menyambutnya dengan hati yang bersih dan penuh rasa syukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya amal yang paling mulia adalah yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah” (HR. Tirmidzi), Hari Raya harus menjadi momentum untuk memperbaiki diri, bukan hanya dalam aspek duniawi, tetapi yang lebih utama adalah dalam aspek iman, spiritual, amal shalih dan ukhwah Islamiyah sebagai manifestasi insan bertaqwa. Wa Allahu a’lam

Oleh Afrizal Refo, MA

Tepat Pada tanggal 26 Desember 2004 silam, dunia dikejutkan oleh bencana dahsyat yang melanda Aceh yaitu gempa dan tsunami yang menewaskan lebih dari 200.000 orang dan juga banyak korban yang hilang serta menghancurkan hampir seluruh infrastruktur di wilayah tersebut. Gempa berkekuatan 9,1 skala Richter yang memicu gelombang tsunami ini merenggut banyak nyawa dan mengubah wajah Aceh dalam sekejap. Namun, meskipun kehancuran yang begitu besar terjadi, ada satu hal yang tak bisa diabaikan: masjid-masjid Allah tetap berdiri kokoh, tak terpengaruh oleh gelombang dahsyat yang menerjang.

Peristiwa tersebut mengundang banyak refleksi, terutama bagi kita yang hidup di zaman yang kerap kali lupa akan pentingnya kembali kepada Allah. Tsunami Aceh mengajarkan banyak hal, namun di antara pelajaran-pelajaran tersebut, ada satu pesan yang jelas: betapa pentingnya untuk tidak lalai dalam menjalankan ibadah dan menjaga hubungan kita dengan Allah. Bencana besar seperti ini tidak hanya mengingatkan kita akan keterbatasan manusia, tetapi juga menunjukkan betapa dunia ini hanyalah tempat sementara. Segala sesuatu yang kita miliki yaitu harta, kekuasaan, dan bahkan bangunan megah dapat hilang dalam sekejap mata. Tetapi, hanya hubungan kita dengan Allah yang akan abadi.

Salah satu pemandangan yang paling menggugah dalam tragedi tsunami Aceh adalah bagaimana bangunan-bangunan tinggi yang dibangun dengan kekuatan manusia roboh rata dengan tanah, sementara masjid-masjid Allah tetap berdiri kokoh. Masjid yang seharusnya menjadi tempat ibadah dan pengingat kita kepada Allah, tetap menjadi simbol keteguhan dan kekuatan yang lebih tinggi dari segala sesuatu yang ada di dunia ini.

Pemandangan ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu di dunia ini pada akhirnya akan runtuh. Rumah, gedung-gedung pencakar langit, mobil-mobil mewah, dan harta benda lainnya, semua itu tidak akan kita bawa mati. Namun, masjid sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah tetap kokoh dan kuat. Ini adalah simbol bahwa yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya adalah hubungan kita dengan Allah, bukan dunia yang fana ini.

Sebagai manusia, kita sering terjebak dalam godaan dunia. Kita berlomba-lomba mengejar kesenangan duniawi, mengejar kekayaan, status sosial, dan kekuasaan. Namun, bencana besar seperti tsunami Aceh mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita anggap kekal di dunia ini bisa hilang dalam sekejap. Hanya ibadah dan ketakwaan kepada Allah yang menjadi sandaran kita yang sesungguhnya.

Salah satu pesan terbesar yang dapat diambil dari peristiwa tsunami Aceh adalah pentingnya menjaga ibadah kita dan tidak lalai dengan dunia. Tsunami tersebut datang begitu tiba-tiba, tanpa ada peringatan sebelumnya. Begitu juga dengan kehidupan kita; ajal dan bencana bisa datang kapan saja tanpa kita duga. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga hubungan kita dengan Allah, menjaga ibadah kita, dan tidak terlena dengan gemerlap dunia yang sementara.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Kamu dilalaikan oleh (perhiasan dunia) sampai kamu masuk ke dalam kubur.” (QS. At-Takatsur: 1-2). Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita sering kali terlena dengan kehidupan dunia yang penuh dengan kesenangan semu, sementara kita lupa bahwa kehidupan akhirat yang kekal lebih utama. Tsunami Aceh menjadi pengingat bagi kita bahwa dunia ini tidaklah abadi. Harta yang kita kumpulkan, jabatan yang kita raih, atau rumah megah yang kita bangun, semua itu pada akhirnya akan meninggalkan kita. Yang tinggal hanyalah amal ibadah yang kita lakukan di jalan Allah.

Tsunami Aceh juga mengingatkan kita tentang pentingnya kembali kepada Allah dalam segala keadaan. Ketika bencana datang, banyak orang yang menyadari bahwa kekuatan manusia sangat terbatas. Meskipun sudah berusaha keras untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana, nyatanya tak ada yang bisa menghindari kehendak Allah. Di tengah kehancuran, banyak orang yang berdoa, meminta ampunan, dan berharap agar diberikan keselamatan. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa dalam keadaan apapun baik dalam kesenangan maupun kesulitan kita harus senantiasa kembali kepada Allah, mengingat-Nya, dan meminta pertolongan-Nya.

Saat bencana datang, kita semua menjadi sadar akan keterbatasan kita sebagai manusia. Tsunami Aceh tidak hanya menghancurkan fisik, tetapi juga menggugah jiwa dan hati banyak orang untuk kembali kepada Allah. Tidak sedikit yang setelah bencana menjadi lebih rajin beribadah dan lebih dekat dengan Allah, menyadari bahwa dunia ini hanya sementara dan yang kekal hanyalah kehidupan akhirat.

Refleksi untuk Generasi Mendatang

Tsunami Aceh memberikan pelajaran berharga yang harus dipahami oleh generasi mendatang. Ketika kita melihat betapa banyaknya korban yang meninggal dan hilang akibat bencana tersebut, kita harus merenungkan bagaimana kehidupan kita yang sementara ini tidak bisa dijadikan fokus utama. Kita harus terus menjaga ibadah kita, memperbanyak amal saleh, dan menjalin hubungan yang baik dengan Allah.

Generasi mendatang harus diberi pemahaman bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah ujian dari Allah. Kekayaan, jabatan, dan semua kenikmatan yang kita rasakan hari ini bisa saja hilang dengan sekejap mata. Oleh karena itu, jangan sampai kita terperangkap dalam kehidupan dunia yang sementara ini. Fokuskan hati kita kepada Allah, perbaiki niat dan amal kita, dan senantiasa menjaga ibadah sebagai prioritas utama dalam hidup.

Marilah kita mengambil hikmah dari peristiwa tersebut dan kembali kepada Allah dengan sepenuh hati, tidak hanya dalam keadaan susah, tetapi juga dalam keadaan senang. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah dan tidak terlena dengan kehidupan dunia yang sementara.

Penulis adalah Sekjen Dewan Dakwah Kota Langsa dan Wakil Ketua Parmusi Kota Langsa

Oleh Afrizal Refo, MA

Setiap anak pasti memiliki sosok yang sangat istimewa dalam hidupnya. Sosok tersebut adalah ibu. Ibu adalah orang pertama yang kita kenal saat kita berada di dalam kandungan. Ibu pula yang pertama kali menyambut kita ke dunia, memberikan kasih sayang, dan melatih kita untuk bertumbuh menjadi individu yang memiliki rasa empati, etika, dan moral. Ibu adalah guru pertama dan utama dalam kehidupan kita, karena ia adalah orang yang pertama mengajarkan kita tentang kehidupan, kasih sayang, dan nilai-nilai yang akan membentuk kita menjadi pribadi yang baik.

Sebagai seorang anak, kita sudah sepantasnya untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua kita, terutama ibu. Ibu adalah guru pertama dan utama dalam hidup kita. Ia adalah sosok yang tidak hanya mengajari kita hal-hal dasar dalam kehidupan, tetapi juga membentuk kita menjadi pribadi yang baik, berbudi luhur, dan penuh kasih sayang. Ibu mengajarkan kita tentang cinta, kedisiplinan, tanggung jawab, dan nilai-nilai moral yang akan membimbing kita sepanjang hidup.

Ibu mengajarkan kita nilai-nilai dasar yang akan membentuk karakter kita sepanjang hidup. Ketika kita masih kecil, ibu adalah orang pertama yang mengajari kita berbicara, berjalan, dan melakukan hal-hal sederhana lainnya. Namun, peran ibu sebagai guru tidak berhenti di situ. Seiring bertambahnya usia kita, ibu juga mengajarkan kita tentang pentingnya sopan santun, menghormati orang lain, dan menjaga hubungan dengan sesama. Ibu adalah orang yang dengan sabar mengingatkan kita untuk selalu berbicara dengan baik, bersikap ramah, dan tidak menyakiti perasaan orang lain.

Pendidikan moral yang diberikan ibu sangat berperan dalam membentuk jati diri kita. Ibu mengajarkan kita tentang cinta kasih, kejujuran, kesabaran, dan ketulusan hati. Semua nilai ini tidak diajarkan melalui kata-kata saja, tetapi juga melalui contoh dan teladan yang ditunjukkan ibu dalam kehidupan sehari-hari. Ibu adalah sosok yang selalu ada untuk kita, memberi perhatian penuh kepada kebutuhan fisik dan emosional kita. Ia adalah guru yang tidak mengenal lelah, yang selalu siap memberi dukungan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Kasih sayangnya yang tulus mengajarkan kita tentang bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang lain dengan penuh cinta dan perhatian.

Selain itu, ibu juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik kita dalam hal spiritualitas. Ibu adalah orang pertama yang mengajarkan kita tentang agama dan nilai-nilai moral dalam beribadah. Ketika kita masih kecil, ibu yang mengajarkan kita untuk shalat, membaca doa, dan memahami arti pentingnya beribadah kepada Allah. Melalui ibu, kita diajarkan tentang kasih sayang kepada sesama, menghormati orang tua, dan menjaga adab dalam berinteraksi dengan dunia sekitar. Semua ini adalah pelajaran yang sangat penting untuk membentuk kita menjadi manusia yang baik, tidak hanya dalam kehidupan sosial, tetapi juga dalam hubungan kita dengan Allah.

Peran ibu dalam pendidikan tidak hanya terbatas pada hal-hal spiritual dan moral saja, tetapi juga dalam mendidik kita untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Ibu mengajarkan kita untuk menghargai waktu, belajar dengan tekun, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal yang kita lakukan. Ibu adalah sosok yang selalu mengingatkan kita untuk menjaga kesehatan, menjaga kebersihan diri, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang kita kerjakan. Semua pelajaran ini diberikan oleh ibu dengan penuh kasih sayang, dan kita sebagai anak harus mampu menghargainya.

Namun, meskipun ibu adalah guru pertama yang sangat penting dalam hidup kita, kita tidak bisa melupakan peran ayah. Ayah adalah pemimpin keluarga yang tidak hanya memberi nafkah, tetapi juga berperan penting dalam mendidik kita dalam hal kebaikan. Ayah mengajarkan kita tentang tanggung jawab, kedisiplinan, dan bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Ayah juga berperan dalam menjaga nilai-nilai agama dalam kehidupan kita, dengan mendidik kita untuk menjaga ibadah dan menjauhi perbuatan yang dilarang. Peran ibu dan ayah saling melengkapi, dan keduanya memiliki peranan yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk kepribadian anak.

Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup yang semakin berat, kita sebagai anak harus mampu menghargai pengorbanan ibu. Ibu adalah sosok yang sangat berharga, yang selalu ada untuk kita dalam suka maupun duka. Kita harus selalu mengingat dan menghargai segala bentuk kasih sayang dan perhatian yang telah ibu berikan selama ini. Sebagai anak, sudah sepantasnya kita menjaga ibu, merawatnya, dan selalu berusaha membuatnya bahagia. Ibu adalah harta yang sangat berharga, dan kita harus selalu berusaha untuk berbakti kepadanya.

Oleh karena itu, kita sebagai seorang anak harus selalu menjaga dan menghargai ibu kita, karena tanpa ibu, kita tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Sebagai anak, sudah menjadi kewajiban kita untuk berbakti kepada ibu dan memberikan kasih sayang serta perhatian yang sama seperti yang ia berikan kepada kita. Ibu adalah sosok yang tidak tergantikan, dan peranannya dalam hidup kita tidak akan pernah terlupakan.

Penulis adalah Ketua KGR Kota Langsa dan Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa.