Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed
Da’wah adalah menyeru manusia untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan dan memiliki nyali untuk menghentikan manusia berbuat kerusakan dan kedurhakaan. Jika kedua hal ini stagnan (terhenti), maka yang terjadi adalah merajalelanya kemungkaran dan kedurjanaan di tengah komunitas. Namun yang kerap kali terjadi dalam komunitas kita adalah disebabkan eksisnya sedikit disparitas (perbedaan) diantara para pegiat da’wah, antara sesama institusi Islam akhirnya da’wah ilallah terhenti atau memilih jalan sendiri-sendiri sehingga mempersempit kebersamaan dan bahkan merusak silaturrahmi yang sentiasa didengung-dengungkan oleh pegiat da’wah itu sendiri. Kalau kita masih menyimpan narsisisme yang begitu mendalam atau egomaniac, maka penyebaran risalah Islam akan stagnan. Dalam hal ini, kita boleh mengikuti pendapat Imam Syafii yang menyarankan kita untuk tidak banyak berdebat agar tidak melahirkan disparitas dan permusuhan. Berbuatlah sesuai kapasitas demi ummat Islam, demi agama Allah, demi risalah Rasulullah saw. Mungkin para pegiat da’wah perlu menghayati tazkiyaun Nafs secara mendalam dan dapat diejawantahkan dalam setiap lini kehidupan khasnya di medan da’wah. Sering kita dengar pendapat orang bijak, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Masalah yang besar harus diperkecil, yang yang kecil perlu dihilangkan. Beginilah diajarkan oleh baginda Nabi saw kepada para sahabatnya dan kepada kaum muslimin dan muslimat semuanya hingga akhir hayat. Hal yang paling utama dipikirkan oleh pegiat da’wah adalah membersihkan hati, menghindari konflik kepentingan, membuang habis sifat dendam yang tersimpan di lubuk hati, lihatlah kebaikan orang bukan kekurangannya, seharusnya kita semua harus muhasabah terhadap sifat kita, syakhsiyyah kita, dan kelebihan dan kekurangan kita.
Kita mempunyai tuhan yang satu yaitu Allah swt; dan kita adalah pengikut setia Nabi Muhammad saw, dan tidak ada disparitas dalam hal ini. Kita mengemban tugas baginda Nabi saw untuk mempromosikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia di seluruh jagat raya ini jika kita mampu menjangkaunya. Kalau da’wah dapat diekspansi ke seluruh desa terpencil menembusi relung hati manusia yang jauh dari kawasan yang banyak tapak manusia, kenapa dengan sedikit distingsi menjadi penghalang utama dalam penyebaran da’wah Ilallah. Kalau disparitas itu timbul karena masalah persoalan penataan ekonomi, mungkin saja boleh kita faraq, kalau disparitas itu disebabkan oleh persoalan penyimpangan moralitas mungkin dapat dipertimbangkan, tetapi kalau menyangkut hal remeh temeh kata orang Melayu, maka ini perlu ditinjau ulang. Walaupun begitu, setiap orang yang melibatkan diri dalam kancah da’wah, tidak boleh tidak, harus mengikuti jejak Rasulullah. Karena jejak Rasulullah bukan hanya slogan kosong, tetapi pengejawantahan yang sesungguhnya. Tidak ada anak tiri dan anak kandung dalam da’wah, tidak ada dinding penyekat dalam da’wah, dan tidak ada kans untuk berbuat tidak jujur dalam dunia da’wah. Semua langkah-langkahnya, metodenya, strateginya, tehniknya, pendekatannya telah diajarkan oleh baginda Nabi saw dan para sahabatnya. Tegaslah dengan orang kafir, dan lemah-lembutlah serta kasih sayang antara sesama muslim, bukan sebaliknya kita saling gontok-gontokan sesama muslim dan berkasih sayang dengan musuh Allah dan musuh Nabi saw. Umat yang paling banyak perselisihan antar sesama mereka adalah kaum Nasrani dan kaum Yahudi walaupun yang nampak ke permukaan keserasian dan kekompakan. Mereka kompak dan bersatu untuk memporak-porandakan Islam dan ummatnya, untuk mengetahui bagaimana seharusnya mereka (Yahudi dan Nasrani), silakan buka firman Allah dalam Surat Al-Hasyr ayat 14. Permusuhan antara sesama mereka (orang kafir) sangat hebat, dan mereka terpecah belah sesama mereka.
Seharusnya apa yang Allah gambarkan dalam al-Qur’an tentang sifat orang Yahudi, Nasrani dan orang-orang munafik, cukup hanya sebagai ibrah kepada kita dalam menjalankan da’wah ilallah dan kembali kepada petunjuk Allah dan Rasul-Nya sehingga dalam waktu tidak terlalu lama baginda Nabi bisa mengislamkan seluruh jazirah Arab. Semua ini berkat ketinggian dan keluhuran akhlaknya, kebijaksanaannya yang tidak terbantahkan, kelemah-lembutannya terhadap manusia, kesederhanaanya dalam segala kehidupannya, kemaafannya terhadap manusia yang pernah bersalah dengannya, dan keadilannya dalam memimpin ummat. Salah seorang sastrawan Inggris, Bernard Shaw pernah mengatakan bahwa, “salah satu sebab Islam cepat sekali berkembang ke seluruh jazirah Arab adalah dikarenakan Akhlak mulia Muhammad.” Ini perlu dicontohkan secara totalitas dan kalau tidak sanggup juga, maka jangan ditinggalkan semuanya. Mungkin tema inilah yang selalu didengungkan oleh setiap da’I atau juru da’wah ketika berpapasan dengan mad’u di tengah komunitas. Namun semua itu akan Allah jelmakan dalam hati kita seandainya kita siap sedia memohon ampun kepada-Nya, memohon petunjuk-Nya, memohon hidayah-Nya, meminta perlindungan-Nya, dan kepada-Nyalah kita berserah diri serta memperhambakan diri.
Perbedaan organisasi, perbedaan institusi, dan home base, perbedaan bangsa, suku dan warna kulit, bukanlah sebagai dasar utama da’wah menjadi stagnan. Kita jauhkan ashabiyah institusi, ashabiyah pendidikan dan professionalime, serta ashabiyah-ashabiyah lainnya yang dapat mengendorkan semangat da’wah ilallah. Secara terus terang, dalam setiap lisan kita dan dalam sanubari kita yang terdalam selalu terjelma bagaimana memperkuat umat dengan keilmuan dan ekonomi, membentengi umat dengan Aqidah yang benar, mencerdaskan umat dengan pengetahuan agar terhindar dari kejahiliyahan, membela umat yang tertindas dan terkebelakang, tetapi dalam tataran praktis apakah kita bersinergi dengan konsep yang sebenarnya atau sebaliknya. Ini perlu dicamkan dan dipertimbangkan secara matang agar upaya-upaya pelemahan dan pengendoran aktivitas da’wah perlu dihentikan. Hindarilah setiap upaya terjadinya stagnisasi da’wah karena ini sama saja seperti memadamkan pelita di tengah kegelapan. Seharusnya riak-riak yang terdapat di medan da’wah dapat menjadi supplemen ketahanan tubuh dan kematangan berpikir dalam rangka melebarkan sayap da’wah ilallah ke seluruh penjuru negeri.
Perkara penting yang perlu dikedepankan dalam rangka pelestarian da’wah adalah bagaimana mempersiapkan kader-kader pengganti di medan da’wah secara berterusan, merekrut sebanyak-banyaknya pegiat da’wah, memperbanyak muhsinin, donator dan para dermawan yang siap sedia membela dan membantu da’wah dalam berbagai aktivitas dan kebutuhan. Metode mengetuk hati orang-orang kaya dan orang-orang berada perlu dipropagandakan dengan memperlihatkan hasil maksimal dan reliable di tengah komunitas binaan. Para donator, muhsinin, dan dermawan sangat cepat tersentuh jika dapat melihat realitas yang sebenarnya hasil kerja da’wah, hasil pembinaan para da’I, dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu. Penting diingat bahwa disparitas yang menganga di tengah komunitas berakibat pada menurunnya kepercayaan umat kepada pegiat da’wah atau juru da’wah. Di sini sesuai dengan pendapat Al-Ghazali kepada setiap guru (juru da’wah), bahwa sebelum mengajarkan akhlak kepada murid, maka ajarkan akhlak itu kepada dirimu sendiri terlebih dahulu. Karena juru da’wah dan guru hampir tidak dapat dipisahkan tugas dan perannya di tengah umat, makanya juru da’wah dan guru umat harus memiliki sifat altruistic yang dapat dijadikan teladan bagi yang melihatnya dan yang mengikutinya.
Musyawarah dan tukar pikiran itu perlu, mendengar pendapat orang yang sesuai dengan dalil atau nash boleh diikuti, maka diharapakan kepada para pegiat da’wah tidak berhenti membaca seerah Nabi, perjuangan sahabat, dan biografi orang-orang sukses dalam memimpin umat. Disana banyak hal yang boleh dipetik dan diteladani khasnya untuk orang-orang yang sering berhadapan dengan grassroot di daerah terpencil dan terisolir. Kalau kita saling menghormati, saling memohon maaf atas kekurangan dan kekhilafan, dan selalu mengedepankan husnuz zhan terhadap sesama muslim konon lagi dengan sesama penyeru kepada kebajikan.
Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Provinsi Aceh
















































































