Tim Relawan Dewan Dakwah Islamiyah Provinsi Aceh kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban banjir. Penyaluran bantuan tahap kedua ini dilaksanakan di Kampung Sikumur, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, Selasa (23/12/2025).

Bantuan yang disalurkan diantaranya beras, telur, minyak goreng, ikan sarden, bumbu masak, ikan asin, ikan teri dan bilis, gula pasir, mukena, tikar, kelambu, makanan bayi, popok, pembalut wanita, susu bayi, serta uang tunai. Adapun total bantuannya berjumlah Rp24.150.000,-.

Kegiatan kemanusiaan itu dipimpin langsung oleh Tgk. Mukhtarullah, dengan melibatkan relawan Dewan Dakwah Aceh, yakni Ustaz Abdullah Pohan, Ustaz Jamaluddin, dan Ustaz Afrizal Revo selaku perwakilan Dewan Dakwah Aceh (DDA) Kota Langsa. Para relawan telah bertungkus lumus menempuh medan yang tidak mudah demi memastikan bantuan sampai kepada masyarakat terdampak banjir.

Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Provinsi Aceh, Prof. Dr. Muhammad AR, M.Ed, menyampaikan bantuan yang disalurkan tersebut merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial umat Islam terhadap saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah.

“Apa yang kami lakukan ini adalah ikhtiar terbaik yang dapat kami persembahkan untuk umat. Kami memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar saudara-saudara kita yang menjadi korban bencana diberikan kesabaran, ketabahan, serta pertolongan-Nya,” ujar Prof. Muhammad AR.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan dukungan secara ikhlas, di antaranya Ibu Iin di Semarang, DKMMT Cirebon, Bapelkes Aceh melalui dr. Helly Susanti, Pengurus Dewan Dakwah Aceh serta seluruh donatur lainnya.

Selain itu, Dewan Dakwah Aceh turut menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh relawan yang telah terlibat aktif dalam penyaluran bantuan di berbagai wilayah terdampak bencana, seperti Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang. Dedikasi para relawan diharapkan menjadi amal jariyah dan saham akhirat.

“Semoga seluruh amal kebaikan para donatur dicatat Allah SWT di Illiyyin dan menjadi pelindung dari siksa api neraka pada Yaumil Mahsyar kelak. Dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan berdoa agar Allah SWT melindungi para donatur dan relawan dari bala dan bencana, baik di dunia maupun di akhirat,” pungkasnya.

*Teks foto*
Tim Relawan Dewan Dakwah Islamiyah Provinsi Aceh menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban banjir tahap kedua di Kampung Sikumur, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, Selasa (23/12/2025).


Seorang pemuda bernama Johan (37 tahun) asal Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan penuh keyakinan mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi muallaf di masjid dalam Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Senin (1/9/2025) usai pelaksanaan shalat Maghrib berjamaah.

Prosesi sakral tersebut dipandu langsung oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Prof. Dr. Muhammad AR, M.Ed yang didampingi Sekretaris Forum Dakwah Perbatasan, Dr Abizal Muhammad Yati, MA. Dengan bimbingan penuh hikmah, Prof Muhammad AR menuntun Johan melafalkan kalimat tauhid yang menjadi pintu gerbang keimanan.

Suasana haru dan khidmat menyelimuti jamaah, yang turut merasakan keagungan nikmat hidayah dari Allah Swt. Turut hadir pula pengurus Dewan Dakwah Aceh, Forum Dakwah Perbatasan, serta mahasiswa Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh yang menjadi saksi langsung peristiwa penuh berkah tersebut.

Prof. Dr. Muhammad AR dalam kesempatan itu menyampaikan rasa syukur dan doa agar saudara Johan senantiasa diberikan keteguhan iman, kemudahan dalam mempelajari Islam serta istiqamah dalam mengamalkan ajaran agama Allah.

“Hidayah adalah karunia terbesar dari Allah. Semoga saudara kita yang baru memeluk Islam ini selalu dikuatkan langkahnya dalam menapaki jalan kebenaran,” ujarnya.

Ia menjelaskan kegiatan tersebut terselenggara berkat sinergi antara Dewan Dakwah Aceh dan Forum Dakwah Perbatasan.

“Kolaborasi ini menjadi bukti nyata semangat dakwah yang terus digelorakan untuk menyentuh hati saudara-saudara kita di berbagai penjuru negeri,” kata Prof Muhammad AR.

Sekretaris Forum Dakwah Perbatasan, Dr Abizal Muhammad Yati, MA menambahkan momentum tersebut juga menjadi pengingat bagi umat Islam bahwa dakwah merupakan amanah bersama. Dengan kerja sama dan kepedulian, pintu-pintu hidayah akan terus terbuka bagi siapa saja yang mencari kebenaran.

“Selanjutnya Johan akan mengikuti bimbingan secara intensif tentang akidah, ibadah, akhlak dan bacaan Al-Quran. Semoga peristiwa ini membawa keberkahan, memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menjadi motivasi bagi umat untuk terus berperan aktif dalam menyebarkan risalah Islam dengan penuh kasih sayang dan hikmah,” pungkas Dr Abizal.

teks foto:
Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Prof. Dr. Muhammad AR, M.Ed yang didampingi Sekretaris Forum Dakwah Perbatasan, Dr Abizal Muhammad Yati, MA memandu prosesi pensyahadatan Johan di masjid dalam Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Senin (1/9/2025) usai shalat Maghrib berjamaah.

Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh kembali melahirkan kader dakwah unggulan. Sebanyak 12 dai dan daiyah dari angkatan XI tahun akademik 2024/2025 resmi diwisuda dalam acara tasyakuran yang digelar di Kampus ADI Aceh, Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (2/8/2024).

Direktur ADI Aceh, Dr. Abizal Muhammad Yati, Lc, MA, dalam sambutannya menyampaikan ADI Aceh merupakan lembaga pencetak kader dai ilallah yang berada di bawah naungan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

Kini telah memasuki usia 11 tahun sejak didirikan pada tahun 2014. Dan telah melahirkan ratusan alumni yang saat ini telah bertugas sebagai dai di perbatasan dan pedalaman Aceh.

Ia menjelaskan pendidikan selama di ADI diberikan secara gratis baik tempat tinggal, konsumsi dan juga belajar. Hal ini berkat donatur yang senantiasa memberikan sumbangan rutin dan para dosen yang mengajar tanpa diberikan bayaran.

“Alhamdulillah, tahun ini kita mewisuda 12 kader dakwah—terdiri dari 8 dai dan 4 daiyah. Mayoritas berasal dari kawasan perbatasan Aceh-Sumatera Utara, seperti Sidikalang (2 orang), Aceh Singkil (1 orang), dan Subulussalam (3 orang). Selebihnya dari berbagai kabupaten lainnya di Aceh,” ujar Dr. Abizal.

Ia menambahkan, para wisudawan telah menempuh pendidikan selama satu tahun di ADI Aceh dengan materi pembelajaran meliputi ilmu syariat, tauhid, fiqh, tafsir, hadist dan teori dakwah. Selain itu juga praktikum dakwah lapangan dengan langsung diterjunkan untuk praktek dakwah selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan di pedalaman dan perbatasan Aceh.

“Setelah lulus dari ADI, mereka akan melanjutkan studi ke jenjang S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir, Jakarta. Nantinya mereka akan kembali ke daerah asal untuk mengabdi di tengah masyarakat,” tambahnya.

Koodinator kegiatan, Hanisullah, S.Kom.I, M.Pd., menyebutkan rangkaian acara wisuda diisi dengan tausiah parenting oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Prof. Dr. Muhammad AR, M.Ed., yang menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendukung gerakan dakwah.

“Dengan wisuda kali ini, jumlah total alumni ADI Aceh mencapai 133 orang. Mereka terus mengabdi di berbagai daerah, terutama wilayah-wilayah perbatasan dan pedalaman,” jelas Hanisullah.

Ia menegaskan, ADI Aceh semakin menunjukkan komitmennya dalam mencetak kader dakwah yang siap berkontribusi di berbagai medan pengabdian.

“Wisuda ini menjadi bukti nyata bahwa ADI Aceh terus memainkan peran penting dalam menjaga dan mengembangkan syiar Islam di tengah masyarakat,” katanya.

Prof. Muhammad AR M. Ed selaku Ketua Dewan Dakwah Aceh menyampaikan dalam orasinya bahwa perlu ukhuwah yang kokoh untuk dapat mendukung semua program Dewan Dakwah Aceh saat ini termasuk program kaderasi dai melalui ADI.

Program Dewan Dakwah Aceh lainnya seperti Kajian setiap sabtu Subuh ( Sabda), Taman Kanak-Kanak (TK) yang telah berjalan, Kegiatan TPA untuk anak-anak sore hari juga telah berjalan dan kegiatan lainnya.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan sumbangan sehingga terselenggaranya kegiatan di Dewan Dakwah. Kami juga mengajak kaum muslimin khususnya pengurus untuk senantiasa mengambil bagian dalam kegiatan yang dilaksanakan,”pungkas Prof Muhammad.


Banda Aceh — Dewan Dakwah Islamiah Indonedia (DDII) Kota Banda Aceh menggelar kegiatan Sosialisasi Wakaf Baitul Mal Gampong se-Kota Banda Aceh di Hotel Alhanifi, Banda Aceh, Sabtu, (5/7/2025). Kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan pemahaman, literasi, dan penguatan kelembagaan nazir wakaf pada tingkat gampong atau desa.

Kegiatan pertama kali di Aceh ini dimoderatori Ustadz Deni Tegar Anjasmara, menghadirkan tiga pemateri berkompeten yang membahas berbagai aspek wakaf dari sudut pandang strategis, pengelolaan, hingga regulasi kelembagaan.

Pemateri pertama, Ketua Badan Baitul Mal Aceh (BMA), Muhammad Haikal, ST, MIFP, menyampaikan materi dengan topik Strategi Peningkatan Peran Baitul Mal dalam Pengelolaan Wakaf. Dalam paparannya, ia menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga wakaf dalam mengoptimalkan potensi wakaf produktif.

Pemateri kedua, pengamat perkembangan wakaf, Fahmi M Nasir, membahas topik Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf. Ia menjelaskan, wakaf tidak hanya terbatas pada aset fisik seperti tanah atau bangunan, tetapi juga bisa dikembangkan dalam bentuk wakaf uang, yang memiliki potensi besar jika dikelola secara profesional dan transparan.

Sementara itu, pemateri ketiga, Ketua Badan Baitul Mal Kota (BMK) Banda Aceh, Dr M Yusuf Al Qardhawy, SH, MH, mengulas secara rinci Tugas Pokok dan Fungsi Baitul Mal Gampong. Menyampaikan peran vital Baitul Mal Gampong dalam mendukung program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengelolaan wakaf dan zakat yang amanah dan tepat sasaran.

Ketua Panitia, Firdaus Muhammad, ST, mengapresiasi dukungan fasilitasi kegiatan ini oleh BMA dan peserta yang hadir. Ia menegaskan urgensi kegiatan ini dalam memperkuat literasi wakaf di kalangan masyarakat dan nazir wakaf. “Kita berharap kegiatan ini dapat menjadi pijakan awal dalam membangun ekosistem wakaf yang sehat dan produktif di tingkat gampong,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah DDII Kota Banda Aceh, Ambia M. Yusuf, ST, menambahkan, berbagai kegiatan dakwah merupakan bagian dari komitmen DDII dalam mengintensifkan dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat. Ia mendorong optimalisasi peran Baitul Mal Gampong sebagai ujung tombak pengelolaan wakaf di tingkat akar rumput.

Acara tersebut dihadiri oleh para pengurus BMG, Badan Kemakmuran Masjid (BKM), nazir wakaf organisasi dan badan hukum se-Kota Banda Aceh. Hadir juga Majelis Syura DDII Kota Banda Aceh, Sayed Muhammad Husen dan T Adriansyah, serta Ketua Pengurus Daerah DDII Nagan Raya Samsul Bahri.


Langsa – Keteladanan, kecerdasan, dan dedikasi adalah tiga kata yang layak disematkan kepada sosok perempuan tangguh asal Trieng Gadeng, Pidie, Aceh ini. Prof. Dr. Nurmawati, M.Pd bukan hanya seorang akademisi berprestasi yang telah meraih gelar guru besar di bidang Evaluasi Pendidikan di IAIN Langsa, tetapi juga tokoh perempuan yang aktif dalam dakwah dan pemberdayaan masyarakat, khususnya kaum ibu, melalui kepemimpinannya sebagai Ketua Muslimat Dewan Dakwah Kota Langsa.

Perjalanan Panjang Penuh Perjuangan

Lahir pada 12 Januari 1981 di sebuah desa kecil yang sarat nilai-nilai keislaman, Trieng Gadeng, Kabupaten Pidie, Nurmawati tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan pentingnya ilmu dan akhlak sejak dini. Pendidikan dasarnya ia jalani di kampung halaman, hingga akhirnya menempuh pendidikan di Madrasah Ulumul Qur’an (Muq) Bustanul ‘Ulum, Langsa, lembaga pendidikan Islam ternama yang telah melahirkan banyak kader ulama dan cendekia.

Sejak di bangku pesantren, Nurmawati menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Ia dikenal sebagai santri yang aktif, cerdas, dan tekun. Kedisiplinan dan keuletannya membentuk fondasi intelektual dan spiritual yang kuat, yang kelak menjadi modal utama dalam perjalanan pendidikannya di dunia perguruan tinggi.

Setelah menyelesaikan pendidikan pesantren, Nurmawati melanjutkan studi S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, mengambil jurusan Tarbiyah Fisika. Di sanalah ketertarikannya terhadap dunia evaluasi pendidikan mulai tumbuh. Baginya, pendidikan tidak hanya soal mengajar, tetapi juga memastikan bahwa proses dan hasilnya berdampak nyata pada peserta didik.

Tidak berhenti di situ, ia kemudian melanjutkan studi magister di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jurusan Penelitian dan evaluasi pendidikan, yang memberinya pemahaman lebih luas tentang metodologi pendidikan modern, dan kemudian melanjutkan S3 di kampus Universiti Sains Malaysia jurusan psikometrik dan evaluasi pendidikan, tempat ia mendalami pendekatan evaluasi pendidikan yang terintegrasi dan berbasis riset. Gabungan pengalaman akademik dari dalam dan luar negeri memperkaya perspektifnya sebagai pendidik dan peneliti.

Raih Jabatan Guru Besar di Usia Relatif Muda

Dengan latar belakang akademik yang kuat serta dedikasi tinggi terhadap penelitian dan pengabdian masyarakat, Prof. Dr. Nurmawati berhasil meraih jabatan Guru Besar (Profesor) dalam bidang Evaluasi Pendidikan di IAIN Langsa. Gelar yang diperoleh pada usia relatif muda ini menjadi pencapaian istimewa, tidak hanya bagi dirinya pribadi tetapi juga menjadi kebanggaan bagi institusi dan masyarakat Aceh secara umum.

Karya-karya ilmiahnya banyak membahas tentang pengembangan instrumen evaluasi berbasis karakter, manajemen mutu pendidikan, serta inovasi pembelajaran yang adaptif. Beberapa jurnal nasional dan internasional telah memuat risetnya, yang menjadikannya salah satu akademisi paling produktif di bidangnya. Dan beliau aktif juga sebagai reviewer penelitian dibawah Diktis dari tahun 2018 hingga sekarang.

Kiprah Dakwah: Pimpin Muslimat Dewan Dakwah Kota Langsa

Tak hanya berkutat dalam ruang akademik, Prof. Nurmawati juga aktif dalam organisasi keagamaan. Sejak 2021, ia dipercaya memimpin Muslimat Dewan Dakwah Kota Langsa. Di bawah kepemimpinannya, organisasi ini semakin dinamis dalam melakukan pembinaan terhadap kaum ibu dan remaja putri, terutama dalam penguatan akidah, akhlak, dan peran perempuan dalam dakwah.

Dengan pendekatan yang lembut namun tegas, ia mengajak para muslimat untuk bangkit menjadi agen perubahan dalam keluarga dan masyarakat. Melalui berbagai pelatihan, kajian, hingga program pemberdayaan ekonomi, Muslimat Dewan Dakwah Langsa menjadi wadah strategis dalam membentuk generasi muslimah yang cerdas, berakhlak mulia, dan mandiri.

“Saya meyakini bahwa perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Maka, jika kita ingin membangun generasi yang kuat secara iman dan ilmu, kita harus memperkuat peran ibu sebagai pendidik utama di rumah,” ujar Prof. Nurmawati dalam salah satu kegiatan kajian rutin bulanan Muslimat Dewan Dakwah.

Menginspirasi Generasi Muda

Pencapaian Prof. Nurmawati menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda, terutama kaum perempuan. Perjalanan hidupnya menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih prestasi, selama dibarengi niat yang lurus, kerja keras, dan semangat untuk terus belajar.

Ia tidak hanya berhasil dalam karier akademik dan dakwah, tetapi juga dalam perannya sebagai ibu dan istri. Dalam berbagai kesempatan, ia sering menyampaikan pentingnya menjaga keseimbangan antara karier, keluarga, dan pengabdian sosial. Baginya, keberhasilan sejati adalah ketika seseorang mampu membawa manfaat bagi banyak orang, tanpa kehilangan jati diri sebagai hamba Allah dan anggota keluarga.

Mahasiswa-mahasiswinya mengenalnya sebagai dosen yang disiplin namun ramah, ilmiah namun membumi. Ia selalu mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, melakukan penelitian yang solutif, dan tetap menjaga adab dalam proses belajar-mengajar.

Membangun Masa Depan Pendidikan Aceh

Sebagai Guru Besar, Prof. Nurmawati kini terus berkomitmen membangun sistem pendidikan yang lebih baik, khususnya di Aceh. Ia kerap menjadi narasumber dalam berbagai seminar nasional dan internasional, serta menjadi pembimbing tesis dan disertasi di berbagai jenjang.

Dalam visi akademiknya, ia menyuarakan perlunya integrasi antara ilmu pendidikan dan nilai-nilai lokal. Menurutnya, pendidikan di Aceh harus mampu membangun karakter keacehan yang islami, berwawasan global, serta tidak tercerabut dari akar budaya dan kearifan lokal.

“Saya berharap IAIN Langsa dan lembaga pendidikan lainnya di Aceh dapat menjadi pusat keunggulan intelektual yang tetap berpijak pada nilai-nilai Islam dan budaya bangsa. Kita tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga mencetak pemimpin masa depan yang jujur, adil, dan berjiwa sosial,” tegasnya.

Penutup

Prof. Dr. Nurmawati, M.Pd adalah contoh nyata dari kekuatan ilmu, iman, dan pengabdian. Sebagai akademisi, ia terus berkarya dan membimbing. Sebagai tokoh dakwah, ia membina dan memotivasi. Sebagai perempuan Aceh, ia menjadi teladan dan inspirasi.

Pencapaiannya menjadi Guru Besar dan Ketua Muslimat Dewan Dakwah Kota Langsa bukan hanya bukti keberhasilannya secara personal, tetapi juga menjadi cermin dari kemajuan perempuan muslim dalam mengisi ruang-ruang strategis pendidikan dan dakwah di Indonesia. Langkahnya mengukir jejak, ilmunya menerangi, dan kiprahnya memberi harapan bagi generasi berikutnya.


Aceh Besar — Sebanyak 270 Kepala Keluarga (KK) dari kalangan kurang mampu menerima pembagian daging kurban yang diselenggarakan oleh Dewan Dakwah Aceh.

Pembagian daging kurban tersebut dipusatkan di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Jumat (6/6/2025) malam.

“Kegiatan kurban ini merupakan bagian dari program tahunan Dewan Dakwah Aceh dalam menyambut Idul Adha,” kata koordinator kegiatan, Zulfikar Tijue.

Ia pun menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Alkhair Foundation Indonesia yang telah mempercayakan hewan kurbannya kepada Dewan Dakwah Aceh. Juga kepada para shahibul kurban dan pengurus Dewan Dakwah Aceh atas terlaksananya kegiatan kurban tersebut.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian sosial dan dakwah yang bersinergi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya yang berdomisili di sekitar markaz.

Selain itu Dewan Dakwah Aceh juga berharap melalui program kurban ini, semangat solidaritas dan kepedulian terhadap sesama semakin tumbuh di tengah masyarakat. Terutama dalam membangun kekuatan umat secara sosial dan spiritual.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para donatur dan shahibul kurban yang telah berkontribusi dalam kegiatan kurban tahun ini. Alhamdulillah, amanah ini dapat kami salurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya,” ujar Zulfikar.

Sementara itu, panitia pelaksana kegiatan, Tgk Suwardi, menjelaskan pada tahun ini Dewan Dakwah Aceh menerima bantuan kurban berupa empat ekor sapi dari Alkhair Foundation Indonesia, kemudian tiga ekor kambing dan dua ekor domba dari pengurus Dewan Dakwah Aceh.

Daging kurban tersebut dibagikan kepada 270 KK dari kalangan kurang mampu di sekitar Markaz, serta kepada pengurus dan relawan Dewan Dakwah Aceh yang selama ini aktif dalam kegiatan dakwah dan sosial.

Sebelumnya panitia juga telah melakukan pendataan agar bantuan tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.

“Alhamdulillah, kegiatan ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat yang merasa sangat terbantu dengan adanya pembagian daging kurban tersebut. Selain sebagai ibadah, kurban juga menjadi sarana mempererat ukhuwah Islamiyah dan berbagi kebahagiaan dengan sesama,” pungkas Tgk Suwardi.

Foto: Ketua Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR, M.Ed membagikan daging kurban di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Jumat (6/6/2025) malam.


STID Mohammad Natsir kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun umat melalui
Program Kafilah Da’wah Tahun Akademik 2024/2025, sebuah misi besar yang akan dilaksanakan selama Ramadan 1446 H di berbagai pelosok Nusantara.

Program ini akan melibatkan lebih dari 150 mahasiswa STID yang bertugas sebagai dai/yah (imam masjid, guru mengaji, dan penyuluh agama) di daerah terpencil yang minim akses pembinaan keagamaan.

Pelaksanaan program ini
dijadwalkan berlangsung sepanjang Ramadan, yaitu mulai dari awal Februari hingga April 2025 di berbagai wilayah Indonesia, termasuk pedalaman Sumatra, Maluku, Papua, dan Kalimantan.

“Kafilah Da’wah adalah wujud nyata pengabdian kami dalam menyebarkan nilai-nilai Islam.
Ramadan adalah momentum yang tepat untuk membangun kebersamaan dan keimanan umat di seluruh negeri,” ungkap Rektor STID Mohammad Natsir, Dr. Dwi Budiman Assiroji.

Ketua Panitia Kafilah Da’wah 2025, Dandi Yunas, menyampaikan bahwa program ini akan menyasar lebih dari 50 desa terpencil, termasuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Selain mendampingi masyarakat dalam ibadah Ramadan, para peserta juga akan memberikan pelatihan baca Al-Qur’an, ceramah keislaman, dan berbagai aktivitas yang memberdayakan umat.

Dandi menjelaskan, persiapan program ini dilakukan secara matang, termasuk pelatihan intensif bagi para mahasiswa serta kolaborasi dengan tokoh masyarakat dan pemerintah daerah setempat.

“Kafilah Da’wah bukan sekadar dakwah ritual, tetapi juga memberikan solusi bagi kebutuhan spiritual dan sosial masyarakat,” ujar Dandi.

Bantuan untuk mendukung program ini sebagian besar berasal dari donatur Laznas STID Mohammad Natsir yang terdiri dari individu, lembaga, hingga komunitas Muslim di berbagai daerah.

Ketua Kafilah Dakwah STID, Dandi Yunas, menyebut bahwa program ini adalah bentuk
kepedulian bersama untuk memberdayakan masyarakat terpencil melalui pendekatan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Kami menerima dukungan dari berbagai pihak untuk memastikan kelancaran program ini. Kepedulian umat Islam terhadap program ini akan sangat berarti bagi masyarakat di pelosok negeri,” tambahnya.

Para peserta Kafilah Da’wah 2025 akan membawa berbagai program unggulan, seperti:
1. Pembentukan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)
2. Pemberdayaan ekonomi berbasis masjid
3. Penguatan nilai ukhuwah Islamiyah melalui pengajian dan diskusi keislaman.

Seluruh kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat yang menjadi mitra dakwah.
Bantu Kami Menyebarkan Cahaya Islam.

Kami mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam program ini melalui donasi yang akan digunakan untuk kebutuhan logistik dan akomodasi para peserta.
Rekening Donasi:

Bank Syariah Indonesia (BSI): 7100071007 a.n. LAZNAZ Dewan Dakwah.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Kontak langsung: +6212 9295 8503
Instagram: @kafilahdakwahnatsir25

“Bersama Kafilah Da’wah 2025, mari jadikan Ramadan sebagai momentum perubahan dan
keberkahan untuk seluruh pelosok negeri.”

Takengon— Pengurus Wilayah Dewan Dakwah Aceh resmi melantik Pengurus Daerah Dewan Dakwah Kabupaten Aceh Tengah periode 2024-2029 di Aula Pusat Pelayanan Haji dan Umrah Kab. Aceh Tengah, Sabtu (2/11/2024).

Prosesi pelantikan dilakukan oleh Ketua Umum Pengurus Wilayah Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR, M.Ed dan pembacaan SK oleh Wakil Ketua Dr. Abizal Yati Lc MA.

Ketua panitia H Budi Darmawan M.Pd kegiatan tersebut dihadiri oleh Pj Bupati Aceh Tengah yang diwakili oleh Asisten II Abshar SH MH beserta forkopinda lainnya.

Adapun pengurus yang dilantik diantaranya Ketua Umum dijabat oleh H. Harun Manzola SE MM, Sektetaris, Dr Ali Hasimi MA, Bendahara H. Abubakar Omah Opak dan Ketua Majelis Syura, Prof. Dr. Ridwan Nurdin, MCL. Struktur kepengurusan juga dilengkapi dengan biro-biro.

Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Profesor Muhammad AR dalam sambutannya mengatakan Dewan Dakwah didirikan oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa Indonesia seperti Mohd Natsir, Syarifuddin Prawiranegara, dkk. Sehingga kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh Dewan Dakwah erat bersinggungan dengan aktivitas politik.

“Apalagi Mohd Natsir merupakan tokoh yang memperjuangkan tegaknya kembali NKRI lewat Mosi Integral setelah Belanda merubah Indonesia menjadi negara serikat. Sehingga terkenal ucapan Pak Natsir yaitu “dulu kita berdakwah lewat politik (ketika masih ada Masyumi) sekarang berpolitik lewat dakwah (setelah mendirikan Dewan Dakwah),” kata Profesor Muhammad.

Ia menambahkan Dewan Dakwah di Aceh sudah berdiri sejak 1991 sampai sekarang dan sudah memiliki markaz sendiri. Saat ini fokus pada program kaderisasi dai melalui Akademi Dakwah Indonesia (ADI), pembinaan muallaf dan kegiatan sosial melalui Laznas.

“Ada tiga pilar dakwah yang perlu sinergi untuk keberhasilan dakwah yaitu masjid, pesantren dan kampus. Dari itu kami berharap Pengurus Dewan Dakwah Aceh Tengah dapat melakukan dakwah dengan amar makruf nahi mungkar di mana saja berada sehingga kejayaan Islam dapat wujud,” ujar Profesor Muhammad.

Pj Bupati Aceh Tengah yang diwakili oleh Asisten II Abshar SH MH dalam arahannya mengatakan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia memiliki peran startegis dalam memajukan dakwah di Indonesia terlebih lagi dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh tantangan saat ini.

Kabupaten Aceh Tengah sebagai salah satu daerah yang kaya akan nilai-nilai keislaman, sangat mengandalkan peranserta lembag dakwah untuk menjaga dan memperkokoh fondasi moral masyarakat.

“Kehadiran Dewan Dakwah ditengah-tengah kita diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam menjaga nilai-nilai Islam sekaligus sebagai mitra pemerintah dalam membina ummat, membangun akhlak generasi muda dan memupuk semangat persatuan dalam bingkai ajaran islam yang rahmatan lil’alamin,” katanya.

Ia menambahkan pemerintah Kabupaten Aceh Tengah siap bersinergi dengan Pengurus Dewan Dakwah dalam mengembangkan dakwah yang lklontruktif dan berkesinambungan. Sinergi ini menjadi penting agar setiap langkah dan program dakwah yang dijalankan dapat lebih efektif dan tepat sasaran.

“Selain itu kami juga verharap agar Dewan Dakwah dapat memberikan kontribusi dalam upaya pemberdayaan ummat, khususnya dalam bidang pendidikan dan ekonomi syariah. Dengan demikian kita dapat bersama-sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan Aceh Tengah sebagai daerah yang maju, mandiri dan berlandaskan nilai-nilai islami,” ungkapnya.

Sementara itu Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Tengah H. Harun Manzola SE MM, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan tersebut dan akan bersinergi dengan pemerintah daerah, ormas dan lembaga dakwah yang ada untuk memanjukan dan membina ummat di Aceh Tengah.

“Semoga harapan dan cita-cita mulia ini akan dimudahkan oleh Allah SWT,”pungkasnya.


teks foto
Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR, MEd melantik Pengurus Daerah Dewan Dakwah Kabupaten Aceh Tengah periode 2024-2029 di Aula Pusat Pelayanan Haji dan Umrah Kab. Aceh Tengah, Sabtu (2/11/2024).

Prof Hasanuddin Yusuf Adan dalam tausiahnya mengatakan, Ada tiga persepsi masyarakat dalam memilih pemimpin. Pertama, Pemilih yang apatis dan pasif.

“Mereka beranggapan kita pilih atau tidak pemimpin, masyarakat seperti ini terus dan tidak ada perobahan.” katanya

Kedua, Memilih pemimpin yang terbaik dari yang baik, itu merupakan kewajiban ummat Islam untuk memilih pemimpinnya.

Ketiga, Pilih atau tidak pilih, pemimpin itu tetap ada, mana kala sistim Negera bekerja.

“Umat Islam haruslah cerdas memilih pemimpin. Bagaimana cara memilih pemimpin dalam kacamata Islam, Islam memandang tentang konsep memilih pemimpin sebagai sebuah kewajiban,” ujarnya

Sebelum Islam datang, Allah sudah khabarkan bahwa Allah akan mengangkat pemimpin atau Khalifah, disini terjadi dialog Allah dengan malaikat.

“Allah menjawab bahwa Aku lebih tau dari yang kamu ketahui.” ungkapnya

Nabi bersabda: Bani Israil di pimpin oleh para Nabi. Setelah Wafat satu nabi di gantikan dengan nabi yang lain
Dan Muhammad pemimpin terakhir dan setelah itu tidak ada lagi nabi kecuali kalangan para Khalifah yang banyak.

“Pasca wafat nabi, Kaum Anshar minta mereka yang akan memimpin, sementara kaum Muhajirin juga mau menjadi pemimpin untuk mengantikan nabi.” lanjutnya

Banyak Bangsa di dunia ini yang di jajah oleh bangsa Penjajah. Mereka adalah kafir yang telah mewariskan tentang konsep mereka untuk mengambil pemimpin atau memilih nya.

“Maka dari itu pemahaman masyarakat tentang pemilihan ini penting. Jangan ada pikiran kalau kita pilih pemimpin kondisi daerah dan Bangsa kita seperti ini juga tidak ada perubahan.” ujarnya

“Pilihlah pemimpin yang terbaik, kalau tidak ada yang terbaik, pilihlah yang baik, kalau tidak ada yang baik, maka pilihlah yang kurang buruk, insya Allah.” pesannya

Untuk diketahui, Pimpinan Wilayah Dewan Dakwah Aceh melakukan safari dakwah yang diawali dengan kegiatan kajian dan halaqah magrib di masjid Baitussalam Kota Sabang, yang diisi oleh Ketua Dewan Dakwah Aceh (DDA) Aceh Prof Dr H Muhammad AR MEd.

Safari ini dalam rangka pelantikan Dewan Dakwah Kota Sabang.


Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh yang merupakan lembaga pendidikan dibawah Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia menggelar acara wisuda/tasyakuran angkatan X tahun akademik 2023/2024 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Ahad (18/8/2024).

Direktur ADI Aceh, Dr Abizal Muhammad Yati, Lc, MA dalam sambutanya mengatakan sebanyak 12 wisudawan/wati itu terdiri dari 4 wisudawan dan 8 wisudawati.

Mareka itu berasal dari Subulussalam sebanyak 7 orang, Pulau Banyak Aceh Singkil 1 orang, Aceh Tenggara 1 orang, Aceh Tamiang 1 orang dan dari Riau 2 orang.

Ustaz Abizal juga mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini. Ia pun menekankan pentingnya peran dai dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Para dai ini telah dipersiapkan dengan baik, baik dari segi ilmu agama maupun keterampilan dakwah. Mereka adalah garda terdepan dalam menjaga dan menyebarkan akhlak mulia di tengah masyarakat,” ujar Ustaz Abizal.

Menurut Ustaz Abizal, ADI Aceh semakin menunjukkan komitmennya dalam mencetak kader dakwah yang siap berkontribusi di berbagai wilayah, khususnya di perbatasan Aceh. Wisuda ini menjadi bukti nyata bahwa ADI Aceh terus berperan aktif dalam menjaga dan mengembangkan syiar Islam di tengah-tengah masyarakat.

Ia menambahkan para wisudawan ini telah menempuh pendidikan selama 1 tahun di ADI Aceh. Mareka dibekali dengan ilmu syariat, tauhid, teori dakwah dan juga mereka telah melaksankan praktek da’wah lapangan sebulan penuh pada bulan ramadhan lalu.

“Setelah menyelesaikan studinya di ADI Aceh mereka akan melanjutkan program sarjana S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohd. Natsir Jakarta,” kata Ustaz Abizal.

Ia menjelaskan hingga tahun 2024 ini lulusan ADI Aceh sudah berjumlah 132 alumni. Dan kebanyakan mareka itu berasal dari daerah perbatasan dan pedalaman Aceh dan Juga Sumatera Utara.

“Selama belajar mareka tidak dipunggut biaya dan full beasiswa. Nantinya mareka juga akan kembali dan mengabdi di kampung halamannya masing-masing,” kata Ustaz Abizal.

Mahasiswa ADI Aceh saat wisuda/tasyakuran angkatan X tahun akademik 2023/2024 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Ahad (18/8/2024).

Mahasiswa ADI Aceh saat wisuda/tasyakuran angkatan X tahun akademik 2023/2024 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Ahad (18/8/2024).

Ketua Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR, MEd juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada ADI Aceh yang konsisten dalam mencetak dai-dai berkualitas.

Mereka diingatkan untuk selalu menjaga integritas dan keikhlasan dalam berdakwah, serta terus memperdalam ilmu agar mampu menjawab tantangan zaman.

“Wisuda ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari pengabdian yang sesungguhnya di tengah-tengah umat. Kami berharap para dai ini dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang berakhlak dan berbudaya Islami,” pungkas Muhammad AR.

Wisuda lulusan ADI angkatan X ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Dr. Adian Husaini, MA dan Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah Isamiyah Indonesia Dr. Ujang Habibi, M. Pd.

Pada prosesi wisuda ini juga diselingi penyampaian orasi Ilmiah oleh Dr. Amri Fatmi Anzis, Lc, MA dengan tema Bekal yang harus dimiliki para Dai.


Teks foto
Mahasiswa ADI Aceh saat wisuda/tasyakuran angkatan X tahun akademik 2023/2024 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Minggu (18/8/2024).