Pembinaan dan pendampingan syariah bagi para muallaf khususnya yang berdomisili di daerah perbatasan Aceh, perlu dilakukan secara berkelajutan dan berkesinambungan. Sebab para muallaf yang banyak bekerja sebagai buruh kebun sawit masih sangat minim dalam memahami keislaman.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Da;’ah Aceh Tgk Hasanuddin Yusuf Adan kepada wartawan, Rabu (06/01/2015) kemarin.
Menurutnya pembinaan dan pendampingan secara kontinyu ini untuk memudahkan para muallaf dalam memahami dan memaknai ajaran-ajaran tentang Islam sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Selama tahun 2015, Dewan Da’wah Aceh bekerjasama dengan Baitul Maal Aceh telah melakukan pembinaan dan pendampingan tersebut kepada 150 muallaf yang berasal dari Subulussalam, Aceh Singkil, Simeulue, Aceh Tenggara dan Aceh Tamiang. Pada setiap Kab/Kota tersebut untuk 30 muallaf. Kepada mareka diajarkan tentang aqidah dan ibadah praktis, khususnya tata cara wudhuk dan shalat menurut tuntunan sunnah. Juga tata cara membaca Al-Quran secara baik dan benar sehingga mampu membaca Al-Quran menurut aturan ilmu tajwid,”jelas Tgk Hasanuddin.
Ia menambahkan program pembinaan dan pendampingan syariah ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dasar tentang dinul islam dan pelaksanaannya di dalam kehidupan sehari-hari. Kepada para muallaf juga diberikan buku bacaan islami dan al-quran terjemahan yang disediakan oleh Baitul Mal Aceh. Dengan demikian mareka akan istiqamah dengan agama Islam dan tidak akan kembali lagi ke agama sebelumnya.
“Apa yang telah dilakukan oleh Baitul Maal Aceh ini perlu di apresiasi dan kita berharap supaya program tersebut akan terus berlangsung pada tahun-tahun berikutnya serta juga dapat dipadukan dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat,” tutup Tgk Hasanuddin.*