Archive for category: Semua Katagori

semua katagori di bawah ini


Oleh Afrizal Refo, MA


Agama Islam adalah identitas kita sebagai seorang muslim dan menjadi pondasi moral dalam kehidupan kita. Agama Islam juga membantu kita dalam menemukan makna dalam hidup dan memperkuat hubungan kita dengan Sang Pencipta.

Di dunia yang semakin terbuka dan mudahnya akses teknologi akibat arus globalisasi, kita mudah terpengaruh oleh berbagai ajaran agama lain yang tidak sesuai dengan kepercayaan kita. Namun, penting untuk diingat bahwa kita sebagai umat beragama harus mempertahankan keyakinan kita dan tidak tergoda oleh ajaran lain.

Setiap manusia mempunyai keyakinan dan nilai-nilai yang ia anut. Dalam agama Islam, iman dan aqidah adalah elemen yang sangat penting. Iman yang kuat akan menjadikan seseorang semakin teguh dan kokoh dalam mengarungi kehidupan. Namun, di era modern ini, banyak sekali orang yang berpaling dari aqidah dan mencoba mengikuti ajaran agama lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Memperkuat aqidah kita dengan iman adalah hal yang sangat penting. Iman yang kuat akan mempersatukan hati dan pikiran kita, sehingga kita mampu menjalani hidup dengan lebih mantap dan penuh dengan kebahagiaan. Dalam Islam, aqidah adalah landasan agama yang harus dikuatkan setiap umat Muslim. Aqidah yang benar akan membebaskan kita dari keraguan dan kebingungan, serta membuat kita semakin teguh dalam menghadapi cobaan dan godaan di dunia ini.

Namun, di tengah banyaknya ajaran agama lain yang bertebaran di masyarakat, kita harus tetap waspada dan tidak mengikuti mereka. Setiap agama memiliki aqidah dan keyakinan masing-masing. Memilih untuk mengikuti ajaran agama lain bisa membuat kita kehilangan jalan yang benar dan membuat kita tersesat dalam mencari kebenaran hidup. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk selalu memperkuat aqidah kita dengan iman dan tetap istiqamah dalam mengikuti ajaran agama yang kita anut.

Selain memperkuat aqidah kita, kita juga harus berusaha untuk memahami dengan benar ajaran agama Islam yang kita anut. Kita harus belajar dari ulama dan ahli agama yang memahami tafsir Al-Quran dan Hadits dengan baik. Dengan ilmu yang benar, kita akan semakin yakin dan kokoh dalam menghadapi rintangan dan masalah dalam hidup kita.

Saat ini, isu toleransi seringkali terdengar di telinga kita. Digagas sebagai bentuk menghargai perbedaan dalam masyarakat, toleransi menjadi pilar penting dalam menjaga harmoni sosial. Tidak bisa dipungkiri, Indonesia merupakan negara dengan masyarakat multi-etnis, multi-budaya dan multi-agama yang membutuhkan adanya toleransi untuk mencapai kehidupan yang berdampingan dalam keberagaman. Namun, sering kali toleransi disalahgunakan dengan dalih menggadaikan aqidah dan keyakinan seseorang.

Dalam prakteknya, toleransi seharusnya tidak akan merugikan diri sendiri atau orang lain, serta tidak boleh merusak prinsip atau keyakinan agama. Namun, seringkali dalam kehidupan sehari-hari, terjadi penyalahgunaan nilai toleransi dalam masyarakat. Contohnya, seorang muslim merasa takut untuk menolak tindakan-tindakan yang bertentangan dengan Islam meskipun dirinya sendiri tidak merasa cocok dengan hal tersebut, semata-mata untuk menghindari kesan yang tidak sopan atau bisa disebut sebagai intoleran. Hal seperti inilah yang sebenarnya menggadaikan aqidah dan keyakinan seseorang dengan dalih toleransi.

Menggadaikan aqidah dengan toleransi jelas merugikan sendiri. Dalam dunia pendidikan, ini bisa dilihat dari cara pembelajaran agama. Di beberapa tempat, terutama di sekolah umum, pembelajaran agama seringkali sekadar menjadi penghias kurikulum tanpa memberi pengaruh yang memadai pada diri siswa. Hal ini terjadi karena kesanggupan untuk menghargai perbedaan agama, seakan akan membenarkan untuk mengajarkan “pengetahuan” pada siswa tanpa bobot sebenarnya. Akibatnya, muncul generasi yang tidak memahami aqidahnya sendiri untuk menghindari keterlibatan dalam tindakan yang dapat merusak dirinya sendiri, seperti bullying atau tawuran, meski dalam agamanya sendiri mengutuk kekerasan.

Sementara itu, penyalahgunaan toleransi bagi yang lain dengan menggadaikan aqidah juga dapat merusak keberagaman dan keharmonian dalam masyarakat. Tidak ada jaminan bahwa hukum untuk merujuk pada toleransi akan sejalan dengan kebijakan toleransi yang sesungguhnya. Jika tidak terjadi kerja sama dan tindakan tegas di antara masyarakat, terutama yang terlibat dalam pelanggaran, tindakan merugikan dan mengingkari prinsip-prinsip keyakinan suatu agama akan terus terjadi dan berkembang di masyarakat.

Dalam kesimpulan, memperkuat aqidah kita dengan iman sangatlah penting, terlebih di era modern yang kompleks seperti sekarang ini. Kita harus tetap waspada dan tidak mengikuti ajaran agama lain, serta selalu memperdalam pemahaman kita tentang aqidah dan iman dengan cara yang benar. Dengan begitu, kita akan semakin kokoh dan teguh dalam mengarungi hidup ini, serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulis adalah Dosen PAI IAIN Langsa dan Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa.


Oleh: Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed


Salah satu pertanyaan di alam kubur nanti apabila manusia mati adalah man imamuka? Memang jawaban ini sederhana kalau kita didunia ini selalu membaca al-Qur’an dan juga mengamalkan ajaran al-Qur’an tersebut.

Namun bagi orang yang mengabaikan al-Qur’an konon lagi para penentang al-Qur’an, maka mereka akan menjadi buala-bulan malaikat hingga ke hari kiamat. Begitu pentingnya al-Qur’an dalam kehidupan ummat Islam karena al-Qur’an ini adalah salah satu pilar utama hukum Islam. Jika seseorang tidak memahami membaca al-Qur’an, tidak memahami isi al-Qur’an dan tidak mau menjalankan isi al-Qur’an, silakan membaca petunjuk Rasulullah dalam banyak hadisnya atau silakan bertanya kepada ahl zikri atau para ulama. Maka untuk ummat Islam di Aceh, kita sangat berterima kasih kepada saudara-saudara kita yang telah merumuskan bahwa setiap orang yang ingin menjadi pemimpin di Aceh, maka wajib kepada mereka itu harus bisa membaca al-Qur’an, semoga kehidupan para pembuat qanun ini diberkati Allah semuanya.

Al-Qur’an kalam Allah, al-Qur’an Kitabullah, al-Qur’an Undang-undang Islam, al-Qur’an adalah sumber segala ilmu dan sumber hukum Islam, jika kita mengaku Islam dan dibesarkan dari keluarga Islam, dalam lingkungan Islam, dan nenek moyang kita beragama Islam, sungguh amat dhaif kalau kita tidak bisa membaca al-Qur’an. Ini bermakna kita jarang sekali menyentuh Kitab Allah itu. Khalid bin Walid, seorang jenderal Islam, ketika dia pensiun dari jihad ketika mencapai umur 70 tahun, di pulang ke Madinah dan mengambil al-Qur’an dan mengatakan kepadayany, “Wahai al-Qur’an, mohon maaf selama ini (telah lama aku) tidak menyentuhmu, jarang membacamu, karena aku telah dilalaikan oleh jihad dalam rangka memperluas territorial Islam, dalam rangka menyebarkan risalah Rasulullah. Kalau demikian perkataan Jenderal Khalid bin Walid, bagaimana dengan kit aini, siapa yang melalaikan kita sehingga kita tidak sempat menyentuh dan membaca Kita Suci itu. Camkanlah whai ummat Islam sebelum masuk kea lam kubur.

Jenderal Khalid mengatakan “dialalaikan” oleh jihad, oleh sebab itu ia tidak sempat menyentuh lembaran-lembaran al-Qur’an. Seharusnya kitalah yang lalai dengan kerja mencari fee haram, membeli pekerjaan secara haram, melakukan sogok menyogok untuk mencapai tujuan, dan membunuh lawan politik dan lawan pendapat, sehingga membenci al-Qur’an dan mentalak tiga al-Qur’an. Banyak diantara kita melakukan, shalat, melakukan puasa wajib dan puasa sunat, memberi sedekah, naik haji dan umrah, namun kita enggan mengamalkan al-Qur’an secara komprehensif.

Kita membohongi al-Qur’an, kita menyepelekan al-Qur’an, kita menjadikan al-Qur’an untuk mencapai tujuan dan setelah itu kita injak-injak isi al-Qur’an, betapa biadabnya kita, betapa hancurnya akhlak kita, betapa kering kerontangnya hati nurani kita terhadap isi al-Qur’an. Sebelum terlambat, marilah kita bertobat kepada Allah kalau dosa itu berkaitan dengan Allah, namun kalau dosa itu terkait dengan manusia, maka carilah masjid-masjid dan rapat-rapat umum untuk meminta ampun kepada mereka.

Karena itu hati-hatilah dengan janji palsu, sumpah palsu, penipuan, penggelapan, dan kebohongan. Al-Qur’an tidak pernah menghalalkan kita untuk berbohong, intimidasi, membunuh, mencerca, memfitnah, berdusta, dan bersikap munafik.
Betapa memalukan kita ketika masa-masa calon anggota legislatif dahulu, banyak saudara kita yang gugur menjadi calon anggota legislatif disebabkan karena gagal membaca al-Qur’an dengan sempurna, dan kita berterima kasih kepada para juri baca al-Qur’an yang telah menjalankan tugas dengan adil, artinya yang bisa baca al-Qur’an wajar diluluskan dan bisa melangkah ke tahap selanjutnya, namun kalau ada juri baca al-Qur’an yang mau menerima sogok atau menutup mata ketika menilai bacaan al-Qur’an, artinya meluluskan yang tidak layak, atau sebaliknya. Maka kita serahkan kepada Allah atas kebohongan ini.

Kalau mereka benar, selamatkan mereka dunia akhirat ya Rabb. Maknanya kalau juri al-Qur’an sudah berani berbohong, tidak ada lagi juri yang benar di dunia ini. Kita bisa merujuk kepada pepatah Aceh terkait dengan hakim/juri yaitu “padumna leu hakim-hakim asoe jahim uroe dudoe”, Karena itu hati-hatilah dengan al-Qur’an, jangan jadikan al-Qur’an sebagai alat untuk mencapai tujuan duniawi dengan cara yang tidak benar. Ingatlah wahai juri yang menghakimi orang yang baca al-Qur’an dan hakim-hakim lain yang mengadili urusan kaum muslimin, anda orang pertama yang akan berhadapan dengan Pengadilan Allah di yaumil mahsyar nanti.

Demikian pula wahai juri yang telah mendengar atau menjadi hakim bacaan al-Qur’an calon gubernur Aceh, berlaku jujurlah syedara sebab ini berhadapan dengan Allah di yaumil hisab. Kalau mereka tidak lulus baca al-Qur’an, silakan tulis tidak lulus supaya bisa diperpanjang waktu untuk merekrut calon yang lain.

Al-Qur’an adalah jalan keselamatan, dan ini rambu-rambu kehidupan bagi manusia yang mau mengambilnya sebagai way of life. Sebagai ummat Islam, orang Aceh, dan penduduk di bumi syariat, sungguh sangat memalukan jika kita tidak bisa membaca kalam Allah, sungguh tidak berani mengaku Muslim kalau kitab sucinya saja tidak mampu membacanya apalagi menjalankan semua isi kandungannya.

Secara rasional tidak mungkin kita menjalankan syariat Allah atau undang-undang al-Qur’an kalau kita tidak memahami al-Qur’an itu sendiri, tidak mungkin kita memuliakan al-Qur’an sedangkan roh al-Qur’an tidak pernah bercampur dalam darah daging kita, tidak mungkin. Ditakutkan bagi orang-orang yang menjadi pemimpin di Aceh akan melanggar sumpah semuanya jika tidak menjalankan syariat Islam ketika menjadi pemimpin.

Karena setiap calaon gubernur, wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota telah menanda tangani formulir diatas materai Rp. 10.000.- bersedia menjalankan syariat Islam jika nanti terpilih. Kita bisa bertanya sudah berapa persenkah syaraiat Islam berlaku di Aceh selama lebih kurang 23 tahun sudah berlaku? Lalu siapa yang disalahkan, rakyat atau pemimpin?

Sekarang bisa dibayangkan siapa yang melaukan sogok menyogok? Apakah mereka pikir ini ini anjuran al-Qur’an? Dan siapa yang menerima sogok atau meminta uang sogokan dan perantara sogok. Apakah mereka ini pecinta al-Qur’an? Demikian pula ketika seseorang menerima bantuan dari non-Muslim dan toke minuman keras atau toke barang haram untuk keperluan atau biaya kampanye, apakah ini ditolerir oleh al-Qur’an? Karena itu al-Qur’an bukan hanya dibaca akan tetapi diamalkan seluruh isinya, jadi kalau tidak mampu membaca, tidak memahami maknanya, tidak pernah menyentuhnya, dan tidak menjiwai al-Quir’an itu, maka tidak mungkin mengedepankan undang-undang al-Qur’an.

Dosen Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry-Banda Aceh
Muhammad.ar@ar-raniry.ac.id


Oleh: Afrizal Refo, MA

Sebagai kepala daerah baik Gubernur maupun Bupati/ Walikota memiliki tanggung jawab besar dalam menjalankan tugasnya. Salah satu tugas penting yang harus dilaksanakan oleh kepala daerah adalah menyelesaikan masalah yang kompleks dengan baik.

Oleh karena itu, kepala daerah harus memiliki kualitas kepemimpinan yang bersih, jujur, dan tegas. Selain itu, kepala daerah juga harus dapat mendengarkan ketika masyarakat berbicara dan mampu memahami berbagai permasalahan yang dihadapinya.

Dalam hal ini, salah satu syarat yang harus dilalui oleh calon kepala daerah di Aceh baik gubernur, wakil gubernur, Bupati, wakil Bupati, Walikota dan Wakil walikota wajib mengikuti tes baca Alquran. Tes baca Alquran adalah salah satu hal yang dapat membantu meningkatkan integritas kepala daerah. Alquran adalah kitab suci yang dipercaya sebagai sumber hukum, moral, dan spiritual. Dalam Alquran, terdapat banyak ayat-ayat yang dapat membantu seseorang menjadi pemimpin yang bijaksana dan terhormat.

Maka dengan melakukan tes baca Alquran, kepala daerah akan mempelajari berbagai ayat-ayat penting yang dapat membantunya mengembangkan kepemimpinannya. Tes baca Alquran juga membantu kepala daerah meningkatkan pemahaman tentang etika kepemimpinan dan menunjukkan bahwa dirinya adalah pemimpin yang dapat diandalkan.

Tes baca Alquran juga dapat membantu kepala daerah dalam menghadapi tekanan dan polarisasi yang mungkin terjadi dalam pekerjaannya. Dalam rangka melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang kepala daerah harus dapat memahami serta menjaga harmoni dalam masyarakatnya. Oleh karena itu, tes baca Alquran dapat memperluas pandangan kepala daerah tentang perbedaan budaya dan pandangan yang dapat membantu menjaga koeksistensi dalam masyarakat.

Namun, tes baca Alquran bukanlah satu-satunya cara untuk meningkatkan integritas kepala daerah. Sangat penting juga bagi kepala daerah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan adil. Mereka juga harus mempunyai kualitas kepemimpinan yang baik serta mampu melayani kepentingan masyarakat dengan sepenuh hati.

Dengan demikian, tes baca Alquran bukan hanya sekadar ritual formalitas semata, tetapi dapat menjadi cara penting untuk membantu meningkatkan kualitas kepemimpinan seorang kepala daerah. Dalam konteks filosofisnya, tes baca Alquran menjadi refleksi tentang pentingnya berpegang teguh pada prinsip kesetiaan dan kejujuran, serta menjadi teladan bagi keadilan, integritas, dan moralitas puri kita. Oleh karena itu, kepala daerah harus melakukannya dengan penuh kesadaran akan kepentingannya untuk memperoleh kebaikan yang sejati bagi masyarakat yang dipimpinnya.

Dalam era yang serba modern ini, terkadang nilai-nilai spiritual dan moral sering kali diabaikan dalam kehidupan bersosial yang semakin kompleks. Namun, tes baca Alquran menjadi pengingat bahwa sebagai manusia, kita juga harus selalu terhubung dengan yang Maha Kuasa. Kita harus selalu mengambil waktu untuk membaca ayat-ayat suci dalam Alquran sebagai pengingat bahwa Allah selalu ada di setiap langkah kehidupan kita.

Dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan dalam kepemimpinannya, seorang kepala daerah dapat mengambil inspirasi dari ayat-ayat pada Alquran. Ayat-ayat tersebut dapat membantunya mengambil keputusan bijaksana dan tetap menjaga harmoni dalam masyarakat.

Sebagai kesimpulan, Tes baca Alquran menjadi penting bagi kepala daerah sebagai salah satu tanda bahwa mereka adalah pemimpin dengan integritas dan kejujuran dan juga menjadi pengingat betapa pentingnya nilai-nilai spiritual dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai masyarakat, mari kita selalu menghormati nilai-nilai keagamaan dan menjadikannya sebagai acuan dalam setiap tindakan kita. Namun, tetap dibutuhkan aksi nyata dari kepala daerah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik serta adil. Semoga artikel ini dapat memberikan pandangan yang bermanfaat bagi pembaca.

Penulis adalah Dosen PAI IAIN Langsa dan Sekretaris Umum Dewan Dakwah Kota Langsa.


Oleh: Prof Dr. Muhammad. AR. M.Ed


Jika kita telusuri apa yang tengah terjadi di negeri KONOHA dewasa ini semuanya serba tidak jelas dan semuanya sudah kehilangan arah dan tujuan hidup sehingga benarlah apa yang telah disabdakan oleh baginda Nabi SAW 15 abad yang lalu. Maksud dari peringatan Rasulullah tersebut adalah “hati-hatilah kamu nanti akan datang suatu masa manusia di waktu pagi masih dalam keadaan beriman, namun di sore harinya mereka sudah menjadi kafir, dan begitulah sebaliknya.” Panorama ini sedang berlangsung di negeri Konoha, orang tidak lagi mengedepankan iman/tauhid dan idealisme keagamaannya, namun yang nampak menganga adalah orang-orang di negeri itu adalah persahabatan diukur dengan harta benda (uang) dan jabatan, inilah nuansa para pengikut di negeri konoha tersebut. Dajjal belum datang atau belum hadir, namun para pengikutnya sudah merajalela di mana-mana dan mereka sedang menyusun welcoming Dajjal Committee bersama zionis di Israel. Orang-orang di negeri-negeri konoha itu bersama keluarga, handai taulan, kroni dan saudara baru karena uang dan jabatan memimpin negeri-negeri itu. Mereka sefikrah menjadikan diri sebagai tandingan Malikiyaumiddin.

Pada suatu ketika mereka berkata atau berjanji pada jamaah kaum muslimin, bahkan jamaah shalat lima waktu sekalipun, untuk menjaga agama, memperjuangkan sunnah Rasulullah, memperjuangkan risalah yang dibawa oleh Rasulullah, memperjuangkan amanah, menjaga hak ummat banyak, hak orang terdhalimi, dan hak orang Islam secara khusus, namun ketika mereka berhadapan dengan uang, jabatan, dan angin sorga dunia, mereka lupa semuanya apa yang pernah dijanjikan, maka benarlah apa yang disabdakan oleh baginda Nabi SAW yang maksudnya adalah: “ The signs of hypocrite consists of three: if they are talking, they tell a lie; if they are promised, they will brake it; if they are trusted, they betray.” Inilah penyakit yang sangat berbahaya telah terhinggapi hampir mayoritas ummat Islam di seluruh negeri-negeri konoha. Mereka mengira bahwa Allah itu buta, Allah itu tuli, dan Allah itu lalai, sehingga mereka penduduk konoha itu berpesta pora diatas penderitaan rakyat.

Saudara atau sahabat mereka adalah siapa yang dapat memberi banyak manfaat kepada mereka, yang dapat menyenangkan mereka secara duniawi, yang dapat melindungi mereka dari neraka dunia, dan yang dapat membahagiakan mereka, keluarga mereka, anak isteri mereka dan suadara mara mereka serta para anggota-anggota mereka yang sefikrah untuk menipu Allah Pemilik alam ini. Rupanya tidak salah apa yang telah diutarakan oleh Baginda Nabi SAW bahwa “iman itu naik turuh seperti gelombang laut”. Satu saat iman kita kuat ketika uang dan jabatan belum ada dan belum terpikir ke arah itu, namun ketika badan sudah sehat, pikiran sudah segar, keluarga sudah bertambah, kebutuhan sudah meningkat, maka pada waktu itulah mereka mengucapkan “Selamat tinggal wahai halal dan haram, selamat tinggal wahai manusia bodoh, siapa suruh memilih aku dan golonganku serta soe yue tamong lam geurupoh lon”. Air tuba dibalas dengan racun berbisa yaitu kebohongan, dan itu sudah terbiasa bagi orang-orang konoha yang panutannya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul, selamat berjumpa kembali di hadapan Pengadilan Allah yang disana tidak perlu backing dan pengacara.

Oleh karena itu bagi ummat Islam dalam rukun iman, ada enam hal yang harus dipercayai oleh ummat Islam , yang harus diimani, dan yang harus diikuti dalam kehidupannya. Ini jelas dan terukur serta ini merupakan landasan untuk terbebas dari kemusyrikan, kecurangan, kebohongan dan kedunguan. Jadi, kalau manusia tidak ada perintah untuk dipercayai apalagi selama manusia itu masih hidup, karena kita ini diciptakan Allah dengan sifat tergesa-gesa, kikir, dan berkeluh kesah, demikian kata Allah dalam Kitab Suci al-Qur’an.

Kapan seorang manusia bisa dikatakan baik dan jujur, apabila ia telah meninggal dunia karena semua aktivitasnya yang baik telah ditinggalkan dan telah dipersembahkan semasa hidup, nasib baik ia telah menghadap Allah dengan berbagai kebaikan. Kalau seseorang tidak sempat bertaubat atas kelapaannya, kesalahannya dan kekurangannya semasa hidup, maka tidak mungkin kita akan percaya kepadanya. Karena itu berhati-hatilah mendengar ocehan, mulut manis, dan haba mangat dari seseorang selama ia masih hidup. Ummat Islam tidak akan terperosok ke dalam lobang yang sama untuk kesekian kalinya kecuali minim pengetahuan atau kebutaan hati. Buta mata tidak berbahaya dan yang paling mencemaskan adalah karena buta hati dari kebenaran dan kemahakuasaan Allah.

Mengapa manusia tega berbuat curang, salah, dan bohong, karena mereka minim tauhid atau Aqidah tentang kepada keagungan Allah, kekuasaan Allah dan kemahaperkasaan Allah.

Kaum hypokrit itu merajalela di mana-mana dan mereka kalau dideteksi dengan kacamata agama sangat mudah ditemukan, namun kalau kita tinggalkan koridor agama, samar-samar dalam pandangan kita karena mereka sangat pandai dalam bersilat lidah dan berbaur walau dalam barisan salat. Bukankah Abdullah bin Ubay bi atau hipokrasin Salul selalu berjamaah bersama Rasulullah SAW namun sifat kehipokritannya tetap bersemayanam dalam dadanya. Perlu digaris bawahi bahwa orang mukmin mengajak manusia untuk berbuat yang makruf, sedangkan orang hipokrit mengajak manusia untuk berbuat kemungkaran. Namun yang sulit dipantau apakah seseorang baru dihinggapi dari penyakit hipokrit itu atau sudah lama, itu sangat tergantung dengan siapa ia berkawan, apakah sama-sama dalam kelompok konoha atau kelompok yang lain di bibir lain di hati.

Rahmat dan ampunan Allah masih terbuka sebelum nyawa sampai di kerongkongan, tiada manusia yang tidak bersalah dan ini sesuia dengan salah satu hadis dari Rasulullah SAW yang bermakna: “Semua anak cucu Adam bersalah, dan sebaik-baik para pesalah adalah yang sentiasa memohon ampun dan bertaubat kepada Allah”. Oleh karena itu marilah sama-sama memohon ampun kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha penerima taubat sebelum kita menghadap Pengadilan Allah yang Maha Adil. Janganlah berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang dhalim.

Ingatlah bahaya kemunafikan adalah neraka solusinya. Banyak ayat dalam al-Qur’an yang berbicara tentang kemunafikan, karena itu marilah kita hindari sifat-sifat ini yang mencoreng kemukminan kita dan jangan terpengaruh dengan penguasa negeri Konoha.

Penulis adalah Dosen Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Banda Aceh


Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh yang merupakan lembaga pendidikan dibawah Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia menggelar acara wisuda/tasyakuran angkatan X tahun akademik 2023/2024 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Ahad (18/8/2024).

Direktur ADI Aceh, Dr Abizal Muhammad Yati, Lc, MA dalam sambutanya mengatakan sebanyak 12 wisudawan/wati itu terdiri dari 4 wisudawan dan 8 wisudawati.

Mareka itu berasal dari Subulussalam sebanyak 7 orang, Pulau Banyak Aceh Singkil 1 orang, Aceh Tenggara 1 orang, Aceh Tamiang 1 orang dan dari Riau 2 orang.

Ustaz Abizal juga mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini. Ia pun menekankan pentingnya peran dai dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Para dai ini telah dipersiapkan dengan baik, baik dari segi ilmu agama maupun keterampilan dakwah. Mereka adalah garda terdepan dalam menjaga dan menyebarkan akhlak mulia di tengah masyarakat,” ujar Ustaz Abizal.

Menurut Ustaz Abizal, ADI Aceh semakin menunjukkan komitmennya dalam mencetak kader dakwah yang siap berkontribusi di berbagai wilayah, khususnya di perbatasan Aceh. Wisuda ini menjadi bukti nyata bahwa ADI Aceh terus berperan aktif dalam menjaga dan mengembangkan syiar Islam di tengah-tengah masyarakat.

Ia menambahkan para wisudawan ini telah menempuh pendidikan selama 1 tahun di ADI Aceh. Mareka dibekali dengan ilmu syariat, tauhid, teori dakwah dan juga mereka telah melaksankan praktek da’wah lapangan sebulan penuh pada bulan ramadhan lalu.

“Setelah menyelesaikan studinya di ADI Aceh mereka akan melanjutkan program sarjana S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohd. Natsir Jakarta,” kata Ustaz Abizal.

Ia menjelaskan hingga tahun 2024 ini lulusan ADI Aceh sudah berjumlah 132 alumni. Dan kebanyakan mareka itu berasal dari daerah perbatasan dan pedalaman Aceh dan Juga Sumatera Utara.

“Selama belajar mareka tidak dipunggut biaya dan full beasiswa. Nantinya mareka juga akan kembali dan mengabdi di kampung halamannya masing-masing,” kata Ustaz Abizal.

Mahasiswa ADI Aceh saat wisuda/tasyakuran angkatan X tahun akademik 2023/2024 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Ahad (18/8/2024).

Mahasiswa ADI Aceh saat wisuda/tasyakuran angkatan X tahun akademik 2023/2024 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Ahad (18/8/2024).

Ketua Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR, MEd juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada ADI Aceh yang konsisten dalam mencetak dai-dai berkualitas.

Mereka diingatkan untuk selalu menjaga integritas dan keikhlasan dalam berdakwah, serta terus memperdalam ilmu agar mampu menjawab tantangan zaman.

“Wisuda ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari pengabdian yang sesungguhnya di tengah-tengah umat. Kami berharap para dai ini dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang berakhlak dan berbudaya Islami,” pungkas Muhammad AR.

Wisuda lulusan ADI angkatan X ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Dr. Adian Husaini, MA dan Ketua Bidang Pendidikan Dewan Dakwah Isamiyah Indonesia Dr. Ujang Habibi, M. Pd.

Pada prosesi wisuda ini juga diselingi penyampaian orasi Ilmiah oleh Dr. Amri Fatmi Anzis, Lc, MA dengan tema Bekal yang harus dimiliki para Dai.


Teks foto
Mahasiswa ADI Aceh saat wisuda/tasyakuran angkatan X tahun akademik 2023/2024 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Minggu (18/8/2024).


Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M. ED


PP Nomor 28 Tahun 2024 mengandung aturan pemberian alat kontrasepsi bagi siswa sekolah. Majlis Ulama Indonesia (MUI) menolak pemberian kondom kepada siswa sekolah dengan alasan apapun dan mekanisme apapun juga karena ia bertentangan dengan ideologi bangsa yang menjunjung tinggi nilai nilai agama dan Sila Pertama—Ketuhanan Yang Maha Esa.

Namun belum selesai masalah ini, muncul lagi masalah baru, yaitu tidak boleh memakai hijab/jilbab atau menutup aurat bagi wanita yang ikut Paskibraka.

Menurut Irwan Indra, Pembina Paskibraka Nasional 2021, bahwa kewajiban copot jilbab bagi Paskibraka perempuan merupakan ulah BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) yaitu datangnya dari BPIP. Demikian laporan Republika. CO.ID. Karena dulu yang menangani KEMENPORA (Kementerian Pemuda dan Olahraga).

Namun yang menjadi sasarannya adalah Pancasila dan agama khususnya Islam. Beginikah perlakuan pemerintah negeri ini selama ini terhadap ummat Islam dan agamanya? Apakah di negeri ini tidak ada lagi umat Islam yang punya kuasa dalam negara ini yang punya hati dan ruh keislamannya?

Dalam sebulan dua pil pahit yang harus ditelan oleh ummat Islam, nasib baik masih ada saudara kita yang memiliki ruh Islam di Majlis Ulama Pusat yang mau berjibaku dengan peraturan tersebut. Sedangkan saudara-saudara kita di Senayan duduk-duduk saja membenarkan yang salah dan diam seribu Bahasa. Sedangkan ummat Islam yang lain dianggap golongan yang ketiga, yaitu tergolong manusia yang memiliki selemah-lemah iman.

Kalau menurut Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam salah satu diskusinya beberapa hari yang lalu di Pasca Sarjana UIN Ar-Raniry bahwa yang harus melaksanakan amar makruf Nahi Mungkar adalah bukan ulama, tetapi polisi, tantara dan kejaksaan, karena mereka mempunyai kuasa dan senjata.

Kita berdoa saja kepada Allah swt mudah-mudahan nanti akan ada diantara mereka yang mau membela kebenaran dan Pancasila seperti Jendral Gatot Nurmantio ketika pensiun. Karena rezim kali ini sudah mencapai puncaknya untuk menghina Pancasila dan agama khususnya Islam. Selanjutnya mengacaukan pelaksanaan Hari Kemerdekaan dengan issu-issu yang menyayat hati bagi ummat Islam untuk menanggalkan jilbab. Bagaimana anak-anak kita yang sudah pakai jilbab sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah hingga ke perguruan tinggi, tiba-tiba harus menanggalkan jilbab mereka.

Bukankah kemerdekaan ini hasil perjuangan ummat Islam dalam menghalau penjajah? Lalu ketika mengadakan upacara kemerdekaan malah ummat Islam lagi yang disakiti. Ini memang benar-benar keterlaluan.

Rezim ini bukan menunjukkan husnul khatimah di akhir-akhir hayatnya, malah memamerkan pendurhakaan kepada hukum Allah dan ummat Islam sebagai pejuang kemerdekaan Republik ini. Namun sayang seribu kali sayang yang hanya merasa tersinggung atas semua ini adalah kalangan bawah yang tidak memiliki kemampuan, kekuatan, dan backing yang kuat, jadi akhirnya rakyat jelata ini menjadi domba-domba makanan lezat serigala.

Namun rakyat jelata ini yang masih memiliki iman dan mengakui KEKUASAAN ALLAH azzawajalla sebagai satu-satunya Zat Yang Maha Perkasa, hanya bisa berkomat-kamit, menadahkan tangan ke langit, memohon ampun dan kekuatan serta perlindungan kepada-Nya. Ingat! Jika rakyat jelata, orang awam, dan orang-orang terdhalimi sudah menyerahkan sesuatu kepada Penguasa Alam ini, tunggu saja kehancuran total yang akan dikirimkan Allah secara menyeluruh.

Kalau untuk Bangsa Aceh tidak usah lagi ditanyakan bagaimana dahsyatnya Yang Maha Kuasa, dan ini telah dipertotonkan pada Hari Ahad tanggal 26 Desember 2004.

Maka sangat wajar bangsa yang berada di ujung Pulau Sumatera ini harus sangat takut dan berserah diri secara totalitas kepada Allah. Pada waktu terjadinya gempa dan tsunami tidak ada satupun makhluk saat itu yang menunjukkan kehebatannya, keangkuhannya, kebiadabannya, dan kesombongannya, akan tetapi semuanya tersungkur, tertunduk layu dan terhina. Karena itu jangan main-main dengan hukum dan agama Allah.

Dan jangan mengundang lagi pasukan Allah seperti gempa bumi, tsunami, banjir, burung ababil, hujan batu, peting beliung, halilintar, dan sebagainya untuk menamatkan riwayatmu dengan tragis.

Ingatlah wahai orang-orang yang punya kuasa, nanti anda semua merupakan orang-orang pertama diadili didepan MAHKAMAH Allah di hari kiamat. Kehidupan dunia hanya sebentar saja, harta tidak akan membawanya ke alam kubur, isteri cantik tidak bisa bersama di alam kubur, suami yang gagah tidak pula menemani anda alm barzakh, jabatan dan pangkat tidak bisa menggertak Malaikat Maut ketika roh kita dicabut, mampukan kita melawan Munkar dan Nakir ketika berada di perut bumi.

Wahai orang-orang munafik, nanti anda akan menggigit jari ketika sakratul maut, akan bertekuk lutut dihadapan pengadilan Allah, dan penuh jeritan dan raungan ketika berhadapan dengan para penjaga neraka.

Wahai para pembenar yang salah, dan para penyalah yang benar , ingatlah waktu anda tidak lama di dunia ini, semua kita adalah sama dihadapan Allah, namun siapa yang banyak beramal shalih dan berkorban demi agama Allah, maka merekalah yang mendapat prioritas sorga-Nya. Bagi orang-orang yang memperoleh kesenangan di dunia ini, apalagi dengan cara menjilat penguasa, membenarkan kesalahan penguasa, menipu rakyat dan merampok harta negara, mempermaikan hukum, menjadikan hukum rimba, menjadikan negara ini seperti NEGERI KONOHA, maka anda akan bersama Abu Lahab, Abu Jahal, Abdullah bin Ubay bin Salul, Firaun, Namrud, Haman, Qarun, Ariel Sharon, Yitzak Shamir, Yitzak Rabin, Netanyahu dan kawan-kawannya di dalam neraka nanti.

Memang peraturan membolehkan pemakaian alat kontrasepsi atau kondom untuk siswa untuk apa? Apakah untuk membiarkan anak-anak sekolah untuk melakukan zina di sekolah, di kelas-kelas kosong, di toilet-tolet sekolah atau akan disediakan tempat-temoat tertentu di setiap sekolah? Kenapa tidak dimulai saja di rumah-rumah orang yang mencetuskan ide ini, kenapa anda merusak anak orang lain, rusaklah anakmu sendiri dulu? Ini sama saja dengan orang yang bilang “kawin sesama jenis adalah sunnatullah”, seharusnya ini harus dimulai oleh orang yang mencetuskan ide ini, bukan untuk orang lain. Itu baru dikatakan orang istiqamah dalam berpikiran kotor dan berpikirah Tel Aviv.

Demikian pula orang yang menyuruh orang lain membuka jilbab, atau membuka aurat, kenapa ini terjadi? Wajar ini datangnya dari pelakunya, karena isterinya pamer aurat, anak perempuannya pamer aurat, saudara-saudara perempuannya pamer aurat. Gak jadi masalah bagi mereka.

Tapi ini masa sedang panas-panasnya moderasi beragama, hargai pendapat orang lain, bukan menghargai pendapatmu saja, bukan memaksa pendapamu saja kepada orang lain. Namun kalau mereka ini beragama Islam, bertuhan Allah, bernabi Muhammad saw, tidak mungkin menjadi seperti musang berbulu ayam.

Jangan-jangan mereka ini adalah sahabat-sahabat dari C. Snouck Hurgronje, Charles Adam, Annemarie Schimmel, Arthur J. Arberry, D.S. Margoliouth, Fuat Sezgin, Gabriel Said Reynolds, Gustav Flugrel, Gustav Weil, H.A.R. Gibb, dll. Yang mereka ini ahli dalam agama Islam, tetapi mati di luar Islam. Mempelajari Islam hanya untuk mencari-cari kelemahan Islam dan Nabi Muhammad saw.

Memang selama ini tidak dapat dinafikan, bahwa banyak orang-orang yang mengatasnakan Islam tetapi pikirannya merusak Islam, seperti musuh dalam selimut. Inilah model pengikut Abdullah bin Ubay bin Salul. Nauzubillah!

Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Aceh


Oleh Prof Dr. Muhammad AR. M.Ed


Memang tidak dinafikan selama Aceh masih mempertahankan Syariat Islam, Bank Syariat, Laundry Syariat, Pegadaian Syariat, Hotel Syariat, Wisata Syariat, maka kritikan, hujatan, hinaan dan cercaan sudah menjadi bahagian dari kehidupan umat Islam di Aceh.

Terakhir adalah konsert kecantikan Waria/bencong/pondan/ transgender yang dilakukan di Hotel Orchardz Jakarta hari Ahad tanggal 4 Agustus 20245 telah selesai, namun yang celakanya konsert Kaum Luth ini dimenangkan oleh Waria yang mengatasnamakan Aceh. Entah benar tidak ada yang tahu, siapa waria itu, kenapa panitia itu sengaja mengumumkan pemenangnya dari Aceh, apakah karena Aceh negeri bersyariat Islam, siapa yang mempublish pertama kali, apa tujuannya dan berapa untungnya yang diterima oleh yang membuat konsert tersebut.

Ini merupakan sebuah hinaan kepada masyarakat Aceh yang kali ini dilakukan oleh WARIA atau pendukung Kaum Luth alias orang-oarang dari negeri Sodom.
Persoalan ini sarat dengan kemunafikan dan kedurhakaan dan ini bukan dilakukan oleh orang biasa yang tidak punya pendidikan, akan tetapi ini dilakukan oleh think tank perusak Islam atau agama Allah, ata mungkin ini bisa dikelompokkan ke dalam dua kelompok manusia yaitu, kelompok anti Syariat, dan kedua adalah kelompok komunis anti Tuhan. Ini bukan murni dari Waria itu, tetapi ada sutradara dibelakang bencong-bencong tersebut yang jelas mereka adalah pengagum bencong (kaum Luth). Beginilah model-modelanti syariat terhadap Aceh yang sengaja dilakukan oleh orang-orang psikisnya sudah terjangkiti penyakit kaum Sodom. Penyakit ini tidak mapan lagi ke psychiatrist, akan tetapi harus diamputasi total dan anastesi total super dosis supaya katup-katup jantungnya tersumbat semuanya. Mohon maaf memakai istilah medis kalau kurang benar atau tidak sesuai.

Pemerintah Aceh, dalam hal ini Kepala Dinas Syriat Islam telah menngeluarkan pernyataannya bahwa waria tersebut tidak ada hubungannya dengan Aceh atau pemerintah Aceh. Tidak ada yang mengirimnya dan tidak ada yang bertanggung jawab kepada waria tersebut.

Aceh dihina oleh orang dalam yang memakai baju Islam tetapi berhati munafik dan orang luar Islam yang sudah jelas bahwa mereka memang anti syariat serta mereka ini bergorombolan menyerang Islam walaupun mereka bercerai berai sesama sendiri, namun dalam menyerang Islam mereka bersatu, inilah rujukannya dalam Surat Al-Baqarah Ayat 120. Perkara ini perlu diusut oleh pihak yang berwenang atas nama siapa LGBT mengikut konsert waria, mewakili daerah mana ia, dan dari mana tiket,siapa yang membiayai sewa pakaian dan make up mereka untuk mengikuti konsert tersebut di Batavia? Juga para pelaksana itu di Hotel Orchardz Jakarta. Jika tidak, maka kedepan akan lebih gagah lagi mereka dalam mencerca Islam. Maka di sini perlu orang yang memiliki ruh Islam yang berkuasa di Aceh agar masalah-masalah sebegini rupa terus dibawa ke ranah hukum.

Apakah Islam atau syariat Islam melegalkan mereka para Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender LGBT) menjalankan aktivitasnya di tengah masyarakat kaum Muslimin? , Ini ada unsur kesengajaan dari pihak-pihak yang anti syariat, untuk mendiskreditkan Aceh, dan kalau bangsa Aceh diam saja maka kedepan akan ada lagi penghinaaan, cercaan, dan olok-olokan semacam itu, bahkan lebih parah lagi akan kita terima. Maka solusinya adalah dakwah di setiap kalangan, karena upaya genosida bukan hanya membantai ras msnusia seperti di Gaza dan Rohingya, dan Muslim di India, akan tetapi penghancuran agama, budaya dan peradaban Islam oleh orang orang yang anti Allah dan Rasul secara bergerombolan baik dari dalam maupun dari luar Islam.

Upaya pemurtadan dan penghancuran akhlak dan peradaban Islam merajalela dan inilah perlakuan pengikut dajjal yang tengah dipertontonkan. Makanya semua kita dan di setiap level atau jenjang harus menghidupkan dakwah dalam sisa-sisa kehidupan ini. Dengan dakwahlah negara ini akan tetap eksis. Para penentang dakwah terus membombardir Aceh melalui stigma negative seperti perkosaan, kemiskinan, narkoba, korupsi dan sejenisnya. Kita tidak menafikan hal-hal tersebut, namanya manusia bisa saja salah dan bisa saja benar tetapi tidak seperti yang mereka publish karena daerah lain lebih teruk dari Aceh tetapi tidak diekspos, banyak kasus di Republik ini dilakukan oleh pejabat tinggi, oleh penguasa dan barisannya, namun semua hilang sirna. Tetapi kalau sudah berkaitan dengan Aceh, dengan Syariat Islam, luar dalam bersorak sorai untuk mempublikasikannya, dari yang tidak ada dicongkel sehingga muncul ke permukaan, yang kecil diperbesar, yang yang besar ditambah besar, dan yang sudah tersembunyi dibuka supaya terang. Inilah upaya penjegalan syariat dan muslimin. Sekarang upaya-upaya penjegalan ini sedang mulai dilakukan di United Kingdom untuk membasmi ummat Islam, dan para pendatang. Kenapa demikian, Islam sedang sangat peopuler di UK.

Memang kadang-kadang orang luar juga tidak salah karena ada orang dalam seperti duri dalam daging yang menggerogoti dari dalam dan hal seperti ini adalah kerja munfiqun. Coba dibayangkan kontes warian Aceh nomor wahid, kemiskinan Aceh juga nomor wahid di Sumatera, Pemerkosaan juga masuk sepuluh besar, peringkat korupsi juga tidak kalah tenarnya, pendidikan-pun dibawah Papua, begitulah kira-kira ekspose berita untuk Aceh. Saya berasumsi bahwa jika semua label ini diborong oleh Aceh, kita akan melihat dengan jeli siapa jurinya, siapa yang supporternya, dan siapa sutradaranya, apakah zionis Israel?

Namun demikian dengan adanya berita-berita yang menyayat hati tersebut, masyarakat Aceh cepat-cepat muhasabah dan memohon ampun kepada Allah atas kelalaian kita selama ini, meminta maaf kepada Allah atas ketelanjuran kita selama ini sehingga diterima sebagai hamba-Nya yang mendapat pengampunan karena sabar atas segala persoalan yang menimpa kita untuk mendiskreditkan ummat Islam dan syariat Islam. Namun semua orang harus menyelidik semua kesimpangsiuran dan ketidak benaran berita tersebut hingga motif tersebut harus dibongkar.

Tantangan syariat Islam adalah kejahiliyahan, kemunafikan, kebohongan, dan keabulahaban yang bersimaharajalela di tengah ummat dan biasanya ada supporter kuat di belakangnya.

Inilah yang harus diselidiki, di investigasi dan dibongkar supaya kebohongan dan kedustaannya tidak terulang lagi. Coba renungkan dengan seksama, apakah Islam melegalkan LGBT, atau mengharamkannya? Rupanya upaya penghancur syariat bukan hanya di daerah perbatasan di kota pun lebih parah yang dilakukan oleh orang orang berilmu dan orang yang berperadaban.

Demikianlah kita hidup di era penantian dajjal. Semua orang memikirkan dunia sahaja tanpa sedikitpun merenungkan kesengsaraan akhirat. Semua manusia berfikir duniawi semata-mata yang penuh kebohongan dan kemunafikan dan meninggalkan keakhiratan yang sudah jelas kebenarannya dan kekekalannnya.


Langsa — Dalam rangka peringatan bulan Muharram sebagai awal momentum hijrah Dewan Dakwah Kota Langsa menyelenggarakan kegiatan Road Show Literasi Alqur’an dengan tema “Al-Qur’an Solusi Menyelamatkan Generasi” Pada hari Kamis-Sabtu 1-3 Agustus 2024 di Kota Langsa dan Aceh Tamiang.

Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut yaitu:
Tanggal 1 Agustus 2024
– MA Ibnu Ishaq Langsa mulai pukul 08.00 – 10.00
– SD IT Lukmanul Hakim mulai pukul 13.00 – 14.00
– PTQ Ibnu Hasan Aceh Tamiang pukul 16.00 – 18.00
– MUQ Bustanul Ulum Langsa mulai pukul 21.00 – 22.00

Tanggal 2 Agustus 2024
– Safari Subuh di Masjid Baburrahmah Gampong Karang Anyar
– MTs MIM Langsa mulai pukul 08.00 – 09.00
– Dayah Hudawannur mulai pukul 09.30 – 11.00
– Silaturrahim Hufaz Kota Langsa mulai pukul 20.30 – selesai.

Tanggal 3 Agustus 2024
– Duek Pakat bersama Alumni Raudhatul Tahfidzul Qur’an (RTA) mulai pukul 08.00 – 10.00

Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat untuk mempelajari, membaca Alquran, menghafalnya dan selalu bersama Alquran serta bimbingan membaca Alquran oleh Ustadz Wafi Shiddiq, S.PW.K (Pemegang sanad Alquran dan keilmuan lainnya dan juga Imam Shalat Tarawih Masjid di Nagoya Jepang tahun 2016 dan 2018)

Koordinator Roadshow dan juga sebagai sekretaris Dewan Dakwah Kota Langsa Afrizal Refo, MA menyampaikan bahwa Kegiatan roadshow Literasi Alquran ini sangat baik untuk dilakukan dan sebagai bentuk penyegaran ilmu bagi para Hufaz dan pimpinan lembaga sekolah, maupun ponpes dalam membimbing dan mencetak generasi Qurani. Salah satu highlight pada road show ini adalah pengenalan cara mudah dalam menghafal Alquran dan bisa melekat lama di ingatan dan tidak mudah hilang serta tips mencapai target yang diinginkan dalam menghafal oleh pihak lembaga.

Kami akan terus melakukan program program seperti roadshow Literasi Alqur’an, audiensi kepada para pengasuh pondok pesantren, sekolah-sekolah, komunitas agar generasi muda kita dapat membaca Alquran sejak dini dan sebagai upaya untuk berantas buta aksara terhadap Alquran,” tegas Afrizal Refo

Ustadz Wafi Siddiq, S.P.W.K dalam paparannya menyampaikan bahwa pentingnya sumber daya para pengajar Alquran yang berkualitas dalam membimbing dan mendukung kebutuhan penghafal Alquran di lembaga mereka masing-masing dengan memberikan target maksimal dan memiliki tekad untuk mencetak generasi penghafal, jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Ustadz Wafi mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada generasi muda bahwa sangat penting dalam mempelajari Alquran dan menghafalkannya karena akan dapat memberikan dampak positif bagi diri kita sendiri dan menjadi ladang amal bagi kita.

Sementara itu, Ketua Dewan Dakwah Kota Langsa Prof. Dr. Iskandar, MCL mengapresiasi kegiatan roadshow Literasi Alquran tersebut. Ia menyampaikan sudah saatnya kita sebagai umat IsIam untuk mempelajari Alquran, memperbaiki bacaan Alquran kita menjadi lebih baik dan harapannya tidak ada lagi yang tidak bisa baca Alquran bagi para pelajar generasi emas karena masa depan bangsa ini ada pundak mereka, pungkas, Prof. Iskandar.

Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed

Kepemimpinan

Pada dasarnya munculnya kepemimpinan itu semenjak Adam dan Hawa di utus ke dunia ini, sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 1. Allah berfirman:

Artinya: Wahai manusia Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kiamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah ) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri) nya,; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu Saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
Kemudian dari hasil penciptaan Adam dan Hawa berkembanglah manusia dengan banyaknya yang terdiri dari berbagi bangsa, suku dan kabilah-kabilah sehingga kita dianjurkan oleh Allah untuk saling kenal mengenal antara satu sama lain.

Sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 13.
Artinya: Wahai Manusia ! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal/ Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti. (Al-Hujurat: 13)

Rasulullah saw bersabda:
Artinya: Setiap kamu adalah pemimpin, dan kamu akan diminta pertanggungan jawabnya tentang apa yang kamu pimpinnya, imam adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungan jawabnya tentang apa yang dipimpinnya, orang lelaki (suami ) adalah pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpinnya. Orang perempuan (isteri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia juga akan ditanya tentang apa yang ia pimpinnya, dan pembantu rumah tangga juga pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan ia juga akan ditanya tentang apa yang ia pimpinnya. (H.R. Bukhari),

Setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin adalah wajib membuat LPJ (Laporan Pertangung Jawaban) masing-masing, baik untuk keperluan dunia ataupun untuk keperluan akhirat.

Demikianlah tugas dan tanggung jawab seseorang yang telah dimanahkan menjadi pemimpin ataupun petugas dimanapun seseorang bekerja.

Hadis di atas menunjukkan bahwa yang dikatakaan pemimpin bukan hanya kalangan tingkat atas atau kalangan tingkat tinggi saja, akan tetapi yang dikatakan pemimpin adalah mulai dari seorang pembantu rumah hingga kepala rumah tangga. Dari kalangan buruh bangunan atau kuli hingga kepada seorang pemimpin negara sekalipun.

Semuanya orang akan bertanggung jawab masing-masing terhdap apa yang telah diperbuatnya.

Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya: Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa lain… Q.S. Fathir: 18, al-An’am: 164.
Dan dalam ayat yang lain Allah berfirman:
Artinya: Barangsiapa membuat kebaikan, maka itu untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri; kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan. Q. S. al-Jasiyah: 15
Pemimpin menurut pandangan Islam adalah wakil ummat atau orang upahannya. Karena itu adalah hak orang yang mewakilkan untuk meminta pertanggungjawaban dari wakilnya, atau mencabut hak perwakilan bila diperlukan, khususnya bila sang wakil melalaikan tugasnya.

Oleh karena itu, maka arti kepemimpinan dalam Islam menjadi penting. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda : tidak halal bagi tiga orang yang berada di suatu padang luas dalam perjalanan- di muka bumi kecuali mereka mengangkat amir salah seorang diantara mereka itu.

Kepemimpinan dalam bahasa Arab disebut juga dengan imamah. Imam artinya pemimpin, seperti ketua dan yang lainnya, baik dia memberi petunjuk atau menyesatkan. Imam disebut juga khalifah, yaitu penguasa dan pemimpin tertinggi rakyat. Kata imam juga digunakan untuk orang yang mengatur kemaslahatan sesuatu, untuk pemimpin pasukan, dan untuk orang dengan fungsi lainnya.

Menurut pendapat Syekh Abu Zahra dari kelompok Sunni bahwa arti Khalifah dan Imamah adalah sama. Sebab orang yang menjadi Khalifah adalah penguasa tertinggi bagi umat Islam yang menggantikan Rasul saw. Khalifah itu juga disebut sebagai Imam (pemimpin) yang wajib ditaati. Manusia berjalan dibelakangnya, sebagaimana manusia Shalat di belakang Imam.

Dalam Islam kepemimipinan itu berasal dari perkataan khilafah yang maknanya adalah wakil. Pemakaian istilah ini setelah Rasulullah saw wafat, dan istilah tersebut dapat ditemukan dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 30 .
Artinya: Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku akan menciptakan khalifah di muka bumi”. “Mereka bertanya (keheranan), “Mengapa Engkau akan menciptakan makhluk di dalamnya yang akaan selalu menimbulkan kerusakan dan pertumpahan darah, sementara kami senantiasa bertasbih memuji dan menyucikan Engkau?” Allah berfirman. “Aku Mahatahu segala hal yang tidak kamu ketahui.”

Dalam pandangan Islam persoalan kepemimpinan adalah sangat penting dan ini terlihat ketika Rasulullah saw wafat, jasad Rasulullah saw belum dikuburkan sebelum ditentukan siapa yang akan menggantikannya.

Malah menurut sejarah ketika Rasulullah saw wafat, Umat Islam terpecah belah akibat perdebatan mengenai kepemimpinan tersebut. Namun umat Islam mengalami sedikit perpecahan khususnya mengenai proses pemilihan pemimpin dalam Islam dan siapa yang berhak atas kepemimpinan Islam. Namun ketika Abu Bakar siddiq dibai’at sebagai pengganti Rasulullah saw keadaan tenang kembali.

Setelah melalui masa kepemimpinan Rasulullah, para khulafaur rasyidin mengambil alih kepemimpinan, dan ini dimulai oleh Abu Bakar, dan kemudian dilanjutkan oleh Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib, serta Muawiyah, dan Bani Abbas. Setelah Bani Abbasiyah, kepemimpinan Islam terpecah menjadi kesultanan-kesultanan kecil.

Abu Mas’ud al-Anshary bahwa ia menuturkan: Rasulullah saw bersabda:
Artinya: Yang berhak mengimami shalat adalah orang yang paling bagus atau paling banyak hafalan al-Qur’annya. Kalau dalam al-Qur’an kemampuannya sama, dipilih yang paling mengerti tentang sunnah. Kalau dalam sunnah juga sama, dipilih yang lebih dahulu berhijrah. Kalau dalam berhijrah juga sama, dipilih yang lebih dahulu masuk Islam.

Sebenarnya kepemimipinan adalah sebuah tugas yang emban oleh seorang manusia baik untuk keperluan peribadinya ataupun untuk kepentingan orang banyak. Kepemimpinan adalah tugas mulia dalam kehidupan bermasyarakat.

Karena kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini semua para petugas haji yang telah lulus ujian tes tulis dan wawancara (kalau memang ada dilaksanakan), maka kepada anda semua dibebankan tugas mulia untuk memimpin para tamu-tamu Allah pada tahun ini melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah.

Oleh karena itu sebagai seorang pemimpin atau petugas, banyak perkara yang harus dibekali sebelum melakukan tugas nyata di lapangan nanti. Banyak hal yang harus dipersiapkan baik secara lahiriah maupun secara bathiniah. Dalam menghadapi ratusan dan bahkan jutaan manusia di tanah suci, maka persoalanpun semakin kompleks dihadapi apakah diterima atau tidak.

Makanya seseorang perlu memiliki ilmu kepemimpinan bagaimana menghadapi kenyataan hidup ini yang beraneka ragam. Hidup adalah perjuangan dan tantangan dan semakin banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi semakin dewasa dalam berfikir dan bertindak.

”Kepemimpinan adalah sifat-sifat, prilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antarperan, kedudukan dan suatu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh (Wahjosumijo, 1999: 17).’

Namun menurut perspektif Islam seorang pemimpin itu adalah orang yang memiliki aqidah yang kuat dan komit terhadap ajaran agamanya, sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan pandangan yang jauh kedepan, adil, berakhlak mulia, bersifat pemaaf, terbuka terhadap kritik dan saran-saran, memperoleh dukungan rakyatnya, memiliki keahlian dalam memimpin /punya ilmu kepemimpinan, memiliki visi sesuai dengan al-Qur’an, dan misinya adalah menegakkan keadilan.
Abul ‘Ala al-Maududi mengatakan bahwa pemimpin adalah sebagai orang yang bertanggung jawab dan percaya kepada kepemimpinannya, orang benar-benar bertakwa dan selalu beramal shalih, orang yang berilmu, berakal sehat, cerdas, arif dan memiliki kemampuan intelektual, setiap aksinya atau tindakannya dapat dipertanggung jawabkan.

PRINSIP-PRINSIP KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM

Kepemimpinan Islam adalah jauh dari rasialime dan diskriminasi. Siapapun dia yang penting dia orang Islam yang ta;at kepada Allah dan bukan orang kafir atau orang munafik. Dengan kata lain bahwa yang menjadi pemimpin umat Islam adalah orang Islam itu sendiri. Karena itu setiap kelompok harus ad seorang pemimpin. Lihat saja orang-orang Arab sebelum Islam dan sesudah Islam tetap memiliki kepala atau pemimpin suku mereka.

Demikian juga Rasulullah berpesan kepada kita kalau ingin berpergian maka angkatlah salah seorang pemimpin diantara kita. Ini menunjukkan bahwa pemimpin itu penting dan ia dari kalangan Islam.

Salah satu hal yang penting lainnya dalam prinsip kepemimpinan adalah pemimpin itu harus bisa diterima oleh semua golongan, lihat saja contoh Muhammad saw ketika terjadi perdebatan pemindahan hajarul aswad , akhirnya walaupun mereka tidak sukan kepadanya namun mereka semua berhenti pertengkaran dan percekcokan yang juga berkat negosiasi.

Siapapun yang menjadi pemimpin harus disadari bahwa pemimpin Yang Maha Mutlak adalah Allah swt. Semua pemimpin di dunia ini kelak akan melaporkan semua pekerjaannya di depan mahkamah Allah yang Maha Adil. Karena itu kepemimpinan kita adalah serba kekurangan dan keterbatasan dan selalu kita meminta pertolongan-Nya agar diberi kekuatan untuk melaksanakan tugas kepemimpinan dengan jujur dan adil serta kita dapat melaksanakan urusan kaum muslimin dengan seadil-adilnya.

AKHLAK KEPEMIMPINAN

Seorang pemimpin itu harus memiliki akhlak mulia dan harus memiliki sifat amanah dalam melaksanakan roda kepemimpinannya.

Amanah merupakan salah satu sifat Rasulullah saw dan sifat ini wajib ditiru dan dimiliki oleh setiap pemimpin. Seorang pemimpin itu mencintai kebenaran dan secara automatis membenci segala kejahatan dan ikhlas dalam setiap menerima sesuatu yang datangnya dari Allah swt. Artinya seorang pemimpin harus pandai bersyukur ketika Allah memberikan nikmat-Nya dan pandai bersabar ketika Allah memberikan cobaan.

Disamping berlaku adil, seorang pemimpin juga perlu memelihat kesucian dirinya dari segala sifat yang mengotori jiwanya.

Seorang pemimpin harus bersifat pemaaf dan tawadhu’ (merendah diri) di hadapan Allah swt., bersikap zuhud, qana’ah dalam masalah harta benda. Jadikan kehidupan pemimpin itu seperti kehidupan Rasulullah, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan sahabat-shabat yang lain yang siangnya mengurus rakyat dengan adil dan malamnya beribadah kepada Allah.swt.

Seorang pemimipin harus mencintai kebenaran, dan istiqamah berpijak pada landasan kebenaran. Dengan demikian pemimpin tersebut akan berani melaksanakan hukum Allah dan menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan serta sebaliknya membenci kemungkaran. Menjaga amanah dan ikhlas serta memiliki semangat pengabdian kepada bangsa dan negara, bergaul dengan baik terhadap seluruh rakyatnya, dan bijaksana dalam memimpin dan mngelola kaum muslimin, inilah akhlak seorang pemimpin dalam Islam yang perlu dijaga.

Pemimpin juga bertugas untuk menjadi pelayan masyarakat, bukan sebaiknya untuk dilayani oleh masyarakat. Mereka juga zuhud terhadap kekuasaan, artinya semasa dia menjabat sebagai pemimpin dia harus mengedepankan sifat amanah dan bukann tempat untuk mencari keuntungan ketika berkuasa.

Tidak munafik dalam memimpin dan jujur dalam setiap keputusannya selama mengurus urusan kaum muslimin adalah cirikhas pemimpin yang diminati oleh masyarakat Islam. Disamping itu seorang pemimpin harus pula memiliki visi keummatan artinya dia bebas dari fanatisme kedaerahan dan kesukuan sehingga perpecahan dan pemberontakan tidak akan terjadi.

Satu hal menarik dalam muzakarah ulama dunia yang diadakan oleh perhimpunan Ahlul Halli wal ‘Aqdi Dunia yang berpusat di Banyuasin Sumatera Selatan Selasa 2 Juli 2024 adalah kehadiran Tun Dr. Mahathir bin Muhammad mantan Perdana Menteri Malaysia keempat dan ketujuh sebagai Keynot Speaker. Dalam pemaparan taushiyahnya beliau terlihat segar dan mampu berdiri di podium hampir satu jam walaupun usianya tersisa dua bulam menuju 99 tahun. Beliau juga dapat menyampaikan pemikiran dan Analisa kondisi semasa secara cermat dan berhati-hati sehingga hampir tidak nampak kesalahan dari pemaparannya.
Berangkat dari Malaysia dengan pesawat pribadi yang ditemani oleh pengawal, ajudan, dokter, pilot dan disambut oleh Konsulat Jenderal Malaysia dari Medan, tiba di Palembang pada pukul 09.31. di Palembang beliau disambut hangat oleh PJ. Gubernur Sumsel, Bupati Banyuasin, Pangdam, Kapolda, Ketua DPRD Sumsel dan sejumlah pejabat lainnya yang berebut berfoto dengan Tun Dr. Mahathir bin Muhammad. Suasana semakin menarik Ketika ada sebahagian orang tidak sempat berfoto Ketika Tun datang mereka menunggu masa Tun mau Kembali dan mereka minta berfoto di Bandara Sultan Badaruddin II Palembang.
Kondisi tersebut Nampak seperti kerinduan lama belum tertunaikan sehingga sejumlah pejabat berucap sambil jalan: saya mau tengok langsung Tun Dr. Mahathir hari ini karena tidak puas melihat dari foto dan tayangan TV sebelumnya. Suasana semacam itu tersirat makna bahwa seorang Mahathir Mohammad itu merupakan figure dan tokoh dunia yang dirindukan bukan hanya oleh bangsa Malaysia saja melainkan juga bangsa Indonesia dan dunia Melayu lainnya. Sulit dipungkiri kenyataan ini manakala kita melihat kedatangan beliau ke Palembang tersebut berebut orang-orang ingoin berjumpa dan berfoto dengan beliau.
KONDISI UMMAH
Dalam sesi pemaparan taushiyah selama hampir satu jam tersebut Tun. Dr. Mahathir bin Mohammad mengkisahkan tentang eksistensi ummat Islam di dunia hari ini. Menurutnya ummat Islam sekarang kehilangan power, kehilangan gezah, kehilangan kekuasaan dan kekuatan sehingga bisa dibantai, dibunuh, diperkosa oleh penganut agama lain seperti kasus pembantaian muslim Falestin oleh Yahudi laknatillah. Demikian juga dengan kasus pembantaian muslim Rohiongya oleh rezim Budha di Myanmar, pembantaian muslim di India oleh rezim penganut agama Hindu dan lainnya.
Semua itu terjadi karena ummat Islam lemah dari sisi ekonomi, lemah dari sisi politik dan lemah dari pemilikan ilmu pengatahuan. Ditambah lagi dengan kejahatan lima penguasa dunia yang menjadi anggota tetap PBB yang bukan negara mayoritas muslim, mereka yang memiliki hak veto di PBB tersebut adalah Inggeris, Perancis, Rusia, Cina dan Amerika. Mereka yang mengklaim diri sebagai pengerusi pemerintahan dunia memainkan strategi standar ganda terhadap ummat Islam. Kalau ummat Islam terlanggar Hak Azasinya mereka dian seperti kasus Falestin, sebaliknya kalau ada pemimpin negara mayoritas muslim yang menegakkan kebenaran sehingga terganggu kepentingan mereka dihancurkan seperti kasus Saddam Husin di Iraq, kasus Muammar Khaddafi di Libya dan kasus-kasus lainnya.
Kondisi semacam itu menurut Tun Mahathir toidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja melainkan harus dilawan dan diselesaikan oleh ummat Islam lewat penguasaan ilmu pengetahuan, lewat penguasaan ekonomi oleh ummat Islam dan lewat penguasaan politik terutama politik antarabangsa yang selama ini didominasi oleh kaum kuffar. Dominasi mata uang dolar Amerika untuk konsumsi dunia ikut disorot oleh Tun Mahathir karena tidak memperoleh keadilan bagi penghuni dunia di berbagai negara hari ini. Beliau mengajak para ulama yang mengikuti acara muzakarah tersebut untuk mengembangkan ekonomi sendiri agar dominasi dolar Amerika yang menjejaskan mata uang lain di dunia dapat segera berakhir.
Diyakini atau tidak kondisi ummat Islam dan negara-negara mayoritas muslim hari ini berada pada posisi dihatur bukan mengatur, dipimpin bukan memimpin, diperas bukan memeras, dihina bukan menghina, disunglap bukan menyunglap, ditipu bukan menipu, dihabisi bukan menghabisi, dirampok dan dirampas bukan merampok dan merampas, demikianlah Nampak tantangan dan kondisi Islam dan ummat Islam di dunia hari ini yang perlu dilepaskan agar menjadi bebas, yang perlu diajari agar menjadi kaum terpelajar, yang perlu disungkit agar segera bangkit dan yang perlu dipompa agar segera bergulir.
Kondisi terjepitnya ummat Islam dan negara-negara mayoritas muslim hari ini bukan factor kebetulan melainkan by design oleh kuasa besar dunia yang dirancang demikian rupa yang sangat bersahaja dan dipertahankan sehingga akhir zaman nantinya. Kalau ummat Islam pasif maka kondisi semisal itu tidak akan pernah berubah, kalau ummat Islam ragu-ragu membela diri sampai kapanpun ummat Islam tidak memiliki pe;uang dan kesempatan untuk memimpim dan menguasai. Sesungguhnya kondisi semisal itulah yang sangat diharapkkan oleh mereka agar kekuasaan dan kekuatan dunia tetap berada dalam genggaman mereka, mereka yang kita maksudkan di sini adalah para penguasa dunia yang serasi dengan sebutan kuasa besar dunia.
BERSEDIH HATI
Dalam penyampain taushiyahnya Tun Dr. Mahathir bin Muhammad berkali-kali mengumandangkan kata-kata sedih terhadap kondisi ummat Islam hari ini. Kesedihan hati beliau tersebut terkait dengan kebiadaban rezim Zionis Israil terhadap ummat Islam Falestin di Ghaza. Kkesedihan hati beliau lagi terkait dengan kelemahan ekonomi ummat Islam dan negara yang dihuni mereka. Juga beliau bersedih hati karena ummat Islam lalai dalam kehidupan sehingga tidak punya waktu untuk menuntut ilmu pengetahuan yang membuat mereka menjadi jahil sementara kaum kuffar terus maju dan berkembang dalam bidang ilmu pengetahuan, dalam bidang ekonomi juga dalam bidang politik.
Kesedihan demi kesedihan yang diucapkan Tun Mahathir bin Mohammad tersebut membuat para peserta muzakarah terpukau dan terlena seperti kehilangan akal pikiran apa yang harus dan mesti dilakukan untuk menebus kesedihan Tun tersebut. Kesedihan hati Tun tersebut boleh jadi terkait dengan usia beliau yang sudah sangat lanjut boleh jadi juga karena beliau tidak sanggup lagi melihat komnndisi ummat Islam yang menjadi objek bagi ummat beragama lain yang terkenal kkejam dan bengis.
Ucapan-ucapannya seperti: saya bersedih hati melihat kondisi ummat Islam yang sangat terpojok hari ini dapat menggambarkan sepertinya beliau berkeinginan untuk membela ummat Islam tetapi tidak punya kuasa lagi untuk melakukan itu. Maka selaras dengan usianya yang menjelang 99 tahun tersebut terasa tidak lagi berdaya dan sepertinya mengajak para generasi muda untuk mengambill alih tugas tersebut. Dalam pemaparannya berkali-kali juga Tun menaruh harapan kepada kaum muda untuk berusaha keras agar dengan cepat dan ligat sanggup menggantikan kaum tua sebagai alternatif Solusi untuk membebaskan keterjepitan ummat Islam.
Bersedih hatinya Tun terkait kondisi ummat Islam yang sangat terjepit hari ini karena tidak ada lagi negara mayoritas muslim yang berkuasa seperti zaman Turki Usmani dahulu kala. Beliau sempat menyinggung keperkasaan Turki Usmani dahulu karena kekhalifahan Turki Usmani Berjaya menguasai ilmu pengetahuaan secara mendalam sehingga sanggup membuat senjata sendiri. Hari ini tidak ada negara mayoritas muslim yang mampu membuat senjata canggih yauntuk menyaingi kemampuan negara-negara barat tersebut.
Sedihnya beliau lagi terkait ambruknya penguasaan ekonomi ooleh ummat Islam sehingga negara-negara mayorits muslim menjadi tukang hutang di mana-mana. Prihal ini dapat menjatuhkan Marwah ummat Islam karena banyak yang kehilangan pekerjaan sampai kepada kehiilangan tempat tinggal karena tidak ada pemasukan terukur hari-harinya. Kelemahan ummat Islam menguasai panggung politik juga menjadi sorotan dalam pemaparan taushiyah Tun dalam arena muzakarah ulama tersebut.
Sebagai kalam khatimah perlu kita ambil Pelajaran dari pemaparan Tun Mahathir tersebut seperti: umat Islam tidak boleh tidak harus bangkit ekonominya, umat Islam tidak boleh tidak wajib menguasai pengetahuannya dan umat Islam wajib menguasai politik selaras dengan system politik yang pernah diasaskan Rasulullah SAW pada periode negara Islam Madinah dahulu kala. Kawula muda tidak boleh lalai dan santai dalam hidup ini karena gaya hidup semacam itu bukan gaya hidupnya Rasulullah AW. Semoga Sahaja dapat direnungkan.-
Oleh: Hasanuddin Yusuf Adan