Archive for year: 2022

Jakarta — Netizen Indonesia, terutama umat Islam, meradang setelah selebritas terkenal Deddy Corbuzier mengundang sepasang pria homo ke acaranya. Banyak yang menganggap konten Deddy kali ini sudah keterlaluan, walaupun sebagian di antara netizen juga yang memandang konten-konten dia sebelumnya juga jauh dari kata mendidik.

Bahkan beberapa dai kondang pun turut mengeluarkan pernyataan teguran kepada Deddy Corbuzier atas konten yang dia produksi pada Sabtu 7 Mei 2022 kemarin. Lalu bagaimanakah sejarah kaum homoseksual yang disebutkan di dalam Al-Quran sebagai bagian dari umatnya Nabi Luth alaihi salam pada zaman dahulu?

Dikutip dari laman kisahmuslim.com, dakwah Nabi Luth alaihis salam kepada kaumnya dimulai ketika ia dan Nabi Ibrahim alaihis salam (pamannya) hendak menuju Palestina dari Mesir. Di tengah perjalanan Nabi Luth berpamitan kepada Nabi Ibrahim untuk pergi ke negeri Sadum (dekat laut mati di Yordania) karena Allah telah mengutusnya untuk berdakwah di sana.

Sebagai gambaran, akhlak penduduk negeri Sadum kala itu sangat buruk sekali. Mereka tidak pernah menjaga dirinya dari perbuatan maksiat dan tidak malu berbuat kemungkaran seperti berkhianat kepada kawan dan perzinaan.

Puncak kekejian perbuatan mereka yaitu para laki-laki meninggalkan kaum wanita untuk mendatangi sesama jenis dan melepaskan syahwat mereka. Sungguh-sungguh melampaui batas.

Allah merekam kekejian mereka di dalam Al-Qur’an Surah Asy Syu’ara ayat 160-161 sebagai pengingat kepada umat manusia agar jangan sampai mengikuti perbuatan yang telah dilakukan kaum Nabi Luth alaihis salam dahulu kala.

“Mengapa kamu tidak bertakwa?”– Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,–Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.–Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam.–Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara manusia,– Dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.”

Bukannya mendengarkan seruan tobat dari Nabi Luth, mereka malah bersikap ngeyel, memilih tak beriman kepada Allah, dan mengancam akan mengusir Nabi Luth dari negeri Sadum jika terus-menerus mengganggu perbuatan keji mereka.

Bahkan dalam Al-Qur’an Surah Al ‘Ankabbut ayat 29 mereka menantang balik Nabi Luth untuk meminta kepada Allah supaya menimpakan azab kepada mereka. “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”

Melihat kebebalan kaumnya itu Nabi Luth marah. Maka ia memilih untuk membawa keluarganya pergi menjauhi mereka. Namun alih-alih taat kepada suaminya, istri Nabi Luth lebih memilih berkhianat dan membelot kepada kaum liwath.

Allah kemudian mengutus tiga orang malaikat yang menjelma sebagai manusia yang sangat rupawan untuk membereskan urusan kaum Nabi Luth. Tapi sebelum menuju negeri Sadum ketiga malaikat itu sempat mampir terlebih dahulu ke Nabi Ibrahim alaihis salam.

Kepada Nabi Ibrahim mereka memberikan kabar gembira bahwa beliau akan dikaruniai seorang anak laki-laki dari istrinya yang bernama Sarah. Anak itu kemudian juga menjadi seorang nabi Allah bernama Ishaq alihis salam.

Selanjutnya para malaikat bercerita kepada Nabi Ibrahim bahwa mereka akan mengazab penduduk kota Sadum karena kerusakan yang mereka lakukan dan juga kekafirannya kepada Allah.

Mendengar hal tersebut Nabi Ibrahim pun berkata kepada para malaikat bahwa di sana ada Nabi Luth yang berdakwah kepada penduduk kota Sadum. Para malaikat menenangkan Nabi Ibrahim bahwa Nabi Luth bersama keluarganya telah diselamatkan Allah kecuali istrinya yang telah kafir.

Selanjutnya ketiga malaikat itu mendatangai Nabi Luth dalam wujud yang sama saat mereka menampakkan diri kepada Nabi Ibrahim. Manusia yang rupawan, yang hadir untuk memancing pelaku liwath agar menghampiri mereka.

Sambil berdesak-desakan di pintu rumah Nabi Luth setelah mendengar info ada manusia yang sangat ganteng, kaum liwath itu berteriak-teriak kepadanya untuk dibukakan pintu rumah. Rupanya mereka ingin bersenang-senang dengan ketiga orang ganteng.

Saat itulah ketiga manusia rupawan tersebut memberitahukan siapa jati diri mereka sebenarnya kepada Nabi Luth dan kaumnya. Tak lupa mereka juga menyampaikan maksud kedatangannya ke negeri Sadum yaitu untuk menimpakan azab yang sangat pedih. Bukan untuk bersenang-senang dengan kaum keji.

Karena saking gatelnya ingin bersenang-senang, kaum Nabi Luth pun nekat mendobrak pintu Nabi Luth. Brak! Tapi salah satu malaikat berhasil membuat mata mereka menjadi buta dan sempoyongan.

Nabi Luth pun diminta untuk membawa keluarganya keluar dari negeri Sadum di malam hari karena azab yang akan Allah timpakan direncanakan datang di pagi harinya. Mereka juga menasihatinya agar ia dan keluarganya tidak menoleh ke belakang saat azab itu turun, agar tidak menimpa mereka.

Di malam hari, Nabi Luth ‘alaihissalam dan keluarganya pergi meninggalkan negeri Sadum. Setelah mereka pergi meninggalkannya dan tiba waktu Subuh, maka Allah mengirimkan kepada mereka azab yang pedih yang menimpa negeri itu.

Saat itu, negeri tersebut bergoncang dengan goncangan yang keras, seorang malaikat mencabut negeri itu dengan ujung sayapnya dan mengangkat ke atas langit, lalu dibalikkan negeri itu; bagian atas menjadi bawah dan bagian bawah menjadi atas, kemudian mereka dihujani dengan batu yang panas secara bertubi-tubi. Allah Ta’ala berfirman, “Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya selain istrinya dengan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena mereka menjaga pesan itu, bersyukur atas nikmat Allah dan beribadah kepada-Nya.

Maka Nabi Luth dan keluarganya menjadi teladan baik dalam hal kesucian dan kebersihan diri, sedangkan kaumnya menjadi teladan buruk dan pelajaran bagi generasi yang datang setelahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih.” (Al-Qur’an Surah Adz Dzaariyat: 37).

Sumber : Media Dakwah

Banda Aceh — Akademi Dakwah Indonesia (ADI) yang merupakan lembaga pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh mengirimkan 31 dai dan daiyah yang tergabung dalam “Kafilah Dakwah Ramadhan” ke sejumlah daerah di perbatasan dan pedalaman Aceh serta Sumatera Utara selama Ramadhan 1443 H.

Daerah tersebut diantaranya ke Subulussalam, Pulau Banyak Aceh Singkil dan Aceh tenggara. Juga ke Kabupaten Dairi dan Karo di Sumatera Utara.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur ADI, Dr Abizal Muhammad Yati, Lc, MApada acara pelepasan Kafilah Dakwah Perbatasan di Komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh di Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Senin (28/03/2022).

“Ke 31 kafilah dakwah itu terdiri atas 20 dai dan 11 daiyah. Mereka akan bertugas satu bulan penuh selama Ramadhan terhitung dari 29 Sya’ban hingga 1 Syawal 1443 H,” kata
Dr Abizal.

Ia menjelaskan kegiatan utama yang akan dilaksanakan para dai daiyah muda itu adalah
menghidupkan masjid untuk shalat berjamaah lima waktu, imam shalat taraweh dan shalat fardhu, ceramah ramadhan, khutbah jumat dan idul fitri.

Selanjutnya mengajarkan al-qur’an kepada semua kalangan, pembinaan muallaf, praktek ibadah dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.

“Pengiriman kafilah dakwah ini bekerjasama dengan Forum Dakwah Perbatasan (FDP). Dimana FDP menanggung biaya tranportasi dan konsumsi selama kegiatan berlangsung,” kata Abizal.

Sekretaris ADI, Ustaz Hanisullah M.Pd menambahkan sebelum para kafilah itu diberangkatkan ke lokasi tugas, mareka terlebih dahulu mengikuti pembekalan selama dua hari. Pembekalan tersebut bertujuan agar mareka ini memahami konsep dakwah di dalam masyarakat.

Adapun materi yang disampaikan diantaranya Urgensi Dakwah di Perbatasan, Peta Dakwah, Karakteristik Mad’u dan Memahami Medan Dakwah. Selanjutnya Jurnalistik Dakwah, Da’I Positif, Akhlak Para Dai dan Praktek Khutbah/Ceramah.

“Kita berharap dengan pembekalan tersebut mareka akan semakin percaya diri dan siap menjalankan tugasnya di daerah,” kata Ustaz Hanisullah.

Sementara itu Ketua Dewan Dakwah Aceh Dr. Muhammad AR, M.Ed dalam sambutannya mengatakan sejumlah daerah di perbatasan Aceh dan Sumut sangat membutuhkan kehadiran para dai.

Masyarakat di perbatasan tersebut sangat tertinggal di semua bidang kehidupan terutama bidang agama. Selain itu disana sering terjadinya pendangkalan aqidah dan minim pengetahuan islam serta lemah dalam mengamalkan syariat.

Ia juga berpesan kepada para dai daiyah Kafilah Dakwah Ramadhan untuk memasang niat yang ikhlas, bersabar dalam menghadapi tantangan dakwah dan menyampaikan dakwah dengan cara santun dan lemah lembut.

“Kami mengharapkan melalui kafilah dakwah ini bisa menghidupkan daerah-daerah di pedalaman dan perbatasan Aceh dengan kegiatan-kegiatan keagamaan selama bulan ramadhan. Sehingga masyarakat dapat mengisi ramadhan dengan amal-amal shaleh dan mendapatkan ilmu pengetahuan,” pungkas Dr Muhammad AR.

Banda Aceh – Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Dewan Dakwah Aceh yang berlangsung mulai tanggal 21-23 Maret 2022 di Hotel Grand Nanggroe, Lueng Bata, Banda Aceh telah berakhir. Kegiatan yang diikuti oleh 40 peserta dari pengurus Dewan Dakwah Kab/Kota dan Dewan Dakwah Aceh itu ditutup secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Drs Avid Salihin, MM, Rabu (23/03/2022).

“Tentu saja kita telah mendapatkan rekomendasi-rekomendasi dari kegiatan ini. Selain itu kami berharap sejumlah materi-materinya akan menjadi bekal didalam menjalankan aktivitas dakwah di daerah masing-masing,” kata Ustaz Avid.

Ia juga atas nama Dewan Dakwah menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Gubernur Aceh melalui Dinas Pendidikan Dayah Aceh atas segala fasilitas dan dukungan yang telah diberikan sehingga Dewan Dakwah Aceh telah dapat melaksanakan Rakerwil ini.

“Mudah-mudahan apa yang telah kita lakukan ini diberkahi oleh Allah SWT dan Insha Allah kita akan mendapatkan dukungan seterusnya dari Pemerintah Aceh,” kata Ustaz Avid.

Sementara itu pimpinan sidang Rakerwil Dewan Dakwah Aceh Tahun 2022, Dr Abizal M Yati Lc MA mengatakan Rakerwil tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi, baik eksternal maupun internal.

Adapun rekomendasi eksternal diantaranya Pemerintah Aceh diminta perhatian khusus dan tegas terhadap ponpes yang terlibat tindak kekerasan dan kasus asusila.

Adanya evaluasi menyeluruh terhadap dayah-dayah yang melakukan atau terlibat dalam perlakuan kekerasan dan pelecehan seksual dengan peninjauan standar akreditasi dayah tersebut dan juga sanksi operasional. Membuat standar kode etik pendidik/guru dayah secara baku yang bisa menjadi patron dalam penyelenggaraan pendidikan dayah.

“Melihat fenomena selama ini dimana banyak kasus kekerasan terhadap santri yang dilakukan oleh ustaz dan santri senior di lingkungan pesantren serta kasus asusila seperti pelecehan oleh oknum ustaz/teungku terhadap santriwati. Maka perlunya pengawasan dan pengaturan ketat dalam memberikan izin operasional pesantren serta sanksi yang berat bagi pelakunya,” kata Dr Abizal.

Ia menjelaskan mengingat banyaknya kebutuhan dai di lapangan yang sangat mendesak maka sangat dibutuhkan lembaga khusus untuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dai. Untuk diklat tersebut, Dewan Dakwah Aceh siap untuk berkolaborasi dengan dinas terkait.

Rakerwil juga merekomendasikan agar dai perbatasan tetap dipertahankan keberadaannya dengan memperjelas tupoksi dan indikator kinerja yang terukur melalui monitoring dan evaluasi berkala dengan melibatkan legislatif dan ormas Islam.

“Selain itu dalam rangka penguatan pelaksanaan Syariat Islam, adanya sebuah gampong percontohan islami dan program khusus pembinaan muallaf secara berjenjang,” jelas Ustaz Abizal.

Direktur Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh ini menambahkan hasil rekomendasi internal diantaranya penguatan organisasi dan peguatan langkah dakwah dengan menjalankan langkah-langkah yang strategis dalam pengawalan aqidah, penegakkan syariah, merekat ukhuwah, dan mendukung solidaritas umat Islam.

Target yang ingin dicapai dari penguatan organisasi adalah terwujudnya organisasi Dewan Dakwah yang hidup, aktif, mandiri, kuat dan solid di seluruh tingkatan yang didukung dengan kekuatan finansial yang cukup.

“Penguatan organisasi diantaranya perlu memahami dan menghayati kembali Khittah Dakwah sebagai salah satu panduan perjuangan gerakan dakwah di Dewan Dakwah. Menyiapkan dan meningkatkan kader-kader pemimpin di seluruh tingkatan melalui Lembaga Kaderisasi Dewan Dakwah,” kata Ustaz Abizal.

Sedangkan target yang ingin dicapai dari penguatan langkah dakwah adalah terlaksananya langkah-langkah dan kegiatan dakwah ilallah oleh pengurus dan dai Dewan Dakwah Aceh di seluruh kabupaten/kota.

Diantaranya Dewan Dakwah secara organisasi senantisas menjaga hubungan yang harmonis dengan seluruh partai politik yang memperjuangkan dan melaksanakan nilai-nilai Islam serta menyiapkan kader untuk masuk dalam instansi pemerintah maupun non pemerintah.

Selain itu perlunya berdakwah ke semua kalangan seperti pemuda, remaja, pelajar, mahasiswa serta muslimah. Pelaksanaan proses pendidikan dan kaderisasi haruslah berorientasi dan bertujuan untuk melahirkan dai Ilallah yang memiliki kemampuan dalam memandu ummat di semua aspek kehidupan.

Aceh Besar — Dalam rangka mempererat tali silaturrahmi dan menjalin ukhuwah dakwah di bulan Ramadhan. Pengurus Daerah Dewan Da’wah Kota Langsa melaksanakan berbagai kegiatan selama Bulan Suci Ramadhan 1443 H diantaranya Safari Ramadhan di Lapas Kelas III Lhoknga Kabupaten Aceh Besar pada tanggal 21 April 2022.⁣

Safari Ramadhan Dewan Da’wah Kota Langsa ini juga perdana dilakukan di luar Kota Langsa. Safari Dakwah ini diisi oleh penceramah Ust. Muhammad Ihsan, M.Ag dan didampingi oleh sekretaris Dewan Da’wah Kota Langsa Afrizal Refo, MA⁣
Pada kesempatan itu, Sekretaris Dewan Da’wah Kota Langsa Afrizal Refo, MA menyampaikan bahwa Safari Ramadhan sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa masjid kota Langsa seperti Masjid At-Taqwa Kodim, Masjid Istiqomah Hanura, Masjid Al-Falah Gedubang Aceh dan Masjid Baiturrahim Paya Bujok Seuleumak. ⁣
Adapun tujuan dari Safari Ramadhan ini, antara lain memberi Tausyiah guna memberikan siraman rohani kepada para jama’ah yang hadir juga menjalin Silaturahmi dan diakhiri dengan shalat tarawih berjamaah guna mempererat tali silaturrahmi, ujar Afrizal Refo.⁣
Pelaksanaan kegiatan Safari Ramadhan 1443 H ini, diawali dengan pengantar dari Kasubsie Pembinaan Kelas III Lhoknga Bapak Bahriza,SE Yang juga didampingi oleh Bapak Askandary S.H (Staf Pembinaan Lapas) dalam sambutannya beliau menyampaikan beberapa hal terkait kondisi Lapas Kelas III Lhoknga saat ini, salah satunya adalah kondisi kapasitas. Menurut beliau tingkat kapasitas masih memadai untuk dipantau, kondisi Lapas Kelas III Lhoknga saat ini dihuni sekitar 220 orang dengan kapasitas 250 orang.⁣
Sementara itu, dalam sambutannya Kepala Lapas Kelas III Lhoknga Aceh Besar bapak Yusrizal, SH.,M.Si menyampaikan terima kasih kepada Tim Safari Dewan Da’wah Kota langsa yang sudah bersilaturahim ke Lapas Kelas III Lhoknga dalam bulan Ramadhan tahun ini.⁣
Bersama Kepala Lapas Kelas III Lhoknga Aceh Besar Tim Safari berkesempatan melihat situasi dan kondisi keamanan serta kenyamanan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di dalam Lapas dan berharap agar Safari Ramadhan ini dapat dimaknai positif baik oleh petugas dan WBP sehingga dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT di bulan yang begitu mulia ini. ⁣
Pada sambutannya Kepala Lapas Kelas III Lhoknga Bapak Yusrizal, SH.,M.Si juga menyampaikan beberapa hal yang dianggap sangat penting untuk dilaksanakan oleh para petugas pada Lapas pada khususnya terkait Antisipasi akibat yang dapat timbul dikarenakan kerusuhan di Lapas Kelas III Lhoknga terlebih di saat bulan Ramadhan, beliau juga berpesan “ Dibulan Ramadhan yang suci dan baik ini, marilah kita berbuat baik sehingga amal ibadah kita dapat dilipatgandakan, salah satu bentuk berbuat baik itu adalah dengan cara melaksanakan tugas yang kita emban dengan sebaik-baiknya ”⁣
Sosialisasi ini dilanjutkan dengan Kultum oleh Wakil Ketua Pemuda Dewan Da’wah Kota Langsa Ustad Muhammad Ihsan M.Ag selepas Shalat Isya menjelang tarawih berjamaah. ⁣
Dalam kultum yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Ihsan, beliau mengajak seluruh warga binaan Lapas Lhoknga Aceh Besar agar bersabar atas segala kondisi yang ada juga sembari terus meningkatkan amal shaleh juga terus bersyukur atas segala nikmat yang masih diberikan oleh Allah SWT.

Langsa — Dalam rangka memperingati hari raya Idul Fitri sekaligus mempererat silaturahmi antar sesama pengurus, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Langsa menggelar Halal bi Halal, Ahad (08/05/2022).

Acara yang berlangsung kediaman Ketua Dewan Da’wah Kota Langsa, Dr. Iskandar Budiman, MCL, di Lr. Utama Dusun Pendidikan Gampong Paya Bujok Seuleumak, ini dihadiri langsung oleh Ketua Dewan Da’wah Kota Langsa Dr. Iskandar Budiman, MCL, Sekretaris Umum Afrizal Refo, MA, Bendahara Umum Syawaluddin Ismail, LC.,MA, Ketua Bidang Da’wah Dr. Hamdani, MA dan Pengurus lainnya.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Da’wah Kota Langsa Dr. Iskandar Budiman, MCL mengajak semua lapisan masyarakat untuk memperkuat silaturahmi dan menjaga persatuan, hal ini sesuai dengan tema “Melalui halal bihalal kita bangun silaturrahim dan tingkatkan persatuan Dalam membangun Dewan Da’wah”.

Dr. Iskandar dalam acara tersebut juga menyampaikan, bahwasanya acara halal bi halal ini kita membawa keluarga kita masing-masing dengan tujuan untuk meningkatkan tali silaturrahim di antara kita, terutama kita yang berada di Dewan Da’wah ini.

“Karena seperti kita ketahui bersama, selama wabah Covid 19 yang pernah terjadi sebelumnya, hampir diantara semua kita tidak keluar rumah bersama keluarga tercinta, untuk pergi jalan-jalan apa lagi di tempat-tempat wisata. Untuk itu pada kesempatan kali ini, Alhamdulillah dapat mengadakan acara ini dengan membawa anggota keluarga kita,” ujar Dr. Iskandar

“Mudah-mudahan, dengan diadakannya acara ini, dapat sedikit melegakan pikiran kita dengan menikmati indahnya alam ciptaan Allah ini, dan nikmatnya makan bersama di alam terbuka. Semoga Allah Swt, terus memberkahi setiap langkah kita, dan dakwah yang kita jalankan bersama pengurus, semakin menyejukkan hati kita semua,” Pungkas Iskandar.

Sementara itu, Sekretaris Umum Dewan Da’wah Kota Langsa Afrizal Refo, MA mengajak seluruh pengurus Dewan Da’wah untuk membangun sinergitas dan memperkuat silaturahmi dalam menghadapi tantangan zaman, kita tidak akan kuat kalau terpecah-belah, kita harus bersatu dan bersama-sama dalam berbagai hal, terlebih lagi dalam menghadapi situasi saat ini.

Afrizal Refo juga menyampaikan acara ini digelar untuk mempererat tali ukhuwah antar sesama Pengurus dan harapan bahwa Halal Bihalal Dewan Da’wah ini adalah awal dari sebuah gerakan mulia bagi pergerakan organisasi selaras dengan visi misi Dewan Da’wah selama ini.

“Melalui halal bihalal Dewan Da’wah ini diharapkan dapat menyatukan kita pada satu cita-cita kita bersama, menyelamatkan umat dengan dakwah,” Ungkap Refo

Acara yang dilaksanakan sebelum shalat dhuhur di kota Langsa ini juga dihadiri para tokoh yg berdomisili di sekitar Dusun Pendidikan Gampong Paya Bujok Seuleumak dan dari Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Langsa.

Banda Aceh – Sebanyak 35 dai binaan Dewan Dakwah Aceh dari 23 Kab/Kota di Aceh mengikuti kegiatan Pelatihan Kader Dakwah Aceh Tahun 2022 di Kumala Hotel, Jl. Prof. Ali Hasyimi No.9-10, Lamteh, Kec. Ulee Kareng, Kota Banda Aceh.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh bekerja sama dengan Dewan Dakwah Aceh itu berlangsung mulai tanggal 20-23 April 2022 dan dibuka secara resmi oleh Kadis Syariat Islam Aceh yang diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan Agama Islam dan Tenaga Dai, Dr Fikri Bin Sulaiman Ismail Lc MA.

Ketua Panitia Pelaksana, Rahmad, mengatakan kegiatan pelatihan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas kader-kader dakwah yang memiliki kreatifitas dan berwawasan luas. Sehingga nantinya siap untuk berdakwah kepada masyarakat.

“Pelatihan ini harus mampu membentuk kader pendakwah yang memiliki wawasan dan strategi dalam berdakwah. Dengan demikian akan memudahkan saat berada di lingkungan masyarakat,” kata Rahmad.

Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Dr Muhammad AR, MEd dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Aceh khususnya (DSI) Aceh yang sudah memfasilitasi acara ini dan juga kepada para dai sebagai peserta kegiatan ini.

“Kami mengharapkan kepada para peserta gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya dalam acara ini. Karena tidak semua orang bisa menikmatinya. Ini merupakan forum keilmuan dan nanti akan dara para ahli yang akan memberikan ilmu yang berguna untuk dilapangan,” kata Dr Muhammad AR.

Ia menambahkan saat ini tantangan dakwah semakin nyata dan luar biasa. Maka dari itu para dai harus berfikir lebih lagi terutama kondisi di daerah perbatasan. Menurutnya saat ini kita mengagung-agungkan syariat islam tapi di perbatasan mungkin ada yang tak tahu lagi tentang syariat, oleh karena itu dai di perbatasan sangat diperlukan.

“Kita berharap program-program seperti ini antara Dewan Dakwah Aceh dengan Dinas Syariat Islam dapat berkekalan dan terus berlanjut di masa mendatang,” kata Dr Muhammad AR.

Sementara itu Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh yang diwakili oleh Kepala Bidang Penyuluhan Agama Islam dan Tenaga Dai, Dr Fikri Bin Sulaiman Ismail Lc MA dalam sambutanya mengharapkan semoga kesempatan ini dapat digunakan dengan baik untuk bersilaturrahami dan menyamakan visi antara para dai dan Pemerintah Aceh melalui DSI. Juga sama-sama mendiskusikan permasalahan yang ada di Aceh sehingga akan faham arah mana yang seharusnya dituju dengan tantangan yang begitu besar.

“Sama-sama kita ketahui bahwa sekarang Aceh dalam kondisi yang kritis. Mulai dari penyebaran narkobanya, tindakan asusilai dan pemerkosaan. Jika seperti ini terus menerus dan tanpa intervensi dan kesadaran kolektif untuk mengobati secara serentak maka ditakutkan Aceh ini ‘tidak ada lagi’,” kata Dr Fikri.

Fikri mengatakan masyarakat Aceh patut berbangga karena Aceh merupakan daerah pejuang syariat islam sejak dahulu. Selain itu dalam sejarahnya, tidak ditemukan satu sumber pun yang mengatakan Aceh pernah bekerjasama dengan penjajah.

“Dan ini jelas menandakan bahwa masyarakat Aceh sejak dulu tidak ada negosiasi ketika itu berkaitan dengan akidah,” kata Dr Fikri.

Pada kesempatan itu Dr Fikri menambahkan bahwa pelaksanaan syariat Islam di Aceh tidaklah mungkin diemban oleh Pemerintah saja melalui DSI. Akan tetapi ini juga merupakan amanah yang harus dijaga dan diselenggarakan bersama-sama antara ulama dan umara, lembaga keagamaan bahkan setiap individu muslim.

“Kita menyadari sampai saat ini pelaksanaan syariat Islam di Aceh masih terdapat kendala-kendala yang harus kita hadapi bersama. Namun kita harus tetap dan terus berupaya melanjutkan komitmen kita bersama yaitu melaksanakan syariat Islam secara kaffah di Bumi Serambi Mekkah yang kita cintai ini,” pungkas Dr Fikri

Oleh Dr. Hasanuddin Yusuf Adan

MUQADDIMAH

Pemerintah Indonesia yang dipimpin presiden Jokowidodo sekarang ini sedang berupaya memberantas teroris, ekstrimis dan radikalis yang terkesan mata pandangnya adalah muslim tha’at yang bernuansa sunnah dan tidak disenangi pemerinntah. Sehingga terjadilah penangkapan demi penangkapan dengan alasan yang dikait-kaitkan seperti penangkapan mantan sekjen FPI; Munarman, penangkapan anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zein An-Najah, Farid Okbah, dan Ustaz Anung Al-Hamat.

Sa’at ini muncul satu lagi rencana pemerintah melalui Polri mau menata masjid-masjid di Indonesia guna  mencegah tindakan ekstremisme dan terorisme. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Mabes Polri, Brigjen Pol Umar Effendi dalam acara Halaqah Kebangsaan Optimalisasi Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme yang diselenggarakan MUI pada Rabu, 26 Januari 2022 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta. Menurut Umar, ada sejumlah masjid di Indonesia yang dijadikan tempat untuk penyebaran radikalisme. Tak hanya di masjid, dia juga menyampaikan media sosial kerap digunakan sebagai sarana bagi kelompok teroris untuk menyebarkan radikalisme.

Menanggapi issue tersebut sebagaimana disiarkan https://www.babe.news/a/ 27 Januari 2022 pukul 15.28, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis ikut buka suara, menurutnya kalau mau dipetakan bukan hanya masjid sebagai rumah ibadah ummat Islam saja tetapi juga rumah ibadah ummat beragama lain seperti gereja (Katolik dan Protestan), Vihara (Budha), Pura (Hindu), Klenteng atau Kelenteng (Konghucu). Pemerintah semestinya harus berlaku adil terhadap rakyatnya dengan tidak mendiskreditkan salah satu penganut agama dengan mengistimewakan penganut agama lainnya. Apalagi pihak yang didiskreditkan itu komunitas yang mayoritas di negeri ini, mengikut logika sehat pihak mayoritas berhak mendapatkan kelebihan fasilitas bukannya dianggap sebagai penjahat.

UPAYA DEISLAMISASI

Kalau pemerintah bertindak berat sebelah yang terkesan menyudutkan Islam dan muslimin di negeri ini berarti pemerintah sedang melakukan gerakan deislamisasi yang sangat berbahaya untuk keutuhan bangsa dan negara. Mengikut makna yang tertera dalam KBBI, deislamisasi bermakna penghilangan harkat Islam, contoh kalimatnya; mereka berusaha merusak ajaran Islam dari dalam dengan menggerogoti nilai-nilai Islam yang disebut deislamisasi.

Kalau masjid dipeta, dipantau, didiskualifikasi, apalagi kalau didiskreditkan maka otomatis itu merupakan usaha merusak Islam dari dalam karena pasti ujung-ujungnya menangkap khatib, pengurus masjid, imam dan siapa saja yang mau dijadikan target. Pada waktu seperti itulah chaos, huru hara, prahara, bencana akan terjadi karena ada pihak yang merasa dirugikan dan didiskriminasi lalu melawan, ujung-ujungnya berakhir dengan dua kemungkinan: amalan doktrin Islam menjadi lemah, prosentasi muslim menjadi minin dan non muslim semakin bertambah. Dengan demikian ideologi sepilis meraja lela yang ujung-ujungnya Indonesia mengarah kepada negara sekuler atau negara komunis.

Kalau benar-benar masjid akan dipeta dan dipantau oleh Polri maka mulai dari pengurus masjid (BKM), imam masjid, panitia pembangunan masjid serta jama’ah yang beribadah di masjid akan merasa takut dan tidak berani menyampaikan ajaran Islam yang tidak disenangi oleh Polri dan pemerintah. Dari sanalah akan muncul secara otomatis upaya deislamisasi untuk Islam dan ummatnya. Dengan demikian ummat Islam akan semakin takut mendatangi masjid manakala ada masjid yang dilabelkan pemerintah sebagai masjid radikalis, teroris dan ekstrimis, manakala itu yang terjadi maka berakibat kepada: kosongnya masjid, lemahnya amalan Islam oleh ummatnya, terbuka peluang bagi pemerintah untuk mengambil alih masjid karena tidak ada jama’ah yang menggunakannya lagi. Ujung-ujungnya berakhir dengan pengurangan rumah ibadah muslim dan penambahan rumah ibadah non muslim di negeri mayoritas muslim dan dimerdekakan oleh ummat Islam ini. Itulah gerakan deislamisasi yang bakal terjadi

Ada kemungkinan lain yang bakal terjadi adalah; ketika Polri jadi memeta masjid maka pihak pengelola masjid akan pilih-pilih khatib dan guru ngaji yang disenangi pemerintah, pengurus masjid akan menyetel khatib dan penceramah untuk menyampaikan bahan ceramahnya yang disenangi pemerintah walaupun tidak selaras dengan Islam dan tidak disukai penceramah/khatib. Kalau demikian yang terjadi maka ada unsur pelanggaran HAM di sana karena membatasi ekspressi ajaran agama. Kemungkinan lain yang mungkin terjadi adalah setiap masjid di Indonesia akan dikuasai, dihatur, dikontrol dan diarahkan oleh pemerintah, manakala rezim yang memerintah bernuansa sekuler, plural, liberal, komunis dan nasionalis maka di sanalah terjadi deislamisasi di negara mayoritas muslim ini.

EFEK YANG AKAN DITERIMA

Kalau kemungkinan kondisi semacam itu bakal terjadi maka efek yang akan diterima oleh negara dan bangsa ini adalah sekalian bangsa dan negara akan muflis. Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) muflis berarti; tidak mampu membayar utang atau bangkrut. Muflis yang kita maksudkan di sini adalah negara akan bangkrut dari semua sisi kehidupan, bangkrut pengamalan agama bagi ummat Islam, bangkrut moral dan peradaban, bangkrut ekonomi dan pendidikan, bangkrut ukhuwwah dan sosial kemasyarakatan. Menurut kementerian Keuangan posisi utang pemerintah sampai akhir Oktober 2021 sebesar Rp 6.687, triliun, ini bermakna negara sudah muflis. (https://www.cnbcindonesia.com/news/), 29 November 2021 12:38.

Manakala muflis itu terjadi maka besar kemungkinan negara akan kehilangan kekuatan, terutama sekali kehilangan kekuatan Islam yang selama ini menjadi pertahanan paling tangguh semenjak perlawanan kemerdekaan. Ketika kekuatan Islam muflis di negeri ini maka negeri ini akan dirampas, direbut, dikuasai ibarat tikus beramai-ramai berebut padi dalam karung setiap hari sehingga padi itu akan habis pada masanya dan tikus menjadi gemuk sementara pemiliknya (muslimin) akan menjadi tetamu di negeri sendiri yang dihatur, diperintah, dipaksa, dijarah, diusir, atau dibunuh sebagaimana yang telah terjadi di Andalusia untuk kasus lama dan di Angola untuk kasus baru.

Bunga-bunga kearah itu sudah lumayan lama tercium dari rezim pimpinan Jokowidodo ini semisal berkeliarannya para buzzer yang tugasnya menjelekkan Islam dan ummat Islam, mengamputasi ajaran Islam, mengkampanyekan toleransi antar ummat beragama yang tidak menguntungkan Islam. Terjadinya pemberian kekuasaan yang berlebihan kepada kaum minoritas, mengikat hubungan dengan negara luar yang punya missi menghabisi dan mengamputasi Islam, membuka peluang masuknya bangsa asing menjadi warga negara negeri ini, pembiaran berkembangnya ideologi komunis, syi’ah, Baha-i, dan semacamnya.

Seandainya upaya pemetaan masjid itu dimaksudkan untuk mengkalkulasikan para radikalis, ekstrimis dan teroris yang secara otomatis untuk para da’I dan pengelola masjid maka itu tergolong kedalam upaya deislamisasi yang sangat membahayakan bagi eksistensi Islam dan muslimin, padahal radikalis dan teroris yang dimaksud berkeliaran di luar masjid kenapa masjid yang menjadi sasaran. Kalau benar-benar rezim negeri ini melakukan itu dengan tujuan tersebut maka rezim betul-betul sudah muflis ‘aqidahnya bagi yang beragama Islam, betul-betul rezim itu kehilangan akhlak dan moral terhadap ummat Islam yang selama ini digadang-gadang dengan retorika toleransi, sementara mereka intoleransi terhadap Islam dan ummat Islam.

Inilah bunga-bunga muflis sedang mekar dan berkembang di negeri ini baik terkait dengan eksistensi Islam maupun terkait dengan eksistensi NKRI. Karena kalau kekuatan Islam muflis di negeri ini, negeri ini juga akan dengan mudah muflis disebabkan hilangnya agama yang diakui kebenarannya oleh Allah, dengan demikian bantuan Allahpun akan jauh daripadanya. Untuk itulah ummat Islam harus paham dan mengerti kondisi-kondisi terkini sehingga tidak salah kaprah dalam mengayomi negeri. Setiap muslim berkewajiban membela Islam dan muslimin, berkewajiban menjalankan syari’at Islam sebagai perintah Allah termasuk dalam dimensi kenegaraan.

Kalau rezim negeri ini yang mayoritas muslim lebih memahami doktrin Islam maka mereka tidak akan mudah dijadikan pion oleh pihak-pihak yang menguasai dunia hari ini. Sebaliknya sangat berkewajiban bagi rezim mayoritas muslim untuk menguasai mereka agar mereka tidak mengganggu Islam dan ummat Islam. Rezim Islam tidak memahami hakikat doktrin agamanya maka Islam, bangsa dan negaranya bakal menjadi muflis. Ketika itu yang akan terjadi maka anak cucu di suatu masa nanti membaca sejarah prilaku rezim muslim hari ini akan geleng-geleng kepada menyalahkan para pendahulunya di suatu masa nanti, namun itu semua tidak lagi bermakna karena nasi sudah menjadi bubur lagi basi, sudah cair jadi bubur basi lagi, kalau cair jadi bubur tetapi belum basi masih bisa dimakan oleh anak cucu, manakala cair dan basi kucing, ayam dan bebekpun tidak mau makan lagi. Itukah target para rezim muslim yang sedang diperankan sekarang ini? Wallahu a’lam bishshawab.

penulis adalah Dosen Siyasah pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry.

diadanna@yahoo.com

Oleh: Muhammad Syafi’i Saragih, M.A

Bisakah membuat perubahan dengan istighfar?. Mungkin sebagian orang akan mempertanyakan bagaimana kalimat-kalimat istighfar dapat mengubah sesuatu. Tetapi, sebagian orang yang memiliki kepercayaan yang tinggi, tanpa ragu, mereka yakin hal itu. Sekarang, bagaimana istighfar dapat mengubah segalanya?.

Mungkin juga sebagian orang berpikir, kalaupun istighfar dapat membuat perubahan, pasti itu perubahan kecil. Akan tetapi, sesungguhnya istighfar dapat membuat perubahan yang sangat dahsyat, bahkan ketika langit akan pecah dan runtuhpun, dengan kekuatan istighfar, Allah menahan hal itu, sehingga selamatlah manusia.

تَكَادُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِن فَوْقِهِنَّ ۚ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَن فِى ٱلْأَرْضِ ۗ أَلَآ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya: “hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Penyayang. (Q.S. As-Syura: 5)

Dengan kekuatan istighfar yang dimohonkan oleh malaikat, manusia yang ada di bumi selamat dari pecahnya langit. Bayangkan, jika langit pecah berhamburan dan jatuh ke bumi, bukankah itu berarti pertanda kiamat besar?

Bukankah itu pertanda akhir dari segala kehidupan? Bukankah itu berarti kita akan terpisah dari anak dan isteri? Ayah dan ibu, sanak saudara, dan terpisah dari segala sesuatunya yang pernah kita miliki?

Jika istighfar mampu memberikan dampak yang luar biasa bagi peristiwa alam seperti itu, tentu istighfar lebih mampu lagi memberi dampak perubahan pada diri seseorang. Perubahan dari melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk menjadi kebiasaan-kebiasaan baik.

Oleh karenanya, mulailah dengan membiasakan diri senantiasa beristighfar kepada Allah Swt sang pemilik jiwa, kapanpun dan dimanapun, pada setiap kesempatan, basahilah bibir dengan kalimat-kalimat istighfar sebagai ungkapan permohonan ampun kepada-Nya.

Memang, bacaan Istighfar “Astaghfirullah” atau lengkapnya “Astaghfirullahhal’azim” adalah kalimat yang sangat pendek dan bisa diucapkan dengan mudah. Namun demikian, jika dibaca secara rutin dalam setiap waktu dan kesempatan, lebih-lebih sehabis melaksanakan shalat akan memberikan dampak yang luar biasa bagi pelakunya. Berikut ini beberapa kedahsyatan istighfar;

  1. Mengangkat derajat seseorang di surga

Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu berkata, “Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?” Allah berkata “Karena istighfar anakmu untukmu.” (HR.Ahmad dengan sanad hasan).

  1. Menjadi sebaik-baik orang yang bersalah

Rasulullah bersabda,”Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat.”(HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim)

  1. Menjadi hamba Allah yang sejati

Allah berfirman,”Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo’a: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,” (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur.” (Q.S. Ali Imran: 15-17)

  1. Terhindar dari sifat zalim

Allah berfirman,”Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (Q.S. Al-Hujurat: 11)

  1. Memperoleh rahmat dari Allah Swt

FirmanNya, “Hendaklah kalian meminta ampun (beristighfar) kepada Allah Ta’ala, agar kalian mendapat Rahmat” (Q.S. An-Naml :46)

Dalam firman-Nya yang lain; “Maka Aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun (beristighfar) kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan dengan lebat, dan akan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan untuk kalian kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untuk kalian sungai-sungai.” (Q.S. Nuh:10-12)

  1. Mengecewakan Syaitan Dan Membuat Syaitan Putus Asa

Sesungguhnya syaitan telah berkata, “Demi kemulian-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya,”Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku” (HR. Ahmad dan al-Hakim)

Ali bin Abi Thalib pernah didatangi oleh seseorang,”Saya telah melakukan dosa. “Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi”, kata Ali. Orang itu menjawab, Saya telah bertaubat, tapi setelah itu saya berdosa lagi. Ali berkata, “Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi.” Orang itu bertanya lagi, Sampai kapan? Ali menjawab, Sampai syaitan berputus asa dan merasa rugi.” (Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).

  1. Dosa-Dosanya Diampuni

Rasulullah bersabda, “Allah telah berkata, Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang menyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengampuni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya).” (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi)

Imam Qatadah berkata, “Alquran telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar.” (Kitab Ihya Ulumiddin: 1/410)

  1. Terbebas dari Azab Allah

Istighfar merupakan sarana yang paling pokok untuk membebaskan diri dari adzabnya, sebagaimana firman-Nya, Artinya: “Dan tidaklah Allah Ta’ala akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (Q.S. Al-Anfal: 33)

  1. Selamat Dari Api Neraka

Hudzaifah pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku masuk neraka. Rasulullah bersabda, Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam.” (HR.Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).

  1. Mendapat Balasan Syurga

Allah Berfirman; “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan syurga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Q.S. Ali Imran: 135-136)

  1. Mengusir Kesedihan Dan Melapangkan Kesempitan

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad)

  1. Melancarkan Rezki

Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rezkinya karena dosa yang dilakukannya.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah)

  1. Berkepribadian Sebagai Orang Bijak

Seorang ulama berkata,”Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam. Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar.” (Kitab Tanbihul Ghafilin: 67)

  1. Membersihkan Hati

Rasulullah bersabda, “Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya.” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi)

  1. Mengikuti Sunnah Rasulullah

Abu Hurairah berkata,”Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, Demi Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR.Bukhari)

Itulah beberapa keistimewaan dan kedahsyatan dari istighar. Semuanya merupakan efek istighfar tersebut. Istighfar yang dilakukan berulang-ulang sebanyak mungkin akan memberikan dampak yang luar biasa pada diri kita.

Kalau sebelumnya kita memiliki kebiasaan tidak perduli dengan orang lain, terutama mereka yang membutuhkan, dengan kalimat istighfar yang menghunjam dalam hati, kita akan lebih bermanfaat bagi orang lain karena telah memilki hati yang lebih bersih dari sebelumnya.

Tidak ada kerugian sedikitpun dengan istighfar. Sebaliknya, perubahan yang dahsyat menjadi hasil yang sepadan. Masihkah kita mengabaikan istighfar? Mengapa kita tidak memulainya dengan segera.

Kapan lagi kita meluangkan waktu untuk menghadap kepada sang Khaliq, memohon ampunan dari-Nya, merendahkan diri di hadapan-Nya dengan meletakkan kening di atas tanah dimana kita berasal darinya. (mediadakwah)

Penulis adalah Wakil Ketua DDII Kab. Simalungun, Sumut.

Oleh: Muhammad Syafi’i Saragih, M.A

Ketika anda berada dalam suatu tempat, dimana tidak ada satu orangpun yang anda lihat, tidak juga pepohonan dan hewan, anda sendirian, tak terdengar suara apapun, bahkan hentakan kaki semut juga tidak, anda berada dalam kegelapan, pandangan terbatas karena gelapnya, anda seakan jatuh dari tempat yang sangat tinggi, tak ada ranting, tak ada dahan, tak ada sesuatu untuk pijakan. Sanak saudara, handai taulan, kerabat, orang-orang di sekitar anda, tak satupun yang datang padahal anda sudah menjerit memanggil mereka, siapa lagi yang akan anda panggil?. Kepada siapa lagi anda akan bersandar?.

Atau ketika anda berada dalam kejatuhan yang menyakitkan. Usaha anda bangkrut, anda dipecat dari pekerjaan, istri dan anak-anak meninggalkan anda, rumah disita, semua harta tak tersisa, jangankan untuk membeli sesuatu, untuk mendapatkan sesuap nasi bertahan hidup saja tak mampu lagi, hingga semua orang meninggalkan anda, karena anda tak lagi punya apa-apa. Anda menjadi gelandangan di jalanan, anda hanya bisa makan dari sisa-sisa makan orang yang sudah terbuang, anda hanya bisa tidur di emperan, yang kapanpun anda bisa dibangunkan, anda tak bisa lagi berjalan membusungkan dada karena kesombongan, anda tak bisa lagi menunjuk jari untuk memerintah orang, anda tak bisa lagi berkata-kata dan didegarkan, anda tak bisa lagi apa-apa, karena anda sudah menjadi bukan apa-apa. Kepada siapa anda bergantung? Kepada siapa anda akan meminta? Kepada siapa anda akan memasrahkannya?.

Tidak ada tempat untuk hal itu semua kecuali kepada Allah sang pencipta seluruh jiwa dan raga. Tidak ada tempat meminta dan bergantung kecuali kepada-Nya. Bersandarlah kepada-Nya, sebab Dia sebaik-baik tempat sandaran. Jika anda bersandar pada orang lain, ia akan meninggalkanmu, karena manusia akan binasa. Teman yang anda sandarkan diri kepadanya, juga mencari sandaran lain yang kokoh, ketika anda tidak lagi menjadi tempat sandaran yang kuat, ia akan pergi meninggalkanmu. Ketika anda tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ketika anda tidak bisa diandalkan lagi, anda akan dibuang.

Lihatlah para pemain bola profesional, ya, memang mereka bergelimang harta, mereka selalu dipuja dimana pun mereka berada, kehadirannya selalu dinanti bahkan untuk sebuah tanda tangan dan lambaiannya. Mereka akan dibayar dengan harga yang menjulang tinggi karena kemampuannya, tapi perhatikanlah ketika mereka sudah dianggap tak lagi berdaya, mereka dijual dengan harga yang tak seberapa, mereka akan disingkirkan dari klub dimana mereka berada. Hingga satu masa, dimana mereka benar-banar tidak berharga. Apalah artinya harga di mata manusia dibandingkan harga di mata Sang Pencipta.

Begitulah kehidupan ini, ketika anda dianggap mempunyai harga di mata manusia, anda akan dipelihara, dijaga, dipuja, bahkan dilalaikan dari kehidupan nyata. Sebaliknya, ketika harga itu tidak ada pada diri anda, anda “ada” tapi “tiada”.

Oleh karenanya, bergantunglah hanya kepada-Nya. Karena Dia lah yang menciptakan semua tempat bergantung. Bagaimana anda bergantung pada yang sama dengan anda, karena dia juga diciptakan oleh-Nya, sama seperti anda.

Mulai saat ini, biasakanlah untuk tidak bergantung pada selain Allah Swt. Jangan pernah takut ketika anda dalam keadaan susah, jangan pernah ragu kepada-Nya ketika anda ditinggalkan dan sendirian, jangan pernah menyerah ketika semua orang menjauhkan anda, jangan pernah berpikir mengakhiri hidup karena anda bangkrut, jangan pernah mencari jalan yang sesat ketika anda terpaksa. Jangan pernah terbersit sedikitpun dalam pikiran mencari tempat bergantung dan bersandar kecuali kepada-Nya. Dia selalu ada ketika yang lain entah kemana, Dia selalu di sisimu, bahkan ketika anda lupa pada-Nya.

Artinya: “dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (Q.S. Qaf: 16)

Jangan pernah dengarkan bisikan syetan, kalau dia mengatakan “aku punya segalanya”, karena anda sangat memahami kalau mereka musuh yang nyata. Jangan pula bergantung pada harta, karena ia akan sirna, lagipula harta bisa jadi nestapa dan bencana.

Artinya: “dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S. Al-Anfal: 28)
Berapa banyak keluarga yang terpisah dan bermusuhan hanya karena harta. Merasa karena pembagian tidak merata. Dulunya mesra kini tak tertawa. Hanya karena rakus harta. Rasa yang begitu kuat kepada harta membuat seseorang bergantung kepadanya. Ketika harta itu tidak ada, jiwa menjadi gila.

Tidak ada sedikitpun keuntungan bergantung pada selain-Nya. Dia selalu ada untuk diminta. Segala rasa kecewa, rasa gundah dan gulana hanya akan terobati dengan menghadirkan-Nya dalam jiwa. (mediadakwah)

Penulis adalah Wakil Ketua DDII Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

Oleh: Muhammad Syafi’i Saragih

Persepsi atau cara pandang itu adalah hasil dari sebuah bentukan pikiran. Apa yang dipikirkan akan menghasilkan sebuah cara sikap, dan cara bersikap itu akan melahirkan cara berperilaku.

Menurut saya muaranya dari sini. Kita itu dituntut untuk memulai semua pandangan terhadap sesuatu dengan cara yang positif, bukan negatif. Kalau mikirnya positif, auranya juga positif. Begitu sebaliknya.

Kenapa orang, terkadang karena hal yang barangkali sepele bisa terpicu amarah yang luar biasa? Bahkan bisa sampai ke penganiayaan fisik dan bahkan pembunuhan? Banyak kejadian kita dengar dan saksikan, apakah di rumah tangga, kehidupan bertetangga, di pasar, dan di tempat umum lainnya, orang adu mulut, berkelahi yang tak jarang pula berujung pada kematian, karena masalah sepele. Kenapa? Ini lagi-lagi ini soal persepsi.

Motivator Muslim dunia Dr. Ibrahim Elfiky (2009) menulis buku fenomenal berjudul “Terapi Berpikir Positif”. Menurutnya, berpikir positif ternyata bisa menyembuhkan, menjadi obat bagi mereka yang ingin hidupnya bahagia, dan juga bisa menjadi solusi praktis bagi mereka yang saat ini hidupnya dipenuhi kesulitan demi kesulitan.

Ketika kita berpikir positif, yang dalam bahasa agama “Husnudzon”, maka itu akan membangkitkan sugesti dari dalam diri. Sehingga muncul semangat yang jika sugesti itu kian kuat, maka semangat itupun bergunung-gunung, yang mana semangat itu akan mengalirkan kekuatan pada tubuh. Orang yang lemah dengan sendirinya akan menjadi kuat, yang takut jadi berani, yang ciut jadi nekat.

Satu bukti sejarah yang tak terbantahkan tentang pikiran positif itu mampu membangkitkan kekuatan dahsyat adalah ketika raja Thalut dan pasukannya akan berperang melawan Zalut penguasan zalim. Para pasukan sudah merasa ciut mendengar kebengisan dan kekejaman Zalut, dan jumlah tentaranya yang banyak, yang kala itu menurut beberapa riwayat jumlah pasukan Thalut hanya berkisar tiga ratusan saja.
Adapun pasukan Zalut diperkirakan berjumlah ribuan orang. Namun, itu tak menyurutkan langkah para mujahidin di jalan Allah Swt, persepsi mereka tentang perang adalah jalan jihad bertemu dengan sang Rabbul Jalil, yang membuat perang menjadi ladang jihad, di mana perang bagi banyak adalah hal yang menakutkan. Kisah ini begitu apik diabadikan dalam Al-Qur’an Surah Al Baqarah ayat 249;

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوْتُ بِالْجُنُوْدِ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ مُبْتَلِيْكُمْ بِنَهَرٍۚ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّيْۚ وَمَنْ لَّمْ يَطْعَمْهُ فَاِنَّهٗ مِنِّيْٓ اِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً ۢبِيَدِهٖ ۚ فَشَرِبُوْا مِنْهُ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗ فَلَمَّا جَاوَزَهٗ هُوَ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۙ قَالُوْا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ ۗ قَالَ الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوا اللّٰهِ ۙ كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢبِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: Maka, ketika Talut keluar membawa bala tentara(-nya), dia berkata, “Sesungguhnya Allah akan mengujimu dengan sebuah sungai. Maka, siapa yang meminum (airnya), sesungguhnya dia tidak termasuk (golongan)-ku. Siapa yang tidak meminumnya, sesungguhnya dia termasuk (golongan)-ku kecuali menciduk seciduk dengan tangan.” Akan tetapi, mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Allah bersama orang-orang yang sabar. (Q.S. Al Baqarah; 249)

Bukankah keberhasilan tentara Thalut karena pikiran dan persepsi positif? Begitulah, pikiran dan persepsi positif, sekali lagi saya katakan mampu memberikan kekuatan yang bisa jadi tak terduga. Persepsi positif ini akan melahirkan sugesti dari dalam diri yang akan menghasilkan kekuatan dan semangat yang kuat.

Seringkali, ketika orang sedang dalam keadaan sakit, dokter dan siapapun yang menjenguk pasti akan mengatakan kalimat-kalimat yang memberi semangat. Nah, kalimat-kalimat itulah yang kalau direspon dengan positif maka akan menjadi kekuatan dan sugesti terhadap diri sendiri untuk bangkit dan yakin bahwa Allah swt akan memberinya kesembuhan. Imbasnya, akan berpengaruh pada imun tubuh yang secara alamiah dan berdasarkan sunnatullah, akan berdampak pulih secara berangsur-angsur.

Orang yang sedang mengalami masalah besar, juga selalu dianjurkan untuk memandangnya secara positif. Agar apa? Agar dapat membangkitkan kembali semangatnya yang jatuh, kekuatannya yang sedang melemah, pikirannya yang sedang galau. Hal paling kecil dari pikiran positif dalam hal ini adalah terjauhkannya kita dari stress, depresi, dan bahkan mungkin kegilaan.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah Muhammad Saw junjungan kita bersabda;

“Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair dari al-Laits bin Sa’ad dari Ja’far bin Rabi’ah dari al-A’raj, ia berkata: bahwa Abu Hurairah berkata dari Rasulullah SAW bersabda, “Berhati-hatilah kalian terhadap prasangka, sesungguhnya prasangka merupakan kebohongan yang terbesar (HR. Al-Bukhori)

Hadis di atas menjelaskan kepada kita tentang larangan berprasangka buruk, karena prasangka buruk memberikan dampak negatif yang sangat besar bagi kehidupan manusia, dan dampak tersebut bahkan bisa menggerogoti semua kebaikan yang telah dilakukannya.

Islam memerintahkan umatnya untuk selalu berpikir positif, meskipun berpikir positif itu sendiri kerap mendapatkan kesulitan untuk dipraktekkan. Banyak orang yang mengetahui tentang konsep berpikir positif, tetapi mereka tidak memberikan perhatian yang cukup kepada pikirannya. Sehingga sadar atau tidak, pikirannyapun masih berdampak negatif.

Lantas bagaimana cara kita membangun dan membiasakan berpikir positif?.

Menurut sebuah riset, manusia setiap harinya kurang lebih berpikir 60 ribu kali. Bahkan, riset dari Fakultas Kedokteran Universitas San Fransisco (1986) menyebutkan, 80 persen dari pikiran manusia cenderung menyuruh pada hal-hal yang negatif. Dari pikiran-pikiran negatif ini akan mengarahkan untuk berperilaku buruk dan menyimpang. Jika tidak dikendalikan sejak awal, perilaku negatif ini akan membentuk watak dan karakter buruk seseorang. Ini yang harus kita hindari bersama.

Agama juga telah mengajarkan pada kita resep sederhana, yaitu dengan riyadhah (latihan) berpikir positif bahwa segala sesuatu itu terjadi tidak lepas dari takdir Allah. Nah, kita diminta untuk selalu husnuzan kepada takdir Allah. Apa pun itu! Karena, sesuai dengan firman-Nya yang artinya:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui“, (QS al-Baqarah: 216)

Ini bukti bahwa Allah Swt itu selalu bersama kita (muraqabah). Apa pun yang terjadi, ketika kita merasa dekat dengan Allah, kita akan terus mampu berpikir positif. (mediadakwah)

Allahu A’lam

Penulis adalah Ketua DDII Kab. Simalungun, Sumut.