Archive for month: Juni, 2017

Musyawarah Daerah Dewan Da’wah kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2017 yang digelar pada tanggal 20 s/d 21 Mei 2017 di Aula Khana Pakat (Gues House) Blangpidie ditutup dengan penetapan Iin Supardi, S.S,M.E.I sebagai Ketua Umum periode 2017-2020.

Proses Musyda ke – IV ini berjalan dengan baik yang dipimpin oleh Ir. Zuhardi dan melahirkan program – program untuk pengurus masa yang akan datang. Said Azhar, S.Ag selaku Sekretaris Umum Dewan Da’wah Aceh, dalam penutupan musyda menyampaikan, “Dewan Da’wah di Abdya mengalami perkembangan cukup baik, kami berharap pengurus yang terpilih dapat melaksanakan program kedepan dengan maksimal, secara organisasi kita harus sinergi antar Daerah, Provinsi dan Pusat sehingga upaya da’wah kepada ummat terintegrasi dengan baik,” Senin,
(22/5).

Ia juga menambahkan, untuk kedepan Dewan Da’wah terus melakukan komunikasi dan kerjasama Internasional sebagai gerakan bersama dalam menghadapi pemurtadan, liberalisme dan sekularisme serta penguatan gerakan Islam.” imbuhnya

Musyda ke – IV yang berlangsung selama dua hari ini, melahirkan Iin Supardi sebagai Ketua Umum yang dipilih oleh tim formatur. Selain ketua, tim formatur juga menetapkan Ilman Syahputra, M.Si sebagai Sekretaris Umum dan Sahilmi, SE, MM sebagai Bendahara Umum periode 2017 – 2020.

Dalam sambutannya pasca dinobatkan kembali sebagai Ketua Umum, Iin Suparti menyampaikan, “Ini musibah bagi saya yang kembali ditetapkan sebagai ketua, namun ketika sudah diberi kepercayaan saya mengajak kita semua untuk sama-sama berbuat untuk da’wah di Abdya, mari kita selamatkan Abdya dengaan da’wah”,” ajaknya.

Iin juga berharap, bersama para pengurus dan seluruh kader Dewan Dakwah Abdya, ia yakin pasti bisa melanjutkan pekerjaan da’wah yang belum selesai dan melahirkan kader-kader da’wah tangguh dimasa yang akan datang. []

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Aceh Barat Daya (Dewan Dakwah Abdya) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke IV di Wisma Khana Pakat, Blangpidie, Sabtu (20/05).

Musda tersebut di buka secara resmi oleh Bupati Aceh Barat Daya yang diwakili Asisten Pemerintah, Drs. Yafrizal. Turut dihadiri Ketua Dewan Dakwah Aceh DR Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MCL MA, Majelis Syura Dewan Da’wah Abdya, MPU, Muhammadiyah, NU dan tamu undangan lainnya.

Ketua Panitia Hasyimi S.Ag, dalam laporannya menyampaikan ada beberapa agenda penting dalam pelaksanaan Musda itu, diantaranya pertanggungjawaban pengurus lama, pemilihan pengurus baru untuk periode 2017-2020 dan penyusunan program kerja. Dan ia berterima kasih kepada semua pihak atas dukungan agar terlaksananya kegiatan ini.

“Kita akan melaksanakan Musda ini selama dua hari, 20-21 Mei 2017. Pembukaan dan musyawarah pemilihan Ketua dan pengurus baru di hari pertama, kemudian dilanjutkan dengan Up Grading pengurus baru dengan materi Sejarah Dewan Da’wah dan Penguatan Organisasi pada esoknya,” kata Hasyimi.

Ketua Umum Dewan Da’wah Abdya, Iin Supardi S.S, M.E.I, mengatakan kepengurusannya itu telah banyak melaksanakan kegiatan sejak 2013. Diantaranya Seminar Internasional Ekonomi Islam, workshop pemikiran islam dan penguatan potensi da’wah.

“Ini semua merupakan wujud upaya kita terhadap da’wah di Aceh Barat Daya. Selain itu Dewan Da’wah Abdya juga sudah memiliki tanah hibah untuk pembangunan mesjid dan sekretariat. Dan kami sangat mengharapkan sumbangsih dari donatur untuk pembangunan ini,” ujar Iin.

Sementara itu Ketua Umum Dewan Da’wah Aceh DR Tgk Hasanuddin Yusuf Adan MA, MCL dalam sambutannya mengatakan Dewan Dakwah hadir di Indonesia dengan menyambut perkembangan bangsa yang gencarnya kristenisasi, liberalisasi dan pendangkalan akidah. Dan kondisi bangsa Indonesia saat ini katanya hampir 80% bidang ekonomi dikuasai oleh non muslim dan aseng-asing. Begitu juga dengan wilayah politik.

Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN AR Raniry ini menambahkan, posisi umat Islam saat ini sangat terjepit. Terjadinya kriminalisasi ulama. Adanya streotype negatif terhadap umat Islam. Munculnya isu radikal, makar dan lain-lain.

“Ini bisa kita pertanggungjawabkan datanya. Selain itu puluhan orang Aceh juga telah menjadi pendeta di Medan dan Jakarta. beginilah kondisi yang sangat memprihatinkan umat di Aceh,” tegas Tgk Hasanuddin.

Mencermati berbagi persoalan bangsa tersebut, Ketua Dewan Dakwah Aceh ini berharap agar Dewan Dakwah Abdya dapat mengambil peran strategis untuk meminimalisirnya. Ia juga mengapresiasi program-program yang telah dilaksanakan oleh pengurus lama. Dan berharap kepengurusan yang baru dapat mempertahankan eksistensinya serta bisa terbentuknya pengurus cabang di setiap kecamatan.

Dalam sambutannya saat membuka acara Bupati Abdya yang diwakili Asisten Pemerintah, Drs. Yafrizal, menyambut baik hadirnya organisasi-organisasi islam yang konsen dengan dakwah. Ia berharap organisasi tersebut dapat bersinergi dengan Pemerintah Abdya.

“Semoga Dewan Da’wah Abdya bisa bersinergi dengan organisasi Islam lainnya di Abdya seperti Muhammadiyah, NU dan Perti dalam meningkatkan pemahaman dan penguatan umat di Abdya. Dan Pemerintah Abdya menyambut baik hadirnya Dewan Da’wah Abdya”, tegas Yafrizal. 

Akademi Dakwah Indonesia (ADI) yang merupakan lembaga pendidikan binaan Dewan Dakwah Aceh mengirimkan 20 mahasiswanya yang tergabung dalam Kafilah Dakwah Ramadhan ke daerah-daerah perbatasan dan pedalaman Aceh. Daerah tersebut mencakup Subulussalam, Singkil, Gayo Lues, Simeulue, Aceh Tenggara dan Aceh Tamiang.

Selama Ramadhan mareka akan mengisi dengan berbagai kegiatan. Diantaranya menjadi imam shalat tarawih, khutbah jum’at, ceramah Ramadhan, pelatihan TPA, pesantren kilat, dan tahsin al qur’an.

“Alhamdulillah, ini kali ke tiga ADI Dewan Dakwah Aceh mengirimkan Kafilah Dakwah Ramadhan ke daerah perbatasan dan pedalaman Aceh. Di daerah perbatasan dan pedalaman tersebut biasanya jarang mendapatkan sentuhan dakwah. Dan kita berharap dengan hadirnya mahasiswa ADI ini akan menambah semangat masyarakat di situ dalam beribadah di bulan suci Ramadhan,” kata Direktur ADI Dr Muhammmad AR MEd saat memberikan sambutan pada acara pelepasan Kafilah Dakwah Ramadhan 1438 H di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Kamis (25/05).

Ia menambahkan kegiatan bertema “Da’i Menyapa Perbatasan dan Pedalaman Aceh” ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa ADI dengan terjun dan berinteraksi langsung bersama masyarakat di pelosok daerah selama Ramadhan.

Dengan demikian mareka akan mengetahui praktek dakwah di lapangan. Dan kegiatan ini juga akan mendapatkan penilaiaan tersendiri, karena bagian dari kurikulum yang ada di ADI.

“Jangan takut dengan tantangan karena hidup adalah perjuangan. Berdakwah itu mengembangkan tugas nabi. Dan yang terpenting adalah mampu menghadirkan Ramadhan ke dalam hati masyarakat,” pesan Dr Muhammad.

Sementara itu Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh sangat mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut. Menurutnya ini merupakan bentuk partisipasi dan keseriusan serta komitmen Dewan Dakwah Aceh dalam membantu pemerintah untuk mengawal daerah perbatasan dan pedalaman Aceh dari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Dewan Dakwah Aceh sangat siap dan akan senantiasa bersama pemerintah Aceh untuk berdakwah di daerah perbatasan dan pedalaman Aceh itu. Sebab di situ merupakan daerah rawan aqidah. Tentunya diperlukan kerjasama semua pihak terutama pemerintah Aceh untuk mengawalnya,” kata Tgk Hasanuddin. *

 

Sebagai agenda rutin tahunan, pada tahun 1438 H Dewan Da’wahAceh kembali menggelar ifhtar Jama’i di Markaz Dewan Da’wah Aceh Gampong Rumpet Krueng Barona Jaya Aceh Besar.

Acara yang diikuti oleh 300 orang, terdiri dari masyarakat Gampong Rumpet, Pimpinan Ormas Islam, anggota DPRA, Pimpinan Pesantren dan pengurus Dewan Da’wah dilaksanakan pada 4 Ramadhan 1438 H bertepatan dengan 30 Mei 2017.

Buka puasa bersama dengan menu kuah beulangong (daging masak Aceh Besar) dan ta’jil lainnya yang merupakan donasi dari Qatar Charity dan sumbangan muhsinin lainnya diharapkan dapat memperkuat ukhuwah islamiyah dan silaturrahim di bulan yang penuh berkah..

Sambil menanti waktu berbuka diisi dengan tausiyah agama yang di sampaikan oleh Ustadz Mursalin Basyah, Lc, MA.. dalam tausiyahnya ustadz Mursalin mengajak hadirin, khususnya da’i agar belajar dari burung hud hud dalam berdakwah. Di mana burung hud hud tidak langsung mengkritisi kondisi penduduk Saba, tetapi menyampaikan kelebihannya terlebih dahulu,baru kemudian menyampaikan bahwa mereka kufur kepada Allah dan menyembah matahari.. sebagai da’i kita harus berdakwah dengan cinta, demikian Ustadz Mursalin bertamsil di akhir tausiyahnya..