Archive for month: Februari, 2023


Oleh Afrizal Refo, MA

Ada Apa Dengan Bulan Syakban? Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT dan diagungkan dalam Islam.

Sya’ban adalah bulan kedelapan yang terletak ditengah-tengah antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan dalam tahun Hijriyah, dan karena inilah Nabi SAW menyebut dalam sabdanya bahwa Sya’ban sering kali dilalaikan umatnya yaitu banyak orang yang lengah akan amalan yang bisa dikerjakan pada bulan Syaban.

Padahal Rasulullah SAW mengatakan bahwa Sya’ban adalah bulan istimewa, di mana amal perbuatan manusia dilaporkan kepada Allah SWT. Dengan begitu, seharusnya kaum muslim berlomba-lomba dalam memperbanyak amal baik sebelum diserahkan kepada-Nya.

Bulan ini dinamakan bulan Sya’ban karena di saat penamaan bulan ini banyak orang Arab yang berpencar-pencar mencari air atau berpencar-pencar di gua-gua setelah lepas bulan Rajab.

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan: “Dinamakan Sya’ban karena mereka berpencar-pencar mencari air atau di dalam gua-gua setelah bulan Rajab Al-Haram. Sebab penamaan ini lebih baik dari yang disebutkan sebelumnya. Dan disebutkan sebab lainnya dari yang telah disebutkan.” (Fathul-Bari (IV/213), Bab Shaumi Sya’ban)

Keutamaan Bulan Sya’ban

Bulan ini memiliki banyak keutamaan. Rasulullah SAW mengisinya dengan memperbanyak berpuasa, sedekah, membaca Alquran dan ibadah lainnya di bulan ini sebagai persiapan menghadapi bulan Ramadhan.

Ada beberapa keutamaan yang dimiliki oleh bulan Sya’ban, sebagai berikut:

Pertama, Penuh Pengampunan dari Allah SWT.

Mu’adz bin Jabal meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Allah akan mengumumkan kepada manusia, bahwa Dia akan mengampuni orang-orang yang mau beristighfar, kecuali kepada orang-orang yang menyekutukan-Nya, juga orang-orang yang suka mengadu domba (menciptakan api permusuhan) terhadap saudara muslim.” (HR Thabrani & Ibnu Hibban)

Kedua, diserahkannya Buku Amal Perbuatan Manusia kepada Allah SWT.

Usamah bin Zaid bertanya kepada Nabi SAW: Artinya: “Wahai Rasulullah SAW, saya lihat engkau lebih bersemangat (lebih rajin) berpuasa di bulan Sya’ban ini dibanding bulan-bulan lainnya, mengapa?” Rasul SAW menjawab, “Karena Sya’ban ini bulan agung, yang banyak dilupakan orang, padahal di bulan inilah amal perbuatan manusia akan dinaikkan (dilaporkan) ke hadirat Allah SWT. Karena itu, aku ingin (lebih senang) bila di saat amalan-amalan itu diangkat (dihadirkan kepada Allah), maka aku dalam keadaan puasa.” (HR Nasa’i)

Ketiga, bulan Kegemaran Rasul SAW untuk Puasa.

Riwayat dari Aisyah, ia berkata: Artinya: “Rasulullah SAW berpuasa hingga beliau mengatakan jangan berbuka dan berbuka hingga mengatakan jangan berpuasa (maksudnya selang-seling). Saya tidak melihat Rasulullah SAW berpuasa lengkap sebulan penuh kecuali di bulan Ramadan. Dan saya tidak melihat yang banyak dipuasai Rasulullah SAW kecuali di bulan Sya’ban.” (H Bukhari, Muslim, & Abu Dawud)

Allah SWT membuka pintu-pintu kebaikan dan menurunkan berkah-Nya pada bulan Sya’ban. Dalam kitab ‘al-Ghunyah oleh Quthbur Rabbani Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, diterangkan bahwa Allah SWT senantiasa memilih satu dari empat hal. Allah memilih empat bulan yaitu bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan dan Muharram, dan Allah mengutamakan untuk memilih Sya’ban.

Allah SWT kemudian menjadikan bulan Sya’ban sebagai Syahrun nabi bulannya Rasulullah SAW. Maka bulan Sya’ban pun menjadi afdhalus syuhur sebagaimana posisi Rasulullah sebagai afdhlul ambiya’. Mengenai bulan Sya’ban ini, seorang ulama pernah berkata Sya’ban adalah perantara antara Rajab dan Ramadhan.

Maka jagalah ketaatan selama berada di dalamnya (falyaghtanim at-th’at fiha). Dalam konteks menjaga ketaatan inilah, Rasulullah SAW kemudian menyampaikan hadis yang cukup terkenal dikalangan kaum muslimin.

Diceritakan pada suatu ketika Rasulullah memberikan mauidhah kepada seorang lelaki yang ternyata adalah Abdbullah bin Umar bin Khattab.

Rasulullah SAW berkata jagalah lima perkara sebelum datangnya lima yang lainnya, masa mudamu sebelum masa tuamu. Sehatmu sebelum masa sakitmu. Kayamu sebelum datang miskinmu. Kelonggaranmu sebelum waktu sempitmu dan hidupmu sebelum matimu.

Pekerjaan kita di sekolah, kampus, kantor, perusahaan, kebun, tambak, dan lainnya terkadang menyita banyak perhatian kita ini, sampai-sampai kita lupa bahwa bulan Ramadhan akan segera tiba, padahal begitu banyak persiapan yang harus kita lakukan untuk menyambutnya, salah satunya adalah bekal ilmu dalam menghadapi bulan Ramadhan.

Amalan di Bulan Sya’ban

Berikut penulis rangkum amalan-amalan yang dilakukan di bulan Sya’ban:

Pertama, persiapan menyambut Ramadan.

Persiapan paling utama adalah ILMU DIIN, pengetahuan terkait amaliyah di bulan Ramadhan. Sebagian orang ada yang cuma tahu Ramadhan adalah saatnya puasa, yang dilakukan adalah menahan lapar dari terbit fajar Shubuh sampai tenggelam matahari, cuma itu saja yang ia tahu.

Saatnya sahur, berarti makan sahur, saatnya berbuka, pokoknya berbuka. Bertahun-tahun hanya diketahui seputar hal itu saja. Sampai-sampai ia hanya puasa namun tidak menjalankan shalat sama sekali di bulan Ramadhan.

Selain puasa dari sisi rukun seperti tadi yang kita jalankan, ada juga amalan sunnah terkait puasa seperti mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka puasa. Juga ada amalan shalat tarawih, membaca Alquran, sedekah, dan hal lainnya.

Kedua, memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban.

Kata Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, no. 1969 dan Muslim, no. 1156).

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah dalam Lathaif Al-Ma’arif mengatakan, “Di antara rahasia kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa di bulan Sya’ban karena puasa Sya’ban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah sunnah yang mengiringi ibadah wajib).

Sebagaimana shalat rawatib adalah shalat yang memiliki keutamaan karena dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan.”

Ketiga, membayar utang puasa sebelum masuk bulan Ramadhan.

Kata Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidaklah bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, no. 1950 dan Muslim, no. 1146).

Keempat, ulama menganjurkan untuk memperbanyak membaca Alquran sejak bulan Sya’ban untuk lebih menyemangati membacanya di bulan Ramadhan.

Salamah bin Kahiil berkata, “Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan para qurra’ (pembaca Alquran).”

Kelima, jauhi perbuatan syirik dan amalan yang tidak ada tuntunan di bulan Sya’ban atau menjelang Ramadhan seperti: mengkhususkan bulan Sya’ban untuk kirim doa pada leluhur, mengkhususkan ziarah kubur pada bulan Sya’ban sebelum masuk Ramadhan dan juga beribadah khusus hanya di malam nisfu Sya’ban.

Ingatlah!
Abu Bakr Al-Balkhi berkata,

شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقِيِّ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حَصَادُ الزَّرْعِ .

“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.”

Semoga jadi amalan penuh berkah di bulan Sya’ban dan kita dimudahkan berjumpa dengan bulan penuh berkah, yakni bulan Ramadhan.

Demikian beberapa amal ibadah yang bisa penulis sebutkan pada artikel ini. Mudahan kita bisa mengoptimalkan latihan kita di bulan Sya’ban untuk bisa memaksimalkan ibadah kita di bulan Ramadhan. Mudahan bermanfaat. Aamiiin.

Penulis: Dosen Pendidikan Agama Islam IAIN Langsa dan Sekretaris Umum Dewan Da’wah Kota Langsa.

Afrizal Refo, MA

Oleh Afrizal Refo, MA (Dosen PAI IAIN Langsa, Sekretaris Dewan Da’wah Kota Langsa)

Isra’ Mi’raj sebagai momentum memperbaiki kualitas ibadah shalat, Shalat merupakan salah satu ibadah yang paling utama dalam hubungan antara manusia dengan Allah SWT.

Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali diperiksa oleh Allah SWT. Baik ibadah shalat kita maka baik pula ibadah yang lain sehingga ibadah Shalat menjadi tolok ukur bagi kita sebagai hamba-Nya.

Shalat memiliki kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain.

Kita sebagai umat Islam berkewajiban untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam. Kewajiban ini ditanggungkan oleh Allah kepada hamba-Nya ketika terjadinya peristiwa besar Isra mikraj. Kita mungkin dalam mengerjakan shalat masih belum khusyuk, tergesa – gesa. Bahkan banyak dari kita yang terbiasa menunda – nunda waktu shalat. Banyak juga dari kita yang mengesampingkan keutamaan shalat berjamaah. Oleh karena itu, peringatan Isra mikraj bisa kita jadikan momentum untuk memperbaiki kualitas shalat lima waktu kita.

Shalat adalah rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat. Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah, seperti : dzikir kepada Allah, membaca Alquran, berdiri menghadap Allah, rukuk, sujud, do’a, tasbih dan takbir.

Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”(QS. An-Nisa : 103).

Terdapat sebagian fenomena yang patut disayangkan, yaitu adanya sebagian orang yang masih dengan mudah meninggalkan shalat tanpa ada rasa bersalah sedikitpun baik dikalangan remaja, dewasa dan juga orang tua, selain itu juga ditemukan orang yang sakit masih tidak melaksanakan shalat kecuali dia akan shalat diwaktu sembuh dari sakitnya. Padahal Allah telah memberikan rukhsah kepada hamba-Nya untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam berbagai kondisi baik itu waktu perjalanan, sakit maupun peperangan sekalipun.

Melihat fenomena diatas ini adalah kesalahan yang sangat besar, jika banyak kaum muslimin telah meninggalkan shalat karena ketidaktahuannya dan sikapnya yang tidak bertanya kepada orang yang mengetahui ilmunya.

Allah SWT berfirman,

“Maka,bertawakalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.’’ [At-Taghabun: 16].

Sejarah Isra dan Mikraj

Dalam kitab Sirah Nabawiyah ar-Rahiq Al-Maktum karya Syeikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfuri disebutkan tentang kisah Isra Miraj yang dialami Nabi Muhammad SAW. Dalam peristiwa Isra Mi’raj tersebut ada sebuah kisah tentang sejarah diperintahkan shalat lima waktu.

Shalat wajib bagi umat Islam adalah lima waktu dalam satu hari. Tapi, awalnya, Nabi Muhammad mendapatkan perintah dari Allah tersebut bukan lima waktu, melainkan 50 waktu.

Lima waktu shalat adalah bentuk dispensasi shalat dari Allah SWT, lantas bagaimana kisahnya?

Isra mi’raj sendiri terjadi pada 27 Rajab di masa kesepuluh kenabian. Dalam perjalanan tersebut Nabi diperlihatkan oleh Allah SWT betapa indahnya surga, lengkap dengan pelbagai hal yang membuat bahagia. Beliau juga diperlihatkan kondisi neraka, lengkap dengan kejadian mengerikan yang dialami oleh mereka yang mendapatkan

Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Mekah menuju Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina. Sementara Mikraj adalah perjalanan Nabi diangkat menuju langit ketujuh, Sidratul Muntaha, langit tertinggi yang tak dapat dijangkau oleh makhluk apa pun dan berjumpa dengan Allah SWT.

Perjalanan yang sangat jauh itu dialami Rasulullah dalam waktu yang sangat singkat. Ayat Al Quran yang membenarkan perjalanan Isra Miraj tersebut salah satunya Surat Al Isra ayat 1, Allah SWT berfirman:

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Israa:1)

Melihat perjuangan dan pengorbanan nabi Muhammad SAW dalam momentum Isra’ Mi’raj ini, semoga kita dapat meningkatkan kualitas ibadah shalat kita sebaik mungkin, sehingga dapat meningkatkan takwa kepada Allah swt.

Dari ulasan diatas sudah seharusnya sebagai seorang muslim kita harus menaruh perhatian yang sangat besar dalam menjalankan Shalat dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab, dan bukan sekedar rutinitas atau penggugur kewajiban.

Dengan demikian kita akan menjadi orang-orang yang akan mewarisi surga Firdausnya Allah dan Insya Allah kekal di dalamnya. Aaminn.

Afrizal Refo, MA

Oleh : Afrizal Refo, MA

Valentine Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari merupakan salah satu momen yang sering digunakan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya.

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 120).

Islam adalah agama yang lengkap, yang bukan hanya sekedar agama. Lebih dari itu, Islam adalah sistem nilai sekaligus sistem hidup.

Bagi sebagian orang, Islam adalah pembebas, Islam adalah penyelamat. Akan tetapi bagi sebagian orang yang telah aman dan mapan dengan sistem yang telah dianutnya, Islam adalah ancaman. Bukan hal yang luar biasa jika begitu banyak sikap antipati terhadap Islam. Sejak Islam lahir pun sudah begitu. Berbagai cara digunakan untuk menghancurkanya. Melalui cara terang-terangan atau dengan cara diam-diam.

Upaya paling efektif dan tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk menghancurkan Islam salah satunya adalah dengan mengaburkan ajaran Islam.

Samuel Zwemer dalam konferensi al Quds untuk para pastur pada tahun 1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al-Qur’an dan Sunnah)”.

Salah satu momen yang sering digunakan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya adalah valentine day.

Di era modern ini banyak hal atau budaya barat yang masuk ke Indonesia. Salah satunya melakukan atau merayakan hari valentine yang sering disebut juga dengan hari kasih sayang.

Banyak pemuda-pemudi sekarang yang merayakan hari valentine, karena mereka tidak mau dikatakan anak kuper. Hari valentine ini biasanya identik dengan pemberian coklat, bunga, atau kado.

Seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG.

Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasana valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.

Apalagi sekarang adalah bulan dimana mereka merayakan hari tersebut. Mereka merayakan hari valentine dengan memberikan coklat ataupun hal lainnya kepada pasangan atau kekasih mereka Padahal harga untuk membeli kado kado tersebut pun harganya tidak murah. Bahkan mereka membelinya pun masih meminta uang kepada orang tua mereka. Untuk sekedar membelikan kado kepada pasangan mereka di hari valentine.

Merayakan hari valentine memiliki banyak dampak negatif. Dampak nya pun tidak hanya satu tetapi banyak sekali. Dampak yang pertama mengakibatkan hidup boros atau menghambur hamburkan uang. Yang kedua tidak sesuai dengan syariat agama islam. Efek negatif dari valentine lebih banyak terjadi, terutama freesex. Mengkonsumsi narkoba juga merupakan dampak dari merayakan valentine.

Dan bagi teman-teman terutama yang remaja sebaiknya sebelum kita memperingati atau merayakan sebaiknya kita pelajari dulu dan pahami apa yang akan kita lakukan. Jadi jangan asal ikut-ikutan sesuatu yang kita tidak tahu asal-usulnya. Padahal hari perayaan valentine dapat digunakan untuk merusak aqidah orang-orang Muslim agar berbuat maksiat.

Jauhnya umat dengan Islam membuat umat muslim seakan asing dengan agamanya. Hingga rela beraktifitas dengan sesuatu yang tak ada dalam ajaran Islam.

Sekularisme telah membawa kaum muslim tidak paham dengan ajaran agamanya sendiri. Jadilah orang muslim dan orang kafir melakukan hal yang sama, mirisnya umat muslim yang terseret dalam keyakinan umat agama lain.

Sistem sekularisme sukses menjadikan umat muslim tak mengenal islam. Inilah yang menjadi tujuan orang kafir agar Islam terlempar jauh kehidupan umatnya.

Berbagai perayaan digelar dengan sengaja agar umat muslim turut serta didalamnya. Parahnya perayaan tak sekedar perayaan, tapi ada latar belakang terhadap sebuah keyakinan agama tertentu.

Keberadaan negara yang menerapkan sistem buatan manusia telah mencetak kaum muslim yang anti terhadap ajaran agamanya sendiri. Sistem pemisahan kehidupan dari agama telah terbukti tidak bisa menjaga umat. Oleh karena itu keberadaan sistem Islam memanglah sangat dibutuhkan. Hanya sistem islamlah yang akan menjaga akidah umat agar tetap lurus.

Sejarah Valentine Day

Valentine day jatuh pada tanggal 14 Februari. Valentine day seakan-akan menjadi perayaan universal bagi seluruh umat manusia, tidak peduli latar belakang agamnya. Apakah ia beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, dll.

Valentine day tak ubahnya hari maksiat sedunia. Kasih sayang yang ditawarkan tak ubahnya seperti racun yang dipolesi dengan manis oleh madu. Membunuh secara perlahan, dan kita terkadang tidak merasakannya.

Patutkah budaya yang sama sekali tidak kita kenal untuk kita ikuti tanpa melihat asal-usul timbulnya budaya tersebut?

Hari Kasih sayang (Valentine’s day) bermula pada tanggal 14 februari 269 M, Santo Valentine seorang pendeta harus menerima hukuman pancung dari penguasa (raja) Claudus II Ghotikus melalui tangan-tangan Algojonya.

Santo Valentine dianggap melanggar ketentuan imperium, yakni ia telah berani menikahkan sepasang remaja yang sedang merasakan kisah-kasih yang menyenangkan secara diam-diam (back street).

Tindakan pendeta Valentine tersebut akhirnya diketahui oleh pihak kerajaan. Padahal sudah ada ketentuan pada masa itu, para remaja yang single dilarang untuk menikah dulu karena mereka dibutuhkan untuk menjadi prajurit yang tangguh. Prajurit yang belum menikah dianggap memiliki prestasi yang baik dimedan pertempuran.

Pada tanggal 14 Februari 296 M, dikota Cisalpine Gaul, tepatnya di jalan Flaminia. Pihak gereja telah menobatkan Santo Valentine sebagai pahlawan yang telah melindungi orang yang saling mencintai. Paus St. Julius I telah membuatkan bangunan kehormatan untuk menghormati Santo Valentine tersebut.
Paus Galesium I adalah pelopor pencetus peringatan hari kasih sayang pertama tahun 496 M

Menyikapi Valentine Day

Sejarah Valentine di atas menjelaskan kepada kita apa dan bagaimana valentine day itu, yang tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan kasih sayang.

Lalu kenapa kita masih juga menyambut hari valentine? Adakah ia merupakan hari yang istimewa? Adat kebiasaan? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa tahu asal muasalnya? Bila demikian, sangat disayangkan banyak teman-teman kita -remaja putra-putri muslim – yang terkena penyakit ikut-ikutan mengikuti budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal Allah SWT berfirman:

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawabnya? (QS. Al-Isra’ [17]: 36).

Sungguh sangat jelas sikap yang harus diambil oleh kaum muslimin, bahwa merayakan valentine berarti meniru budaya kufur kaum lain, padahal kita dilarang untuk mengekor, mengambil cara hidup yg lahir dari akidah selain Islam, seperti valentine day.

Sudah cukup kita hanya mengambil pandangan hidup yang terlahir dari akidah Islam karena sudah jelas bahwa Islam adalah agama yang sempurna sebagaimana diterangkan Allah swt dalam Qur’an surah Al-Maidah ayat 3 :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu??

Maka apalagi yang kita tunggu selain meninggalkan bentuk acara valentine day itu, marilah serkarang kita mulai meninggalkan sesuatu yang memang wajib diingkari, dan memulai untuk berusaha menerapkan ajaran-ajaran Islam, memilih-milih mana perkara yg tdk bertentangan dengan Islam kita ambil, sementara perkara yg bertentangan dengan Islam kita tolak dan tinggalkan

Ikut valentine day berarti menghancurkan kepribadian dan karakter kita sendiri, kepribadian muslim. Maka dari itu jauhilah kebiasaan yang jahiliyah, yang dapat merusak kepribadian kita, merusak keIslaman kita. Jika generasi muda muslim telah rusak, maka Islam ini akan mudah dihancurkan.

Kita sebagai muslim memiliki karakter dan kepribadian yang khas dan istimewa berdasarkan teladan Rasulullah SAW. Tanggung jawab kita adalah menyerap, mengamalkan dan memeliharanya.

Jadi, mengapa harus mengambil kepribadian orang lain yang belum tentu baik, atau bahkan nyata keburukannya? Jauhilah dan say Good Bye! Wallahu A`lam.


Oleh Prof.Dr.Muhammad AR.M.Ed

Orang kadang-kadang, dalam rangka mencari popularitas apapun dilakukannya walaupun orang lain tersakiti atau dirugikan. Katakan saja seperti Rasmus Paludan, politikus ekstrim kanan di Swedia dan Denmark.

Dulu dari Belanda ada juga seperti Geert Wilders dan juga Arnold, Joram van Klaveren, dan juga politisi sayap kanan Belanda.

Nasib baik, yang terakhir sudah menjadi muallaf (Arnold, Joram van Klaveren). Tinggal satu lagi Geert Wilders yang belum dapat hidayah.

Mungkin salah satu tindakan yang mereka lakukan adalah mencari popularitas disamping ingin mencari sensasi dengan memunculkan islamophobia kepada masyarakat dunia.

Memang aneh-aneh sekali cara mencari popularitas, namun setelah itu harus mengurung diri, jadi untuk apa populer kalau hidup bersembunyi di rumah atau dalam tahanan.

Misalnya, Salman Rushdi, warga negara Inggris, keturunan India yang menulis buku Aya-ayat Setan, tetapi hidupnya terancam hingga ke akhirat. Malah baru- baru ini ketika Salman Rushdi sedang berdiskusi di Institut Chautauqua, New York tiba-tiba ia ditikam hingga 15 kali di leher dan perutnya oleh Hadi Matar, 24 tahun berasal dari Fairview, New York.

Apakah Hadi menuruti Perintah alm Ayatullah Ruhullah Khomeiny untuk mendapatkan 1 Juta Dolar US atau memang membela agama atau ingin popularitas.

Kenapa ini bisa berlaku semuanya, mungkin tidak ada hukum yang berat bagi peleceh keyakinan, penghina agama, penista agama dan termasuk kepada pendusta agama. Ini berlaku di seluruh dunia, bukan hanya di Eropa, Amerika, Australia atau Indonesia sekalipun.

Memang antara Eropa dan Indonesia tidak ada bedanya tentang how to implement the law dengan adil dan sesuai undang-undang.

Hampir semua negara Eropa yang nota benenya negara beradab menurut pengakuan mereka sendiri menolak rasisme, intolerance, dan mengutamakan demokrasi dan toleransi. Namun yang terjadi sangat kontroversi dengan undang-undangnya.

Seperti yang dilakukan oleh Rasmus Paludan dan antek anteknya islamophobia. Mungkin kita melihat negara-negara yang menganggap dirinya maju dan beradab, seperti Swedia, Denmark. Icelandia dan Belanda. Ternyata sangat subur untuk anti Islam dan agama lainnya.

Malah yang paling celaka lagi sudah tau itu perbuatan melanggar hukum, namun dikawal polisi dengan ketat, seolah olah para pelanggar hukum bebas melaksanakan kegiatannya dibawah penjagaan pihak berwajib.

Mungkin inilah yang membiadabkan Eropa dalam hal kebebasan untuk menghina agama lain atau menghina kitab suci agama lain. Inikah yang dikatakan orang beradab?

Berarti kesimpulannya Islamophobia itu muncul dari Eropa dan tetap dipertahankan oleh negara.

Ini sama saja karena mereka negara kecil, ingin populer di dunia, maka membiarkan rakyatnya berbuat sesuka hatinya.

Tetapi apa yang dilakukan oleh secuil manusia anti Islam di Benua Eropa adalah berat kaitannya dengan mencari popularitas disamping tidak punya wawasan tentang pengetahuan global, tentang keyakinan -keyakinan yang pernah ada di muka bumi.

Namun, walau begitu Islam atau kitab sucinya dihina atau dinistakan, ummat Islam masih dalam batas-batas kewajaran, paling-paling hanya melancarkan demonstrasi, bukan malah membakar kitab suci agama lain, atau membalas dendam kepada pemeluk agama lain. Ini mudah-mudahan tidak terjadi oleh kita yang punya peradaban.

Kadang-kadang kita juga menyayangkan, dengan pembakaran, menginjak, dan merobek-robek kitab suci umat Islam, tidak ada tanggapan dari pemimpin dunia atau pemimpin negeri Islam kecuali sembilan negara saja. Itupun hanya dengan adh’aful iman, yaitu dengan ” mengutuk”.

Negara-negara yang mengutuk Rasmus Paludan adalah Turki karena dia pada tanggal 27 Januari 2023 membakar Qur’an didepan Kedubes Turki di kota Copenhagen Denmark.

kemudian diikuti oleh negara Swedia sendiri sebagai bentuk hana meu’oh dengan negara lain karena ini terjadi di negara mereka dan dilakukan oleh warga negara mereka.

Lalu negara Indonsia yang dilakukan oleh Kemlu melalui twitternya dan kemudian memanggil Dubes Swedia karena insiden pembakaran Al Qur’an.

Kemudian Malaysia yang langsung disuarakan oleh Perdana Menterinya, Anwar Ibrahim secara gentleman. Seharusnya pemimpin negeri Islam lainnya patut meniru Anwar Ibrahim karena agamanya dihina.

Selanjutnya negara Mesir, Qatar, Marocco, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat. Selainnya tidak ada negara yang serius memprotes Rasmus Paludan (warga Swedia) dan Pegida Edwin Wagensved, politisi sayap kanan Belanda, yang merobek-robek halaman-halaman al-Qur’an di Denhaaq.
Memang kalau ada ruh al Qur’an dan ruh Islam dalam dada seseorang, apalagi dia pemimpin di negeri Muslim, maka secara spontan dan serius pasti membuat perlawanan kepada dua politisi Eropa dan serta kedua negara tersebut yang membiarkan warga negaranya merusak hubungan antara negara- negara Islam. Kalau semua negara Islam memutuskan hubungan dengan kedua negara tersebut, pasti mereka payah pajoh pade bijeh. Sebab mereka negara kecil.

Dan tidak ada sumber alam apapun yang dapat menghidupkan bangsa dan negara mereka, namun mereka hidup sangat tergantung dengan negara lain.

Inilah yang kita tidak sadar konon lagi para pemimpin negeri Islam yang hanya berpikir untuk melanggengkan kekuasaan, jadi tidak sempat memilirkan al -Qur’an dan agama.

Kemudian seorang youtuber di Sumut. Rudi Simamora, yang menghina Allah yang masuk dalam konten youtubenya tangdal 6 November 2022. Ia juga melakukan ini karena ingin mendapatkan uang banyak dan popularitas. Ya beginilah orang-orang sinting mencari popularitas dengan menanam di kebun orang.

Sebenarnya kalau memang betul-betul mau duit dan popularitas, bunuh diri dengan melompat di ketinggian juga boleh, atau bertelanjang saja di muka umum juga bisa. Nanti kan populer juga dalam bidang yang diminati atau digandrungi. Tapi kalau mencerca, menghina, menista dan sebangsanya perlu pikir panjang karena kita hidup di dunia ini bukan sendirian.

Makanya umat Islam perlu bersatu dalam segala hal bukan mengedepankan nafsu didepan. Misalnya umat Islam harus menganalisis dimana punca-punca kekisruhan, percekcokan, pertentangan selama berabad-abad, maka dengan itu kita cari solusinya agar tidak terjadi permusuhan jariyah hingga hari kiamat.

Sekarang sangatlah nampak, misalnya ketika agama kita dinistakan, al- Qur’ an dilecehkan ummat Islam dan pemimpinnya adem ayem saja. Seharusnya ada tindakan yang nyata terhadap penista agama oleh negara, bukan oleh kemlu dan menteri agama, tetapi oleh kepala negara. Agar hal semacam itu tidak terjadi dalam masyarakat beradab. Kalau mau cari popularitas, maka cari panggung dan berbuat untuk seluruh masyarakat.

Jika kita mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat banyak, membantu mereka, menyelesaikan masalah perut mereka, pendidikan mereka, tempat tinggal mereka, secara otomatis bukan hanya populer di dunia, bahkan hingga ke akhirat kelak. inilah popularitas yang harus dibarengi dengan keikhlasan dan tawadhu’.

Penulis adalah Ketua umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Prov. Aceh