Archive for month: Oktober, 2022

Innalillahi wainnailaihi raji’un.

Keluarga Besar Dewan Dakwah Aceh menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpuang ke rahmatullah salah seorang pengurus wilayah DDA.

Ketua Bidang Luar Negeri PW DDA Periode 2021 – 2026, Ust Ir. Nazar Idris, M.P, pada Selasa, 18 Oktober 2022, sekitar jam 3.40 (waktu Indonesia), di Klang, Malaysia.

Kami menjadi saksi hidup, Yang Bersangkutan adalah orang baik dan sholeh, yang senantiasa bersemangat dalam dakwah.

Semoga Allah merahmati beliau, menerima segala amal baiknya dan mengampuni segala dosa dosanya.

Semoga beliau meninggalkan dunia yang fana ini dalam keadaan Husnul Khatimah, insya Allah.

“Ya Allah ampunilah saudara kami Tgk Nazar Idris dan terimalah semua amal baik beliau serta pengorbanannya untuk dakwah dan kami mohon ya Rabb agar beliau ditempatkan ke dalam sorga Mu bersama orang orang shalih dan para syuhada,” tulis Ketua Dewan Dakwah Aceh, Prof. Muhammad AR, Selasa (18/10/2022).

Ucapan duka dan do’a terus mengalir, baik dari sesama jama’ah Dewan Dakwah maupun dari masyarakat umum.

Jenazah akan dikebumikan di Desa Dayah Kleng Meureudu. Pidie Jaya.

Langsa — Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Kota Langsa, Prof. Dr. Iskandar Budiman, MCL dikukuhkan sebagai Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa, Sabtu (15/10/2022).

Pengukuhan Guru Besar tersebut menjelang puncak pelaksanaan Milad ke-42 IAIN Langsa, di Aula Laboratorium Terpadu kampus setempat.

Prof. Dr. Iskandar Budiman, MCL bersama rekannya Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, M.A dikukuhkan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Prof. Dr. Nizar Ali, M.Ag.

Prof. Dr. Iskandar Budiman, MCL adalah Guru Besar dalam bidang Fiqh Muamalah sementara Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, M.A merupakan Guru Besar dalam bidang Ilmu Pemikiran Islam.

Prof. Iskandar dalam orasi ilmiahnya mengangkat tema tentang “Legalitas Akad dalam Hukum Perjanjian”.

Sedangkan Prof. Ismail dalam orasi ilmiahnya mengusung tema “Transformasi Pemikiran Islam untuk Moderasi dan Modernisasi Indonesia”.

Sementara itu, Sekjen Kemenag RI Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag, mengatakan, gelar Profesor ini dapat diraih oleh siapa saja, apalagi kemenag telah melahirkan regulasi yang memangkas birokrasi dalam penilaian PAK profesor bagi dosen rumpun ilmu agama di lingkungan PTKI.

“Hal ini akan mempercepat lahirnya profesor-profesor muda,” kata Prof Nizar

Saat ini, lanjut Prof Nizar, Kemenag telah menetapkan sebanyak 78 Profesor rumpun ilmu agama hingga Oktober 2022 ini.

Prof Nizar berharap, agar kedua Guru Besar yang dikukuhkan agar mampu berkarya hingga level nasional dan internasional, tetap bersikap low profile.

Selain itu juga harus mampu memberi inspirasi kepada para sarjana dengan tetap mengajar di tingkat Strata Satu (S-1).

Rumpet — Anggota DPR Aceh, Tgk H Irawan Abdullah, SAg mengisi pengajian subuh di Masjid Al Kawari, Kompleks Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Jumat (14/10/2022).

Dalam pengajian selama 40 menit dan diikuti oleh para pengurus Dewan Dakwah Aceh, mahasiswa ADI Aceh, muallaf binaan Dewan Dakwah Aceh, dan jamaah umum lainnya, anggota DPR Aceh daerah pemilihan Aceh Besar, Banda Aceh dan Sabang itu menyampaikan sebuah kutipan dari Imam Ash Syahid Hassan Al Banna dalam Risalatul Ta’lim, yaitu “kami adalah dai sebelum segala sesuatu atau sebelum segala sesuatu, kita adalah dai”.

“Berangkat dari kutipan tersebut, sehingga tugas-tugas dai dan dakwah itu sebenarnya telah melekat pada setiap orang. Dan ini merupakan wujud kalau seandainya kita sebagai seorang muslim yang taat ingin mendapatkan pahala yang banyak dari Allah SWT, maka harus melekat pada diri pribadi bahwa kita ini adalah dai,” kata Tgk Irawan.

Ia menjelaskan bahwasanya tugas sebagai dai itu sudah melekat pada diri manusia sebelum ianya mempunyai jabatan-jabatan apapun lainnya. Sehingga peluang sebagai dai itu, ada pada setiap orang dengan amanah yang diberikan dan tinggal lagi apakah orang tersebut menjalankan dan melaksanakan tugas sebagai dai atau tidak.

“Jadi tugas sebagai dai itu tidaklah terbatas nanti ketika sudah menjadi anggota dewan, anggota parlemen, menjadi seorang pejabat atau dosen, baru akan berdakwah,” kata Tgk Irawan.

Wakil Ketua Fraksi PKS itu menekankan, yang harus digarisbawahi bahwa kewajiban melaksanakan dakwah itu lahir pada setiap manusia sebagai orang yang beriman kepada Allah. Hal tersebut sesuai dengan Surat Ali ‘Imran Ayat 104, yaitu Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

“Surat Ali ‘Imran Ayat 104 ini menunjukkan bahwa tidak semua orang yang lahir didunia ini untuk mengemban misi dakwah dalam kehidupannya. Hanya sebagian saja diantara kita,” kata Tgk Irawan.

Ia mencontohkan, misalnya ada yang berpofesi sebagai manajer klub sepakbola atau presiden dalam satu cabang olahraga. Seandainya mengemban misi dakwah maka dalam olahraga pun harus memasukkan nilai-nilai bagaimana dakwah dalam berolahraga walaupun tidak sempurna dan tidak maksimal seluruhnya.

Selain itu, lanjut Tgk Irawan, harus digarisbawahi juga bahwa asas utama daripada dakwah itu mengajak kepada persatuan dan bukan memecah belah ummat. Dan ini menjadi penting sehingga tugas dai itu akan melekat kepada kita dan menjadi rahmad bagi semuanya.

“Walaupun terkadang berbicara tiori dan narasi terkesan lebih mudah daripada praktik termasuk juga dalam tugas dakwah. Karena tugas-tugas dakwah itu juga mempunyai tantangan dan hambatan dimana prosesnya itu membutuhkan kesabaran dan penguatan lainnya. Semoga tugas kita sebagai dai akan dimudahkan,” tegas Tgk Irawan Abdullah.

Sementara itu Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh mengatakan program Shalat Subug Berjamaah dan Kajian Bersama Dewan Dakwah Aceh (SABDA) rutin dilaksanakan pada setiap subuh jumat. Kajian tersebut diisi oleh berbagai narasumber dari semua lapisan yang kompeten dibidangnya dengan topik yang berbeda-beda sesuai kondisi kekinian.

“Alhamdulillah, program dakwah SABDA ini sudah berlangsung selama dua tahun. Kita berharap akan terus berjalan sehingga menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa berdakwah di jalanNya,” pungkas Prof Muhammad AR.

Rumpet — Bupati Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, H Satono S Sos MH, isi kuliah umum di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Selasa (11/10/2022).

Kuliah umum dengan judul “Dakwah Melalui Jalur Politik” yang berlangsung selama satu jam lebih itu diikuti oleh pengurus Dewan Dakwah Aceh, civitas akademika Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh, mahasiswa-mahasiswi ADI Aceh dan undangan lainnya.

“Aceh dengan Sambas layaknya seperti saudara kandung yang dari sisi usia tentu lebih tua Aceh. Penduduk Sambas 80 % diantaranya beragama muslim dan Sambas juga digelar dengan Serambi Mekkah,” kata Satono saat mengawali kuliah umumnya.

Ia mengatakan di tengah krisis global dan juga krisis pangan, haruslah bersyukur karena hidup di negara Indonesia, khususnya Aceh dan Sambas, di mana alamnya yang subur dan cenderung aman dibanding wilayah yang minoritas muslim.

Menurutnya kondisi tersebut dikarenakan gerakan amar makruf dan nahi mungkar yang selalu berjalan termasuk dalam bidang politik. Karena dakwah dan politik merupakan satu dari dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dan inilah yang diamanatkan oleh pendiri Dewan Dakwah, Allahyarham Mohd Natsir.

“Politik dalam Islam merupakan segala aktivitas dalam mengelola persoalan publik atau masyarakat sesuai dengan syariat Islam. Bagi seorang muslim, tindakan politik itu baik apabila tindakan tersebut bermanfaat bagi seluruh rakyat sesuai dengan rahmatan lil ‘alamin,” kata Satono.

Bupati Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, H Satono S Sos MH, saat isi kuliah umum di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Selasa (11/10/2022).

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohd Natsir angkatan pertama ini menambahkan estafet dakwah hendaknya dilanjutkan oleh mahasiswa ADI yang saat ini sedang digembleng dan dididik di Dewan Dakwah seluruh Indonesia termasuk juga di Aceh. Meskipun Aceh terletak di wilayah ujung Indonesia akan tetapi dalam penguasaan ilmu pengetahuan tetap harus didepan.

“Saya memiliki pengalaman pribadi menuntut ilmu di tempat sepi dan terpencil. Ternyata tempat bukan menjadi ukuran tetapi kualitas kepribadian dan daya saing yang perlu diutamakan,” ungkapnya

Sementara itu, Ketua Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR MEd menyambut baik dan mengapresiasi kunjungan Bupati Sambas Kalimantan Barat, yang juga kader dai Dewan Dakwah alumni STID Mohd Nasir angkatan pertama ke Markaz Dewan Dakwah Aceh.

“Mudah mudahan kunjungan dan kehadiran Bapak Satono dapat memotivasi dan menginspirasi mahasiwa ADI Aceh agar lebih giat untuk belajar dan memiliki militansi dakwah di tengah-tengah masyarakat,” pungkas Prof Muhammad AR.

Ketua Dewan Dakwah Aceh, Prof Dr Muhammad AR MEd menyerahkan cendera mata kepada Bupati Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, H Satono S Sos MH, usai isi kuliah umum di Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Selasa (11/10/2022).