Archive for category: Semua Katagori

semua katagori di bawah ini


Jakarta — Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) menyerahkan bantuan senilai dua miliar rupiah untuk masyarakat Palestina. Bantuan DDII itu disalurkan melalui lembaga kemanusiaan Hayir Kapilari dan Ghirass, pada Sabtu (11/11), di kantor pusat Gedung Menara Dakwah Lantai 8, Senen, Jakarta Pusat.

Acara penyerahan bantuan ini bersamaan dengan Rapat Kerja Pengurus DDII Masa Khidmat 2020-2025, dalam rangka penyusunan program kerja atau rencana kegiatan dan anggaran tahunan (RKAT) Tahun 2024, yang telah berlangsung sejak Jum’at (10/11). Rapat kerja ini dihadiri oleh seluruh pengurus DDII pusat.

Adian Husaini, selaku ketua umum DDII menyerahkan secara simbolis bantuan darurat kemanusian (emergency) senilai satu miliar rupiah kepada syeh Abdullah Sultan mewakili tim kemanusiaan Ghiras. Lalu, satu miliar lagi untuk pembangunan Ma’had Al Qur’an dan Sekolah Kejuruan di Gaza, Palestina, kepada Syeh Abu Iyyash mewakili mitra tim kemanusiaan dari Ghiras. Lembaga kemanusiaan Hayir Kapilari (Turki) dan Ghiras (Lebanon) merupakan lembaga professional yang sudah bekerjasama dengan DDII dan memiliki program aksi bantuan langsung ke Palestina.

“Eskalasi serangan dan kejahatan zionis Yahudi semakin menjadi dan terus melanggar hukum perang. Ini adalah yang terburuk dan sudah di luar batas kemanusiaan. Bantuan emergency dan pembangunan tempat pendidikan bagi mereka sangat penting untuk membantu mereka bertahan hidup dan kebaikan masa depan mereka,” kata Adian Husaini.

DDII bersama pemerintah Indonesia, MUI, dan seluruh Ormas Islam mengutuk keras serangan Israel yang sangat kejam, melanggar hukum perang, dan merupakan kejahatan kemanusiaan serta pemusnahan bangsa Palestina (genosida).

Bantuan merupakan wujud keberpihakan DDII bersama para donatur untuk selalu bersama Palestina dan mendukung penuh terwujudnya kemerdekaan Palestina.

“Kami tahu betapa Indonesia peduli dengan Palestina, merasakan sakitnya orang Palestina. Masyarakat Palestina sudah banyak kehilangan kelayakan hidup mereka dengan dihancurkannya tempat tinggal mereka dan berbagai fasilitas umum, seperti masjid, rumah sakit, diputusnya aliran listrik dan pasokan bahan bakar. Bahkan tempat pengungsian pun turut jadi sasaran sehingga tiada tempat aman bagi mereka,” cerita Iyyash dalam Bahasa Inggris.

Bantuan kemanusiaan sedekah dari para donatur masyarakat Indonesia ini dihimpun oleh Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Dewan Dakwah yang terus berkomitmen untuk menyalurkan program-programnya untuk mendukung dakwah dan terwujudnya kesejahteraan umat, baik di Indonesia maupun di berbagai bagian dunia lain, melalui zakat, infak, dan sedekah. Laznas DDII secara resmi telah mendapat izin dari Kementerian Agama RI.

“Kami terus mengajak masyarakat untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekahnya untuk membangun kesejahteraan umat dan membantu saudara-saudara kita yang ada di Palestina,” kata Tjaturadi, Direktur Eksekutif Laznas Dewan Dakwah.

MUI juga telah mengeluarkan fatwa yang mengimbau masyarakat Indonesia memberikan sumbangan dan dukungan penuh kepada perjuangan rakyat Palestina dalam mewujudkan kemerdekaannya. (mediadakwah)

Jakarta — Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Dr. Adian Husaini mendukung fatwa Majelis Ulama Indonesia yang mengharamkan produk dari produsen yang secara nyata mendukung genosida Israel di Gaza, Palestina

“DDII mendukung fatwa tersebut dalam rangka mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina sekaligus menentang genosida Israel di Gaza yang belum kunjung usai,” ucapnya kepada mediadakwah.id, Jumat (10/11/23).

Fatwa MUI itu disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh di Jakarta beberapa saat sebelum pernyataan Ketum DDII keluar.

“Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram,” kata Niam saat menyampaikan hasil fatwa MUI.

Niam mengimbau umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi ataupun menggunakan produk Israel. Termasuk, lanjutnya, produk yang terafiliasi dengan Israel atau pun yang jelas-jelas mendukung serangan brutal Israel di Gaza yang sudah membunuh 10.000 orang lebih.

“Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina saat ini hukumnya wajib. Maka kita tidak boleh mendukung pihak yang memerangi Palestina, termasuk penggunaan produk yang hasilnya secara nyata menyokong tindakan pembunuhan warga Palestina.” ujarnya.

Secara lengkap, Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina, sebagai berikut:

Ketentuan Hukum

1. Mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Israel hukumnya wajib.

2. Dukungan sebagaimana disebutkan pada poin (1) di atas, termasuk dengan mendistribusikan zakat, infaq dan sedekah untuk kepentingan perjuangan rakyat Palestina.

3. Pada dasarnya dana zakat harus di distribusikan kepada mustahik yang berada di sekitar muzakki. Dalam hal keadaan darurat atau kebutuhan yang mendesak dana zakat boleh didistribusikan ke mustahik yang berada di tempat yang lebih jauh, seperti untuk perjuangan Palestina.

4. Mendukung agresi Israel terhadap Palestina atau pihak yang mendukung Israel baik langsung maupun tidak langsung hukumnya haram.

Rekomendasi

1. Umat Islam diimbau untuk mendukung perjuangan Palestina, seperti gerakan menggalang dana kemanusiaan dan perjuangan, mendoakan untuk kemenangan, dan melakukan shalat ghaib untuk para syuhada Palestina.

2. Pemerintah diimbau untuk mengambil langkah-langkah tegas membantu perjuangan Palestina, seperti melalui jalur diplomasi di PBB untuk menghentikan perang dan sanksi pada Israel, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan konsolidasi negara-negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI) untuk menekan Israel menghentikan agresi.

3. Umat Islam diimbau untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan dan zionisme.


Banda Aceh — Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh yang bernaung dibawah Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia sebagai lembaga pencetak kader dai Ilallah menggelar acara wisuda/tasyakuran angkatan IX tahun akademik 2022/2023 di kampus ADI komplek Markaz Dewan Dakwah Aceh, Gampong Rumpet, Kec. Krueng Barona Jaya, Kab. Aceh Besar, Selasa (15/8/2023).

Direkur ADI Aceh Dr. Abizal Muhammad Yati, Lc, MA menyampaikan jumlah dai dan da’iyah yang diwisuda kali ini sebanyak 23 orang, terdiri dari 7 laki-laki dan 16 orang perempuan.

“Mayoritas mereka berasal dari perbatasan Aceh-Sumatera Utara, diantaranya berasal dari Subulussalam, Pulau Banyak Aceh Singkil, Dairi Sumatera Utara,” kata Ustaz Abizal.

Ia menjelaskan para wisudawan ini telah menempuh pendidikan selama 1 tahun di ADI Aceh. Mareka dibekali dengan ilmu syariat, tauhid, teori dakwah dan juga mereka telah melaksankan praktek da’wah lapangan sebulan penuh pada bulan ramadhan lalu.

“Setelah menyelesaikan studinya di ADI Aceh mereka akan melanjutkan program sarjana S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohd. Natsir Jakarta,” kata Ustaz Abizal.

Ketua Panitia Pelaksana Dr. Ramadon Tosari Fauzi, MA menambahkan wisuda kali ini juga diisi dengan orasi Ilmiah yang disampaikan oleh wakil rektor 1 Universitas Syiah Kuala (USK) Prof. DR. Agussabti, M. Si.

Selain itu juga diberikan penghargaan kepada wisudawan/wati terbaik dengan beberapa katagori. Untuk katagori IPK tertinggi diberikan kepada Alda Yanti wisudawati asal subulussalam dengan IPK 3,89 dengan yudisium Cumlaude, katagori hafalan Al-Qur’an tertinggi 8 juz diberikan pada Sayyid Sabiq wisudawan asal Banda Aceh dan katagori hafalan 6 juz diberikan kepada Alda Yanti dari Subulussalam.

Wisudawati Daiyah ADI Aceh Angkatan IX

Gambar : Wisudawati Daiyah ADI Aceh Angkatan IX

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Prof. Dr. Muhammad AR, M. Ed menyampaikan dalam sambutannya agar wisudawan/wati yang dikukuhkan hari ini sebagai alumni ADI untuk tidak berhenti sampai disini saja, namun melanjutkan study ke tingkat yang lebih tinggi sampai tingakat S-3.

Ia berharap nantinya setelah selesai pendidikan agar menjalankan tugas dakwah di daerahnya masing-masing.

“Mengingat daerah perbatasan sangat membutuhkan banyak dai dan daiyah. Selain itu disana juga rentan terjadi pendangkalan aqidah dan lemahnya pemahaman dan pengalaman Islam,” ungkap Prof Muhammad AR.

Pada kesempatan tersebut Sekretaris Jenderal Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat, Dr. Avid Solihin, MM juga menyampaikan sambutannya secara virtual melalui jaringan zoom.

Ia mengataka kehadiran dai ilallah sangat dibutuhkan untuk di tempatkan di daerah terpencil dan pedalaman, maka kehadiran ADI dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut sehingga dakwah tersampaikan pada setiap ummat.

“Kepada para wisudawan sangat diharapkan untuk benar-benar menyiapkan diri menjadi da’i yang sesugguhnya dengan ilmu keislaman yang luas, mental yang tangguh dan akhalak yang terpuji,” pungkasnya.

Oleh Dr. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, MCL, MA

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Aceh menggelar silaturrahmi antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan para cendekiawan, ulama, akademisi dan tokoh-tokoh Aceh Ahad 6 Agustus 2023 pukul 16.00 di Hotel Hermes Palace Banda Aceh.

Menurut Sekretaris Umum DPW Nasdem Aceh; Muslim Ayup, acara tersebut digelar secara tiba-tiba dan sempat beredar undangan via WA pagi hari Ahad 6 Agustus 2023. Ketua DPW Nasdem Aceh Taufikurrahman berucap; acara silaturrahmi tersebut digelar berdasarkan permintaan beberapa tokoh Aceh yang hendek bertemu dan bertukar pikiran dengan Surya paloh, lalu diambil inisiatif diadakanlah silaturrahmi yang lebih luas tersebut.

Acara yang sempat bergeser waktunya hampir satu jam karena peserta menunaikan shalat ashar terlebih dahulu sebelum ikut acar itu dihadiri oleh alim ulama, para guru besar, akademisi, tokoh masyarakat, utusan ormas dan insan pers berjalan dengan lancar, bersahabat, serius dan fokus. Dari pihak Nasdem sendiri selain anggota DPW dan DPD Banda Aceh juga hadir bacaleg DPR RI dapil 1 Dr. Abdullah Puteh dan mantan ketua umum DPW Nasdem Aceh Zaini Jalil.

PIDATO SURYA PALOH

Dengan menggunakan waktu lebih kurang satu jam Surya Paloh berpidato dengan sangat bersemangat dan bergairah sebagaimana penampilannya hari-hari yang bersahaja, serius dan tegas. Pidato yang diawali dengan perkenalan diri itu dirasakan para peserta sangat aspiratif dan menyentuh kalbu karena dimulai dari permulaan karirnya yang berkembang semenjak usianya 14 tahun.

Dalam usia tersebut beliau sudah bergerak dan berkembang dalam bidang bisni yang kemudian diperkuat oleh pengalaman organisasi pemuda, ormas dan orpol. Beliau dalam usia muda sempat menjadi anggota DPRD Kota Medan kemudian menjadi petinggi Golkar sampai mendirikan Partai Nasdem.

Menurutnya, Nasdem lahir sebagai upaya koreksi terhadap partai-partai lain yang sudah sedia ada sebelum Nasdem ada. Nasdem lahir dengan gerakan restorasi untuk Indonesia dalam upaya meningkatkan martabat, gezah dan wibawa bangsa Indonesia sehingga menjadi sebuah kebanggaan kita sebagai warga negara yang belum wujud sebelum Nasdem Lahir. Kita ingin bangsa ini bermartabat, bermoral, berpengetahuan dan mampu bersaing dalam kancah pergerakan dunia global bukan hanya di peringkat kabupaten/kota, provinsi dan negara saja.

Dalam pidatonya Surya Paloh lebih fokus mengungkapkan upaya bagaimana mengembangkan Aceh yang hanya berpenduduk sekitar lima juta orang ini. Bahkan suatu ketika dahulu bangsa Aceh ini terancam punah ketika indeks kelahiran lebih rendah berbanding dengan indek kematian di bumi Aceh dan ini tidak banyak orang tahu, walaupun demikian hari ini sudah normal kembali ungkapnya. Beliau berharap orang Aceh serius memikirkan bagaimana memajukan Aceh di peringkat nasional dan internasional dengan kekhususan dan keistimewaan yang dimiliki oleh Aceh hari ini. Kekhususan dan keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh provinsi lain secara simultan sebagaimana yang dimiliki Aceh, karenanya Aceh sangat rugi kalau tidak mampu memanfaatkan fasilitas yang ada tersebut.

Restorasi untuk Aceh katanya; untuk memperkuat dan memugar kejayaan masa lampau yang megah dengan Sultan Iskandar Mudanya, dengan Laksamana Malahayatinya, dengan Tgk. Chik di Tironya, dengan Teuku Umar dan Cut Nyak Dhiennya. Dengan itu semua restorasi untuk Aceh harus diwujudkan dengan memperkuat adat istiadat dan kearifan lokal yang sedia ada. Kita satu-satunya provinsi yang berlaku syari’at Islam, bagaimana kita berikan cerminan syari’at Islam itu sebagai contoh teladan yang baik kepada provinsi lain yang tidak memilikinya. Jangan sampai dengan berlakunya syari’at Islam tersebut membuat Aceh salah-salah semakin terpuruk, semakin tertinggal, semakin mundur dan semakin dicemooh orang.

Terkesan dalam pidatonya beliau mencoba mengajak rakyat Aceh untuk mengedepankan persahabatan dalam segala bidang antar sesama orang yang menjadi rakyat Nanggroe Aceh. Seolah-olah beliau mengharapkan generasi muda Aceh bekerja dan berbuat seperti yang beliau lakukan sehingga seluruh orang Aceh harus berjaya dan menjadi tokoh-tokoh nasional dan internasional. Seolah-olah beliau mengajak semua bangsa Aceh jangan salah kaprah dengan implementasi syari’at Islam di Aceh sehingga orang Aceh semakin kaku, jumud, tersungkur dan terbelakang dalam kehidupan. Padahal Islam dan Syari’at Islam itu datang bersamaan dengan gerakan perobahan yang dalam bahasa Nasdem disenut dengan restorasi.

TANGGAPAN PESERTA

Hanya ada enam orang penanggap yang sempat memperoleh kesempatan dalam acara tersebut dan keburu waktunya menuju waktu maghrib. Dua professor penanggap awal secara berurutan cenderung kepada memberi sanjungan dan apresiasi kepada Surya Paloh. Penanggap ketiga yang juga seorang professor berlatarbelakang kesehatan mengemukakan problematika anak stanting di Aceh yang sangat mengkhawatirkan seraya mengkritik pengesahan undang-undang kesehatan yang salah kaprah oleh DPR.RI.

Sedangkan penanggap keempat datang dari orang yang berlatarbelakang ulama dengan sejumlah ayat dan hadis bagaimana kita berupaya memperoleh kemenangan dalam sebuah perjuangan yang dialamatkan kepada upaya mendorong majunya Anis Baswedan sebagai calon Presiden RI. oleh penanggap kelima seorang perempuan bergelar doktor cenderung memperkenalkan diri, mengapresiasi gerak langkah Nasdem memajukan Anis sebagai presiden dan mengoceh perempuan tidak mendapatkan posisi dalam negara. Padahal Aceh memiliki beberapa orang pemimpin perempuan pada masa dahulu tapi sekarang kami tidak diberikan kesempatan oleh pihak-pihak tertentu di Aceh, katanya.

Dari enam penanggap tersebut terkesan tidak satupun yang fokus menanggapi isi pidato Surya Paloh yang mengajak forum untuk mendongkrak Aceh lebih maju dari kemajuan yang pernah ada tempo dulu di zaman Iskandar Muda, zaman Tgk. Chik di Tiro, zaman PUSA dan kemerdekaan. Dan tidak ada juga yang menanggapi tentang kesuksesan pribadi yang digerakkannya mulai dari usaha kecil sampai menjadi pengusaha, politikus dan tokoh nasional. Yang sangat amat penting adalah tidak ada seorang penanggappun yang menyinggung keikhlasan beliau berbuat bukan untuk kepentingan pribadi melainkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Bukti konkritnya adalah beliau mendorong Anis menjadi calon presiden RI bukannya maju dirinya sendiri seperti ketua-ketua partai lainnya.

Yang lebih dahsyat lagi prilaku para ketua partai lain adalah; kalau dirinya tidak diterima oleh rakyat menjadi pemimpin di negeri ini tidak segan-segan menyodorkan anaknya atau tidak pernah takut menjilat kepada pemimpin terpilih agar mendapatkan jabatan semisal jabatan menteri. Semua itu tidak dilakukan seorang Surya Paloh yang tertinggal dari tanggapan para peserta dalam silaturrahmi tersebut. Lazimnya orang-orang kita kalau ada kesempatan berbicara langsung saja menjual obatnya sendiri tanpa peduli jualan oban orang sebelumnya, maka hasilnya jauh panggang dari api, lain yang dihantar Pak Surya lain pula yang ditanggapi para peserta.

Semestinya para penanggap tersebut tidaklah memberi kesan mengajari Surya paloh tentang bisnis, tentang politik, tentang syari’at Islam dan tentang sesuatu yang beliau sudah paham. Itu namanya mengajari itik berenang yang dalam bahasa Aceh disebut dengan: jak bi bu keu ureung troe, jak peukawen ureung inong nyang kana lakoe (memberi makan orang kenyang dan mengawinkan perempuan bersuami). Maka hasilnyapun pak Surya tidak menanggapi satupun komentar para pembicara dan penanggap tersebut. Dengan senyum-senyum beliau berucap: saya tidak menanggapi apa yang bapak-bapak sampaikan karena waktu yang tidak memungkinkan lagi, yang jelas dengan mendorong Anis untuk menjadi calon Presiden, impeknya sangat dahsyat sekali dan ini tidak cukup waktu untuk saya kemukakan disini. Lalu beliau menutub dengan ucapan salam.

Penulis adalah Ketua Majlis Syura Dewan Dakwah Aceh dan Dosen Siyasah pada Fakultas Syari’ah & Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Email: diadanna@yahoo.com


Masyarakat Sodom adalah orang-orang yang buruk akhlaknya, rusak mentalnya, tidak memiliki pegangan agama dan tidak memiliki peradaban hidup yang mulia. Kemungkaran dan kemaksiatan merajalela dalam kehidupan mereka. Pencurian, pembegalan dan perampasan harta merupakan kejadian sehari-hari, yang kuat menjadi penguasa,  sedangkan yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang para penguasa dan orang kuat.

Maksiat yang paling menonjol dan menjadi ciri khas masyarakat Sodom adalah perbuatan homosex (liwath) dikalangan pria dan  lesbian dikalangan wanitanya. Inilah  hal yang sudah menjadi budaya masyakarat Sodom, hingga Allah mengirimkan Nabi Luth a.s. kepada mereka untuk berdakwah dan kemudian berhijrah.

Karena kekejian kaum Nabi Luth tidak bisa dibasmi lagi, maka Allah menyuruh Nabi-Nya untuk hijrah sementara waktu, untuk memberi pelajaran kepada mereka. Mayoritas kaum Sodom sudah melanggar sunnatullah secara berjamaah, maka bagi kaum minoritas yang tha’at bersama Nabi Luth diselamatkan oleh Allah dari azab-Nya yang Maha Dahsyat. Mereka disuruh hijrah dari negeri Sodom yang  biadab  ke negeri lain yang lebih aman dan jauh dari kemungkaran.

Dewasa  ini sudah ada 30 negara yang  mengesahkan undang-undang yang mengizinkan pernikahan sesama jenis. Jika mengikuti peristiwa yang mengenaskan yang pernah dirasakan oleh kaum Luth di negeri Sodom, maka kita umat Islam harus sudah siap untuk hengkang dari negeri-negeri Sodom itu, karena cepat atau lambat Allah akan mendatangkan  bala bencana yang super dahsyat ke negeri-negeri tersebut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center America, dewasa inj sudah ada 30 negara telah mengesahkan undang-undang pernikahan sesama jenis di negara-negara mereka. Kata mereka ini adalah aspirasi dari masyarakat  dari berbagai  kalangan dan mendapat pengiktirafan negara.

Umat Islam tidak ada pilihan lain, jika melihat kemungkaran seperti itu sudah merajalela di suatu tempat, kalau bisa berdakwah silakan berdakwah, kalau dengan dakwah itu akan berhadapan dengan resiko yang dahsyat, maka dibolehkan berhijrah. Hijrah disini bukan berarti lari dari kedhaliman, tetapi menghindari kedhaliman berjamaah dan hijrah ke negeri yang aman untuk menyusun kekuatan agar bisa melawan kemungkaran tersebut hingga lenyap di atas permukaan bumi.

Negeri-Negeri LGBT

Negara-negara yang sudah  legal untuk melakukan pernikahan sesama jenis adalah Belanda sejak tahun 2000, dan perinikahan sesama jenis  dilaksanakan pertama sekali adalah pada tahun 2001. Belgia mulai tahun 2005, Canada dan Spanyol  mulai berlaku pada  2005, kemudian diikuti Afrika Selatan tahun  2006. Tahun 2008 diikuti Nowegia dan tahun 2009 di berlakukan di Swedia. Malah Dewan Gereja  di Swedia termasuk yang memprakarsai perizinan pernikahan sesama jenis.

Kemudian  Argentina yang merupakan negara Amerika Latin pertama melegalkan pernikahan sesama jenis  pada tahun 2010. Portugal juga dimulai pada tahun 2010 dan kemudian Islandia, bahkan negara Islandia secara bulat mendukung pelaksanaan perkawinan sesama jenis. Setelah itu Denmark tahun 2012, Uruguay dan Brazil tahun 2013. Setelah Brazil mensahkan undang-undang ini, pada tahun itu lebih dari 3700 orang melaksanakan perkawinan sesama jenis. Mereka sangat antusias mengikuti kaum Sodom.

Kemudian diikuti oleh Selandia Baru, pada tahun 2013, namun persetujuan pernikahan sesama jenis di Selandia Baru antara 77-44. Artinya masih ada 44 persen yang masih memiliki hati nurani atau tidak sependapat dengan perkawinan sesama jenis.

Selanjutnya Inggris Raya dan Wales pada tahun 2013. Setelah keputusan perkawinan sesama jenis dibuat, mantan Wakil Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg, mengatakan “Tidak peduli siapa anda dan siapa  yang anda cintai, kami setara.” Kemudian negara Perancis juga  pada tahun 2013 dan masyarakat Perancis sangat mendukungnya. Tahun 2014 diikuti oleh negara  Luxemburg dan Scotlandia. Tiga tahun setelah mayoritas parlemen  memilih   melegalkan  pernikahan sesama jenis, Gereja  Episcopal Scotland menjadi gereja Kristen besar pertama di Inggris yang  melakukan  pernikahan sesama jenis.

Kemudian Amerika Serikat  dan Irlandia pada tahun 2015. Irlandia merupakan negara pertama yang melegalkan perkawinan sesama jenis  melalui pemungutan suara, artinya seluruh penduduk Irlandia adalah kaum Sodom, maka tunggu saja kiriman azab dari Allah.  Seterusnya negara Finlandia  tahun 2015 dan  Colombia tahun 2016, serta  negara Malta pada tahun 2017. Dalam pemungutan suara di Malta, hampir secara bulat suara mendukung pernikahan sesama jenis namun mendapat kritikan dari Gereja  Katolik.

Pada tahun  2017 diikuti oleh negara Australia, Jerman dan  Austria pada tahun 2019. Kemudian Taiwan juga pada tahun 2019, dan ini satu-satunya negara di Asia yang pertama yang melegalkan perkawinan sesama jenis antara pasangan gay dan  lesbian. Juga pada tahu 2019 diikuti oleh negara Ecuador dan Irlandia Utara.

Sementara negara Swiszerland (Swiss)  pada tahun 2020 memproklamirkan pernikahan sesama jenis. Memang kita tidak menafikan bahwa trend pernikahan sesama jenis dipelopori oleh Barat yang memang memilih  meninggalkan ajaran agama secara mayoritas. Sehingga mereka dalam memutuskan sesuatu perkara berdasarkan hawa nafsu dan selera orang banyak.

Sebagai contoh hasil sebuah Survey of U.S. adults conducted on 10-16  October 2022, kebanyakan orang Amerika memilih legalitas kawin sesama jenis adalah baik bagi masyarakat.  Misalnya  19 % menganggap perkawinan sesama jenis baik; 18 % mengatakan agak baik;  25% mengatakan agat baik;  dan 36 % mengatakan  perkawian sesama jenis sangat baik.

Inilah keinginan masyarakat maju yang meninggalkan ajaran agama secara totalitas.

Konsekwensi Melanggar Sunnatullah

Kalau ummat Islam yang masih berpegang teguh terhadap ajaran Islam, persoalan LGBT ini adalah cerminan masyarakat Sodom yang dimana Allah mengutus Nabi-Nya Luth a.s. untuk mendakwahkannya, namun kaum Sodom itu keras kepala maka Allah hancurkan negeri Sodom itu sehancur-hancurnya tidak ada yang tersisa satupun kaum yang durhaka itu.

Ini sebuah pelajaran yang sangat berharga, kalau Barat dan negara-negara lain yang  hari ini sedang memamerkan pembangkangan terhadap Allah, ya silakan dalam batas-batas tertentu, namun perlu diketahui bahwa Allah tetap dalam keputusan-Nya dan tidak ada yang dapat mengintervensinya. Lihat saja kaum-kaum yang dhalim dan durhaka, mana ada yang selamat, lihat Firaun dan bala tentaranya, lihat Haman, Qarun, Abrahah, Abu Jahal, Abu Lahab, dan lain-lain pembangkang, akhirnya mengalami nasib tragis dan punah semuanya.

Mungkin kita akan melihat negeri-negeri Sodom ini akan Allah kirimkan azab kepada mereka selama mereka tidak mau bertobat.

Penulis Adalah Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Provinsi Aceh

Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed

 Ibadah qurban (penyembelihan hewan) yang dilakukan oleh kaum muslimin dan muslimat pada setiap Hari Raya Idul Adha adalah sebuah model peribadatan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Ibadah ini bermula diawali oleh Nabi Ibrahim a.s. yang bermimpi untuk menyembelih anaknya tercinta yaitu Nabi Ismail a.s. Memang mimpi bagi para Nabi adalah sebuah kebenaran bahkan banyak wahyu yang diterima oleh para Nabi, diantaranya  adalah melalui mimpi.  Karena itu mimpi Nabi Ibrahim a.s. adalah hal yang biasa bagi beliau karena ini terjadi bukan hanya satu kali perintah untuk menyembelih anaknya Ismail. Bahkan menurut riwayat, Nabi Ibrahim tiga malam berturut-turut bermimpi menyembelih anaknya Islamil. Ketika  persoalan ini disampaikan kepada anaknya, Ismail, dia dengan senang hati menerimanya.

Mungkin jika ini berlaku bagi manusia biasa, sudah pasti tidak akan dilakukan atau dituruti karena manusia terlalu banyak menggunakan logika dan sangat kurang percaya kepada hal-hal yang transcendental (yang tidak dapat dijangkau akal). Memang benar bahwa Allah akan menguji seseorang sesuai kemampuannya. Karena itu betapapun hebatnya manusia selain Nabi atau Rasul Allah, maka kemampuan sabar menerima cobaan dan hinaan serta cacian tidak wujud pada manusia. Namun  Nabi Allah dan Rasul All-lah  yang sanggup menerima ujian betapapun hebatnya cobaan atau ujian yang menimpanya.

Cobaan dan ujian yang diterima Nabi Ibrahim a.s. dan anaknya Ismail adalah sangat berat bagi ukuran manusia biasa dan bahkan sulit dipercaya dengan akal sehat untuk menyembelih anak manusia. Namun yang diuji ini adalah para Nabi sudah pasti  segala rintangan dan tantangan ini akan dihadapi dengan kesabaran karena mereka telah dibekali oleh Allah bahwa kesabaran ujung-ujungnya adalah kemenangan dan ini pasti. Demikian pula Ibunda Nabi Ismail, Siti Hajar, yang bukan pertama kali menerima  ujian ini dari Allah, bahkan ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail kecil di Lembah Bekaa (Makkah) yang tandus dan kering kerontang dan tidak ada seorang manusiapun saat itu disekelilingnya, namun mereka siap ditinggalkan oleh suaminya, Nabi Ibrahim asalkan itu datangnya dari Allah azza wajalla. Sebegitu yakinnya mereka terhadap eksistensi Allah  dalam darah dagingnya sehingga tidak terbetik sedikitpun kegusarannya.

Inilah model keluarga yang paling tangguh dari segi ketauhidannya kepada satu-satunya Penguasa Langit dan Bumi. Inilah keluarga yang memiliki ketahanan lahir dan batin dan tidak pernah terbetik sedikitpun keengganan dalam hatinya untuk mengingkari perintah Allah swt. Ketauhidan Ibrahim, Ismail, dan Hajar mungkin tidak salah kalau kita mengikutinya dalam hal bagaimana kita percaya akan Keagungan Allah, Keperkasaan-Nya, dan Kemaha-Kuasaan-Nya serta Ketepatan janji-Nya.

Ketahanan Keluarga

dicontohi oleh ummat Islam  dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Disini kita melihat keluargaMungkin model ketahanan keluarga Nabi Ibrahim, anaknya Ismail, dan isterinya Hajar patut dic Nabi Ibrahim sangat patuh atau tha’at kepada perintah Allah apapun yang diperintahkan Allah tetap patuh untuk dikerjakan; kemudian Ismail sebagai seorang anak juga tidak akan pernah mengatakan ‘tidak’, terhadap apa yang diutarakan oleh bapaknya, Ibrahim; kemudian isterinya, Siti Hajar, tidak pernah menampakkan  keengganannya atau kesedihannya akan kehilangan putranya  karena tindakan suaminya untuk menyembelihnya. Ketiga orang ini sudah memiliki  ketauhidan yang sama dan tangguh serta sangat tha’at terhadap segala perintah Allah, tidak ada rasa kerisauan sedikitpun dalam hati mereka terhadap  keputusan Allah azza wajalla.

Melalui ibadah qurban ini setiap keluarga, jika tidak keberatan, boleh mengikuti  model ketaatan kepada Rabb dalam menjalankan segala perintahnya walaupun itu pahit dan penuh resiko. Allah tidak akan membebani manusia kalau mereka tidak mampu melaksanakannya, namun sebaliknya Allah akan menguji manusia sekedar kesanggupannya.  Selanjutnya Allah tidak akan mencelakakan hambanya dengan ujian yang Dia berikan, jika hamba yang diuji  dan dicoba dan bersabar dengannya, maka kemenangan dan kemuliaan akan disandangnya. Perlu diketahui bahwa Allah tudak akan mendhalimi hamba-Nya sedikitpun. Pelajaran berikutnya yang dapat kita petik dari keluarga Nabi Ibrahim adalah menjadikan Allah  sebagai pelindungnya, sebagai tempat bergantung, sebagai tempat berdoa dan meminta  dalam segala keadaan, karena itu mereka tidak pernah putus asa dari rahmat Allah. Akibat ketaatan dan menjadikan Allah sebagai tempat bergantung dan tempat memohon sesuatu, pisau yang hendak memotong  leher Ismail menjadi tumpul, leher Ismail digantikan dengan seekor kibas, dan inilah akabat kepatuhan.

Pendidikan Akhlak

Sesungguhnya kepatuhan anak terhadap orang tua (ibu-bapak) adalah sebuah kemuliaan, kepatuhan isteri kepada suaminya juga sebagai sebuah ketaatan, demikian pula kepatuha Ibrahim a.s. kepada perintah Allah lewat mimpinya adalah kepatuhan moral yang agung kepada Rabbnya. Ibadah Qurban ini merupakan symbol ketaqwaan dan keikhlasan dan Allah akan menerima pengorbanan ini karena ketawaannya kepada Allah. Kita kembali  kepada pengornanan anak Adam antara Habil dan Qabil. Ternyata pengorbanan Habil yang diterima Allah karena ketaqwaannya dan keshalehannya. Pengorbannan Qabil ditolak karena akhlak mulianya tidak dinampakan ketika melakukan pengorbanan.    Nampaknya disini perlu mengambil kira  bagaimana akhlak terhadap Allah yang diperlihatkan oleh Ibrahim dan Ismail atau para pengorban lainnya selanjutnya akhlak anak terhadap ayahnya atau orang tuanya antara Ismail  dan Ibrahim,  kemudian akhlak seorang isteri terhadap suaminya. Semuanya perlu akhlak mulia dibarengi dengan ketaqwaan, keikhlasan, kesalehan  dan kepedulian kepada sesama ummat manusia.

 Pengorbanan Kepada Syariat

Jika kita sudah memiliki harta dan kelebihan untuk berqurban di Hari Raya Idul Adha ini dengan menyembelih hewan  Qurban, dengan tujuannya adalah untuk mencapai nilai ketaqwaan, membantu fakir miskin, dan mempertahankan syariat Islam dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, dan bernegara, maka sungguh sangat aneh kalau syariat di bidang lainnya kita tinggalkan. Kalau berqurban menyembelih binantang sudah rela dilaksanakan, kenapa kita tidak berani dan ikhlas  berkorban untuk menghapuskan sistim ribawi di Aceh, mengapa kita tidak berani berkorban perasaan  dan tenaga  untuk menjalankan syariat Islam secara kaffah di Aceh, mengapa kita tidak berani berkorban menolong pengemis di kedai-kedai dan restoran dan di lampu-lampu merah, anak-anak dibawah umur berjualan dan mengemis di traffic lights atau badut-badut berkeliaran di simpang-simpang jalan. Dan juga lain-lain fenomena di hampir seluruh kabupaten kota di Aceh, apakah dalam hal ini pemerintah tidak ada nyali untuk berkorban pemikiran, pengalokasian dana, dan pembinaan mereka yang suka mengemis dan terakhira melakukan patrol-patroli agar kota ini bersih dari orang-orang yang mengemis.  Wallahu ‘alam

Penulis adalah Guru Besar UIN Ar-Raniry

Oleh Prof. Dr. Muhammad AR. M.Ed

Guru Besar Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau, Akhmad Mujahidin (2016) “mengatakan bahwa Dalam masyarakat beradab, kepemimpinan dibangun atas dasar konsensus nilai-nilai kearifan lokal. Jika kultur dan kearifan lokal dikaitan dengan aktivitas kepemimpinan, maka ia menjadi sebuah entitas yang tidak bisa dipisahkan. Kepemimpinan tidak bisa terlepas dari nilai-nilai budaya dan kehidupan sosial masyarakat yang dianut. Ia tidak bisa dipertentangkan, tetapi ia harus direlasikan atau bahkan diintegrasikan. Salah satu ciri kearifan lokal adalah memiliki tingkat solidaritas yang tinggi atas lingkungannya.”

Dari paparan Profesor Akhmad Mujahidin dapat diambil contoh untuk Aceh bahwa siapapun yang menjadi pemimpin khususnya  di Aceh paling tidak ia memahami syari’at Islam dan adat istiadat Aceh-pun sesuai dengan syari’at. Jika persoalan-persoalan kearifan local dilecehkan mungkin kalau dulu akan diambil solusi keacehan seperti solusi terhadap  Portugis, Belanda, dan Jepang, bahkan terakhir dengan Jakarta sekalipun selama tiga puluh tahun. Namun dewasa ini solusi keacehan  sudah berubah seiring dengan  perkembangan imu  pengetahuan  dan orang Aceh banyak yang sudah terdidik, dan cara berpikir-pun sudah berubah.

Kalau ada yang menyalahi syari’at dan tatakrama keacehan, dan kedhaliman, solusi lain akan dijalankan yaitu, dengan melapor kepada Penguasa Langit dan Bumi. Hasilnya itu tanggal  26 Desember 2004. Dia sendiri yang mengabulkan doa rakyat Aceh yang terdhalimi hingga Dia mendatangkan gempa dan tsunami hingga lahirlah MOU Helsinki.  Ketika itu kita lihat  mayat-mayat orang Aceh baik yang bersalah ataupun yang  innocent, bergelimpangan dipinggir jalan, di sungai, di gunung-gunung, di tepi pantai, dan kota-kota. Rakyat Aceh tidak tahu lagi mau mengadu kemana, kecuali Sang Maha Kuasa. Karena itu jangan biarkan rakyat melapor kepada Nya.

Dalam perspektif Islam, setiap manusia itu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin wajib mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan semasa kepemiminannya. Kalau dipikir-pikir secara normal konon lagi menyandarkan pada Hadis Rasulullah saw, maka sulit rasanya bagi seseorang untuk menghindari dirinya  untuk tidak menjadi pemimpin. Jadi atau tidak jadi kita sudah terangkat sendiri menjadi pemimpin, artinya walau kita memimpin untuk diri sendiri, memimpin keluarga ataupun, memimpn negara, maka  kepemimpinan untuk semua level itu akan ada pertanggung jawabannya dihadapan  Allah melalui pengadilan-Nya yang Maha Adil. Di sini setiap pemimpin  akan diminta pertanggung jawabannya.  Oleh karena itu, janganlah senang atau berlomba-lomba mau menjadi pemimpin baik formal ataupun non-formal,  konon lagi kalau kita memperoleh tampuk kepemimpinan dengan cara yang tidak beradab.

Jika kita benar-benar mau menjadikan Rasulullah saw, Abu Bakar Siddik, Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Azis, dan  Harun Ar-Rasyid sebagai contoh dalam memimpin, maka kemungkinan besar kita dapat  menghindari diri amukan  neraka Jahannam di Yaumul Mahsyar nanti.

Pada suatu hari, Barirah (hamba sahaya Aisyaha r.a.) berkata kepada Sulaiman bin Abdul Malik (ketika beliau sebelum menjadi khalifah), wahai Sulaiman, saya mendengar dari Nabi saw bahwa nanti di hari kiamat, seorang pemimpin ketika masuk ke dalam sorga, ia terhalang oleh noda merah. Kemudian ia bertanya kepada Allah swt, ‘Ya Rabb apa yang menyebabkan aku tidak bisa masuk ke dalam sorga-Mu?’ Allah menjawab, ‘kamu dulu seorang pemimpin, dan ketika engkau berkuasa ada darah-darah yang tercecer tanpa alasan yang jelas’.

Demikianlah susahnya seorang pemimpin untuk masuk sorga karena keteledorannya  dalam memimpin. Banyak orang mati dibawah pengendalian kita tanpa alasan yang dibolehkan syar’i, banyak orang terdhalimi dari segi keadilan dan keamanannya, banyak orang  dan binatang mati kelaparan karena kemiskinan dan ketiadaan makanan, semua itu terpulang kepada pemimpin. Karena itu  janganlah berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin formal (masyarakat) karena kemungkinan meleset akan berlaku.  Power tends to corrupt  (kekuasaan cenderung untuk korupsi). Ini tidak dapat dibantah kalau kita lihat pengadilan dan penjara selama ini.

Pemimpin dan Pendidikan

Kalau kita merujuk  ke masa lalu atau pada masa awal Islam setiap orang yang dibebankan tugas oleh Rasulullah saw semuanya berdasarkan keprofessinalannya (keilmuannya), dan ini sesuai dengan salh satu Hadis beliau yang maknanya adalah “jika suatu  urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.”

Kalau kita memiliki kapasitas pemikiran normal dan hati yang jernih, mungkin makna hadis tersebut sangat dalam artinya, dan orang normal akan mengatakan bahwa “saya tidak mampu menjalankan urusan ini karena saya tidak mempunyai ilmu atau kemahiran tentang itu”.

Jangan gara-gara kekurangan yang saya miliki , rusak masyarakat semuanya. Ini perkataan orang-orang yang bertanggung jawab. Oleh karena itu dimanapun kita berada dan berbuatlah sesuai dengan ilmu dan pengetahuan anda.

Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang akan nampak pada prilakunya, pemikirannya, dan idenya untuk masa depan bangsa dan negara.  Mungkin kalau orang tidak punya ilmu, jangankan untuk memikirkan persoalan ummat, persoalan pribadinya amburadul, jangankan untuk memberikan solusi untuk ummat, mendengar saran dari orang lainpun tidak bisa dipahaminya. Disinilah letak pentingnya ilmu dan kemahiran.

Pemimpin dan Tanggung Jawab

Dalam al-Qur’an Allah berfirman yang artinya : Sesungguhnya  Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, maka hukumlah denan adil. (Q.S. An-Nisa’ 58).   Kemudian Rasulullah saw bersabda yang artinya: Kamu sekalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta  pertanggung jawabannya tentang apa yang dipimpinnya, imam adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggung jawabannya, orang lelaki adalah pemimpin  dalam keluarganya, dan ia akan diminta pertanggung jawabannya tentag apa yang dipimpinnya. Isteri juga pemimpin yang mengendalikan rumah tangga suaminya dan ia akan diminta pertanggungjawabannya, pembantu rumah juga pemimpin terhadap harta majikannya dan ia akan diminta pertanggungjawabannya pula.  H. R. Bukhari.

Ayat dan Hadis di atas rasanya sudah lebih dari cukup sebagai landasan berpijak bagi semua kita yang tiap hari kerjanya sebagai pemimpin, oleh karena itu kehati-hatian dalam kehidupan ini sangat diperlukan karena persoalan kepemimpinan berujungnya ke dalam neraka. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab baik di alam kubur ataupun di alam mahsyar nanti, pemimpin yang adil tempatnya di dalam sorga sementara pemimpin  dhalim dan tirani tempatnya dalam Jahannam.

Penulis adalah Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam UIN Ar-Raniry

Pengurus Dewan Dakwah Kabupaten Nagan Raya periode 2021-2026 resmi dilantik di Aula Anjungan Bupati Nagan Raya, Rabu (15/12). Prosesi pelantikan oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh Dr Muhammad AR Med dan didampingi Sekretaris Umum, Zulfikar SE MSi.
Hadir dalam pelantikan tersebut Bupati yang diwakili oleh Sekda Nagan Raya, Ir. H Adhi Martha dan sejumlah kepala SKPK di Jajaran Pemda Nagan Raya.

Adapun pengurus yang dilantik diantaranya Ketua dijabat oleh Tgk Samsul Bahri S, M.Pd, Sekretaris Tgk Abdi Yusrizal, SP, Bendahara Tgk Ali Munir SE Ak, MM dan dilengkapi dengan sejumlah Biro.

Ketua Panitia Pelaksana, Tgk Abdi Yusrizal, SP dalam laporannya mengatakan jumlah pengurus yang dilantik sejumlah 65 orang dengan sumber dana mandiri dari kalangan pengurus.

“Kami melihat antusias dari rekan-rekan untuk bergabung menjadi Pengurus Dewan Dakwah dan sekaligus menyumbangkan dananya untuk kesuksesan acara pelantikan dan Upgrading pengurus,” kata Tgk Abdi.

Ketua Dewan Dakwah Nagan Raya, Tgk Samsul Bahri S, M.Pd dalam sambutannya berterima kasih kepada para pengurus yang telah mempercayainya sebagai ketua. Ia mengatakan sebagaimana lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan tadi salah satu baitnya adalah bangunlah jiwanya. Sisi inilah barangkali yang akan menjadi fokus pengurus dalam rangka bersinergi dengan Pemerintah Daerah dalam membangun Kabupaten Nagan Raya.

“Ini juga sejalan dengan visi misi Dewan Dakwah yang bertujuan untuk meningkat mutu dakwah menuju tatanan masyarakat Islami yang bertaqwa kepada Allah Swt. Terima kasih kepada bapak Bupati yang sudah memfasilitasi akomodasi dan konsumsi untuk acara pelantikan. Kami berharap agar bantuan dan kerja sama ini dapat terus berlanjut di masa mendatang,” kata Tgk Samsul Bahri.

Bupati yang diwakili oleh Sekda Nagan Raya, Ir. H Adhi Martha mengucapkan selamat pengurus Dewan Dakwah Kabupaten Nagan Raya periode 2021-2026 yang baru dilantik. karena pelantikan ini merupakan tonggak awal untuk memulai aktivitas dakwah di Kabupaten Nagan Raya. Untuk itu, Dewan Dakwah dapat bersinergi dengan Pemda Nagan Raya dalam membina akidah ummat, menjadikan masjid sebagai pusat pertumbuhan peradaban Islam.

“Masjid tidak hanya sebatas sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat, tetapi lebih dikembangkan menjadi madrasah, tempat konsultasi hukum Islam, maupun kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. Dan kami mengharapkan Dewan Dakwah Nagan Raya akan menjadi garda terdepan untuk menjadi terwujud cita-cita tersebu,” kata Adhi Martha.

Sementara itu Ketua Umum Dewan Dakwah Aceh, Dr Muhammad AR Med dalam arahannya mengatakan tugas dakwah adalah mengajak kepada ketaatan dan ukhuwah Islamiyah. Jangan menjadikan dakwah sebagai beban, yang penting bekerja secara ikhlas nanti ada saja pihak yang digerakkan oleh Allah Swt untuk membantu aktivitas dakwah yang kita lakukan.

“Pengurus Wilayah Dewan Dakwah Aceh sudah membuktikan bahwa usaha dakwah yang selama ini dilakukan selalu ada support dana, tenaga dan pemikiran dari pihak-pihak yang sudah melihat hasil dari dakwah tersebut. Selain itu kami mengharapkan agar Dewan Dakwah Nagan Raya menyusun program kerja yang realistis dan mampu dilaksanakan, minimal menggerakkan ummat untuk shalat berjamaah,” kata Muhammad AR.

Seusai pelantikan semua pengurus Dewan Dakwah Nagan Raya mengikuti upgrading pengurus dalam rangka untuk menyamakan visi dan misi dakwah. Upgrading tersebut diisi oleh pemateri dari Pengurus Wilayah Dewan Dakwah Aceh.

Ketua Dewan Dakwah Aceh Singkil, Abdul Muhri, menyerahkan daging kurban kepada masyarakat di kampung Tulaan, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil

Singkil — Dewan Dakwah Aceh Singkil bekerjasama dengan LAZNAS Dewan Dakwah Pusat dan Dewan Dakwah Aceh pada Idul Adha 1444 H tahun 2023 ini menyembelih sebanyak 26 ekor hewan kurban, yang terdiri dari seekor sapi dan 25 domba.

Ketua Dewan Dakwah Aceh Singkil, Abdul Muhri, Sabtu (1/7/2023) mengatakan hewan kurban tersebut telah disalurkan ke berbagai kampung di Kabupaten Aceh Singkil, yang selama ini sangat jarang dilaksanakan kurban.

Di Kecamatan Gunung Meriah, telah disalurkan ke kampung Tulaan lima ekor domba dan Tanjung Betik seekor sapi. Kemudian di Kecamatan Danau Paris disalurkan ke kampung Labuhan lima ekor domba, Tran Lae Balno lima ekor domba dan Panjuharang empat ekor domba.

Selanjutnya kampung Sosor, Kecamatan Simpang Kanan dua ekor domba dan terakhir di Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak empat ekor domba.

“Adapun prosesi penyembelihannya berlangsung selama dua hari, yaitu Jumat dan Sabtu, 11-12 Zulhijjah atau 30 Juni – 1 Juli 2023. Untuk hari ini berlangsung di Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak dan Tulaan Kecamatan Gunung Meriah,” kata Ahdul Muhri.

Ia menjelaskan penyaluran hewan kurban itu bertujuan tujuan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan daging hewan kurban, yang mungkin sulit dijangkau secara ekonomis oleh mereka. Selain itu juga untuk memperkuat solidaritas dan persatuan antara sesama masyarakat.

“Tak lupa kami mengucapakan terimakasih banyak kepada para mudhahhi (orang yang berqurban) yang telah memberikan kepercayaannya kepada Dewan Dakwah Aceh Singkil. Semoga Allah membalas semua kebaikan tersebut,” kata Abdul Muhri.

Ia menambahakan ibadah kurban merupakan bentuk kepedulian sosial yang kuat terhadap sesama. Melalui kurban, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan sikap empati, saling peduli, dan membantu mereka yang membutuhkan.

“Dengan berbagi daging kurban kepada yang membutuhkan, kita dapat memperkuat ikatan sosial dan membangun kebersamaan dalam masyarakat,” pungkas Abdul Muhri.

Ketua Panitia Pelaksana Qurban Dewan Dakwah Aceh, Tgk Suwardi Isiem saat meninjau hewan qurban di daerah Kecamatan Baitusasalam, Kabupaten Aceh Besar.

Dewan Dakwah Aceh bekerjasama dengan LAZNAS Dewan Dakwah Pusat menyalurkan sebanyak 72 ekor hewan qurban jenis domba dan 9 ekor sapi ke berbagai daerah perbatasan dan pedalaman Aceh dan juga daerah lainnya di Aceh.

Kegiatan dengan tema “Tebarkan Qurban di Pedalaman Aceh” itu dilaksanakan dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1444 H. Dan direncanakan semua hewan qurban akan di sembelih pada tanggal 10-12 Zulhijjah atau 29 Juni -1 Juli 2023.

Ketua Panitia Pelaksana Tgk Suwardi Isiem, Senin (26/6/2023) mengatakan hewan-hewan kurban tersebut berasal dari LAZNAS Dewan Dakwah Pusat, para pengurus dan keluarga besar Dewan Dakwah Aceh serta juga simpatisan lainnya.

“Alhamdulillah, tahun ini Dewan Dakwah Aceh kembali menghimpun hewan qurban dan menyalurkannya ke daerah perbatasan dan pedalaman yang ada di Aceh. Hingga saat ini sudah terkumpul sebanyak 72 ekor hewan qurban jenis domba dan 9 ekor sapi. Semoga akan terus bertambah,” kata Tgk Suwardi.

Tgk Suwardi menjelaskan hewan qurban dari Dewan Dakwah Aceh itu disalurkan ke berbagai daerah perbatasan dan pedalaman di Aceh, diantaranya ke Aceh Singkil, Subulussalam dan Pulau Banyak.

“Selain itu ke kabupaten lainnya seperti Abdya, Langsa, Pidie dan Aceh Besar. Juga disalurkan ke masyarakat di sekitaran markaz Dewan Dakwah Aceh, yaitu di Rumpet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar,” kata Tgk Suwardi.

Sementara itu Koordinator kegiatan yang juga Sekretaris Dewan Dakwah Aceh, Zulfikar SE MSi menjelaskan tujuan utama dari penyaluran hewan kurban ke daerah pedalaman dan perbatasan adalah untuk mewujudkan keadilan sosial.

Beberapa daerah tersebut memiliki akses terbatas terhadap sumber daya dan kesempatan yang ada. Diharapkan masyarakat di wilayah tersebut dapat merasakan manfaat yang sama seperti masyarakat di daerah lebih berkembang.

Selain itu juga untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan, dimana daerah pedalaman dan perbatasan Aceh memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi.

Sehingga penyaluran tersebut dapat memberikan akses kepada masyarakat yang membutuhkan untuk memperoleh daging hewan kurban, yang mungkin sulit dijangkau secara ekonomis oleh mereka.

“Program qurban ini sebagai bentuk perhatian kepada saudara kita di daerah perbatasan dan pedalaman Aceh. Semoga tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat setempat,” pungkas Zulfikar.