Oleh Prof. Syabuddin Gade
Alhamdulillah hari ini masih diberi kesempatan oleh Allah untuk hidup, menunaikan ibadah shalat jum’at dan bertindak sebagai khatib di Mesjid Buengcala, Kuta Baro, Aceh Besar.
Wasiat khutbah hari ini ” Ayo Kita Amalkan Sayyidul Istighfar”.
Semua kita adalah keturunan Nabi Adam As. Kata Nabi SAW, “Semua Bani Adam bisa salah dan Sebaik-baik orang salah adalah orang yang bertaubat”. Jadi, semua kita umat Islam bisa saja terjerumus dalam kesalahan sehingga kita harus memikul dosa, baik dosa mata, dosa telinga, dosa mulut, dosa tangan, dosa kaki maupun dosa tubuh badan. Manusia yang ma’shum alias terpelihara dari kesalahan atau jauh dari dosa hanyalah para Nabi dan Rasul-Nya.
Sebagai manusia yang penuh dosa, maka dosa itu tidak boleh kita pertahankan, tidak boleh kita simpan dan tidak boleh kita masukkan dalam tabungan, tetapi selagi kita masih diberi umur oleh Allah semua dosa itu harus kita usahakan dengan sekuat tenaga agar terhapus dan hilang dari buku catatan, baik dosa dengan Allah maupun dosa dengan sesama manusia. Jika tidak, maka dosa-dosa itu akan menjadi penghambat kesukesan dunia dan kesuksesan akhirat. Bahkan, dosa-dosa itu akan mengundang malapetaka dan azab Allah baik di dunia, di alam barzakh maupun di akhirat kelak.
Salah satu usaha menghapus dosa dengan Allah adalah dengan mengamalkan “istighfar” (memohon ampun kepada Allah). Beritighfar kepada Allah akan membawa manfaat yang besar bagi kesuksesan hamba baik di dunia maupun di akhirat kelak. Bentuk kesuksesanpun beragam, mulai dari pengampunan dosa, mudah dalam semua urusan, hingga akan memperoleh kenikmatan syurgawi.
Istighfar dapat Menghapus dosa.
Nabi SAW bersabda;
من قال أستغفر الله العظيم الذي لاإله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه غفرت ذنوبه وإن كان قد فر من الزحف (رواه ابو داود والترمذي والحاكم)
Dalam hadis di atas, jelas Nabi mengatakan bahwa barangsiapa yang membaca “istighfar” semacam itu (استغفر الله العظيم الذي لاإله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه), maka Allah akan megampuni dosanya, meskipun dosanya seperti dosa orang yang lari dari kewajiban berperang”.
Istighfar Memudahkan Urusan dan Mendatangkan Rezki.
Rasulullah Saw bersabda;
من لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجا ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لا يحتسب (رواه أبو داود)
Dalam hadis di atas, Rasulullah Saw menjelaskan bahwa orang yang selalu beristighfar, Allah akan mepermudah orang itu dalam menghadapi kesempitan dan kesusahan. Setiap kali orang itu mengahdapi kesulitan dan kesusahan hidup Allah selalu mempermudah dan memberikan jalan keluarnya. Bahkan dalam hadis itu, lebih tegas lagi, orang yang lazim beristighfar, Allah akan melimpahkan rezki kepadanya dengan cara yang tidak pernah diprediksi. Hal ini sesuai pula dengan firman-Nya;
ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب…
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberikannya jalan keluar dan akan melimpahkan kepadanya rezki yang tidak disangka-sangka. Orang yang beristighfar adalah orang yang menempuh jalan taubat dan orang yang bertaubat adalah orang yang menempuh dan berjalan di atas jalan taqwa.
Sayyidul Istighfar: Jalan Ahli Syurga
Rasulullah Saw bersabda;
عن شداد بن أوس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: سيد الإستغفار أن تقول: اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت خلقتني وانا عبدك وانا على عهدك ووعدك ما استطعت أعوذ بك من شر ما صنعت أبوء لك بنعمتك علي وأبوء بذنبي فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت. قال: ومن قالها من النهار موقنا بها فمات من يومه قبل أن يمسي فهو من أهل الجنة ومن قالها من الليل وهو موقن بها فمات قبل أن يصبح فهو من أهل الجنة (رواه البخاري وأهل السنن).
Hadis tersebut dikenal dengan hadis tentang “sayyidul istighfar” (top-nya istighfar, rajanya istighfar atau penghulu istighfar). Nabi Saw yang menamakannya dengan “sayyidul istighfar”. Lafaznya “sayyidul istighafar” bunyi;
اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت خلقتني وانا عبدك وانا على عهدك ووعدك ما استطعت وأعوذ بك من شر ما صنعت، أبوء لك بنعمتك علي وأبوء بذنبي فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت.
Dalam teks “sayyidul istighfar” tersebut terkandung banyak hal, bukan hanya permohonan ampun saja, tetapi sebelum memohon ampun kepada Allah seseorang harus; mengakui dengan sepenuh hati bahwa Allah adalah Tuhannya, ia mengakui dengan sepenuh hati bahwa tiada tuhan selain Allah, ia mengakui bahwa Allah-lah yang telah menciptakannya, ia mengakui bahwa ia adalah hamba-Nya, ia berusaha memenuhi dan patuh pada janji Allah semampu mungkin, ia berlindung kepada Allah dari keburukan yang pernah ia lakukan, ia mengakui bahwa banyak sekali nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya dan ia mengakui pula atas dosanya. Setelah itu semua, maka barulah ia memohon ampun kepada Allah dengan ungkapan ;
فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
(Ampunilah aku, tidak ada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau ya Allah).
Sayyidul istighfar tersebut jika dibaca dan diamalkan, maka orang itu akan dijadikan oleh Allah sebagai bagian dari penduduk syurga. Hal ini dijelaskan sendiri oleh Rasulullah Saw dalam sambungan hadis tersebut, yaitu;
ومن قالها من النهار موقنا بها فمات من يومه قبل أن يمسي فهو من أهل الجنة ومن قالها من الليل وهو موقن بها فمات قبل أن يصبح فهو من أهل الجنة.
Barangsiapa membacanya dengan penuh yakin pada siang hari, lalu ia meninggal dunia sebelum sore tiba, maka ia tergolong ahli syurga, dan barangsiapa membacanya dengan penuh yakin pada malam hari, lalu ia meninggal dunia sebelum subuh tiba, maka ia tergolong ahli syurga.
Bayangkan betapa dahsyatnya “sayyidul istighfar”. Orang yang mengamalkannya siang ataupun malam, lalu ia meninggal dunia, maka Allah akan memasukkanya ke dalam syurga. Karena itu, Rasulullah Saw sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa memohon ampunan kepada Allah. Jangan menganggap dosa itu sesuatu yang enteng, jangan pula menganggap istighfar itu hal sepele. Tapi, jadikanlah istighfar itu sebagai salah satu jalan taubat, jalan menuju ketaqwaan kepada Allah.
Rasulullah Saw sendiri yang maksum dan sudah dijamin Allah masuk syurga tetap saja beristighfar (memohon ampun) kepada Allah siang dan malam 100x, setidaknya lebih dari 70x. Hal ini sesuai dengan sabda baginda Nabi Saw;
1- يا أيها الناس توبوا إلى الله فإني أتوب إليه فى اليوم مئة مرة (رواه مسلم) وفي رواية؛ إني لأستغفر الله في اليوم مئة مرة.
2- والله إني لأستغفر الله وأتوب إليه في اليوم أكثر من سبعين مرة.
Jika Rasulullah Saw sendiri selalu beristighfar, maka sudah seharusnya kita umatnya yang sarat dengan dosa untuk selalu beristighfar kepada Allah. Apatah lagi, kondisi kita hari ini, dengan kemajuan teknologi yang begitu canggih, samakin membuka peluang untuk berbuat dosa kepada Allah ataupun kepada sesama manusia.
Kemajuan teknologi, selain membawa kemudahan dan ladang pahala, terkadang juga secara tidak sadar media sosial membawa kita terjebak dalam dosa, baik dosa mata, telinga, ucapan dan tulisan.
Karena itu, sekali lagi ” ayo kita amalkan sayyidul istighfar. Wa Allahu A’lam.